Home / CEO / Ibu, CEO Tampan itu Ayahku! / Bab 120 Tak Peduli Pada Keluarga

Share

Bab 120 Tak Peduli Pada Keluarga

Author: Gardenia
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Yolanda menarik tangan Tanya dengan gugup saat mereka bertemu, membawanya masuk ke sebuah ruangan yang telah ia pesan sebelumnya. Kegelisahan terpancar dari wajahnya saat ia memulai pembicaraan.

"Tanya, akhirnya kamu datang," ucap Yolanda, mencoba menyembunyikan kecemasannya. "Ada yang ingin Tante bicarakan. Kenapa terlihat tergesa-gesa?" tanya Tanya, merasakan pegangan tangan Yolanda yang terlalu kuat.

Yolanda tampak berusaha menahan air mata. "Aku merasa sangat tertekan, Tanya," ujarnya, dengan suara bergetar.

Tanya langsung merasa curiga, "Ada apa, Tante? Kenapa seperti ini?"

Yolanda, dengan mata yang berbinar kebencian saat menyebut Juanita, membuka ceritanya. "Kamu ingat kunjungan kita ke perusahaan Juanita beberapa hari yang lalu untuk mengatasi masalah dengannya? Tommy mengetahuinya, dan dia marah sekali. Dia mengancam akan mengusirku, memberiku tiket pesawat, dan kalau aku nggak pergi, dia akan mengadu ke ayahku, memutus kartuku, bahkan menghentikan uang belanjaku. Bagaimana bi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 121 Kamu Cemburu?

    Tommy tampak terkejut saat melihat Juanita bersiap untuk keluar. "Mau kemana pagi-pagi begini?" tanyanya penasaran.Juanita sendiri terkejut melihat Tommy datang begitu pagi. "Ada apa, Tommy? Kok kamu datang pagi banget.""Kamu mau kencan atau apa?" Tommy tampak sedikit cemburu. Dia heran melihat Juanita tidak memilih untuk beristirahat di rumah di akhir pekan ini."Nggak, aku harus ke kantor. Ada pekerjaan yang belum tuntas kemarin. Aku nggak tenang kalau nggak menyelesaikannya," jawab Juanita, sambil mengenakan sepatunya."Kamu nggak boleh pergi," kata Tommy tegas sambil menghalangi pintu.Juanita tampak bingung dengan sikap Tommy yang tiba-tiba itu. "Kenapa mau sakit dulu baru bisa berhenti bekerja, hah? Hari ini akhir pekan, kamu seharusnya nggak pergi ke kantor. Ikut aku saja," kata Tommy dengan serius.Juanita sempat ingin menjelaskan lebih lanjut, namun Tommy memotongnya dengan tegas. "Kalau kamu nggak mengikuti kataku, kamu tahu sendiri konsekuensinya."Mendengar itu, Juanita

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 122 Napak Tilas

    Malam semakin larut di kota tua, bintang-bintang berkelip di langit, dan angin sejuk malam mengelus wajah Juanita, seolah membawa perasaan yang tak terdefinisikan. Tiba-tiba, Ingga mencubit jarinya, membuat Juanita tersadar dari lamunannya. Ingga dengan semangat menunjuk ke sebuah penginapan cantik di depan mereka.Juanita terpana, penginapan berwarna-warni dan bergaya retro itu adalah tempat yang sama di mana lima tahun lalu dia kehilangan kewarasannya. Perasaan campur aduk; kebingungan, kesal, dan cemas, muncul di matanya.Bagaimana mungkin semua ini terjadi begitu saja?Kenangan masa lalu mulai muncul di pikirannya, tentang malam yang dia habiskan dengan pria yang tak dikenal, meninggalkan hanya liontin batu giok dingin dan halus di sampingnya. Tak lama kemudian, dia hamil Ingga yang manis itu.Juanita menggigit bibirnya, menggelengkan kepala, mencoba menenangkan hatinya yang berkecamuk, lalu bertanya kepada Tommy dengan tatapan intens, "Kamu yang memilih penginapan ini?"Tommy, yan

