Semua Bab Istri Pengganti sang CEO: Bab 141 - Bab 150

911 Bab

Bab 141 Kamu Itu Bahkan Bukan Manusia!

Chelsea menelepon Olivia, tetapi yang mengangkat adalah manajernya. "Olivia sudah melihat berita di internet. Sekarang, dia mengurung dirinya di dalam van dan melarang semua orang masuk untuk menghiburnya." Manajer itu merasa menyesal sehingga berucap, "Aku seharusnya menghentikan dia dulu. Nggak seharusnya kubiarkan Olivia menjalin hubungan sialan ini!""Ini bukan salahmu. Tolong jaga Olivia, aku akan pergi mencari Robert," ujar Chelsea.Manajer itu berkata, "Sampai sekarang, kami masih belum bisa menemukan Robert ...."Chelsea langsung menyela, "Selama dia belum mati, pasti bisa ditemukan."Saat ini, Chelsea benar-benar emosi. Dia ingin sekali menemukan dan menghajar Robert tanpa ampun.Setelah mengakhiri panggilan, dia tiba-tiba mendengar suara ketukan pintu. Begitu membuka pintu dan belum sempat berkata apa pun, Ferdy telah berkata dengan santai, "Aku sudah menemukan Robert."Chelsea sangat terkejut. Tanpa berbasa-basi, dia langsung menggenggam tangan Ferdy sambil berucap, "Ayo, ba
Baca selengkapnya

Bab 142 Mengisyaratkan Dia Tidak Bisa Hamil?

Setelah Robert melakukan klarifikasi di internet, unggahannya segera menjadi topik trending nomor satu. Para netizen yang sebelumnya memaki Olivia baru sadar sekarang. Ternyata, foto kura-kura yang diunggah Olivia tanpa sebab sebelumnya adalah untuk menyindir Robert sebagai pengecut.[ Pria berengsek ini yang bikin masalah, tapi malah bersembunyi seperti kura-kura. Setelah masalahnya nggak bisa ditutupi lagi, dia baru muncul untuk minta maaf! ][ Sekarang, kelihatannya Olivia cukup bijaksana. Dia seharusnya sudah tahu kebenaran ini pada hari hubungan asmaranya terekspos, tapi dia nggak mengatakan apa pun. Apakah itu karena dia adalah korban? ][ Pacar Robert benar-benar aneh. Dia tahu pacarnya berselingkuh, tapi malah menyalahkan Olivia sepenuhnya. ]Kolom komentar mulai heboh. Situasinya mulai memanas lagi, tetapi semua orang tampak membela Olivia.Sementara itu, di dunia nyata, Robert diseret ke kamar pembantu oleh Chelsea. Saat ini, setengah jam sudah berlalu. Jeritan dan permohonan
Baca selengkapnya

Bab 143 Jangan Bicara Terlalu Cepat!

Begitu Anissa berkata demikian, beberapa pengawal di belakangnya langsung mengepung Chelsea. Pengawal yang berdiri di depan meminta maaf dengan berkata, "Bu Chelsea, maaf kalau kami nggak sopan."Chelsea tahu jelas bahwa apa pun hasil pemeriksaannya nanti, dia pasti akan didiagnosis mandul. Akan tetapi, dia tidak dapat bertindak di hadapan Anissa.Sementara itu, Anissa menunduk sambil memarahi, "Apa lagi yang kalian tunggu? Cepat bawa dia ke rumah sakit!""Siapa yang berani menyentuhnya?" tanya Ferdy dengan suara dingin. Kata-kata ini membuat para pengawal ketakutan hingga tidak berani bergerak.Anissa pun menatap cucunya dan bertanya dengan kejam, "Apa sekarang kamu ingin melawan Nenek demi wanita jelek ini?""Dulu, Nenek yang memaksaku untuk menikahinya, tapi sekarang malah ingin membawanya pergi. Nek, aku ingin tanya, apa yang sebenarnya Nenek inginkan?" tanya Ferdy sambil menatap Anissa. Nada bicaranya terdengar tenang, tetapi auranya sangat mengerikan.Anissa yang kesal pun berkat
Baca selengkapnya

