Beranda / Romansa / Istri Kecil Om Dingin / Bab 101 - Bab 110

Semua Bab Istri Kecil Om Dingin: Bab 101 - Bab 110

144 Bab

Bab 101. Benar-benar Pergi

Bab 101. Benar-benar Pergi—oOo—"Cepat cari Chelsea sekarang juga!" ucap Axel dengan penuh rasa emosi. Maxime menatap Axel dengan satu alis yang terangkat. "Apa tidak sebaiknya kita cari Emily lebih dulu, Xel? Untuk urusan Chelsea, kita bisa tangani nanti."Axel yang tengah emosi tersadar. Benar juga yang dikatakan oleh Maxime, dia harus mencari istri kecilnya lebih dulu, jika tidak mungkin dia akan kehilangan Emily. "Baiklah, kalau begitu cepat lacak ponsel Emily." Perintah Axel. Maxime mengangguk, dengan segera dia melacak ponsel Emily yang sengaja sudah di masukan cip agar saat Emily pergi Axel bisa dengan mudah mengetahui keberadaannya. "Nona Emily saat ini berada di sebuah kafe di kota X," ucap Maxime saat layar ponselnya sudah menunjukkan keberadaan Emily. "Bagaimana bisa dia sudah sangat jauh?" tanya Axel tidak percaya. Pasalnya untuk ke kota X, membutuhkan waktu hampir dua jam, sementara jika di hitung dari saat ini, ini baru 3 jam. "Apa itu artinya Emily pergi setelah tad
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-29
Baca selengkapnya

Bab 102. Emily Hamil?

Bab 102. Emily Hamil?—oOo—Axel kembali ke mansion dengan perasaan yang sangat kacau. Dia keluar dari dalam mobil dengan penampilan yang sudah seperti orang gila. Bagaimana tidak? Tadi Axel dan Maxime mencari Emily ke beberapa tempat yang mungkin didatangi oleh Emily. Namun, setelah berputar-putar mereka masih tidak menemukan Emily. Lelah mencari Emily, Axel langsung pergi ke club dan minum-minum. Dia bahkan tadi sempat menghajar orang yang tanpa sengaja menabrak dirinya. Jika tidak dihentikan oleh Maxime mungkin orang itu bisa saja meregang nyawa di tangan Axel. Axel masuk ke dalam mansion diikuti oleh Maxime di belakangnya. Di ruang tamu sudah ada Tuan Del Piero yang seperti tengah menunggu kepulangan Axel. "Di mana Emily, Axel?" tanya Tuan Del Piero saat Axel berjalan melewati dirinya. "Dia pergi," jawab Axel dengan wajah yang terlihat sangat kusut. Tuan Del Piero mengerutkan alisnya. "Pergi ke mana lagi? Kenapa kamu tidak mengajak dia pulang dulu?"Tidak ada jawaban dari Ax
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-30
Baca selengkapnya

Bab 103. Pergi Ke Singapura

Bab 103. Pergi Ke Singapura—oOo—Emily saat ini tengah berada di sebuah ruang tamu di rumah teman Raihan. Dia tengah duduk sendiri, menunggu Raihan di sofa karena Raihan tengah mengurus keperluan dirinya untuk pergi keluar negeri.Pasalnya tadi Raihan mengatakan, jika Emily benar-benar ingin pergi dari Axel, dia harus mengganti semua identitasnya. Jika tidak, maka Axel akan menemukan Emily dengan mudah. Karena itu, Emily meminta Raihan untuk mengurus semuanya dan untung saja Raihan memiliki kenalan ahli IT jadi dia bisa dengan mudah meminta temannya itu untuk mengubah identitas Emily. Tidak lama Raihan kembali bersama temannya. "Bagaimana, Han?" tanya Emily sambil beranjak dari duduknya dan menatap Raihan dengan tatapan penuh harap. Raihan menyentuh baju Emily, membawa Emily agar duduk kembali. "Semuanya sudah beres. Ini berkas-berkas milik kamu. Sekarang nama kamu Aisyah Putri, warga asli Singapura yang tengah berkunjung ke Jakarta untuk menghadiri seminar," jelas Raihan. "Aisyah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-31
Baca selengkapnya

Bab 104. Identitas Baru, Kehidupan Baru

Bab 104. Identitas Baru, Kehidupan Baru—oOo—Emily duduk di kursi yang berada di sebelah Raihan. Dia menatap keluar jendela pesawat dengan tatapan kosong. Dia baru mengalihkan pandangannya saat seorang pramugari di depan sana mulai berbicara. "Ladies and gentlemen, welcome onboard Garuda IndonesiaGA822 with service from Indonesia to Singapore. We are currently third in line for take-off and are expected to be in the air in approximately seven minutes time.""We ask that you please fasten your seatbelts at this time and secure all baggage underneath your seat or in the overhead compartments. We also ask that your seats and table trays are in the upright position for take-off.""Please turn off all personal electronic devices, including laptops and cell phones. Smoking is prohibited for the duration of the flight. Thank you for choosing Garuda Indonesia. Enjoy your flight."Emily mengembuskan napas panjang. Dia kemudian kembali menghadap keluar jendela. Mengacuhkan Raihan yang berada
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-01
Baca selengkapnya