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 123 Pikiran dan Tubuh Bersatu

    Aroma anggur tua itu menawan, memenuhi indra penciuman Juanita dengan kekayaan dan kelembutannya. Tanpa sadar, jemarinya terbuka saat ia menyeruputnya, merasakan kehalusan dan kandungan alkohol yang tepat, tidak terlalu menyengat di tenggorokan.Juanita menghela napas sambil berkata, "Anggur ini memang luar biasa, lembut dan menghangatkan, tapi nggak membuat tenggorokan terasa terbakar."Senyum nakal Tommy menghiasi wajahnya saat ia melihat Juanita, "Tuh kan, pasti kamu suka."Juanita mengangguk dan menuang anggur lagi untuk dirinya, lalu bersulang dengan Tommy, "Jarang-jarang kita bisa seperti ini, Tommy. Ayo, untuk kita berdua!"Keduanya tampak sedikit terbuai oleh anggur, meski tidak terlalu kuat, mereka masih dalam kesadaran penuh setelah beberapa gelas.Mungkin karena sinar bulan yang mempesona atau suasana yang menghanyutkan, Juanita terlihat sangat cantik dengan wajahnya yang merah merona. Tommy, merasakan mulutnya kering, tanpa sadar memeluk Juanita yang tubuhnya mungil dan le

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 124 Mengambil Keuntungan

    Yolanda sangat cemas karena Tommy telah menuntut ganti rugi sepuluh kali lipat dari jumlah yang dibutuhkan. Tidak tahu harus berbuat apa, dia mendatangi Tanya.“Tanya, menurutmu, aku harus gimana?” tanya Yolanda dengan kebingungan.“Ya berarti Tante harus memberikan apa yang Tommy minta. Toh, dia nggak minta lebih dari itu, ‘kan?” jawab Tanya sambil menyesap tehnya dengan tenang. Tanya, yang tidak terlalu peduli dengan masalah Yolanda, hanya fokus pada Tommy.Yolanda dengan wajah murung berkata, “Tapi Tanya, dari mana aku akan bisa mendapatkan uang sebanyak itu?”Tanya menjawab dengan singkat, “Nggak ada pilihan lain.”Yolanda, meskipun cemas, mencoba meyakinkan dirinya. "Mungkin aku bisa menunda ini. Akhirnya, Tommy tidak akan berbuat apa-apa kepada keluarganya sendiri."Tanya, mendengar ini, merasa bingung.“Tapi Tante, itu akan merepotkan Tommy,” ujar Tanya.Yolanda tidak peduli. “Aku sudah biasa berurusan dengannya. Toh, kakak iparku pasti akan berpihak sama aku,” kata Yolanda, te

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 125 Semuanya Karena Ulah Dia

    Setelah merenung sejenak, asistennya menyarankan, "Sebaiknya, Bu, kalau merasa nggak enak badan, lebih baik istirahat dulu. Coba periksa ke dokter, dokumen-dokumen ini juga sudah menumpuk beberapa hari ini.""Ah, nggak bisa. Saya harus menyelesaikan ini. Kalau saya tunda lagi, perusahaan kita bisa rugi besar," Juanita menolak sambil menggeleng, "Nggak apa-apa, istirahat sebentar juga sudah baikan lagi. Kamu boleh pergi sekarang."Dengan perasaan khawatir, asistennya pun keluar dari ruangan.Meski demikian, Juanita tetap meremehkan kondisinya dan tidak menganggapnya serius. Ia bekerja di kantor sepanjang hari dan baru pulang ke rumah pada malam hari.Saat itu, Ingga, anaknya, sudah ada di rumah.Ingga tidak merasa bosan meski sendirian di rumah karena ia memiliki banyak kegiatan.Juanita menjadi penasaran ketika melihat Ingga asyik dengan kegiatannya dan mendekat untuk melihat lebih dekat."Duduk di sebelah Ingga, Juanita bertanya, "Lagi apa, Ingga?""Mama, aku lagi cobain game baru," j

