Nanda benar-benar histeris di dalam hatinya ketika melihat kemunculan Tommy. Dia tidak menyangka Tommy akan muncul di depan perusahaan Juanita seperti ini. Kalau begini, apa yang harus dia lakukan?Namun, Nanda berusaha menenangkan dirinya dari kepanikan. Kali ini Nanda sudah melakukan rencananya dengan sangat sempurna. Dia yakin, Tommy tidak akan bisa menemukan petunjuk apa pun dalam rencananya ini. “Suruh Satpam untuk mengusir semua orang ini!” seru Tommy lalu melirik dengan penuh curiga ke arah Nanda. Nanda bisa merasakan tatapan penuh kebencian dari mata Tommy. Oleh karena itu, Nanda tidak berani membalas tatapan laki-laki dingin itu. Para satpam terlihat enggan untuk melakukan perintah Tommy karena mereka takut akan menyakiti orang-orang ini. “Kalian saja yang lakukan,” ujar Tommy memerintahkan para pengawalnya untuk mengambil pekerjaan para satpam. Pengawal Tommy bukanlah orang yang mudah diajak bicara seperti para satpam. Mereka langsung saja melangkah maju dan menendang sa
Rasanya tidak mungkin Juanita tidak marah setelah insiden yang terjadi kepada perusahaannya. Karena dampaknya benar-benar besar terhadap perusahaannya. Namun, Juanita juga tidak tahu kenapa polisi ini ingin berbicara dengannya dan Tommy. “Bu Juanita, apa Ibu bisa melepaskan Bu Nanda kali ini? Bagaimanapun juga, Bu Nanda kan saudara Ibu. Kami akan memberikan hukuman ringan dengan kompensasi yang lebih berat. Jadi, bagaimana menurut Bu Juanita?”Juanita langsung mengerutkan keningnya lalu berkata dengan nada kesal, “Saya tidak setuju. Dia harus menerima hukuman yang setimpal atas semua kejahatannya.”Laki-laki itu hanya bisa menghela napas lalu pergi meninggalkan Juanita setelah mendengar jawaban perempuan itu. Setelah selesai makan malam, Juanita memutuskan untuk mandi dengan tenang sejenak. Dia hendak pergi ke lantai atas untuk mengambil alat pengering rambut setelah selesai mandi ketika tiba-tiba polisi menghubungi ponselnya. Juanita langsung mengerutkan keningnya ketika menerima
“Aku sih nggak apa-apa kalau hal-hal kayak gini terjadi lagi di perusahaan kita. Itu artinya bisnis perusahaan kita akan terjaga ke depannya. Masa depan kita di perusahaan ini pastinya juga akan lebih sejahtera. Mungkin cukup melelahkan, tapi gaji kita kan juga bisa naik seiring dengan kesuksesan perusahaan kita.”“Kalau aku mungkin nggak akan kuat kalau peristiwa kayak gini akan sering terjadi. Mungkin kamu bisa berkontribusi lebih banyak lagi kalau ginjalmu itu kuat menahannya.”Ada dua orang yang tiba-tiba bertengkar di dalam rapat. Para rekannya termasuk Juanita tidak bisa menahan tawa mereka melihat pertengkaran konyol di antara kedua orang itu. Senyuman di wajah Juanita juga terlihat semakin lebar karena peristiwa menyenangkan ini. Namun, Juanita tetap belum bisa melupakan insiden saat itu yang dia kira akan memberikan kerugian yang sangat besar bagi perusahaannya. Ternyata yang terjadi justru sebaliknya. Ada keuntungan yang sangat besar di balik insiden itu. Juanita bekerja s
