Home / Romansa / Istri Kecil Om Dingin / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Istri Kecil Om Dingin: Chapter 71 - Chapter 80

144 Chapters

Bab 71. Pernyataan Cinta Axel

Axel menatap punggung Emily yang hendak menjauh darinya. Axel menarik satu sudut bibirnya ke atas ketika melihat Emily yang tengah kesal pada dirinya yang sedari tadi tidak menjawab pertanyaan dari istri kecilnya itu. Axel sebenarnya sengaja melakukan itu karena ingin tahu seberapa sabar Emily menunggu jawabannya. Namun, istri kecilnya itu ternyata tidak sabar apa yang ada di benak Axel. Dengan segera Axel mengangkat sebelah tangannya ke atas dan menggenggam tangan istri kecilnya yang hendak pergi. "Apa lagi?!" tanya Emily dengan penuh Emosi. Senyum di bibir Axel semakin lebar kala melihat ekspresi Emily yang menurut Axel sangat menggemaskan. Tanpa menunggu waktu lagi, Axel mengangkat sebelah tangannya yang bebas ke atas, menarik tengkuk Emily dari belakang dan mencium bibir istri kecilnya itu. Emily melebarkan kedua bola matanya ketika melihat apa yang dilakukan Axel. Dia sungguh sangat terkejut dan tidak habis pikir Axel akan melakukan hal gila seperti itu. Menciumnya di tempat u
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more

Bab 72. Rencana Axel

Emily menatap ruangan yang ada di dalam pesawat. Ruangan itu terlihat sangat mewah, tidak seperti ruangan yang ada pada pesawat pada umumnya. Di sana hanya ada empat kursi penumpang dan sebuah meja yang ada di tengah-tengah kursi itu. Di sana juga ada televisi yang begitu besar dan sebuah lemari kecil bawah televisi itu. Emily menatap ruangan itu dengan takjub, ini kali pertama Emily naik pesawat yang begitu mewah. Sebelum-belum ini Emily hanya selalu menggunakan pesawat biasa dengan kelas VIP saja, belum pernah naik dengan kelas VVIP. "Kita nggak salah ruangan 'kan Chrisa?" tanya Emily sambil menoleh ke arah Chrisa yang ada di belakangnya. Chrisa tersenyum. "Tidak, Nona. Ini memang ruangan Nona dan Tuan Muda Axel." Chrisa menuntun Emily menuju kursi miliknya. "Silakan, Nona.""Terima kasih, Kak," ucap Emily sambil tersenyum. "Sama-sama, Nona. Kalau begitu saya ke ruangan sebelah.""Kamu nggak duduk di sini?" tanya Emily sambil menatap Chrisa yang hendak berbalik. Chrisa tersenyum
last updateLast Updated : 2023-12-29
Read more

Bab 73. Sukses

Emily memejamkan matanya. Ini seperti bukan dirinya, tetapi entah kenapa pikiran dan tubuh Emily tidak sama. Pikirannya menolak untuk melakukan ini karena dia masih marah dengan Axel tetapi tubuhnya menginginkan hal lebih dan ingin terus melakukannya. Apalagi saat merasakan sentuhan tangan Axel di lengan bagian atas, itu sungguh memabukkan. Emily juga sebenarnya bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya. Namun, dia tidak bisa berpikir. Saat dia mencoba berpikir kepalanya malah terasa berdenyut. Hingga akhirnya Emily membuka matanya dan menatap Axel dengan sendu. "Pleaseeee ...." lirih Emily sambil menyantuh dada Axel. "Untuk apa?" tanya Axel pura-pura tidak paham dengan maksud Emily. Padahal Axel tahu betul apa yang diinginkan oleh Emily tetapi dia sengaja melakukan hal itu untuk menggoda Emily. Dia ingin tahu apa Emily akan mengatakan kepadanya apa yang dia mau atau tidak. "A-aku ...." Emily menundukkan kepalanya. Dia ragu untuk mengatakan apa yang dia inginkan tetapi tubuhnya
last updateLast Updated : 2023-12-30
Read more