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 126 Jangan Kira Manja Bisa Mengalihkanku

    Melihat Tommy begitu khawatir, Juanita mencoba menenangkannya dengan berkata, "Nggak apa-apa, hanya sedikit nggak nyaman. Sudah malam, nggak enak kalau keluar. Aku sudah merasa lebih baik sekarang."Tommy, masih dengan ekspresi khawatir, merespons, "Benar kamu sudah lebih baik?""Iya, sudah, kok" Juanita mengangguk, berusaha meyakinkan Tommy. "Kalau besok masih merasa nggak enak, aku janji akan ke rumah sakit."Akhirnya, Tommy mengalah, walaupun masih ragu. "Ingat, kalau ada yang nggak beres, langsung bilang. Jangan tanggung sendiri."Tommy dengan tegas mengingatkan Juanita, tak ingin melihatnya menderita."Tenang saja, aku akan bilang," Juanita membalas dengan serius, kemudian mengusap pundak Tommy untuk menenangkannya.Melihat itu, Tommy tersenyum pelan tapi tetap bersikap tegas. "Jangan kira aku akan cuek karna kamu bersikap manja, ya."Juanita merasa ada kehangatan yang tidak bisa dijelaskan dalam hatinya. "Aku juga nggak mau kamu cuek."Malam itu, Juanita hanya makan sedikit. Dia

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 127 Adu Domba

    Siang itu di sebuah restoran, Yolanda, yang sejatinya berencana berkencan dengan Ricky, tiba-tiba menerima panggilan telepon dari Jacky. Rasa was-was menghinggapinya saat melihat nomor asing di layar handphone, tapi dia tetap menjawabnya. "Halo, siapa ini?" tanya Yolanda, suaranya terdengar gugup, alisnya berkerut."Selamat siang, Bu Yolanda. Saya asisten Pak Tommy. Saya diinstruksikan Pak Tommy untuk menyampaikan pesan bahwa dalam waktu satu minggu Ibu harus melunasi denda atas pelanggaran kontrak. Jika tidak, Bu Yolanda akan mendapat surat peringatan dari pengacara kami," sahut suara Jacky dari seberang sana, kemudian langsung memutus sambungan.Yolanda terpaku mendengar dering telepon yang berakhir, merasa frustrasi. Harapannya agar Tommy bersikap lebih lunak seketika pupus; Tommy tak lagi memberi toleransi.Sementara Yolanda tenggelam dalam kemarahan, Tanya meneleponnya. "Halo, Tante, lagi apa?" suara Tanya terdengar manis, berusaha mendekatkan diri.Namun, kekesalan Yolanda mak

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 128 Sakit, Nggak?

    Juanita merasa Yolanda benar-benar berlebihan dengan kelakuannya yang nekat dan brutal. Meski merasa marah, dia lebih memperhatikan kekhawatiran asistennya yang terlihat sangat cemas.Kerusuhan tersebut dengan cepat menarik perhatian manajer restoran. Setelah melihat luka Juanita, manajer itu segera memberikan pertolongan pertama untuk menghentikan pendarahan.Juanita, meski merasa sakit, berpikir luka tersebut tidak terlalu serius dan cukup membalutnya saja. Namun, asistennya terlihat sangat khawatir dan menyarankan agar Juanita pergi ke rumah sakit."Wah, sepertinya nggak perlu, sih." Juanita mencoba meremehkan lukanya."Nggak, Bu. Lebih baik kita pergi ke rumah sakit saja," tegas asistennya.Akhirnya, Juanita setuju dan mereka berdua segera menuju ke rumah sakit. Selama perjalanan, Juanita merasa geli melihat ekspresi khawatir yang berlebihan dari asistennya."Bu Juan, kita nggak bisa menganggap enteng ini. Pak Tommy selalu mengingatkan saya untuk menjaga Ibu. Kalau sampai ada sesua

