Semua Bab Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!: Bab 111 - Bab 120
279 Bab
Bab 111 Hancurkan Semua
Namun, Tommy tidak ingin menyerah begitu saja. Dia langsung menelepon Jacky dan memintanya untuk menyelidiki masalah ini. Jacky bergegas menghubungi pusat perbelanjaan dan mendapatkan informasi tentang tempat penumpukan sampah pusat perbelanjaan. Kemudian Jacky memerintahkan orang-orang untuk mencari dengan cermat benda yang sebelumnya sudah dijelaskan oleh Tommy kepadanya. Dua jam kemudian, benda misterius itu akhirnya ditemukan. Ternyata benda itu merupakan bahan kimia yang menjadi penyebab masalah kemarin setelah dilakukan penelitian kepada benda itu. Di sisi lain, Nanda membawa orang-orang yang dia sebut sebagai konsumen ke perusahaan Juanita setelah berita buruk itu tersebar ke seluruh kota. “Si kurang ajar ini yang berani menjual barang palsu dan berbahaya kepada orang lain!” seru Nanda lalu diikuti dengan suara orang-orang yang mendukungnya. “Kita harus menuntut hak kita. Keadilan harus ditegakkan!” seru Nanda lagi lalu memimpin sekelompok orang masuk ke dalam perusahaan J
Baca selengkapnya
Bab 112 Aku akan Temani Kamu
Nanda benar-benar histeris di dalam hatinya ketika melihat kemunculan Tommy. Dia tidak menyangka Tommy akan muncul di depan perusahaan Juanita seperti ini. Kalau begini, apa yang harus dia lakukan?Namun, Nanda berusaha menenangkan dirinya dari kepanikan. Kali ini Nanda sudah melakukan rencananya dengan sangat sempurna. Dia yakin, Tommy tidak akan bisa menemukan petunjuk apa pun dalam rencananya ini. “Suruh Satpam untuk mengusir semua orang ini!” seru Tommy lalu melirik dengan penuh curiga ke arah Nanda. Nanda bisa merasakan tatapan penuh kebencian dari mata Tommy. Oleh karena itu, Nanda tidak berani membalas tatapan laki-laki dingin itu. Para satpam terlihat enggan untuk melakukan perintah Tommy karena mereka takut akan menyakiti orang-orang ini. “Kalian saja yang lakukan,” ujar Tommy memerintahkan para pengawalnya untuk mengambil pekerjaan para satpam. Pengawal Tommy bukanlah orang yang mudah diajak bicara seperti para satpam. Mereka langsung saja melangkah maju dan menendang sa
Baca selengkapnya
Bab 113 Dia Bodoh
Rasanya tidak mungkin Juanita tidak marah setelah insiden yang terjadi kepada perusahaannya. Karena dampaknya benar-benar besar terhadap perusahaannya. Namun, Juanita juga tidak tahu kenapa polisi ini ingin berbicara dengannya dan Tommy. “Bu Juanita, apa Ibu bisa melepaskan Bu Nanda kali ini? Bagaimanapun juga, Bu Nanda kan saudara Ibu. Kami akan memberikan hukuman ringan dengan kompensasi yang lebih berat. Jadi, bagaimana menurut Bu Juanita?”Juanita langsung mengerutkan keningnya lalu berkata dengan nada kesal, “Saya tidak setuju. Dia harus menerima hukuman yang setimpal atas semua kejahatannya.”Laki-laki itu hanya bisa menghela napas lalu pergi meninggalkan Juanita setelah mendengar jawaban perempuan itu. Setelah selesai makan malam, Juanita memutuskan untuk mandi dengan tenang sejenak. Dia hendak pergi ke lantai atas untuk mengambil alat pengering rambut setelah selesai mandi ketika tiba-tiba polisi menghubungi ponselnya. Juanita langsung mengerutkan keningnya ketika menerima
Baca selengkapnya
Bab 114 Menyayanginya
