Daniel tercengang melihat wajah perempuan di depannya sangat mirip dengan Devada. Dia tentu mengingat dan mengenali wajah Devada, akan tetapi tentunya dia tidak berpikir bahwa perempuan di hadapannya saat ini ialah Devada, karena dia telah mati.
“Bukankah sudah kukatakan untuk jangan terlalu formal denganku, Daniel?”Daniel yang masih syok itupun tersadar dari lamunanya. “Ah, iya, maafkan aku!”“Sudahlah, silakan duduk!”“Iya,”—Daniel duduk tepat di depan Natasha dan Lucas.Sepanjang makan malam tersebut Daniel tidak bisa memalingkan pandangannya dari Natasha. Dia terus mengamati detil wajah Natasha untuk memastikan bahwa Natasha bukanlah Devada.Daniel terus bertanya-tanya dalam batin. “Tidak mungkin dia Devada, orang mati tidak akan hidup lagi, ‘kan?”“Jadi, Natasha, Daniel ini adalah pemimpin Scienic tech., perusahaan di Indonesia yang kelak akan kamu pimpin,” jelas Lucas.Baik Daniel maupun Natasha, merekSetelah mengetahui alasan Lucas menaruhnya di posisi manager departemen yang sedang sekarat, Natasha akhirnya mulai menyusun strategi untuk bisa mempertahankan departemen tersebut. Setelah berkonsultasi dengan Tuan Song dan melakukan studi kasus terhadap perusahaan lain yang memiliki departemen serupa, akhirnya Natasha menemukan masalahnya.Pagi ini Natasha memasuki kantor Ethereal dengan penampilan sedikit berbeda. Lebih santai dengan rambut yang dikuncir kuda, kemeja polos tanpa jas yang dimasukkan ke dalam celana bahan, serta sepatu kets yang sangat nyaman digunakan untuk berjalan. Penampilan Natasha itupun mengundang perhatian semua orang yang melihatnya. Tidak lama kemudian, ruang chat para pegawai mulai ramai kembali dengan aktivitas pergosipan.“Kalian lihat dia pagi ini?”“Lihat siapa?”“Siapa lagi, ya tentu saja perempuan ular yang melilit bos kita.”“Oh, perempuan itu, kenapa? apa yang dilakukannya? aku masih belum sam
Setelah pertemuannya dengan Natasha, ingatan Daniel tentang Devada di masa lalu akhirnya muncul kembali. Masih jelas dalam ingatannya sosok seperti apa Devada di matanya.Dibesarkan di tengah keluarga yang utuh dan saling menyayangi dengan keadaan ekonomi yang sangat baik tidak lantas membuat Devada menjadi pribadi yang manja. Sebaliknya, mama dan papa Devada begitu tegas dalam mendidik satu-satunya putri mereka.Meskipun bergelimang harta, tetapi Devada dididik untuk tidak bergaya hidup hedonis. Dia selalu diajarkan untuk selalu hidup sederhana, mandiri, dan ringan tangan dalam membantu sesama.Oleh sebab itulah, akhirnya Devada tumbuh menjadi pribadi yang ceria, baik, dan rendah hati. Namun, sayangnya hal itu terkadang membuatnya mudah sekali terkena tipu daya orang lain. Daniel masih ingat jelas seperti apa pertemuan pertamanya dengan Devada. Saat itu merupakan masa awal Devada masuk perkuliahan, tapi sayangnya dia terancam terlambat masuk kel
Lucas turun dari ruangannya untuk pergi menemui klien. Namun, saat berada di dalam lift, mendadak dia menekan tombol lantai di mana departemen Natasha berada.Kai yang melihat hal itupun hanya diam saja. Dia tidak berani berkomentar apapun. “Jangan berpikir macam-macam, aku hanya ingin memastikan bahwa dia tidak berbuat sembarangan,” jelas Lucas tanpa diminta.Kai pun membalas, “Saya tidak mengatakan apapun, Tuan.”Lucas merasa dirinya seperti sedang kepergok. Dia tidak terima dan langsung menatap Kai, yang mana juga langsung memalingkan wajah untuk menghindari kontak mata dengan tuannya itu. Sesampainya Lucas di depan departemen Natasha, dia terkejut dengan apa yang dilihatnya. Semua pegawai di departemen Natasha saat ini sedang asik mendekorasi ruang kerja mereka. “Apa yang terjadi di sini? di mana Natasha?” tanya Lucas kepada Kai.Orang-orang di sana masih tidak menyadari keberadaan Lucas, sehingga mereka masih sib