Latest chapter

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 279 Tidak akan Meninggalkanmu Lagi

    Setelah Tommy selesai bicara, Juanita yang merasa bersalah menunduk. Hati Tommy melunak saat melihat sikap Juanita, tetapi Tommy harus menegaskan beberapa hal kepada Juanita. Bagaimanapun, Tommy tidak ingin mengalami hal yang menakutkan seperti ini lagi.Tommy berujar, "Juanita, waktu itu aku benar-benar nggak menyangka kamu berani bersembunyi dariku. Apa kamu tahu aku takut sekali nggak bisa menemukanmu?"Juanita yang merasa bersalah sama sekali tidak berbicara. Tommy tertawa dan melanjutkan ucapannya, "Setelah menemukanmu, aku masih merasa kesal kepadamu karena kamu nggak percaya aku bisa menyelesaikan masalah ini, kamu bahkan berniat meninggalkanku. Jadi, sekalipun aku tahu keberadaanmu, aku juga sengaja nggak mencarimu. Aku mau kamu tahu apa yang kurasakan supaya kelak kamu nggak berani meninggalkanku lagi."Kelak Juanita tidak akan meninggalkan Tommy lagi. Juanita yang merasa sedih memeluk Tommy dengan erat. Dia tahu kali ini dirinya telah membuat Tommy ketakutan. Setelah melihat

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 278 Terjebak

    Keluarga Saloza masih merasa kesal setelah meninggalkan lokasi pernikahan. Kenapa pernikahannya bisa berakhir seperti ini? Jelas-jelas, semuanya berjalan dengan lancar dan Tanya hampir menjadi menantu Keluarga Ador. Namun, pengantin wanitanya malah menjadi orang lain dalam sekejap.Di luar lokasi pernikahan, ekspresi Tommy tampak lembut. Apalagi, dia sedang menggendong Juanita yang memakai gaun pengantin. Juanita memukul punggung Tommy sembari berkata, "Turunkan aku dulu."Tommy menuruti perkataan Juanita, sepertinya dia khawatir Juanita merasa tidak nyaman karena sedang hamil. Juanita bertanya, "Apa kita akan pergi sekarang? Bagaimana dengan keluargamu dan Keluarga Saloza?" Juanita khawatir masalah ini akan memengaruhi Tommy.Tommy malah mengalihkan topik pembicaraan, "Apa tadi kamu terkejut?"Juanita mengatupkan bibirnya dan tidak menanggapi ucapan Tommy. Sewaktu menyadari keberadaannya, jantung Juanita berdegup kencang. Namun ... kapan Tommy mulai merencanakan semua ini?Tommy melir

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 277 Mau Menikahi Siapa?

    Pernikahan menjadi kacau sehingga tidak bisa dilanjutkan lagi. Para tamu mulai heboh karena tidak menyangka pernikahan bisa berakhir seperti ini. Kejadian hari ini telah mempermalukan kedua keluarga, jadi pengurus rumah segera bertindak dan menyuruh para pengawal untuk mengantar semua tamu keluar. Dengan demikian, kedua keluarga bisa menyelesaikan masalah hari ini.Akhirnya, hanya tersisa anggota dari kedua keluarga di lokasi pernikahan. Juanita yang tidak tahu harus berbuat apa merasa sangat panik. Hanya saja, Juanita tahu sekarang dia tidak boleh pergi. Dia harus menemani Tommy untuk menghadapi semua permasalahan, apalagi sekarang Tommy berada di sisinya.Keberadaan Tommy sudah cukup memberi Juanita rasa aman. Jadi, Juanita hanya panik sesaat, lalu dia berusaha menenangkan dirinya.Aula yang awalnya dipenuhi orang-orang seketika menjadi sunyi setelah para tamu lainnya pergi. Anggota Keluarga Saloza tidak menyangka Tommy akan bertindak seperti ini dan mempermalukan mereka. Semua anggo