“Iya, sayang,” ujar Juanita setelah melihat Jingga yang terlihat tidak sabar. Kuenya sangat besar yang terdiri dari 3 lapis. Semua petinggi perusahaan yang ada di kantin saat ini pastinya juga dapat bagian dari kue ini. Namun, bagian kue yang paling besar tentu saja menjadi milik Lingga si bocah kecil.Dua orang petinggi perusahaan yang biasanya paling banyak bicara tiba-tiba menghampiri Juanita ketika orang-orang sedang asyik menikmati kue ulang tahunnya.Mereka pun berkata, “Juanita, apa yang kami katakan sekarang jangan kamu anggap sebagai hal pribadi, ya. Kami sudah memberikanmu waktu libur siang ini agar kamu bisa pergi keluar dan beristirahat bersama keluargamu. Lagi pula, kamu sudah bekerja sangat keras akhir-akhir ini dan kami bisa lihat kalau kamu kelelahan. Jadi, keluarlah dan nikmati waktu istirahatmu. Aku harap kamu nggak menolak tawaran kami ini. Jika tidak, kamu akan lihat sendiri apa yang akan kami lakukan nanti.”Semua orang yang mengetahui hal ini pastinya akan merasa
Juanita menyambut uluran tangan Tommy seraya berkata, “Masih ada hadiah lainnya? Hadiah apa lagi?”“Kamu ikut aku saja,” jawab Tommy mencoba untuk bersikap misterius. Tommy membawa keluarganya turun dari yacht menuju sebuah vila. “Apa ini?” tanya Juanita bingung ketika melihat sebuah vila megah di depannya. “Vila ini didesain oleh Surya Design Company. Desainnya sangat sederhana dan elegan. Menurutku desain ini cocok banget buat kamu,” jawab Tommy sambil tersenyum.“Nggak, nggak, aku nggak mau ini,” balas Juanita sambil menggelengkan kepalanya. Hari ini Tommy sudah memberikannya sebuah kapal pesiar. jadi, bagaimana mungkin dia bisa menerima vila ini sebagai hadiah? Semua ini sudah terlalu berlebihan bagi Juanita. “Memangnya aku mau kasih vila ini buat kamu?” ujar Tommy sambil terkekeh dengan sikap manis Juanita. “Oh, begitu? Lalu kamu mau kasih ke siapa vila ini kalau bukan buat aku?” tanya Juanita setelah sempat tertegun sejenak. “Aku mau kasih rumah ini buat Jingga,” jawab Tom
Soraya meminta Tanya untuk tetap tinggal dan memberikannya sebuah piyama sutra hitam yang hampir transparan. Dengan keindahan tubuh Tanya, Soraya sendiri pun terpesona membayangkannya. Apalagi putranya yang sangat berapi-api itu.Piyama tersebut adalah model terbaru di tahun ini.“Tante, tapi ini ….”Meski Tanya berlagak malu, dalam hatinya dia merasa bersemangat untuk memakainya di depan Tommy, yakin bahwa Tommy pasti akan terpesona.“Nggak, kok. Nggak apa-apa,” jawab Soraya mengerti.Soraya, yang sampai tidak bisa menahan kekagumannya sebagai wanita, meminta Tommy untuk kembali makan malam bersama mereka. Setelah makan malam, Soraya mendesak Tommy untuk minum lebih banyak wine, meskipun Tommy merasa sudah cukup."Ma, aku sudah nggak bisa minum lagi," kata Tommy, menolak gelas wine yang ditawarkan.Ketika Tommy bersiap untuk pergi, Soraya menyeringai misterius. Tommy, yang sudah merasa agak mabuk, pergi ke kamarnya, tidak sadar dengan rencana yang diatur oleh Soraya.Segera setelahnya
Tanya menghubungi Yolanda melalui telepon. Dengan nada suara manis, dia menyapa, "Tante besok kosong, nggak? Sudah lama nih kita nggak ketemu. Makan malam bareng, yuk, besok."Yolanda menyetujuinya tanpa berpikir panjang. "Oke, boleh, Tanya."Mendengar antusiasme Yolanda, Tanya pun bertanya, "Gimana hubungan Tante sama Ruben sekarang?"Yolanda, malu-malu menjawab, "Em … baik-baik saja, sih."Tanya, yang tahu bahwa Ruben telah menuruti perintahnya mempengaruhi Yolanda, tak bisa menyembunyikan senyumnya. "Eh, gimana kalau kita ajak Ruben juga makan malam bareng besok?"Tanpa ragu, Yolanda menyetujui ide tersebut. Keesokan harinya, mereka bertiga berkumpul di sebuah restoran. Yolanda terlihat sangat bahagia. Dari ekspresinya, Tanya tahu bahwa Ruben sudah berhasil memberikan “kasih sayang”-nya pada Yolanda dengan “baik”.Interaksi antara Yolanda dan Ruben tidak luput dari perhatian Tanya. Dia mencuri pandang kepada keduanya dengan tatapan yang sulit ditebak.Yolanda menunduk malu, sementa
