Home / Romansa / Saya Tiba-tiba Menjadi Ibu Anak CEO / Chapter 281 - Chapter 290

All Chapters of Saya Tiba-tiba Menjadi Ibu Anak CEO: Chapter 281 - Chapter 290

660 Chapters

Bab 281 Menjadi Orang yang Sabar dan Pengertian

Malam itu, Erikson pada akhirnya tidak bisa menguasai cara membaca dengan lancar.Cintia sudah tidak tega untuk memaksa Erikson lagi dan lantas menyuruh Erikson untuk tidur lebih awal, kemudian Cintia akan kembali untuk mengajarinya kembali besok.Setelah berbaring di tempat tidur, Erikson tidak ingin Cintia pergi. Erikson memasang wajah yang memelas dan Cintia tidak dapat menolaknya. Cintia pun ikut menemaninya tidur.Setelah keduanya tertidur, sifat Erikson yang patuh membuat hati Cintia luluh kembali.Dia tidak bisa menahan dirinya lagi, kemudian menurunkan kepalanya dan mengecup dahi Erikson sesaat.Setiap kali akan berpisah, dia selalu merasa enggan untuk melepas Erikson.Cintia lantas berdiri dan siap untuk pergi."B-a, pa, ba, bo …." Erikson tiba-tiba berbicara dalam tidurnya.Hati Cintia terasa begitu sakit.Dia mulai meragukan dirinya sendiri, apakah dia benar-benar sudah terlalu ekstrem.Cintia hanya tidak ingin Erikson ditertawakan oleh teman dan gurunya di sekolah, tetapi
Read more

Bab 282 Apa Mungkin karena Ibu Kandung?

Cintia turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam lift.Sama sekali tidak berpamitan dengan Samuel.Sudut bibir Samuel tersenyum sedikit.Perempuan itu benar-benar orang yang tidak tahu berterima kasih.Beberapa hari berikutnya.Cintia selalu pergi ke rumah Samuel. Esok harinya, Cintia sengaja makan malam terlebih dahulu sebelum pergi ke rumah Samuel. Namun hasilnya, Erikson masih juga memaksanya untuk makan malam bersama. Saat Cintia menolak Erikson, Erikson akan memasang raut wajah yang sedih dan mengatakan apakah Mami tidak suka makan malam bersama Erikson.Cintia tidak tega melihat tatapan yang memilukan dari Erikson.Beberapa hari berikutnya, Cintia akhirnya memutuskan untuk pergi dan sekalian makan malam saja di sana.Cintia pun mulai terbiasa melakukannya."Mami, guruku bilang kalau Jumat ini ada rapat guru dan orang tua tengah semester ini. Masih ada pertandingan olahraga, Mami bisa datang mengikutinya? Aku sudah mendaftar untuk lari jarak pendek, berenang, dan lompat tinggi,
Read more

Bab 283 Kepulangan Seorang Tamu

Cintia terkejut selama beberapa detik.Pada momen berikutnya, Cintia tidak dapat menahan dirinya dan berteriak, "Kenapa kamu tidak bilang dari awal?"Tadi, semakin lama dirinya berbicara, Cintia juga semakin takut.Apa Samuel ini memang suka mengerjainya?"Kamu tidak memberikanku kesempatan untuk berbicara,” ucap Samuel dengan terang-terangan.Cintia semakin dibuatnya geram.Kalau begitu, omongan lebar yang Samuel pamerkan tadi itu cuma omong kosong, 'kah?Cintia juga jarang berdebat dengan Samuel.Setelah menyelesaikan kue itu, Cintia langsung pulang.Seperti biasanya, Samuel masih mengendarai mobil dan menemani dari belakang mobil Cintia untuk mengantarkan Cintia pulang.Dua hari pun berlalu.Cintia masih terus mengajar Erikson cara membaca di kamar Erikson.Cintia merasa seperti mendengar sesuatu di luar, tetapi peredam suaranya terlalu bagus. Cintia hampir berpikir kalau dirinya sedang berhalusinasi. "D - u - o, duo." Cintia mengajar Erikson dengan sabar.Sejak tahu tentang IQ Eri
Read more