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 276 Pengantin Wanita Paling Cantik

    Tommy tersenyum ketika mendengar jawaban Juanita. Tommy tahu Juanita pasti bersedia menikahinya. Tommy dan Juanita telah mengalami banyak rintangan, sekarang akhirnya mereka bisa menikah. Tommy tidak mungkin melepaskan kesempatan yang begitu bagus.Semua tamu merasa sangat senang melihat pasangan mempelai yang berdiri di atas panggung, kecuali Ruben. Dia terus mengamati Juanita dan merasa ada yang tidak beres, terutama saat Juanita bersuara. Ruben pernah bertemu dengan Tanya. Meskipun mereka jarang berhubungan, Ruben bisa mengenali suara Tanya.Tadi, suara wanita itu memang sangat mirip dengan Tanya, tetapi Ruben merasa wanita itu bukan Tanya. Sebenarnya, Ruben ingin mengekspos mereka. Hanya saja, Ruben tidak terlalu yakin sehingga tidak berani bertindak gegabah. Kemudian, pendeta berucap, "Selanjutnya, saatnya sepasang mempelai bertukar cincin."Juanita gemetaran begitu mendengar suara pendeta. Hanya tinggal selangkah lagi, Juanita akan menjadi istri Tommy secara sah dan anaknya bisa

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 275 Aku Bersedia

    Di dalam aula, Tommy berdiri di depan pendeta sembari menunggu pengantinnya dengan sabar. Di bawah tatapan serius orang-orang, pintu akhirnya dibuka, lalu disusul oleh sosok cantik yang berjalan masuk. Wajah wanita itu ditutup oleh kerudung, jadi mereka tidak bisa melihat parasnya. Sementara itu, gaun yang pas badan membuat si pengantin tampak sangat menawan."Wow, pengantinnya cantik sekali!""Benar, mereka memang serasi!"Para tamu mulai memuji sembari bertepuk tangan. Pada saat yang sama, banyak kelopak bunga yang berjatuhan.Ketika mendengar suara-suara itu, Juanita sungguh terkejut. Dia tidak menduga hasilnya akan menjadi seperti ini.Tangan Juanita terkepal erat. Dia tidak bisa menahan perasaan gugup ini. Sebuah pemikiran yang tidak pernah ada bahkan tiba-tiba muncul dalam benaknya, yaitu melarikan diri dari tempat ini.Orang yang berjalan di samping Juanita merasakan keanehan ini. Dia pun berbisik, "Demi masa depan anakmu, kamu harus terus berjalan."Juanita merasa dirinya sedan

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 274 Menukar Pengantin Wanita

    Beberapa saat kemudian, mobil akhirnya tiba di suatu tempat. Juanita pun dibawa turun oleh kedua pengawal itu.Juanita tidak berteriak-teriak lagi sekarang. Dia berusaha untuk tenang meskipun merasa sangat takut. Kini, banyak adegan penculikan dan pemerkosaan yang terlintas di benaknya.Entah sudah berapa kali Juanita hampir mengalami peristiwa seperti itu. Makin dipikirkan, dia merasa makin getir.Namun, yang menyambutnya bukanlah suara galak pria. Juanita seperti dibawa ke suatu tempat, lalu mendengar suara beberapa orang wanita."Bawa dia masuk," perintah seorang wanita dengan tegas. Kemudian, Juanita pun dibawa masuk oleh kedua wanita.Setelah melewati tirai, kedua wanita itu mengulurkan tangan dan membantu Juanita melepaskan baju. Juanita sontak panik. Dia berteriak, "Apa yang kalian lakukan? Aku bisa menuntut kalian kalau macam-macam!"Kedua wanita itu tidak berbicara, melainkan terus membantu Juanita melepaskan pakaiannya. Mana mungkin Juanita membiarkannya begitu saja, dia pun

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 273 Kenapa Menangkapku?