Bab 144 Tidak Punya Nyawa untuk Menghabiskannya

Setengah jam kemudian, Chelsea diantar pulang. Sebelum keluar mobil, Anissa menahan Chelsea dan berpesan padanya. Baru setelah itu, Anissa membiarkan Chelsea pergi.Begitu masuk ke rumah, Ferdy langsung menarik lengan Chelsea yang belum sempat mengganti sepatu. Dia bertanya, "Apa yang kamu bicarakan dengan Nenek?"Chelsea menjawab dengan acuh tak acuh sambil mengangkat bahunya, "Apalagi selain masalah anak? Ulur waktu sebisa mungkin. Kalau nggak bisa, baru minta bantuan Kakek.""Nenek membiarkanmu pulang begitu saja?" tanya Ferdy dengan curiga.Chelsea mengulangi percakapannya dengan Anissa di dalam mobil pada Ferdy, kecuali kesepakatan yang telah mereka buat. Jika tidak bisa hamil dalam setahun, dia harus bercerai dengan Ferdy. Dia pun setuju. Waktu 1 tahun sudah cukup baginya. Memangnya dia akan hidup selamanya bersama Ferdy?Chelsea merasa lelah setelah dibombardir oleh Anissa. Dia menarik kembali tangannya, lalu berkata dengan santai, "Aku tidur dulu."Ferdy berdiri di tempatnya se
Baca selengkapnya

Bab 145 Kamu Kabur?

Chelsea dengan mudah memukul beberapa pemuda preman itu sampai babak belur. Sayangnya, teh susunya tumpah. Saat dia berjongkok, seorang preman berambut pirang gemetar ketakutan, seakan-akan melihat penampakan hantu."Punya uang nggak? Ganti rugi untuk teh susuku," tanya Chelsea."Ada … ada, jangan pukul aku," jawab preman berambut pirang. Dia buru-buru merogoh semua uangnya dan memberikannya ke tangan Chelsea, lalu beranjak dari tanah dan melarikan diri."Eh!" panggil Chelsea. Namun, preman berambut pirang berlari dengan lebih cepat. Dia merasa tidak berdaya. Dia hanya ingin mengembalikan uang padanya. Tidak butuh uang sebanyak itu untuk membeli segelas teh susu saja.Saat ini, terdengar suara seseorang yang ketakutan dari atas kepala Chelsea. "Kakak." Begitu mendongak, Chelsea bertatapan dengan mata laki-laki yang sangat jernih. Theo yang sekarang berbeda jauh dengan Theo versi mengamuk yang dia temui di rumah Keluarga Milano waktu itu.Chelsea berdiri, lalu melambaikan uang di tanga
Baca selengkapnya

Bab 146 Dia Butuh Diberi Pelajaran!

Chelsea terbangun karena keributan di bawah. Saat dia hendak keluar kamar untuk melihat situasi, Kasih dengan panik mendorongnya ke dalam kamar. "Non, jangan keluar dulu. Pak Brian sepertinya salah paham denganmu. Sekarang, dia datang bersama tim pengawal untuk bawa kamu ke kediaman!"Seketika, rasa kantuk Chelsea hilang dan hatinya menjadi gelisah. Gawat! Cepat sekali Brian mengetahui perbuatannya? Di bawah, Brian dan Ferdy sedang berhadapan. Ferdy berdiri di tangga, menghalangi pengawal untuk naik dan menangkap Chelsea. Brian berteriak dengan marah, "Kamu masih membelanya? Kamu tahu nggak apa saja yang dia lakukan hari ini? Beraninya dia melukai Theo!"Ferdy tertegun sejenak. Chelsea bertemu dengan Theo hari ini? Tidak heran wanita itu bersikap aneh saat pulang, ternyata karena menyembunyikan sesuatu darinya."Hari ini, aku harus bawa dia ke kediaman untuk diinterogasi secara langsung di depan Theo. Kalau memang dia yang melukai Theo, nggak akan kuampuni dia!" seru Brian dengan waja
Baca selengkapnya

Bab 147 Ferdy Tidak akan Melindunginya Lagi

Theo berlari menuruni tangga dan menghalangi di depan Chelsea. Dia terus menggelengkan kepala dan melambaikan tangannya sembari berkata, "Bukan, bukan …. Bukan Kakak ….""Theo, kenapa kamu turun? Mama akan menuntut balasan atas semua luka yang kamu terima. Theo, naik ke kamarmu," bujuk Sharren dengan sabar. Kemudian, dia menyuruh pelayan untuk membawa Theo pergi.Theo menjadi cemas dan mengentakkan kakinya, tetapi tidak tahu harus mengatakan apa selain kata "bukan".Melihatnya, Anissa bertanya, "Theo, maksudmu, bukan Kakak yang pukul kamu, ya?"Theo mengangguk dengan sekuat tenaga. Anissa bertanya lagi, "Kalau begitu, kenapa kamu bisa terluka?"Theo tidak bisa menjawab dan terbata-bata. Pada akhirnya, dia menjambak rambutnya sambil berteriak-teriak. Melihat itu, hati Sharren terasa perih. Dia bergegas memeluk Theo, lalu menangis sembari berkata pada Anissa, "Mama, Theo nggak tahu apa-apa. Kenapa Mama paksa dia? Pasti Chelsea ancam Theo untuk jangan beritahukan kebenarannya, jadi Theo
Baca selengkapnya

