Semua Bab Saya Tiba-tiba Menjadi Ibu Anak CEO: Bab 381 - Bab 390

660 Bab

Bab 381 Kamu Tidak Akan Mengerti

"Steven, kenapa kamu berbicara seperti itu pada kakakmu!" ucap Minarto, ayah Steven dan Bryan, dengan tegas."Tidak apa-apa," kata Bryan dengan santai. "Setelah bertahun-tahun, karakter Steven tidak berubah sama sekali.""Sudah dari kecil Kakak adalah anak kebanggaan Ayah dan Ibu. Apa yang bisa aku ubah? Berubah pun, tetap tidak bisa dibandingkan dengan seujung kuku Kakak," ucap Steven mencela dirinya sendiri. "Teman-temanku ada di sana. Aku akan ke sana menyambut mereka, jadi kalian sekeluarga bisa berkumpul bersama.""Steven!" Minarto menahan amarahnya.Di depan banyak tamu, dia tidak bisa benar-benar memarahi Steven, bukan?Tidak tahu kenapa kedua orang kakak beradik ini memiliki karakter yang jauh berbeda. Padahal keduanya dilahirkan dari orang tua yang sama. Sedari kecil, Bryan adalah seorang yang pintar dan bijaksana, tidak pernah membiarkan orang tuanya khawatir. Hanya satu pemberontakan yang dia lakukan, yaitu tidak ingin mengambil alih Grup Kartadi hanya untuk melanjutkan pene
Baca selengkapnya

Bab 382 Bagi Keluarga Kartadi, Steven Adalah Orang Yang Tidak Bisa Diharapkan

"Hm." Samuel mengatakan satu kata itu dan berkata pada Steven, "Aku pergi dulu."Steven menganggukkan kepalanya.Dia juga tahu tekanan yang dialami Samuel beberapa waktu ini.Samuel pun menjauh.Doni pun segera beranjak pergi."Kenapa kamu pergi buru-buru? Apa yang ingin kamu lakukan?" Steven tidak bisa mengatakan sepatah kata pun. "Pesta sudah berakhir, ayo kita pergi minum.""Aku tidak pergi. Aku akan pulang untuk menemani pacarku. Aku takut dia kesepian.""Doni, apa kamu bisa berhenti memikirkan hal-hal romantis? Menjijikkan.""Jangan mencari masalah denganku kalau kamu tidak bisa meraihnya." Doni tidak memedulikan Steven sama sekali."Pergi sana!" Steven berkata dengan kelu.Doni pun tidak keberatan dengan itu. Yang terpenting, dia merasa sangat senang."Sebentar," panggil Steven pada Doni lagi."Aku benar-benar tidak bisa menemanimu ke klub malam ....""Bawa ini." Tiba-tiba Steven memberikan dua buah plester luka pada Doni.Doni terkejut saat melihatnya."Kamu ternyata membawa ben
Baca selengkapnya

Bab 383 Kita Harus Punya Anak

Malam telah larut.Steven pulang dalam keadaan sedikit mabuk.Ketika membuka pintu kamar, Steven melihat Laura duduk menunggunya di kamar.Lalu, Steven melihat jam.Setelah memastikan berkali-kali, ternyata sekarang sudah pukul setengah tiga pagi.Steven baru sempat pulang setelah mengantarkan Jimmy yang mabuk ke rumah.Pada saat ini, kenapa Laura tidak di kamarnya sendiri dan malah berada di kamar Steven?Perlu diketahui kalau kebiasaan tidur Laura, sama seperti orangtuanya, tidur lebih awal dan bangun lebih awal.Itulah kenapa mereka selalu tidur di kamar yang berbeda.Pada awalnya, orangtua Steven tidak setuju, tetapi akhirnya mereka tetap mengalah karena Steven selalu pulang larut malam dan itu sangat mengganggu tidur Laura.Bagi orangtuanya, Steven itu bak air tumpah yang tak dapat dipungut lagi. Mereka tidak berharap ada perubahan apa pun dari anak mereka ini."Apakah kamu masuk ke kamar yang salah?" tanya Steven sambil mengangkat alisnya, kemudian melanjutkan dengan nada sarkast
Baca selengkapnya