Meski Yolanda dan teman-temannya akhirnya diusir, kabar tentang insiden tersebut cepat menyebar di perusahaan.Semua orang tahu kedekatan Juanita dengan Tommy dari Grup Ador. Kini, dengan dilecehkannya Juanita, tentu mereka merasa khawatir. Namun, bagi para karyawan, masalah pribadi Juanita bukanlah urusan mereka. Mereka merasa Juanita telah bekerja dengan baik dan memutuskan untuk tidak mencampuri lebih jauh.Berita tentang insiden tersebut tak lama sampai ke Tommy. Ia sama sekali tidak menyangka Yolanda akan berlaku begitu jauh. Meski Tommy telah menunjukkan sikapnya sebelumnya, Yolanda masih saja tidak mengerti.Malam harinya, Tommy pulang ke kediaman keluarga Ador. Ia menemui Yolanda dan melemparkan sebuah tiket pesawat ke hadapannya.Melihat tiket tersebut, ekspresi Yolanda berubah. "Tommy, ini, apa maksudnya?" tanyanya."Meskipun kita sekeluarga dan aku memanggilmu tante, bukan berarti aku bisa menerima segala perbuatanmu," jawab Tommy dengan nada serius.Yolanda merasa sedikit
Setelah Tommy selesai bicara, Juanita yang merasa bersalah menunduk. Hati Tommy melunak saat melihat sikap Juanita, tetapi Tommy harus menegaskan beberapa hal kepada Juanita. Bagaimanapun, Tommy tidak ingin mengalami hal yang menakutkan seperti ini lagi.Tommy berujar, "Juanita, waktu itu aku benar-benar nggak menyangka kamu berani bersembunyi dariku. Apa kamu tahu aku takut sekali nggak bisa menemukanmu?"Juanita yang merasa bersalah sama sekali tidak berbicara. Tommy tertawa dan melanjutkan ucapannya, "Setelah menemukanmu, aku masih merasa kesal kepadamu karena kamu nggak percaya aku bisa menyelesaikan masalah ini, kamu bahkan berniat meninggalkanku. Jadi, sekalipun aku tahu keberadaanmu, aku juga sengaja nggak mencarimu. Aku mau kamu tahu apa yang kurasakan supaya kelak kamu nggak berani meninggalkanku lagi."Kelak Juanita tidak akan meninggalkan Tommy lagi. Juanita yang merasa sedih memeluk Tommy dengan erat. Dia tahu kali ini dirinya telah membuat Tommy ketakutan. Setelah melihat
Keluarga Saloza masih merasa kesal setelah meninggalkan lokasi pernikahan. Kenapa pernikahannya bisa berakhir seperti ini? Jelas-jelas, semuanya berjalan dengan lancar dan Tanya hampir menjadi menantu Keluarga Ador. Namun, pengantin wanitanya malah menjadi orang lain dalam sekejap.Di luar lokasi pernikahan, ekspresi Tommy tampak lembut. Apalagi, dia sedang menggendong Juanita yang memakai gaun pengantin. Juanita memukul punggung Tommy sembari berkata, "Turunkan aku dulu."Tommy menuruti perkataan Juanita, sepertinya dia khawatir Juanita merasa tidak nyaman karena sedang hamil. Juanita bertanya, "Apa kita akan pergi sekarang? Bagaimana dengan keluargamu dan Keluarga Saloza?" Juanita khawatir masalah ini akan memengaruhi Tommy.Tommy malah mengalihkan topik pembicaraan, "Apa tadi kamu terkejut?"Juanita mengatupkan bibirnya dan tidak menanggapi ucapan Tommy. Sewaktu menyadari keberadaannya, jantung Juanita berdegup kencang. Namun ... kapan Tommy mulai merencanakan semua ini?Tommy melir