“Aku sih nggak apa-apa kalau hal-hal kayak gini terjadi lagi di perusahaan kita. Itu artinya bisnis perusahaan kita akan terjaga ke depannya. Masa depan kita di perusahaan ini pastinya juga akan lebih sejahtera. Mungkin cukup melelahkan, tapi gaji kita kan juga bisa naik seiring dengan kesuksesan perusahaan kita.”“Kalau aku mungkin nggak akan kuat kalau peristiwa kayak gini akan sering terjadi. Mungkin kamu bisa berkontribusi lebih banyak lagi kalau ginjalmu itu kuat menahannya.”Ada dua orang yang tiba-tiba bertengkar di dalam rapat. Para rekannya termasuk Juanita tidak bisa menahan tawa mereka melihat pertengkaran konyol di antara kedua orang itu. Senyuman di wajah Juanita juga terlihat semakin lebar karena peristiwa menyenangkan ini. Namun, Juanita tetap belum bisa melupakan insiden saat itu yang dia kira akan memberikan kerugian yang sangat besar bagi perusahaannya. Ternyata yang terjadi justru sebaliknya. Ada keuntungan yang sangat besar di balik insiden itu. Juanita bekerja s
Baca selengkapnya
Bab 115 Terharu
“Iya, sayang,” ujar Juanita setelah melihat Jingga yang terlihat tidak sabar. Kuenya sangat besar yang terdiri dari 3 lapis. Semua petinggi perusahaan yang ada di kantin saat ini pastinya juga dapat bagian dari kue ini. Namun, bagian kue yang paling besar tentu saja menjadi milik Lingga si bocah kecil.Dua orang petinggi perusahaan yang biasanya paling banyak bicara tiba-tiba menghampiri Juanita ketika orang-orang sedang asyik menikmati kue ulang tahunnya.Mereka pun berkata, “Juanita, apa yang kami katakan sekarang jangan kamu anggap sebagai hal pribadi, ya. Kami sudah memberikanmu waktu libur siang ini agar kamu bisa pergi keluar dan beristirahat bersama keluargamu. Lagi pula, kamu sudah bekerja sangat keras akhir-akhir ini dan kami bisa lihat kalau kamu kelelahan. Jadi, keluarlah dan nikmati waktu istirahatmu. Aku harap kamu nggak menolak tawaran kami ini. Jika tidak, kamu akan lihat sendiri apa yang akan kami lakukan nanti.”Semua orang yang mengetahui hal ini pastinya akan merasa
Baca selengkapnya
Bab 116 Hadiah yang Sesungguhnya
Juanita menyambut uluran tangan Tommy seraya berkata, “Masih ada hadiah lainnya? Hadiah apa lagi?”“Kamu ikut aku saja,” jawab Tommy mencoba untuk bersikap misterius. Tommy membawa keluarganya turun dari yacht menuju sebuah vila. “Apa ini?” tanya Juanita bingung ketika melihat sebuah vila megah di depannya. “Vila ini didesain oleh Surya Design Company. Desainnya sangat sederhana dan elegan. Menurutku desain ini cocok banget buat kamu,” jawab Tommy sambil tersenyum.“Nggak, nggak, aku nggak mau ini,” balas Juanita sambil menggelengkan kepalanya. Hari ini Tommy sudah memberikannya sebuah kapal pesiar. jadi, bagaimana mungkin dia bisa menerima vila ini sebagai hadiah? Semua ini sudah terlalu berlebihan bagi Juanita. “Memangnya aku mau kasih vila ini buat kamu?” ujar Tommy sambil terkekeh dengan sikap manis Juanita. “Oh, begitu? Lalu kamu mau kasih ke siapa vila ini kalau bukan buat aku?” tanya Juanita setelah sempat tertegun sejenak. “Aku mau kasih rumah ini buat Jingga,” jawab Tom
Baca selengkapnya
Bab 117 Penawar
Soraya meminta Tanya untuk tetap tinggal dan memberikannya sebuah piyama sutra hitam yang hampir transparan. Dengan keindahan tubuh Tanya, Soraya sendiri pun terpesona membayangkannya. Apalagi putranya yang sangat berapi-api itu.Piyama tersebut adalah model terbaru di tahun ini.“Tante, tapi ini ….”Meski Tanya berlagak malu, dalam hatinya dia merasa bersemangat untuk memakainya di depan Tommy, yakin bahwa Tommy pasti akan terpesona.“Nggak, kok. Nggak apa-apa,” jawab Soraya mengerti.Soraya, yang sampai tidak bisa menahan kekagumannya sebagai wanita, meminta Tommy untuk kembali makan malam bersama mereka. Setelah makan malam, Soraya mendesak Tommy untuk minum lebih banyak wine, meskipun Tommy merasa sudah cukup."Ma, aku sudah nggak bisa minum lagi," kata Tommy, menolak gelas wine yang ditawarkan.Ketika Tommy bersiap untuk pergi, Soraya menyeringai misterius. Tommy, yang sudah merasa agak mabuk, pergi ke kamarnya, tidak sadar dengan rencana yang diatur oleh Soraya.Segera setelahnya
Baca selengkapnya
Bab 118 Kenapa Mengusirku?
