Semua Bab Saya Tiba-tiba Menjadi Ibu Anak CEO: Bab 551 - Bab 560

660 Bab

Bab 581 Terkadang, Mengenal Seseorang Lebih Penting Dari Mengenal Uang

Cintia terkejut.Pada saat itu juga, Cintia baru menyadari kalau dia masih bersandar pada Leon, memeluk pinggang Leon erat dengan kedua tangannya.Cintia langsung melepaskan pelukannya dan duduk dengan benar."Yang tadi itu tidak disengaja," jelas Cintia.Leon mencibir.Jelas kalau dia tidak percaya.Namun, Leon tidak mengatakan apa pun demi menjaga reputasi Mallen.Akan tetapi, raut wajah Leon yang seperti itu membuat Cintia kesal.Leon pikir kalau dirinya itu hebat?Dia pikir semua wanita akan menempel padanya?Cintia menggeser badannya dan duduk menjauhi Leon.Cintia membuat jarak di antara mereka."Demi keamanan, lebih baik Nona Cintia menggunakan sabuk pengaman," kata Leon mengingatkan.Cintia menarik napas dalam-dalam.Cintia mengingatkan dirinya agar tidak marah.Cintia tahu kalau perkataan Leon itu bukan bentuk perhatian, tetapi takut Cintia akan beralasan untuk kembali menerkamnya.Cintia menggertakkan giginya dan memasang sabuk pengaman.Mobil pun sampai di tempat tujuan.Mal
Baca selengkapnya

Bab 582 Kamu Punya Pacar?

"Lagi pula, aku dan Nona Cintia tidak dekat. Tidak bisa merepotkannya seperti itu.""Ini 'kan sedang didekatkan." Mallen merentangkan tangannya.Kalau tidak, mengapa Mallen mengajak mereka berdua untuk makan malam bersama hari ini?Ponsel Leon berdering sebelum dia menjawab Mallen.Dia melirik pada panggilan masuk di ponselnya, tatapan matanya berubah."Maaf, aku keluar dulu untuk mengangkat telepon."Leon pun berdiri dan beranjak keluar.Mallen melihat punggungnya dan menoleh pada Cintia, lalu berkata, "Jangan pedulikan sikapnya itu. Dia tidak terlihat gampang bergaul dengan orang, tapi dia adalah pria yang baik. Saat terakhir kali aku terkena masalah di Negara Malta, dia yang membantuku untuk membereskan semuanya.""Mungkin aku dan dia memiliki medan magnet yang berbeda." Cintia tidak ingin menyembunyikannya lagi.Cintia benar-benar tidak bisa berpura-pura lagi."Hei, dia bukan sengaja menargetkanmu." Mallen menghela napas dan berkata, "Aku juga tidak bisa menyalahkannya. Kamu juga l
Baca selengkapnya

Bab 583 Tidak Terduga

Cintia meninggalkan restoran.Dia sudah menahan amarahnya.Sudah bertahun-tahun lamanya Cintia tidak pernah bertemu dengan orang yang berperilaku buruk seperti itu.Cintia menelepon Willy untuk datang menjemputnya.Jakarta di bulan Januari masih musim hujan.Cintia berdiri dan menunggu di jalan yang berangin.Makin Cintia memikirkannya, makin dia merasa marah.Belum pernah ada orang yang membuatnya marah seperti ini.Walaupun dulu Starvy memperlakukannya dengan buruk, dia masih memperlakukan Cintia dengan baik di depan orang lain.Cintia pun mengambil napas dalam-dalam.Dia lalu melihat sebuah mobil berhenti di depannya.Willy turun dari mobil dan melihat Cintia yang kedinginan. Dia lalu memeluk Cintia dan membuka pintu penumpang, membawa Cintia memasuki mobilnya.Cintia duduk di dalam mobil sambil menggosok tangannya.Karena sebagian besar tempat Cintia menghadiri acara sudah diatur suhunya, jadi dia tidak perlu mengenakan baju yang tebal.Tidak dapat dipungkiri, berpartisipasi dalam
Baca selengkapnya