Pernikahan menjadi kacau sehingga tidak bisa dilanjutkan lagi. Para tamu mulai heboh karena tidak menyangka pernikahan bisa berakhir seperti ini. Kejadian hari ini telah mempermalukan kedua keluarga, jadi pengurus rumah segera bertindak dan menyuruh para pengawal untuk mengantar semua tamu keluar. Dengan demikian, kedua keluarga bisa menyelesaikan masalah hari ini.Akhirnya, hanya tersisa anggota dari kedua keluarga di lokasi pernikahan. Juanita yang tidak tahu harus berbuat apa merasa sangat panik. Hanya saja, Juanita tahu sekarang dia tidak boleh pergi. Dia harus menemani Tommy untuk menghadapi semua permasalahan, apalagi sekarang Tommy berada di sisinya.Keberadaan Tommy sudah cukup memberi Juanita rasa aman. Jadi, Juanita hanya panik sesaat, lalu dia berusaha menenangkan dirinya.Aula yang awalnya dipenuhi orang-orang seketika menjadi sunyi setelah para tamu lainnya pergi. Anggota Keluarga Saloza tidak menyangka Tommy akan bertindak seperti ini dan mempermalukan mereka. Semua anggo
Tommy tersenyum ketika mendengar jawaban Juanita. Tommy tahu Juanita pasti bersedia menikahinya. Tommy dan Juanita telah mengalami banyak rintangan, sekarang akhirnya mereka bisa menikah. Tommy tidak mungkin melepaskan kesempatan yang begitu bagus.Semua tamu merasa sangat senang melihat pasangan mempelai yang berdiri di atas panggung, kecuali Ruben. Dia terus mengamati Juanita dan merasa ada yang tidak beres, terutama saat Juanita bersuara. Ruben pernah bertemu dengan Tanya. Meskipun mereka jarang berhubungan, Ruben bisa mengenali suara Tanya.Tadi, suara wanita itu memang sangat mirip dengan Tanya, tetapi Ruben merasa wanita itu bukan Tanya. Sebenarnya, Ruben ingin mengekspos mereka. Hanya saja, Ruben tidak terlalu yakin sehingga tidak berani bertindak gegabah. Kemudian, pendeta berucap, "Selanjutnya, saatnya sepasang mempelai bertukar cincin."Juanita gemetaran begitu mendengar suara pendeta. Hanya tinggal selangkah lagi, Juanita akan menjadi istri Tommy secara sah dan anaknya bisa
Di dalam aula, Tommy berdiri di depan pendeta sembari menunggu pengantinnya dengan sabar. Di bawah tatapan serius orang-orang, pintu akhirnya dibuka, lalu disusul oleh sosok cantik yang berjalan masuk. Wajah wanita itu ditutup oleh kerudung, jadi mereka tidak bisa melihat parasnya. Sementara itu, gaun yang pas badan membuat si pengantin tampak sangat menawan."Wow, pengantinnya cantik sekali!""Benar, mereka memang serasi!"Para tamu mulai memuji sembari bertepuk tangan. Pada saat yang sama, banyak kelopak bunga yang berjatuhan.Ketika mendengar suara-suara itu, Juanita sungguh terkejut. Dia tidak menduga hasilnya akan menjadi seperti ini.Tangan Juanita terkepal erat. Dia tidak bisa menahan perasaan gugup ini. Sebuah pemikiran yang tidak pernah ada bahkan tiba-tiba muncul dalam benaknya, yaitu melarikan diri dari tempat ini.Orang yang berjalan di samping Juanita merasakan keanehan ini. Dia pun berbisik, "Demi masa depan anakmu, kamu harus terus berjalan."Juanita merasa dirinya sedan
Beberapa saat kemudian, mobil akhirnya tiba di suatu tempat. Juanita pun dibawa turun oleh kedua pengawal itu.Juanita tidak berteriak-teriak lagi sekarang. Dia berusaha untuk tenang meskipun merasa sangat takut. Kini, banyak adegan penculikan dan pemerkosaan yang terlintas di benaknya.Entah sudah berapa kali Juanita hampir mengalami peristiwa seperti itu. Makin dipikirkan, dia merasa makin getir.Namun, yang menyambutnya bukanlah suara galak pria. Juanita seperti dibawa ke suatu tempat, lalu mendengar suara beberapa orang wanita."Bawa dia masuk," perintah seorang wanita dengan tegas. Kemudian, Juanita pun dibawa masuk oleh kedua wanita.Setelah melewati tirai, kedua wanita itu mengulurkan tangan dan membantu Juanita melepaskan baju. Juanita sontak panik. Dia berteriak, "Apa yang kalian lakukan? Aku bisa menuntut kalian kalau macam-macam!"Kedua wanita itu tidak berbicara, melainkan terus membantu Juanita melepaskan pakaiannya. Mana mungkin Juanita membiarkannya begitu saja, dia pun