Tanya menghubungi Yolanda melalui telepon. Dengan nada suara manis, dia menyapa, "Tante besok kosong, nggak? Sudah lama nih kita nggak ketemu. Makan malam bareng, yuk, besok."Yolanda menyetujuinya tanpa berpikir panjang. "Oke, boleh, Tanya."Mendengar antusiasme Yolanda, Tanya pun bertanya, "Gimana hubungan Tante sama Ruben sekarang?"Yolanda, malu-malu menjawab, "Em … baik-baik saja, sih."Tanya, yang tahu bahwa Ruben telah menuruti perintahnya mempengaruhi Yolanda, tak bisa menyembunyikan senyumnya. "Eh, gimana kalau kita ajak Ruben juga makan malam bareng besok?"Tanpa ragu, Yolanda menyetujui ide tersebut. Keesokan harinya, mereka bertiga berkumpul di sebuah restoran. Yolanda terlihat sangat bahagia. Dari ekspresinya, Tanya tahu bahwa Ruben sudah berhasil memberikan “kasih sayang”-nya pada Yolanda dengan “baik”.Interaksi antara Yolanda dan Ruben tidak luput dari perhatian Tanya. Dia mencuri pandang kepada keduanya dengan tatapan yang sulit ditebak.Yolanda menunduk malu, sementa
Baca selengkapnya
Bab 119 Tidak Akan Memberinya Kesempatan
Meski Yolanda dan teman-temannya akhirnya diusir, kabar tentang insiden tersebut cepat menyebar di perusahaan.Semua orang tahu kedekatan Juanita dengan Tommy dari Grup Ador. Kini, dengan dilecehkannya Juanita, tentu mereka merasa khawatir. Namun, bagi para karyawan, masalah pribadi Juanita bukanlah urusan mereka. Mereka merasa Juanita telah bekerja dengan baik dan memutuskan untuk tidak mencampuri lebih jauh.Berita tentang insiden tersebut tak lama sampai ke Tommy. Ia sama sekali tidak menyangka Yolanda akan berlaku begitu jauh. Meski Tommy telah menunjukkan sikapnya sebelumnya, Yolanda masih saja tidak mengerti.Malam harinya, Tommy pulang ke kediaman keluarga Ador. Ia menemui Yolanda dan melemparkan sebuah tiket pesawat ke hadapannya.Melihat tiket tersebut, ekspresi Yolanda berubah. "Tommy, ini, apa maksudnya?" tanyanya."Meskipun kita sekeluarga dan aku memanggilmu tante, bukan berarti aku bisa menerima segala perbuatanmu," jawab Tommy dengan nada serius.Yolanda merasa sedikit
Baca selengkapnya
Bab 120 Tak Peduli Pada Keluarga
Yolanda menarik tangan Tanya dengan gugup saat mereka bertemu, membawanya masuk ke sebuah ruangan yang telah ia pesan sebelumnya. Kegelisahan terpancar dari wajahnya saat ia memulai pembicaraan."Tanya, akhirnya kamu datang," ucap Yolanda, mencoba menyembunyikan kecemasannya. "Ada yang ingin Tante bicarakan. Kenapa terlihat tergesa-gesa?" tanya Tanya, merasakan pegangan tangan Yolanda yang terlalu kuat.Yolanda tampak berusaha menahan air mata. "Aku merasa sangat tertekan, Tanya," ujarnya, dengan suara bergetar.Tanya langsung merasa curiga, "Ada apa, Tante? Kenapa seperti ini?"Yolanda, dengan mata yang berbinar kebencian saat menyebut Juanita, membuka ceritanya. "Kamu ingat kunjungan kita ke perusahaan Juanita beberapa hari yang lalu untuk mengatasi masalah dengannya? Tommy mengetahuinya, dan dia marah sekali. Dia mengancam akan mengusirku, memberiku tiket pesawat, dan kalau aku nggak pergi, dia akan mengadu ke ayahku, memutus kartuku, bahkan menghentikan uang belanjaku. Bagaimana bi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
28
DMCA.com Protection Status