Bab 74. Kemarahan Maxime

Chrisa mengeraskan rahangnya kala melihat Maxime masih menertawakannya. Tadi saat Chrisa memejamkan matanya, takut Maxime akan menciumnya, Chrisa malah di buat kesal dengan Maxime yang tiba-tiba mengatakan hal yang membuat Chrisa malu. Bagaimana Chrisa tidak malu, Maxime dengan terang-terangan mengatakan jika dia tidak akan mencium Chrisa. Lagi pula siapa yang ingin Maxime cium coba! Begitulah isi hati Chrisa. Chrisa semakin kesal dengan Maxime yang tidak berhenti tertawa. Ingin rasanya Chrisa memukul Maxime habis-habisan saat ini juga. Namun, itu tidak mungkin Chrisa lakukan, mengingat mereka masih berada di dalam pesawat. Berani-beraninya tadi Maxime menggoda dirinya tadi! Membuat jantungnya berdetak tidak karuan."Ngarep banget aku cium ya?" ucap Maxime membuat Chrisa yang sedang memalingkan wajahnya ke luar pesawat langsung menatap Maxime dengan tajam. "Siapa juga yang mau di cium sama cowok kayak kamu! Yang sukanya batang sama batang!" balas Chrisa dengan wajah yang sudah merah
last updateLast Updated : 2024-01-01
Read more

Bab 75. Kecurigaan Emily

Maxime keluar dari dalam kamar mandi setelah beberapa saat. Dia menatap kursi di mana ada Chrisa yang tengah duduk sambil menatap keluar jendela dengan posisi punggung yang dia sandarkan di sandaran kursi. Maxime benar-benar menyesal sudah mencium Chrisa tadi, seharusnya tadi dia bisa menahan amarahnya. Jika dia bisa menahan amarahnya, mungkin saat ini dia tidak akan canggung untuk kembali duduk di tempatnya semula. Sementara Chrisa, saat ini dia sedang diam sambil menatap keluar pesawat melaui jendela yang ada di sebelahnya. Dia sedang meremung, mencoba melupakan kejadian beberapa waktu lalu. Namun, seberapa keras Chrisa melupakan kejadian itu, kejadian itu semakin menari-nari di benaknya. Bagaimana Chrisa bisa melupakan hal itu, sementara itu adalah ciuman pertamanya dan di ciuman pertamanya itu juga Chrisa mendapat ciuman yang tidak mengenakan. Tidak sama dengan yang pernah orang-orang bilang, jika ciuman pertama sangat mengesankan. Sebenarnya ada benarnya juga jika ciuman perta
last updateLast Updated : 2024-01-02
Read more

Bab 76. Memulai Penyelidikan

Chelsea menutup berkas yang baru saja dia kerjakan. Dia mengembuskan napas panjang saat merasa tubuhnya sangat lelah. Semenjak hamil dia jadi mudah lelah dan hal itu membuat Chelsea kesal sendiri. Jika bukan karena dia punya rencana dengan kandungannya ini, mungkin dia sudah menggugurkan kandungannya saja sesuai dengan apa yang diinginkan ayah biologis dari anaknya itu. Chelsea menatap ke sekitar. Dia merasa ada yang berbeda dengan kantor di mana dia bekerja. Suasana kantor hari ini terlihat sangat santai, buktinya sudah ada beberapa karyawan yang sedang makan padahal bukan waktunya makan. Merasa ada yang aneh, Chelsea beralih menatap meja di mana Lusi duduk. Dilihatnya Lusi sedang memoles bedak pada wajahnya. Dia membawa kursinya ke meja Lusi lalu mencolek temannya itu. "Eh, ayam-ayam!" Lusi terkejut dengan apa yang dilakukan Chelsea. Sementara Chelsea malah tertawa melihat reaksi Lusi. "Kamu apa-apaan sih, Chelsea!" gerutu Lusi merasa aktivitasnya terganggu. Chelsea menghentikan
last updateLast Updated : 2024-01-03
Read more

Bab 77. Kegundahan Emily

Bab 77. Kegundahan Emily—oOo—Emily saat ini berada di depan pintu kamar Chrisa. Sesekali dia melihat ke sekeliling, memastikan jika tidak ada orang lain yang melihatnya. Apalagi jika Axel melihat apa yang dia lakukan di sana, bisa-bisa Emily akan di tanya berbagai macam pertanyaan. Dan lebih parahnya lagi dia akan dikurung di dalam kamar hotel berhari-hari. Emily bergidik ngeri membayangkan hal itu. Melihat kondisi di sekitar kamar Chrisa cukup aman, dengan gerakan cepat Emily menekan bel pintu kamar Chrisa. Emily mengetuk-ngetukan sepatunya pada lantai yang Emily pijak. Cukup lama Emily menunggu Chrisa membuka pintu kamarnya. Namun, sampai beberapa saat Chrisa tidak kunjung membukakan pintu kamarnya. Dengan segera Emily menekan bel pintu kamar Chrisa lagi. Hatinya sudah gelisah, takut jika tiba-tiba Axel memergoki dirinya atau salah satu pengawal Axel yang melihat dia ada di sana. Di saat dia tengah khawatir jika dirinya terpergok oleh Axel, suara pintu kamar yang terbuka membuat
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more

Bab 78. Ada Apa Dengan Emily?

