Daniel tercengang melihat wajah perempuan di depannya sangat mirip dengan Devada. Dia tentu mengingat dan mengenali wajah Devada, akan tetapi tentunya dia tidak berpikir bahwa perempuan di hadapannya saat ini ialah Devada, karena dia telah mati.“Bukankah sudah kukatakan untuk jangan terlalu formal denganku, Daniel?” Daniel yang masih syok itupun tersadar dari lamunanya. “Ah, iya, maafkan aku!” “Sudahlah, silakan duduk!”“Iya,”—Daniel duduk tepat di depan Natasha dan Lucas. Sepanjang makan malam tersebut Daniel tidak bisa memalingkan pandangannya dari Natasha. Dia terus mengamati detil wajah Natasha untuk memastikan bahwa Natasha bukanlah Devada.Daniel terus bertanya-tanya dalam batin. “Tidak mungkin dia Devada, orang mati tidak akan hidup lagi, ‘kan?”“Jadi, Natasha, Daniel ini adalah pemimpin Scienic tech., perusahaan di Indonesia yang kelak akan kamu pimpin,” jelas Lucas.Baik Daniel maupun Natasha, merek
Baca selengkapnya