Setelah pertemuan pertama mereka, Devada menjadi lebih sering bertemu dengan Daniel. Sosok Daniel yang baik, dewasa, dan mengayomi itupun membuat Devada semakin nyaman berada di dekatnya.Lambat laun perasaan nyaman tersebut berubah menjadi rasa yang lebih. Devada mulai jatuh cinta pada Daniel. Sayangnya, Devada tidak berani mengungkapkan perasaannya itu dan hanya diam-diam mencintai. Daniel merupakan cinta pertama Devada yang bahkan mungkin tidak ada seorang pun mengetahuinya, termasuk Lucas.“Kamu baru saja bertemu dengan Daniel?” tanya Lucas.Natasha dengan masih sedikit terkejut dan gugup menjawab, “O-oh, iya, Daniel akan kembali ke Indonesia, jadi dia datang untuk berpamitan. Tadi dia bilang mau pergi ke ruanganmu.”“Oh, baiklah, aku akan menghubunginya kalau begitu. Kamu kembalilah ke departemenmu! kurasa anak buahmu sudah menunggu.”“Iya, kalau begitu aku pergi dulu.”Natasha melenggang melewati Lucas dan Kai men
Sudah hampir satu minggu dari sejak rapat terakhir. Lig-ling bersama dengan tiga rekan lainnya saat ini tengah duduk di tepi pantai sambil menikmati kelapa muda. “Menurut kalian, cinta musim gugur yang hangat tapi menyayat itu seperti apa?” tanya salah satu rekan Ling-ling.“Entahlah, aku juga masih mencoba memikirkannya,” jawab Ling-ling. Dia lantas mulai bergumam. “Rasa cinta yang membara mengalahkan dinginnya musim gugur,”—rekan-rekan Lingling menoleh sambil terus mendengarkan—“namun terasa sakit di dada seperti tersayat.”“Luar biasa!” seru rekan-rekan Ling-ling. “Menurutmu kenapa orang yang sedang merasakan cinta yang membara tiba-tiba merasa sakit karena cinta itu sendiri?” lanjut rekan Ling-ling.“Orang yang dicintainya selingkuh?” sahut yang paling muda di antara keempat orang di sana.“Apa orang yang dicintainya itu mati?”“Kecelakaan?”“Sakit?”“Oh, atau karena ternyata sudah punya istri?”
Natasha berjalan kembali ke departemennya. Ada sesuatu yang membuatnya sedikit gusar setelah dari ruangan Lucas. Alasan Lucas mengosongkan jabatan manager departemen selama beberapa waktu demi dirinya membuat Natasha berpikir bahwa mungkin memang ada rencana besar di balik bantuan Lucas selama ini. “Sepertinya, Lucas memiliki rencana yang matang untukku,” batin Natasha, “tapi, kenapa? apa dia harus sampai mengesampingkan keamanan perusahaannya sendiri hanya demi membantuku balas dendam?”—Natasha menggelengkan kepalanya—“tidak, apa sebenarnya rahasiamu, Lucas?”Natasha masih mencoba menerka-nerka rahasia yang mungkin disembunyikan oleh Lucas. Bahkan, setelah sampai di ruangannya pun Natasha masih terus bergulat dengan isi pikirannya.Sejak awal pertemuannya dengan Lucas di Makau, Natasha sadar bahwa memang ada yang aneh dari pertemuan mereka. Meskipun dulu Lucas mengatakan bahwa tujuan utamanya ke sana ialah untuk berbisnis dan tidak sengaja menemukan oran
Malam ini Natasha pulang terlambat setelah pertemuan rahasianya dengan anggota-anggota timnya. Lucas melihat Natasha memasuki kamar mereka. “Kamu lembur?” tanya Lucas yang baru keluar dari ruang bacanya. Natasha menarik kedua ujung bibirnya dan menonjolkan pipi-pipinya yang memerah. “Hem! ... hik!” “Kamu habis minum-minum?” tebak Lucas. Natasha mendekatkan ujung ibu jari dan telunjuknya, lalu menunjukkannya kepada Lucas. “Sedikit!” Lucas menghela napas kasar. “Seharusnya tidak usah minum jika tidak bisa minum!” “Kata siapa aku tidak bisa minum? aku bisa!” protes Natasha, “tapi sedikit,” lanjutnya dengan mengulangi gesturnya tadi. Lucas sedikit terkejut melihat Natasha begitu. Seperti bukan perempuan yang dia tahu selama ini. Menggemaskan, mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan maksud Lucas. Dia bahkan sampai tidak sadar jika sudah hampir tertawa melihat tingkah Natasha. Lucas
Setelah seharian dibuat ‘baper’ oleh sedikit perhatian yang diberikan Lucas, ekspektasi Natasha tentang sikap manis suaminya ketika pulang kantor pun meningkat. Hal itu membuatnya antusias menyambut kepulangan Lucas dengan hangat dan senyuman manis. “Lucas, kamu sudah pulang?” tanya Natasha.“Hem!” respon Lucas dingin.“Ah, kenapa dia tetap bersikap seperti itu? Apa situasinya tidak tepat? dia terlihat seperti sedang kesal, apa mungkin terjadi masalah di kantor?” batin Natasha penuh tanya.Natasha berusaha mengabaikan kenyataan tersebut. Dia kembali mengajak Lucas bicara.“Hari ini aku tidak masuk kantor, hari ini aku memasak makanan khusus untukmu, cepatlah mandi dan tur—” “Jadi kau mengabaikan pekerjaanmu hanya untuk memasak?” potong Lucas.“Ha?”—Natasha bingung. “Tidak bisakah kau bertanggung jawab pada pekerjaanmu, Natasha? bagaimana bisa aku memberikan Scienic padamu untuk balas dendam jika sebuah depart