Home / Romansa / Istri Kecil Om Dingin / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Istri Kecil Om Dingin: Chapter 91 - Chapter 100

144 Chapters

Bab 91. Teka-teki Kematian Gunawan

Beberapa saat kemudian. Mobil milik Axel sudah sampai di pemakaman. Maxime menghentikan mobil milik Axel tepat di depan pemakaman umum itu. Dengan perlahan Emily turun dari dalam mobil dibantu oleh Chrisa. Tadi setelah mendengar jika Om Gunawan sudah di kebumikan Emily langsung mengajak Axel untuk ke tempat tinggal terakhir Omnya itu. Sedih, hancur dan kecewa yang dirasakan Emily saat ini. Bagaimana tidak? Di saat dia baru pulang bulan madu, dia malah mendapat kabar yang sangat menyayat hati. Emily dibimbing Chrisa untuk ke makam Om Gunawan. Sampai di depan makam Gunawan, Emily menatap tempat tinggal terakhir Omnya itu dengan air mata yang menggenang di pelupuk mata. Tanpa disangka dan diduga air mata kembali jatuh dari mata Emily, Emily mencoba untuk tidak menangis tetapi tidak bisa, Emily tidak bisa menahan tangisannya. Tubuh Emily seakan tidak bertenaga, rasanya untuk berdiri pun Emily tidak punya energi yang tersisa. Chrisa yang berada di samping Emily mencoba merangkul tubuh E
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

Bab 92. Janji Axel

Maxime dan Arthur masih diam. Mereka sesekali saling melirik satu sama lain karena bingung untuk apa Tuan Del Piero memanggil mereka secara bersamaan. Mereka menunggu hingga Tuan Del Piero mengatakan sesuatu. Namun, hingga lima belas menit mereka berada di dalam ruangan Tuan Del Piero, Tuan Del Piero masih diam sambil mengetuk-ngetukan jarinya di atas meja kerjanya. "Apa saat ini hubungan Axel dengan Emily benar-benar baik, Maxime?" tanya Tuan Del Piero sambil menatap Maxime dengan tatapan serius. "Hubungan mereka baik-baik saja, Tuan. Saat ini Tuan Muda sudah jatuh cinta pada Nona Emily," jawab Maxime. "Bagaimana kamu bisa yakin jika Axel sudah jatuh cinta pada Emily?"Maxime diam. Setelahnya, dia menceritakan semua yang terjadi antara Axel dan Emily saat keberangkatan mereka ke Swiss, hingga sampai mereka kembali. Tuan Del Piero menganggukkan kepalanya. Dari raut wajahnya Tuan Del Piero terlihat bahagia saat mendengar penjelasan Maxime. Dia kemudian beralih pada Arthur, ekspresi
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more

Bab 93. Hamil?

Sudah satu minggu setelah kematian Om Gunawan. Emily masih terlihat murung. Namun, bagaimana pun Emily tetap mulai menjalankan aktivitasnya kembali. Dia harus kuliah, kematian om-nya itu tidak boleh membuat dirinya terus-menerus bersedih. Jika dia terus bersedih, yang ada nanti kedua orang tua dan om-nya akan sedih di atas sana. "Gimana kabar kamu, Emily?" tanya Winda saat bertemu Emily di kantin kampus."Aku baik." Emily tersenyum tipis. "Kalian sendiri gimana kabarnya?" tanyanya balik. "Kita juga baik. Maafin kita ya, Emily. Kita sama sekali nggak tahu kalau Om kamu meninggal," ucap Rara dengan wajah menyesal. "Iya nggak apa-apa. Aku juga baru tahu waktu malamnya, setelah pulang dari Swiss. Aku bahkan nggak bisa ikut mengantar jenazah Om Gunawan ke peristirahatan terakhir," ucap Emily dengan wajah sedih. Winda mengelus punggung Emily dengan lembut. "Kita sempet kaget waktu denger loh, Emily.""Iya, aku juga," jawab Emily dengan wajah yang masih sedih. "Sabar ya, Emily. Aku yakin
last updateLast Updated : 2024-01-21
Read more