Meskipun berpikir demikian, para wanita muda itu tidak memiliki latar belakang seperti Tanya. Jadi, mereka tidak bisa menjadi istri dari pria terhebat di Kota Andara. Mereka hanya bisa menjadi saksi dari pernikahan ini. Bagaimanapun, ini sudah merupakan suatu kehormatan bagi mereka.Saat ini, Tanya yang berada di kamar rias menggigit bibirnya karena tidak bisa mengontrol perasaannya. Kalau bukan karena harus menjaga citranya yang lemah lembut, dia pasti sudah melompat dan berlari kegirangan, lalu memberi tahu semua orang di dunia ini bahwa dirinya akan menjadi istri Tommy.Ruben dan Yolanda juga berada di kamar rias. Ketika melihat wajah cantik Tanya, Yolanda pun memuji, "Cantik sekali, kamu sudah pasti pengantin tercantik di dunia ini."Tanya pun menunduk sembari tersenyum manis. Melihat ini, Ruben segera memuji, "Siapa yang tidak jatuh cinta melihat kecantikan Nona Besar Keluarga Saloza?"Tanya menjadi besar kepala karena terus dipuji. Wanita mana yang tidak senang saat dipuji oleh p
Mendengar ini, terlihat keraguan pada ekspresi Harfi. Dia memang mengkhawatirkan Juanita, tetapi pekerjaannya sangat banyak belakangan ini. Memang agak repot baginya kalau harus datang ke rumah sakit setiap hari."Tapi, Kak ...." Harfi menggaruk kepalanya, tidak langsung menyetujui perkataan Juanita.Juanita tentu tahu bahwa Harfi agak sibuk belakangan ini. Itu sebabnya, dia menasihati, "Kamu sangat sibuk akhir-akhir ini. Aku benar-benar nggak enak hati kalau kamu terus datang.""Baiklah, untuk sementara waktu ini, aku nggak akan datang setiap hari. Tapi, kalau ada masalah, kamu harus menghubungiku," ujar Harfi sambil menatap Juanita dengan serius.Harfi khawatir Juanita tidak ingin dirinya cemas sehingga menutupi semuanya darinya. Mendengar ini, Juanita segera mengangguk dan mengiakan....."Telepon saja aku kalau ada masalah. Aku sudah menyewa perawat untukmu. Kamu cukup beristirahat dengan baik. Nah, kubelikan makanan karena takut kamu nggak cocok dengan makanan rumah sakit," ucap Y
"Ya, ya, aku bersumpah. Kalau aku memberi tahu Tommy, aku akan menjadi impoten. Sudah puas?" tanya Yosef sembari menatap Juanita.Kalau tidak sedang kesakitan, Juanita pasti akan merasa lucu mendengarnya. Namun, di situasi seperti ini, dia benar-benar tidak bisa tertawa. Juanita hanya menggigit bibirnya sambil berkata dengan serius, "Terima kasih."Yosef merasa agak malu melihat Juanita yang mengucapkan terima kasih dengan begitu tulus. Benar-benar bodoh, Tommy jelas-jelas sudah tahu semuanya. Dia tidak perlu menutupi apa pun dari pria ini.Yosef merasa lega melihat Juanita yang sudah lebih tenang. Namun, begitu teringat pada sumpahnya barusan, dia seketika merasa sangat getir. Entah dosa apa yang telah diperbuatnya sampai terlibat hal seperti ini.Sesudah melakukan pemeriksaan, Yosef pun menghela napas lega. Kondisi Juanita tidak separah yang dibayangkannya. Bagaimanapun, Tommy terdengar sangat panik saat meneleponnya barusan. Juanita baik-baik saja.Juanita yang berbaring di ranjang