"Nona harus berpikir positif. Dari yang saya lihat, Tuan Muda sudah banyak berubah. Saya yakin jika Tuan Muda tidak akan melakukan itu."Emily mengangguk. "Iya semoga saja," ucap Emily sambil memegangi perutnya. "Kalau begitu aku kembali ke kamar dulu ya, Kak. Takutnya Om Axel sudah kembali."Chrisa mengangguk sambil tersenyum tipis. Dengan segera Emily keluar dari dalam kamar Chrisa. Dia kembali ke kamarnya dan Axel. Dia tidak ingin jika dirinya kembali dan Axel sudah berada di kamarnya. Jika itu terjadi bisa-bisa Axel akan bertanya macak-macam. Setelah Emily keluar dari dalam kamarnya, Chrisa menatap ke pembatas dinding. "Anda bisa keluar, Tuan Muda," ucap Chrisa yang diiringi dengan keluarnya dua orang yang sedari tadi berada di sana. Chrisa menundukkan kepalanya kepada salah satu orang yang baru saja keluar. "Terima kasih, karena sudah berkata seperti itu pada Emily. Jika sampai Emily pergi gara-gara kamu, saya tidak akan segan-segan menghukum kamu.""Saya mengerti, Tuan Muda,"
last updateLast Updated : 2024-01-06
Read more

Bab 79. Kelakuan Aneh Emily

"Emily, kamu kenapa, Sayang? Ayo buka pintunya," ucap Axel panik sambil terus menggedor pintu kamar mandi dengan keras. Axel sangat panik, pasalnya sudah hampir tiga puluh menit Emily di dalam kamar mandi tetapi dia tidak kunjung keluar-keluar. Dan yang semakin membuat Axel panik adalah suara Emily terdengar sedang mual. "Emily, buka. Kamu nggak apa-apa 'kan. Emily!"Axel menyugar rambutnya kasar dengan salah satu tangannya, sementara tangan yang lain berada di pinggang. Dia berjalan mondar mandir di depan kamar mandi sambil berkacak pinggang. "Telepon Maxime, mungkin dia bisa kasih solusi biar Emily mau keluar."Axel langsung berjalan menuju nakas di mana dia meletakkan ponselnya. Dia menelan nomor Maxime, setelahnya dia menelan tombol telepon. Tidak membutuhkan waktu lama, panggilannya di angkat oleh Maxime. "Hal—" Belum sempat Maxime mengucapkan salam, Axel sudah memotong kata-katanya. "Cepat ke kamar saya!"["Ada apa, Axel?"] tanya Maxime saat mendengar suara Axel yang terdengar
last updateLast Updated : 2024-01-07
Read more

Bab 80. Emily Merajuk

Sudah satu jam lebih Maxime mengemudikan mobilnya, menemani Axel mencari bakso. Namun, sampai besok pun sepertinya mereka tidak akan menemukannya. Axel mendesah frustasi. "Kita harus bagaimana ini, Max? Jika kita kembali tampa membawa apa yang Emily inginkan, bisa-bisa dia ngamuk," ucap Axel sambil terus melihat ke sekeliling, kali saja ada penjual bakso di sana. "Tapi mau sampai besok saya rasa kita tidak bisa menemukan penjual bakso, Tuan Muda. Atau kita mau tanya saja ke pihak hotel kali saja mereka menyediakan menu bakso?"Axel langsung menoleh ke arah Maxime. "Kenapa kamu tidak bilang dari tadi? Kalau kamu bilang daritadi, kita 'kan tidak perlu repot-repot cari bakso kelilih Swiss.""Ya, tadi 'kan Tuan Muda yang langsung ngajak pergi saja," bela Maxime. "Sudah berani menjawab kamu!" Axel menatap tajam ke arah asisten pribadinya itu. Maxime mendesah pelan. "Mulai deh," gumam Maxime di dalam hati. "Kenapa diam saja?!""Tidak apa-apa, Tuan Muda.""Kalau begitu, cepat kita kembal
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status