Semua Bab Istri Kecil Om Dingin: Bab 81 - Bab 90

144 Bab

Bab 81. Perkiraan

"Pikir aja sendiri."Maxime semakin bingung dan mengerutkan dahinya. Setelahnya dia tersenyum kala mengingat sesuatu. Hingga akhirnya dia mengejar Chrisa dan menggenggam tangan Chrisa. "Apa-apaan kamu sih!" Chrisa mencoba menyentakkan kembali genggaman tangan Maxime pada tangannya. Namun, kali ini dia tidak berhasil karena Maxime menggenggam tangan Chrisa dengan sangat erat. "Lepasin!" sentak Chrisa sambil menatap Maxime dengan tajam. "Kamu masih marah?" tanya Maxime. "Sudah tahu nanya!" ucap Chrisa kesal. Maxime tersenyum tipis sambil menatap wajah Chrisa yang sudah merah padam akibat rasa kesal dan malu yang bercampur menjadi satu. Namun, tatapan Maxime berhenti pada bibir Chrisa yang terlihat sangat merah padahal Chrisa tidak memakai pewarna bibir. Sungguh bibir Chrisa sangat menggoda. Jika anak muda jaman sekarang bilang kalau bibirnya itu cipokable. Dan sepertinya Maxime sudah kecanduan dengan bibir Chrisa. "Apa liat-liat!" Bentak Chrisa saat tanpa sengaja memergoki Maxime me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-09
Baca selengkapnya

Bah 82. Posesif

Pagi harinya. Emily mengerjapkan matanya saat merasa tenggorokannya kering. Dengan perlahan Emily membuka mata dan melihat Axel yang masih memejamkan matanya. Dapat Emily ingat jika semalam Axel dengan sabar menghadapi dirinya. Padahal menurut Emily semalam sikap sungguh sangat menyebalkan. Emily juga tidak tahu kenapa dengan sikapnya semalam, tetapi Emily tidak mau ambil pusing, mungkin memang semalam dia yang hanya ingin makan bakso saja. Emily terus menatap Axel, senyum tipis terbit di bibirnya. "Nggak nyangka ternyata Om Axel bisa sabar banget," ucap Emily dengan suara yang sangat pelan. Setelahnya dia mengangkat lengan Axel yang melingkar di pinggangnya dengan sangat pelan. Namun, bukannya terangkat, tangan Axel malah menarik pinggang Emily ke dalam pelukannya. "Mau ke mana, hem?" tanya Axel dengan mata yang masih terpejam. Emily menelan salivanya dengan cepat. "Aku haus, Om. Mau ambil minum."Axel membuka matanya dan menatap Emily. "Diam di sini, biar aku yang ambilin." Emi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-10
Baca selengkapnya

Bab 83. Quality Time

"Pemandangannya indah banget ya, Om?" ucap Emily sembari terus menatap jalanan yang dilalui mobil yang dikemudikan oleh Axel.Saat mereka berdua sedang menyusuri jalanan menuju kawasan kota tua Bern. Tidak henti-hentinya dia memuji jalanan atau bangunan, karena memang jalanan atau bangunan di kota Bern sangat indah. Ya. Pada akhirnya Axel tidak tahan melihat Emily yang cemberut terus-menerus dan memutuskan untuk menuruti keinginan Emily. Mereka ke sana untuk bulan madu tidak enak rasanya jika mereka malah marah-marahan. Axel dan Emily berkeliling hanya berdua, sementara Maxime dan Chrisa saat ini masih berada di hotel. Axel tidak ingin diganggu oleh asistennya dan asisten Emily karena itu dia memerintahkan Maxime dan Chrisa untuk tetap di hotel sembari mempersiapkan kejutan untuk Emily nanti jika mereka sudah kembali dari kota tua. Axel ingin menghabiskan waktu satu minggu di sana hanya bersama dengan Emily, tidak ingin diganggu siapapun. Tidak peduli jika nanti ada masalah di peru
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-11
Baca selengkapnya