Bab 384 Itu Bukan Pacarku

Tangan kecil Laura menyelinap keluar dari balutan pakaian Steven, bersiap-siap untuk mematikan lampu.Namun, sebelum tindakan ini sempat dilakukan, tubuh Laura sudah tertidur rata di atas kasur setelah didorong Steven.Laura sontak kaget.Bagi Laura, tubuh setinggi 190 sentimeter itu bak makhluk raksasa. Laura selalu merasa jika ditekan oleh pria itu, maka Laura akan mati terhimpit.Wajah Steven mendekati Laura, hampir menyentuh bibir wanita itu.Tiba-tiba, Laura menggeliat dan menghindar.Steven mengerutkan kening."Ada apa? Ingin menjadi pelacur tapi mau sok jual mahal?" ujar Steven."Kita tidak perlu berciuman untuk melahirkan anak," protes Laura."Jadi, kita hanya sedang kawin?" tanya Steven dengan sinis."Bisa dibilang meneruskan keturunan," kata Laura mencari kata-kata yang terdengar lebih enak."Persetan meneruskan keturunan!" teriak Steven dengan marah.Sekujur tubuh Steven dipenuhi amarah.Steven bangkit dari atas Laura dan berkata, "Bukankah kamu menyukai kakakku? Kalau mau p
Baca selengkapnya

Bab 385 Aku Memang Suka Yang Lebih Tua

Laura menatap Bryan, namun tak segera memberikan respon."Berdasarkan rencana atasan, setelah kembali, aku tidak akan lagi berdinas ke luar negeri. Aku akan terus tinggal di Bandung, mungkin kadang-kadang akan pergi ke markas besar di Jakarta," jelas Bryan lagi."Bagus juga, bisa lebih dekat dengan rumah," jawab Laura sambil tersenyum tipis."Aku ....""Sudah malam, Kak Bryan. Beristirahatlah lebih awal," potong Laura."Baiklah." Kata-kata yang akan diucapkan Bryan terhenti di bibirnya.Laura kembali ke tempat tidur. Seharusnya sudah sangat lelah, tetapi Laura tetap saja sulit untuk tidur. Setiap kali menutup mata, berbagai gambar yang berantakan muncul di kepalanya, membuat Laura merasa sangat tidak nyaman.Karena itu, Laura pun terjaga hingga pagi.Kemudian, sesuai rutinitas harian, Laura bangun dan bersiap untuk bekerja.Keluarga sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan.Bryan dan gadis yang dibawanya pulang semalam, Cindy Hidayat, juga ada di sana. Namun, Steven tidak ada. Pria
Baca selengkapnya

Bab 386 Waktu Bisa Mengubah Segalanya

"Apa!"Meskipun hanya melalui layar, Laura bisa merasakan keterkejutan Lily.Setelah beberapa saat, Lily membalas, "Jangan bilang kamu ingin menyenangkan hati Steven sialan itu?""Tidak sepenuhnya," balas Laura."Berarti benar," balas Lily."Orangtuanya ingin aku dan Steven memiliki anak," balas Laura."Jadi kamu ingin memenuhi keinginannya?" tanya Lily."Keluarga Kartadi memperlakukanku dengan baik," balas Laura."Benarkah?" Lily agak tidak percaya.Laura tidak memberikan banyak penjelasan.Bagi Laura, banyak hal yang bisa diterima, jadi tidak perlu memberontak."Doni bilang Bryan sudah kembali." Tiba-tiba Lily mengubah topik pembicaraan."Dia pulang kemarin dan kebetulan bisa menghadiri pesta ulang tahun Steven.""Apakah perasaanmu terhadapnya ....""Sudah menghilang. Aku tidak berbohong padamu. Mungkin masih ada sedikit gejolak emosi, tapi sepertinya waktu benar-benar dapat meredam segalanya. Ada suatu saat, aku merasa sangat tertekan, tapi sekarang saat melihatnya, aku malah menjad
Baca selengkapnya

Bab 387 Seharusnya Kamu Lebih Jujur

Di dalam grup WhatsApp beranggotakan empat orang.Tiba-tiba, Doni mengirimkan pesan, "Ada apa … dengan pacarku?"Dalam waktu kurang dari sepuluh detik, pesannya langsung dihapus.Padahal Doni rencana mengirim pesan pribadi ke Steven, tetapi karena ceroboh, dia malah mengirimkannya ke dalam grup.Steven kebetulan melihat pesannya.Sontak, Steven langsung membalas di dalam grup empat orang itu, "Doni, kenapa kamu hapus? Aku sudah membaca semuanya."Doni tidak membalas."Ada apa lagi? Jelas dia tidak suka padamu," balas Steven di dalam grup.Steven bahkan sengaja tag @Doni beberapa kali.Doni benar-benar tidak tahu mau balas apa.Akhirnya, Doni pun mengirim pesan pribadi ke Steven, "Aku ini salah kirim, sialan. Bisakah kamu tidak bahas di grup?""Hmm, sepertinya kamu cukup memperhatikan citra dirimu," balas Steven dengan santai."Aku dan pacarku belum sampai ke tahap itu," jelas Doni dengan jujur."Serius? Apa kalian begitu polos? Doni, usiamu sudah 20 tahun lebih, bukan lagi anak remaja.
Baca selengkapnya