Bab 584 Kekesalan Cintia

Tidak tahu apa karena terlalu panik, tidak tahu juga apa karena Cintia asal melilitkan handuknya. Pada saat itu juga, saat Cintia berteriak, handuknya terlepas dari tubuhnya.Terjatuh begitu saja di depan pria itu.Lalu ... Cintia telanjang begitu saja."Ah!" Cintia berteriak lebih kencang.Cintia memiliki reputasi yang buruk.Akan tetapi, itu semua hanya rekayasa orang lain.Cintia tidak pernah sekali pun merasa malu karena dirinya sendiri seperti ini.Teriakan Cintia membuat telinga Leon berdenging.Leon lalu melihat Cintia.Cintia yang bisa merasakan tatapan Leon, seketika juga wajahnya memerah. "Kamu ... kamu ... lihat apa kamu!""Bukannya kamu sengaja memperlihatkannya padaku?" Leon malah meremehkannya."Kamu ... kamu ... cepat tutup matamu, tutup matamu!""Kenapa?" Leon tetap santai.Mata Cintia pun memerah.Pria arogan dan tidak masuk akal ini benar-benar membuat Cintia kesal.Cintia mengambil handuknya di lantai dengan cepat dan berusaha untuk menutupi tubuhnya.Leon masih terb
Baca selengkapnya

Bab 585 Tidak Ada Yang Bagus Untuk Dilihat

"Ini kamarku!" ucap Leon dari balik pintu, dengan begitu jelas sambil menggertakkan giginya."Kamu ....""Aku baru menelepon layanan kamar dan dia salah memberikan kartu kamar kita. Nomor kamarku 999, nomor kamarmu 666! Saat resepsionis memberikan kartu kamar padamu, itu adalah kartu kamarku. Mengerti tidak?" Leon tidak begitu sabaran dan nada suaranya terdengar begitu kesal.Cintia tertegun sejenak.Bagaimana bisa hotel mewah seperti ini membuat kesalahan sepele seperti itu?"Kalau kamu sudah mengerti, cepatlah keluar," desak Leon dengan tidak sabaran. "Jangan tinggal terlalu lama di kamarku.""Siapa yang mau tinggal di kamarmu!" Amarah Cintia meledak.Cintia tidak bisa menahan kesabarannya di hadapan pria ini."Lalu kenapa kamu belum keluar juga?""Aku ... aku lupa membawa baju, sialan!" umpat Cintia.Satu-satunya pria yang membuat Cintia mengumpat.Saat Cintia masuk ke kamar mandi, dia hanya melepaskan bajunya di sofa.Cintia tidak membawa baju ganti saat dia masuk.Sekarang hanya a
Baca selengkapnya

Bab 586 Cintia dan Leon

Sebenarnya, Cintia tahu kalau Leon tidak tertarik kepadanya.Bahkan Leon sama sekali tidak mengedipkan matanya saat Cintia tidak mengenakan sehelai pakaian di luar tadi.Cintia hanya ingin membalas dendam terhadap Leon.Leon selalu berpikir, Cintia mencoba merayunya.Cintia terus menerus menganggu Leon hingga Leon mati rasa. "Diam!" Leon mengertakkan gigi.Cintia sama sekali tidak mendengarkan perkataan Leon.Leon dengan liar mendekati tubuh Cintia.Cintia mencoba mendorong Leon.Siapa sangka, Leon yang tidak terlihat gemuk terasa seperti tumpukan besi menimpa Cintia."Sekali lagi kamu gerak!" Ancam Leon.“Cepat bangun, dasar mesum!” Maki Cintia.Saat ini, Leon sangat ingin melampiaskan semua hinaan yang dia terima.Seketika mata Leon menegang, dia mengancam dengan dingin, "Mesum, ‘kan?"Matanya dengan jelas menunjukkan sedikit ancaman.Hati Cintia menegang, buru-buru ingin mendorong Leon.Cintia terus berkata, "Cepat bangun!"Seketika mata Cintia membelalak.Pria ini benar-benar tela
Baca selengkapnya

Bab 587 Salah Kamar

Cintia sangat ingin melompat dan menghajar Leon.Leon telah melihat tubuh Cintia dengan jelas. Siapa yang seharusnya marah?Kenapa Leon harus memarahi Cintia sambil menunjuk hidungnya!"Kamu tahu aku sedang berganti pakaian di dalam dan kamu bergegas masuk. Apa niatmu?" Cintia pun membalas teriakan Leon, "Kamu pasti tertarik dengan tubuhku, ‘kan? Kamu hanya berpura-pura saja!"“Gila kamu!” Leon pun memaki Cintia.Kemudian, tidak peduli dengan tubuh telanjang Cintia, Leon berjalan menuju Cintia, mengambil ponselnya yang entah kapan terjatuh di lantai. Setelah itu Leon pun pergi menjauh dari Cintia.Brengsek!Cintia sangat marah hingga tubuhnya gemetar.Bagaimana dia bisa bertemu pria menjijikkan seperti itu?Cintia segera mengenakan pakaiannya dengan perasaan marah, memastikan tubuhnya tidak terlihat lagi, lalu berjalan keluar dari kamar mandi.Saat ini, Leon berbaring lagi di tempat tidur sambil memainkan ponselnya.Melihat Cintia keluar, Leon mengangkat kelopak matanya sedikit, tanpa
Baca selengkapnya