Bab 284 Yang Sudah Berlalu, Biarkanlah Demikian

Suara bunyi pintu yang dibuka pun terdengar.Yulia memutar kepalanya dan melihat Cintia kepada Cintia tanpa sedikit rasa marah pun tidak merasa begitu senang. Yulia memasang wajah yang ramah dan menyapanya, "Nona Cintia, kamu di sini juga. Benar-benar kebetulan, ya."Cintia tidak tahu bagaimana harus menanggapi keramahan Yulia itu.Mengingat latar belakang Keluarga Tambunan, sangat tidak mungkin bagi Yulia untuk tidak tahu hubungan Cintia dengan Samuel. Yulia juga pastinya sudah tahu kalau Erikson adalah anak dari Cintia.Cintia juga tidak tahu apakah Yulia benar-benar menyukai Samuel sehingga tidak keberatan dengan kehadiran Cintia, atau justru yakin kalau tidak ada wanita lain yang bisa merebut Samuel dari Yulia. Bisa mungkin juga, semua ini hanyalah samaran. Semua ini hanyalah sandiwara di hadapan Samuel. Tidak peduli apa alasannya, selama Samuel dan Yulia bertunangan kehadiran Cintia juga tidak akan dianggap ada.Cintia tidak begitu tidak peduli dengan hal ini. Dia juga bisa berpu
Read more

Bab 285 Dia Masih Orang yang Sama

Samuel merapatkan bibirnya dengan kuat dan masih tidak ingin menoleh kepada Yulia.Yulia yang masih berada di belakang Samuel lanjut menjelaskan, "Kakek Frans yang memintaku untuk datang. Dia bilang kalau aku sudah lama tidak pernah datang ke Kota Bandung. Dia sangat merindukanku, makanya aku ke sini. Seharusnya aku langsung pergi ke Vila Purnomo, tapi Kakek menyuruhku ke tempatmu. Aku juga tak bisa menolak keramahan dari orang tua itu, jadi aku ke sini. Kalau tahu dari awal, aku sudah pasti akan menelepon dan memberitahumu dulu. Sekarang, semuanya menjadi sangat canggung. Aku benar-benar minta maaf.”Samuel menelan ludahnya.Samuel kemudian berbalik, melihat kepada Yulia dan terlihat betapa menyesalnya Yulia. Samuel tidak marah, geram, ataupun menjadi tenang, dan hanya menjawab, "Aku akan mengantarkanmu ke hotel."Yulia merasa kecewa.Samuel masih tidak ingin membiarkan Yulia tinggal di sini?Saat Samuel berada di luar negeri, tidak peduli seberapa larut Yulia bercengkerama di tempat
Read more

Bab 286 Warisan Anakku

Kepala sekolah sudah mulai memberikan presentasi pengajaran kepada anak-anak semester ini.Ketika Cintia tiba, auditorium sudah terisi penuh oleh orang tua dan dia hanya bisa memilih posisi yang agak belakang dan di dekat tembok.Kemudian, dia mendengarkan dengan baik saat guru sekolah berbicara tentang filosofi pengajaran sekolah dan perkembangan anak.Berikutnya adalah upacara penghargaan untuk anak-anak.Cintia melihat Erikson dan sekelompok besar anak kecil berjalan ke panggung.Kepala kecil Erikson sedang melihat-lihat ke sekitar seolah-olah mencari ibunya.Cintia melambai-lambaikan tangannya dan Erikson langsung bisa melihatnya. Wajahnya seketika berubah menjadi penuh bahagia.Yulia, yang duduk di barisan depan, bercanda dengan senyum dan berceletuk, "Aku belum pernah melihat bagaimana Erik tersenyum sebelumnya. Begitu naik panggung tadi, dia terlihat sangat mencolok."Samuel tidak menjawab.Samuel tahu dengan jelas mengapa Erikson tiba-tiba menjadi bersemangat.Setelah upacara p
Read more

Bab 287 Seharusnya Milikku!

Di dalam ruang ganti.Erikson baru saja mengganti pakaiannya.Seorang anak laki-laki tiba-tiba bergegas maju dan mendorong Erikson hingga jatuh ke lantai.Erikson melihat laki-laki tadi dengan sinis. Itu adalah juara dua di kompetisi renang, siswa dari kelas sebelah.Di belakang anak tadi, masih ada dua orang anak laki-laki yang gendut dan tinggi. Semua orang memandang ke bawah melihat kepada Erikson. "Hei, bocah! Kamu ternyata berani mencuri juara satu milikku, kamu ini mau cari mati, ya?" Anak kecil itu mengancam Erikson dengan ganas."Lomba itu berdasarkan kemampuan, bukan siapa yang merebut punya siapa," jawab Erikson dengan tegas.Saat itu, Erikson baru saja mau berdiri dari lantai.Anak kecil itu langsung menginjak tangan kecil Erikson dan berteriak keras, "Tuanmu ini belum menyuruhmu bangun, siapa yang menyuruhmu bangun?"Erikson juga ikut marah dengan perilaku yang tidak masuk akal dari anak kecil itu.Dengan sekuat tenaga, Erikson mendorong anak itu menggunakan sebelah tangan
Read more