Bab 94. Diikuti Orang Tidak Dikenal

Tidak berselang lama, Rara kembali menghampiri Emily dan Winda. Kedua sahabatnya itu menatap Rara dengan tanda tanya. Mereka pikir Rara tidak mendapatkan apa yang tadi ingin dia beli, pasalnya Rara datang dengan tangan kosong. "Nggak dapet, ya, Ra?" tanya Winda sambil menatap ke arah kedua tangan Rara lalu kembali menatap wajah Rara. "Dapat," jawab Rara sambil mengambil sesuatu dari tas miliknya. "Nih." Rara memberikan benda yang baru saja dia beli. Emily menautkan alisnya kala melihat isi di dalam kantong plastik di tangannya. "Kok malah obat demam?" tanya Emily tidak paham. Rara menatap ke sekeliling. Melihat Rara yang terlihat seperti itu, baik Emily dan Winda juga ikut-ikutan menatap ke sekeliling. "Kamu kenapa, sih, Ra?" tanya Winda yang melihat kelakuan temannya yang aneh. Rara menatap Winda lalu beralih menatap Emily. "Sebaiknya sekarang kita ke rumah aku aja, yuk. Takutnya nanti ada yang denger." Bukannya menjawab pertanyaan Winda, Rara malah mengajak kedua sahabatnya unt
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Bab 95. Positif Hamil

Bab 95. Positif HamilEmily yang berada di dalam kamar mandi, masih diam. Dia memandangi bungkus testpack yang ada di tangannya. Dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apa iya dia harus mengecek apa dia sedang hamil atau tidak? Jika dia tidak mengeceknya maka dia tidak bisa tahu apa ada janin yang tengah berkembang di dalam rahimnya atau tidak. Namun, jika dia mengeceknya, dia takut dengan hasilnya. Dia takut jika Axel akan meninggalkan dirinya setelah dia melahirkan anak mereka nantinya. Walaupun Axel sudah mengatakan jika dia sangat mencintai dan tidak akan meninggalkan dirinya nanti, tetapi Emily masih takut. Apalagi surat perjanjian yang mereka buat sampai sekarang masih di tangan Axel dan Emily tidak tahu apa surat perjanjian itu sudah dimusnahkan atau masih disimpan oleh Axel. Emily memejamkan kedua matanya. Dia sangat bimbang. Namun, saat dia tengah bimbang tiba-tiba Emily dikejutkan dengan suara ketukan pintu kamar mandi. Tok ... tok ... tok .... "Emily, sudah belum?" ta
last updateLast Updated : 2024-01-23
Read more

Bab 96. Axel dan Emily

Bab 96. Axel dan EmilyHingga larut malam, Axel tidak kunjung pulang. Dia bahkan tidak memberi kabar pada Emily, membuat Emily resah, takut jika suaminya kenapa-napa. Emily terus menunggu Axel pulang. Namun, karena Axel tidak kunjung pulang, Emily memutuskan untuk tidur lebih dulu. Hingga akhirnya pada saat jam dua dini hari, Emily merasakan seseorang memeluk dirinya dari belakang. Emily membuka matanya. Dia menoleh ke belakang dan melihat Axel yang tengah memeluk dirinya dengan wajah yang di taruh ke leher bagian belakangnya. "Om baru pulang?" tanya Emily dengan suara khas orang baru bangun tidur sambil mengubah posisinya untuk menghadap ke arah Axel. "Hm," jawab Axel sambil mengeratkan pelukannya. "Kenapa pesan dari aku nggak Om balas?" tanya Emily lagi sambil mengusap-usap rambut Axel dengan lembut. "Hari ini sibuk sekali. Ponselku tertinggal di ruangan."Emily mengangguk mengerti. Dia berusaha percaya dengan apa yang suaminya itu katakan. "Pasti capek banget ya?"Axel mengang
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

Bab 97. Melakukan Kembali

Bab 97. Melakukan KembaliBeberapa saat kemudian, Emily keluar dari dalam kamar mandi. Dia melihat ke arah tempat tidur, tidak ada Axel di sana. Dia kemudian menatap ke sekeliling kamar, tetapi tetap Emily tidak mendapat keberadaan Axel. "Ke mana Om Axel?" tanya Emily pada dirinya sendiri saat tidak mendapati Axel di kamar mereka. Wajah Emily langsung murung, padahal dia baru saja senang karena Axel mengatakan akan menghabiskan waktu seharian ini bersama dirinya. Namun, dia saat ini sudah tidak berada di kamar. Emily mengembuskan napas pasrah. Dia kemudian duduk di pinggiran tempat tidur. "Apa aku hanya pemuas ranjangnya saja, setelah dia puas maka dia akan pergi begitu saja.""Sadar Emily, dari awal 'kan kamu menang seperti itu. Lebih baik kamu jangan begitu terhanyut dengan perlakuan manis Om Axel. Dia mungkin hanya ingin bermain-main dengan kamu saja, Emily," ucap Emily berbicara pada dirinya sendiri. "Lebih baik sekarang kamu memakai baju, kasian janin yang ada di dalam kandung
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