Bab 388 Teruskan

Terasa sedikit sakit.Namun, tidak hanya sakit yang dirasakan Laura."Jika kamu ingin tidur denganku, bisa saja sekarang," ujar Steven sengaja menantang Laura.Steven sudah bosan dengan penampilan Laura yang tidak berubah.Raut wajah Laura menjadi lebih suram.Selera aneh Steven ....Sejujurnya, Laura benar-benar ingin menampar wajah pria itu.Lily memanggil Steven anjing dan itu sama sekali tidak salah.Laura menarik napas dalam-dalam, memberi tahu dirinya sendiri untuk tidak marah.Namun, pada saat ini.Pintu kantor tiba-tiba dibuka oleh seseorang."Kak Laura ... Ah!"Cindy tiba-tiba berteriak, seolah-olah melihat sesuatu yang tidak seharusnya dia lihat.Lalu di belakang Cindy, berdirilah Bryan.Laura segera berdiri dari pangkuan Steven.Akhirnya, Laura pun kaget karena ada orang yang tiba-tiba masuk kantornya.Jari Steven bergerak sedikit.Dibandingkan dengan kepanikan Laura, Steven jelas lebih tenang.Steven mengalihkan pandangannya ke arah dua orang di pintu dan berkata, "Ini hany
Baca selengkapnya

Bab 389 Air Mata dan Cuaca Dingin

Air mata.Setetes demi setetes jatuh ke lantai.Laura tidak bisa mengingat kapan terakhir kali dirinya menangis.Seiring dengan bertambahnya usia, segalanya seolah terlihat lebih mudah bagi Laura.Kemarin malam, setelah diusir dari kamar oleh Steven, Laura bisa menghadapinya dengan tenang.Namun, saat ini ….Laura merasakan rasa malu yang begitu mendalam.Penghinaan dan rasa malu yang besar terus-menerus meluap dari hatinya.Laura benar-benar sangat membenci Steven.Laura sudah membenci pria itu sejak kecil!…Jimmy terbangun karena sebuah telepon.Sebuah panggilan untuk mengonfirmasi sesi syuting pada sore hari.Setelah keluar dari rumah Keluarga Purnomo, pekerjaannya tidak terlalu terpengaruh.Keluarga Purnomo masih memperlakukan dirinya lebih baik dibandingkan dengan Lily.Setelah terbangun, Jimmy tidak bisa tidur lagi.Jimmy hanya merasakan sakit kepala yang hebat, membuatnya sangat kesakitan.Memang, alkohol bukanlah hal yang baik.Tidak hanya tidak bisa membuatmu melupakan banyak
Baca selengkapnya

Bab 390 Hujan Pertama di Tahun Ini

Jimmy hanya bisa menatap punggung Lily yang berjalan dengan terburu-buru.Jimmy pun tersenyum sendirian dengan kesepian.Orang yang tak bisa melupakan masa lalu hanyalah Jimmy sendiri.Akhirnya, Jimmy pun bangkit.Sekujur tubuhnya terasa beku.Jimmy berpikir untuk pergi.Namun, tanpa sadar, Jimmy melangkah mengikuti jejak Lily.Ini sudah larut malam. Dalam cuaca dingin, hampir tak ada orang di jalanan selain Lily yang berjalan sendirian ... itu tidak aman.Jimmy menjaga jarak sambil mengikuti Lily.Lily benar-benar tidak menyadari ada yang mengikuti dirinya. Dia hanya ingin segera makan bubur kacang ijo dan pulang.Saat tiba di toko kecil, Lily memesan semangkuk bubur kacang ijo.Pemilik toko pun mengobrol dengan Lily, "Kenapa tidak datang bersama pacarmu hari ini?""Dia ada urusan," balas Lily.Lily menundukkan kepalanya lebih rendah.Meskipun telah diboikot total, namun Lily tetaplah figur public sebelumnya. Dia tidak ingin dikenali."Pacarmu sangat baik padamu. Suatu kali dia datang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3738394041
...
66
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status