Bab 84. Mencari Informasi

"Kalau kamu macam-macam nanti aku nggak segan-segan lempar kamu pakai ini!" ancam Chrisa. Maxime tersenyum miring. "Lempar aja!" tantang Maxime. Dia yakin jika Chrisa tidak akan melempar vas itu pada dirinya. Namun, tanpa Maxime duga. Tiba-tiba Chrisa mengangkat vas itu tinggi-tinggi. Setelahnya Chrisa benar-benar melempar vas itu ke arah Maxime. Setelah itu, tanpa disangka-sangka Chrisa melempar vas bunga itu dan .... PRAANNGG!! Maxime sontak memejamkan matanya. Merasa tidak ada yang mengenai tubuhnya Maxime membuka matanya dan melihat ke sampingnya. Di mana begitu banyak serpihan kaca dari vas bunga yang baru saja di lempar oleh Chrisa. Maxime menelan salivanya dengan susah. Dia kemudian beralih ke arah Chrisa yang menatapnya tajam. "Mulai hari ini aku tidak akan main-main lagi. Kalau kamu melakukan hal yang tidak aku sukai, aku tidak akan segan-segan melakukan yang tidak kamu bayangan," ucap Chrisa serius. Maxime kembali menelan salivanya. Sepertinya untuk sekarang tidak baik
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-12
Baca selengkapnya

Bab 85. Rumah Mewah

Mansion Del Piero, di sebuah kamar. Terlihat seorang wanita tengah duduk di pinggiran tempat tidur. Wanita itu duduk sembari menatap sebuah foto di tangannya. Tatapan wanita itu terlihat sayu saat melihat foto itu. "Kenapa kamu pergi meninggalkan aku? Aku sangat mencintai kamu, kenapa kamu lebih memilih dengan wanita murahan itu? Apa kurangnya aku, hah? Aku lebih segalanya dari pada wanita murahan itu, aku lebih kaya dan aku juga lebih cantik." "Kamu di mana? Kenapa selama ini kamu tidak menghubungiku? Apa kamu tahu, anak kita sudah besar. Aku yakin jika kamu anak kita, kamu akan sangat bangga. Dia sangat tampan seperti kamu. Hanya saja dia suka bermain perempuan.""Aku mohon, kembalilah. Aku sangat merindukan kamu. Aku berjanji jika kamu kembali padaku, aku akan merubah sikapku. Aku tidak akan semena-mena lagi, aku mohon kembalilah." Wanita itu menangis tersedu-sedu, menangisi seoranh laki-laki yang berada di dalam foto yang dia pegang. "Vera!"Suara panggilan seorang membuat wani
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-13
Baca selengkapnya

Bab 86. Cemburu

"Ayo buka." Perintah Axel. Emily terlihat ragu. Namun, walaupun dia ragu, dia tetap membuka pintu rumah itu. Dan bersamaan dengan pintu rumah itu terbuka, Emily melebarkan kedua bola matanya saat melihat hal yang tidak pernah dia bayangkan. "SURPRISEEEE!"Mata Emily berkaca-kaca kala melihat kedua sahabatnya ada di sana, bersama Chrisa dan juga Maxime. Ya! Winda dan Rara ada di sana. Emily menoleh ke arah Axel dan menatap Axel dengan tatapan yang terlihat sangat terharu. "Bagaimana, apa kamu suka?" tanya Axel sambil menatap Emily. Emily diam tidak berkata apa-apa. Dia malah menangis, membuat Axel panik. "Kamu kenapa? Apa kamu tidak suka kejutan dariku?" Emily menggeleng sambil menghapus air matanya. Dia kemudian langsung berhambur kepelukan Axel, memeluk Axel dengan sangat erat. "Terima kasih, Om. Terima kasih banyak," ucap Emily disela pelukannya. Axel tersenyum dan membalas pelukan Emily. "Kamu suka?" tanya Axel memastikan. Emily mengangguk sambil mengeratkan pelukannya. Begit
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-14
Baca selengkapnya

Bab 87. Cemburu 2

"Memangnya kamu mau menyatakan cinta pada siapa, Max?"Tubuh Maxime menegang kala mendengar pertanyaan dari seseorang di belakangnya. Jantungnya juga mendadak berdetak dua kali lipat dari biasanya. Dengan perlahan Maxime menelan salivanya yang mendadak terasa pahitpahit sambil berbalik menghadap orang yang ada di belakangnya. Dia menatap orang di belakangnya dengan tatapan dingin. "Kamu nguping ya?" sergah Maxime. "Ish, siapa juga yang nguping. Aku cuma kebetulan baru balik dari kamar Nona Emily dan nggak sengaja denger dikit obrolan kamu dengan Tuan Muda.""Cih." Maxime berdecih pelam sambil memalingkan wajahnya ke arah lain. "Jadi kamu mau nyatain cinta pada siapa? Kok selama ini aku nggak tahu sih kalau ada cewek yang kamu suka.""Itu urusanku, kamu nggak perlu ikut campur, Chrisa."Chrisa mencebikkan bibirnya kesal. "Dasar, orang tanya aja nggak boleh."Maxime hanya diam. "Sudah lebih baik sekarang kita kembali ke hotel. Kasian Winda sama Rara, takutnya mereka bingung di sana,"
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-15
Baca selengkapnya