    Meskipun berpikir demikian, para wanita muda itu tidak memiliki latar belakang seperti Tanya. Jadi, mereka tidak bisa menjadi istri dari pria terhebat di Kota Andara. Mereka hanya bisa menjadi saksi dari pernikahan ini. Bagaimanapun, ini sudah merupakan suatu kehormatan bagi mereka.Saat ini, Tanya yang berada di kamar rias menggigit bibirnya karena tidak bisa mengontrol perasaannya. Kalau bukan karena harus menjaga citranya yang lemah lembut, dia pasti sudah melompat dan berlari kegirangan, lalu memberi tahu semua orang di dunia ini bahwa dirinya akan menjadi istri Tommy.Ruben dan Yolanda juga berada di kamar rias. Ketika melihat wajah cantik Tanya, Yolanda pun memuji, "Cantik sekali, kamu sudah pasti pengantin tercantik di dunia ini."Tanya pun menunduk sembari tersenyum manis. Melihat ini, Ruben segera memuji, "Siapa yang tidak jatuh cinta melihat kecantikan Nona Besar Keluarga Saloza?"Tanya menjadi besar kepala karena terus dipuji. Wanita mana yang tidak senang saat dipuji oleh p

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 272 Pernikahan Megah

    Mendengar ini, terlihat keraguan pada ekspresi Harfi. Dia memang mengkhawatirkan Juanita, tetapi pekerjaannya sangat banyak belakangan ini. Memang agak repot baginya kalau harus datang ke rumah sakit setiap hari."Tapi, Kak ...." Harfi menggaruk kepalanya, tidak langsung menyetujui perkataan Juanita.Juanita tentu tahu bahwa Harfi agak sibuk belakangan ini. Itu sebabnya, dia menasihati, "Kamu sangat sibuk akhir-akhir ini. Aku benar-benar nggak enak hati kalau kamu terus datang.""Baiklah, untuk sementara waktu ini, aku nggak akan datang setiap hari. Tapi, kalau ada masalah, kamu harus menghubungiku," ujar Harfi sambil menatap Juanita dengan serius.Harfi khawatir Juanita tidak ingin dirinya cemas sehingga menutupi semuanya darinya. Mendengar ini, Juanita segera mengangguk dan mengiakan....."Telepon saja aku kalau ada masalah. Aku sudah menyewa perawat untukmu. Kamu cukup beristirahat dengan baik. Nah, kubelikan makanan karena takut kamu nggak cocok dengan makanan rumah sakit," ucap Y

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 271 Hanya Ingin Melindunginya

    "Ya, ya, aku bersumpah. Kalau aku memberi tahu Tommy, aku akan menjadi impoten. Sudah puas?" tanya Yosef sembari menatap Juanita.Kalau tidak sedang kesakitan, Juanita pasti akan merasa lucu mendengarnya. Namun, di situasi seperti ini, dia benar-benar tidak bisa tertawa. Juanita hanya menggigit bibirnya sambil berkata dengan serius, "Terima kasih."Yosef merasa agak malu melihat Juanita yang mengucapkan terima kasih dengan begitu tulus. Benar-benar bodoh, Tommy jelas-jelas sudah tahu semuanya. Dia tidak perlu menutupi apa pun dari pria ini.Yosef merasa lega melihat Juanita yang sudah lebih tenang. Namun, begitu teringat pada sumpahnya barusan, dia seketika merasa sangat getir. Entah dosa apa yang telah diperbuatnya sampai terlibat hal seperti ini.Sesudah melakukan pemeriksaan, Yosef pun menghela napas lega. Kondisi Juanita tidak separah yang dibayangkannya. Bagaimanapun, Tommy terdengar sangat panik saat meneleponnya barusan. Juanita baik-baik saja.Juanita yang berbaring di ranjang

DMCA.com Protection Status