Bab 288 Anak yang Tampan akan Berakhir Seperti Ibunya yang Cantik

Anak-anak kecil itu dibuat terkejut dengan sosok Cintia.Momen berikutnya, anak kecil yang menjadi bos berteriak, "Dia sudah membuatku marah, aku hanya memberinya sedikit pelajaran. Emangnya kenapa?”Bak seorang pemimpin tiran yang kecil, Cintia benar-benar harus menahan emosinya sekuat mungkin.Kalau tidak melihatnya secara langsung, Cintia juga tidak akan tahu kalau anak berusia enam tahun bisa sejahat dan menjadi bajingan seburuk ini. Namun, dia masih memutuskan untuk tetap tenang.Lagi pula, persoalan yang menyangkut anak-anak juga tidak boleh langsung menggunakan kekerasan fisik. Wajib dipahami terlebih dahulu penyebab dan akibatnya juga.Cintia lantas jongkok dan melihat wajah Erikson yang kumal, kemudian bertanya dengan perasaan sakit hati, "Beritahu Mami, apa yang sudah terjadi?"Erikson dengan tenang menceritakan semua yang telah terjadi.Setelah mendengar ini, Cintia menjadi semakin gusar.Matanya itu menjadi sangat berapi-api dan dia berteriak kepada segerombol anak-anak t
Read more

Bab 289 Konfrontasi di Ruang Ganti

Tamparan Cintia tadi langsung mengejutkan semua orang di ruang ganti.Mereka tidak menyangka Cintia akan begitu keras.Wanita yang dipukuli tadi hanya merasa sakit yang begitu membakar di wajahnya dan tidak bereaksi untuk waktu yang lama.Dia hanya bisa mendengar Cintia yang berkata dengan cuek, "Dosa anak ditanggung orang tuanya. Karena kamu tidak mau mengajari anakmu dengan baik-baik, maka biar kamu saja yang menanggung tamparan untuk putramu!""Cintia!" teriak wanita itu.Wanita itu sama sekali tidak percaya akan ditampar secara tiba-tiba oleh Cintia di hadapan begitu banyak orang.Ada rumor yang beredar kalau Cintia tidak tahu malu.Cintia menarik Erikson dan langsung pergi.Cintia tidak ingin sia-sia berbicara dengan mereka lagi.Baru saja ingin berbalik, jalan keluar Cintia dihadang oleh seorang pria.Pria itu adalah suami sang wanita tadi, wajahnya sangat kasar dan penuh akan rasa kegeraman. Awalnya dia sempat berpikiran kalau itu lumayan Cintia cantik dan dia tidak ingin berde
Read more

Bab 290 Pahlawan Tak Terduga

Cintia langsung menarik jauh Erikson.Tidak ada yang diizinkan menyentuh Erikson sama sekali.Pria itu tertawa dengan sinis dan berkata kepada Erikson, "Ibumu benar-benar tahu cara menipumu. Tuan Samuel dari keluarga paling kaya dan paling kuat di Kota Bandung, dia itu ayahmu? Kamu tidak tahu barang murahan seperti apa dirimu itu? Ibumu itu entah sudah menjadi wanita murahan seperti apa. Mimpi seperti apa yang kamu dapatkan sampai-sampai berpikiran Tuan Samuel bisa tertarik pada ibumu dan bahkan memiliki anak sepertimu?""Samuel itu ayahku ....""Cukup, tidak perlu bicara omong kosong lagi." Sang wanita tampaknya kehilangan kesabaran, "Anakku akan mengikuti pertandingan berikutnya, untuk apa kita menghabiskan begitu banyak waktu dengan mereka?"Pria itu tidak ingin menunda kompetisi putranya dan mengancam Cintia lagi, "Aku akan memberimu kesempatan terakhir berlutut atau tidak?""Tidak akan berlutut!""Kamu itu benar-benar susah mendengarkan nasihat, ya?” Raut wajah pria itu semakin me
Read more
PREV
1
...
2728293031
...
66
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status