Bab 588 Isomnia Cintia

Berarti dapat disimpulkan kalau masker wajah tersebut tertinggal di kamar Leon.Cintia mempunyai kebiasaan, setiap malam harus menggunakan masker wajah sebagai perawatan diri.Lagi pula, umur Cintia hampir dua puluh sembilan tahun, jadi dia merasa harus merawat dirinya.Namun, kalau dipikir-pikir, jika dia pergi mengambil masker itu sekarang, entah apa yang akan dikatakan Leon padanya.Lebih baik, tidak usah pergi.Waktu sudah sangat larut, kalaupun membeli tidak mungkin.Cintia berpikir, dia lebih baik segera tidur.Hari ini hari yang cukup sibuk dan melelahkan bagi Cintia, dia pun berbaring di tempat tidur.Malam ini, tidak perlu meminum obat tidur melatonin.Dalam keadaan setengah sadar, tiba-tiba Cintia terbangun, karena mendengar ketukan pintu.Cintia terkejut.Sulit baginya untuk dapat tidur pulas tanpa obat. Siapakah itu?Cintia dengan kesal membuka selimutnya dan berdiri. Rambutnya berantakan, dia membuka pintu dengan agak sedikit kasar.Ternyata Leon yang berdiri di depan pint
Baca selengkapnya

Bab 589 Makian Leon

Cintia telah memilih satu set pakaian yang cukup tebal.Setelah memakainya, dia masih merasa kedinginan.Dia berpikir untuk membeli satu set pakaian yang lebih tebal dengan Willy setelah meninggalkan hotel.Cintia membuka pintu kamar hotel, lalu berjalan memasuki lift.Saat baru akan masuk, Cintia melihat bayangan yang tidak asing.Sungguh pepatah yang mengatakan, musuh akan sering bertemu di jalan yang sama.Mengapa di manapun, aku terus bertemu dengan Leon?Ketika Leon melihat Cintia, raut wajah Leon pun tidak terlalu baik, dia berkata dengan wajah kesal, "Kamu sungguh tahu cara memilih waktu."Cintia mengabaikan Leon.Tidak perlu banyak bicara ketika menghadapi pria yang tidak tahu malu sepertinya.Lift pun turun.Berhenti di tengah jalan.Tiba-tiba banyak orang masuk.Sepertinya grup travel ibu-ibu. Cintia pun agak sedikit terdesak masuk. Ada seorang Nyonya secara tidak sengaja menabrak Cintia.Cintia secara tidak sengaja, terjatuh ke belakang, tepat di tubuh Leon.Tanpa berpikir
Baca selengkapnya

Bab 590 Pakaian Tipis di Musim Dingin

“Anak muda jaman sekarang sangat tidak berkualitas, sungguh tidak berkualitas!” Si ibu tersebut berjalan sambil terus memaki.“Ternyata bukan orang tua yang menjadi jahat, tapi orang jahat yang menjadi tua.” Leon pun tidak mau kalah dan balik memarahinya.Cintia pun kesal melihat kelakukan si ibu tersebut.Namun, hati Cintia justru merasa senang.Biasanya para ibu-ibu memang suka memanfaatkan usianya, untuk bertindak tidak sopan.Lift pun tiba.Si ibu itu beserta teman-temannya keluar sambil mengumpat.Cintia pun menggerakkan tubuhnya.Leon segera melepaskan Cintia.Seperti dia telah menyentuh sesuatu yang kotor.Leon masih dengan mulut kasarnya berkata, "Jangan berpikir macam-macam, aku memarahi ibu itu bukan karena kamu. Dia mendesakmu, kamu pun nanti akan mendesakku. Aku paling tidak suka bersentuhan fisik dengan orang lain."“Aku tidak peduli,” Cintia segera keluar dari lift.Awalnya Cintia ingin mengucapkan "terima kasih", tapi menurutnya itu tidak perlu.Cintia pun segera berjala
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5455565758
...
66
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status