Bab 148 Ferdy Harus Dibunuh

Hujan yang turun mendadak mengguyur halaman rumah Keluarga Milano dan membasahi Chelsea. Rotan terus memukul punggungnya. Air hujan membasahi pakaiannya sehingga darah dari lukanya mengalir ke mana-mana. Chelsea berjuang keras untuk bertahan, walau wajahnya sangat pucat. Chelsea tiba-tiba teringat akan masa kecilnya yang sadis di daerah perbatasan. Saat itu, lukanya jauh lebih parah dan sering mengalami cedera fisik, tetapi tidak pernah begitu sakit seperti sekarang. Hatinya sangat amat sakit, seolah-olah rotan itu tidak memukul badannya, melainkan hatinya.Entah mengapa, Chelsea menerima pukulan rotan begitu saja. Dia ingin memaksa dirinya untuk menemukan jawaban, meskipun tahu semua ini akan berakhir jika dia berpura-pura pingsan.Orang-orang Keluarga Milano menonton di depan pintu. Baru kali ini mereka melihat seseorang yang begitu keras kepala. Mereka berpikir Chelsea hanya sanggup menerima belasan pukulan. Tak disangka, puluhan rotan pun tidak membuatnya tunduk.Sosok wanita di
Baca selengkapnya

Bab 149 Apa Harus Bercerai?

Setelah kembali dari kediaman Keluarga Milano, Chelsea tinggal di Harbourside Villa untuk memulihkan lukanya. Chelsea memang bisa berbicara dengan Ferdy, tetapi hubungan mereka masih terasa canggung.Kasih membantu Chelsea mengganti perban di punggungnya 2 hari sekali. Setiap kali mengganti perban, Kasih akan sedih sampai matanya merah. Hari ini, Chelsea telungkup. Dia merasakan ada tetesan air di belakang punggungnya. Begitu menoleh, dia melihat Kasih buru-buru mengusap air mata. Chelsea merasa terharu dan berkata, "Bi Kasih, ini cuma luka kecil. Dulu, aku pernah dapat luka yang lebih parah dari ini dan aku nggak nangis. Kenapa sekarang malah Bibi yang nangis?""Non bilang apa sih? Kulit Non begitu lembut, mana mungkin bisa menahan luka?" Kasih mendengus, lalu mengolesi obat dengan perlahan sembari melanjutkan, "Non itu masih gadis, nggak boleh ada bekas luka di belakang punggung, nanti jelek.""Aku saja nggak keberatan dengan bekas luka di wajahku. Lagi pula, siapa yang akan melihat
Baca selengkapnya

Bab 150 Bukankah Hanya Uang?

Malam hari, Chelsea menyelinap keluar dari Harbourside Villa tanpa memberi tahu siapa pun. Dia yang paling tahu tentang kondisinya sendiri. Luka kecil itu sama sekali tidak bisa menjadi penghalang baginya untuk keluar. Dia memakai baju yang lebih longgar sehingga tidak mengenai lukanya.Setibanya di Joy Club, dia melihat Olivia memesan sebotol bir Armand de Brignac. Aroma bir tersebut menyebar ke seluruh ruangan. Chelsea mengikuti pelayan pengantar bir menuju tempat duduk Olivia. Terlihat Olivia yang sudah mabuk. Satu tangannya sedang memegang dasi seorang pria tampan, sedangkan yang satunya lagi menjambak rambut pirang pria itu. Olivia bertanya dengan mabuk, "Aku nggak suka warna rambutmu ini. Kamu bisa cukur nggak?" Melihat ini, Chelsea tertawa terbahak-bahak. Olivia bahkan tidak mau melihat warna yang mirip dengan warna rambut Robert. Chelsea menarik Olivia sembari bertanya, "Nona Olivia, kamu sudah mabuk sebelum aku tiba?""Aku senang!" pekik Olivia. Dia membentangkan kedua tangan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
92
DMCA.com Protection Status