Bab 88. Fakta Sesungguhnya

"Aku tidak suka Om tebar pesona sama cewek lain."Axel menautkan alisnya. Dia tersenyum tipis, sepertinya istri kecilnya tengah cemburu. Namun, satu pertanyaan di benak Axel. Kapan dia tebar pesona pada perempuan lain? "Kapan aku tebar pesona ke perempuan lain?" tanya Axel penasaran. Emily memutar bola matanya malas. "Om itu nyebelin. Baru juga satu jam yang lalu Om tebar pesona sama sabahat-sahabat aku."Axel mengingat kejadian satu jam lalu. "Memangnya aku tebar pesona?""Tau ah!" Emily mencebikkan bibirnya kesal. Axel tersenyum. Dia kemudian menunduk, mengecup bibir Emily sekilas. "Jangan marah, kalau marah seperti itu bikin aku gemes tau. Aku jadi pengen memasuki kamu."Emily langsung memukul dada Axel dengan keras. Namun, yang dipukul terlihat biasa saja, dia tidak terlihat kesakitan sama sekali. Axel malah terkekeh, setelahnya dia manahan kedua tangan Emily dan membawanya ke atas kepala. Axel mengunci pergelangan tangan Emily. Setelahnya, dia naik ke atas tubuh Emily dan mula
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-16
Baca selengkapnya

Bab 89. Ke Mana Perginya Axel?

Sesampainya di Indonesia, Axel langsung membawa Emily kembali ke mansion. Niatnya dia ingin mengajak Emily untuk makan dulu di restoran yang tersedia di bandara. Namun, Axel urungkan saat kondisi Emily menurun seperti saat mereka baru sampai di Swiss. "Kamu beneran nggak mau ke rumah sakit saja?" tanya Axel sambil mengusap-usap puncak kepala Emily dengan lembut. Emily menggeleng. "Nggak mau, Om. Aku maunya balik ke mansion aja. Pengen langsung istirahat."Axel mengembuskan napas pasrah. "Terserah kamu saja kalau begitu." Axel kemudian meminta sang supir untuk langsung menuju Mansion.Kalian pasti menanyakan di mana Maxime dan Chrisa bukan? Jangan tanya di mana mereka. Saat ini mereka berdua sedang sangat sibuk karena harus mengantar kedua sahabat Emily. Axel memerintahkan Maxime dan Chrisa untuk bersama dengan kedua sahabat istri kecilnya itu. Jadi sedari bandara mereka sudah berpisah. Karena jujur saja Axel hanya memercayai Maxime dan Chrisa untuk mengantar Winda dan juga Rara. Se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-17
Baca selengkapnya

Bab 90. Gunawan Meninggal

"Om dari mana saja?" tanya Emily pada Axel saat sudah berada di dalam kamar. Ya. Tadi orang yang menarik tangan Emily saat di bawah adalah suaminya sendiri, yaitu: Axel. Axel tadi menarik tangan Emily dan membawanya ke kamarnya. "Kamu ngapain berdebat dengan Tante Vera?" Bukannya menjawab pertanyaan Emily, Axel malah bertanya balik pada Emily. "Bukan aku yang mulai dulu, Om. Tante Vera duluan tadi." Bela Emily. Ya, karena tadi memang begitu adanya, bukan? "Iya, tapi seharusnya kamu nggak usah layani dia." Axel mengusap lembut kepala Emily, menyelipkan anak rambut Emily yang menutupi wajah cantik istri kecilnya itu. Emily mencebikkan bibirnya. Dia kemudian memalingkan wajahnya ke arah lain dan langsung berjalan ke arah tempat tidur, duduk di sana sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya. Dia sangat kesal pada Axel, kenapa Axel tidak membela dirinya dan malah terlihat lebih membela Vera. Axel mengembuskan napas perlahan. Dia menatap Emily dengan tatapan yang sangat suli
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status