Bab 98. Axel Selingkuh

Bab 98. Axel Selingkuh—oOo—Jam menunjukkan pukul dua belas siang lebih dua puluh tiga menit. Axel dan Emily baru saja selesai melakukan kegiatan panasnya. Dengan napas yang masih sama-sama memburu, Axel mencium kening Emily. "Terima kasih, Sayang. Aku sangat puas," ucap Axel setelah mencium kening Emily. Emily hanya mengangguk pelan. "Kamu istirahat dulu, nanti kalau sudah baru kamu mandi."Emily kembali mengangguk. Axel tersenyum, setelahnya dia langsung menyelimuti tubuh Emily dan beranjak ke kamar mandi. Sementara Emily memutuskan untuk memejamkan matanya. Namun, baru saja Emily ingin memejamkan matanya, tiba-tiba dia kembali membuka matanya saat mendengar suara dering ponsel milik Axel. Awalnya, Emily ingin mengabaikan dering ponsel suaminya itu, tetapi saat ponsel itu terus berdering Emily akhirnya mengambil ponsel itu, berniat untuk menjawab telepon itu. Namun, baru dia hendak menekan tombol untuk menjawab telepon itu, tetapi telepon itu sudah mati lebih dulu. Emily menautk
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

Bab 99. Bertemu Raihan

Di saat Emily baru saja keluar dari ATM, tanpa sengaja seseorang menabrak Emily hingga membuat Emily terjatuh. Dengan segera orang itu berjongkok dan membantu Emily untuk berdiri. Namun, orang yang menabrak Emily terdiam saat melihat orang yang sudah dia tabrak. "Emily?" gumam orang itu. Emily mendongak dan melihat orang yang sudah menabrak dirinya. Dia membulatkan kedua bola matanya, tidak percaya. "Raihan?" Panggil Emily sangat pelan, saat mengenali orang di hadapannya adalah Raihan. Orang yang pernah mengisi hatinya dulu. Raihan sendiri menatap Emily dengan tatapan tidak percaya. Tidak percaya bisa bertemu dengan orang yang dia cintai, orang yang beberapa bulan ini berusaha Raihan lupakan tetapi belum berhasil. Semakin dia berusaha melupakan Emily, semakin besar pula rasa yang ada di hatinya. Dengan segera Raihan membantu Emily untuk bangun. "Kamu tidak apa-apa, Emily?" tanya Raihan masih dengan tangan yang memegang kedua bahu Emily. Emily menggeleng. "A-aku nggak apa-apa," ja
last updateLast Updated : 2024-01-27
Read more

Bab 100. Kepergian Emily

Bab 100. Kepergian Emily—oOo—"Han, apa boleh aku minta sesuatu dari kamu?" tanya Emily sambil menatap Raihan dengan penuh harap. Melihat tatapan Emily, hati Raihan merasa sakit. "Apa?" tanyanya. "Bawa aku pergi dari sini."Raihan melebarkan kedua bola matanya, tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Bagaimana mungkin Emily meminta hal itu padahal Emily sudah memiliki suami. "Kamu bicara apa, Emily? Kalau bicara jangan ngaco," balas Raihan sambil terkekeh. Dia menganggap Emily tengah bercanda. "Aku serius, Han. Tolong bawa aku pergi dari sini. Aku ingin pergi jauh dari sini."Raihan menggelengkan kepalanya. Dia kemudian beranjak dari duduknya, tetapi Emily ikut beranjak dari duduknya juga. "Aku mohon, Han, please."Raihan menatap manik mata Emily mencari kebenaran di sana. Dia hanya takut jika Emily tengah bercanda yang bisa mengakibatkan dirinya semakin sulit. Namun, Raihan perhatikan tidak ada kebohongan di mata Emily. Emily terlihat sangat serius dengan permintaanny
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status