Bab 105. Lima Tahun Kemudian

Bab 105. Lima Tahun Kemudian—oOo—Lima tahun berlalu. Semua terlihat normal tetapi tidak dengan sebuah hati. Ada sebuah hati yang terasa hampa selama lima tahun ini. Emily menjalani hari-harinya selama lima tahun ini di temani Raihan dan buah hatinya. Dia juga selalu ditemani oleh tingkah absurd pasangan suami istri yang bekerja di rumah Aisyah. Emily saat ini sudah membuka usaha toko bunga yang cukup besar. Setiap harinya banyak sekali orang yang datang ke sana untuk membeli bunga. Ada juga beberapa orang yang sengaja ke sana karena keramahtamahan Emily. Seperti saat ini, terlihat seorang pria dengan setelan jas berwarna biru masuk ke dalam toko bunga milik Emily. Karena sedang ada beberapa pelanggan, Emily turun tangan sendiri. Dia berjalan mendekat ke arah pria yang baru saja masuk. "Selamat siang, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?" sapa Emily dengan ramah. Pria itu tersenyum sangat manis ke arah Emily. "Selamat siang, Nona. Perkenalkan nama saya Andreas, Nona bisa memanggil saya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-02
Baca selengkapnya

Bab 106. Pertanyaan Polos Devan

Bab 106. Pertanyaan Polos Devan—oOo—"Gimana, Ma, apa enak?" tanya Devan saat sudah menyuapi Emily dengan satu sendok nasi dan potongan ayam goreng. "Enak," jawab Emily, "ayo kamu makan juga." Emily mengambil satu sendok nasi dan ayam goreng lalu menyuapkan pada Devan. "Aaa ...." Emily menyuruh Devan untuk membuka mulutnya dan dengan senang hati Devan membuka dan menerima suapan dari Emily. "Wah, wah, wah, main suap-suapan aja, tapi Daddy nggak diajak nih," ucap seseorang yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan Emily. Ya, siapa lagi kalau bukan Raihan. Emily dan Devan menoleh ke arah pintu. Emily menatap Raihan dengan senyum di bibirnya, sementara Devan dia menatap Raihan dengan tatapan tidak suka. "Kalau Daddy mau disuapin sama Mama, cepat-cepat nikahin Mama dong. Jadinya Mama sama Daddy bisa suap-suapan dan bisa tinggal satu rumah," celetuk Devan membuat Emily dan Raihan terkejut dengan apa yang dikatakan anak berusia empat setengah tahun itu. Raihan tersenyum dan berjalan ke ara
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-03
Baca selengkapnya

Bab 107. Xavier Devan Prasetyo

Bab 107. Xavier Devan Prasetyo—oOo—Raihan tersenyum tipis sambil melirik ke arah Emily. "Aisyah belum siap menikah, kamu do'a kan saja semoga aku dan Aisyah segera menikah."Rekan bisnis Raihan menatap Aisyah sekilas lalu beralih pada Devan. "Iya, semoga kalian secepatnya bisa menyusul kami," ucapnya sambil tersenyum. Tidak berselang lama, Raihan mengajak Emily dan Devan untuk menikmati jamuan yang telah disiapkan. Sesekali Raihan berbicara dengan rekan bisnisnya yang lain ditemani oleh Emily. Sementara Devan yang merasa bosan meminta ijin pada Emily untuk mengambil kue yang berada tidak terlalu jauh dari posisi mereka. "Baiklah, tapi kamu tidak boleh terlalu jauh, ok." Pesan Emily. "Ok, Ma," sahut Devan sambil menunjukkan ibu jari pada mamanya itu. Emily tersenyum sambil mengusap puncak kepala Devan. Tidak lama, Devan pergi menuju ke meja panjang di mana terdapat beberapa kue yang membuat Devan menelan air liurnya. Devan sangat menyukai kue, sering kali mamanya membuatkan kue un
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-04
Baca selengkapnya

Bab 108. Kecurigaan Axel

Bab 108. Kecurigaan Axel—oOo—Emily yang tengah menemani Raihan yang tengah mengobrol dengan rekan bisnisnya baru menyadari jika putranya sudah terlalu lama untuk mengambil kue. Karena merasa khawatir, dia kemudian menyentuh lengan Raihan dan mendekatkan wajahnya ke telinga Raihan. "Aku cari Devan dulu," bisik Emily. Raihan yang mendengar bisikan Emily menoleh. "Memangnya Devan ke mana?" tanya Raihan tidak tahu. Ya, memang dia tidak tahu karena waktu Devan berpamitan dia tengah sibuk dengan rekan bisnisnya. "Tadi Devan bilang ingin mengambil kue, tetapi sampai sekarang dia belum kembali," jawab Emily sambil menatap ke arah meja di mana terdapat berbagai kue. Raihan mengerutkan dahinya. "Sudah berapa lama Devan pergi?" tanyanya. "Sekitar lima belas menit," jawab Emily khawatir. "Kalau begitu kita cari bersama. Aku yakin Devan ada di sekitar sini, tidak mungkin dia keluar dari sini," ucap Raihan mencoba membuat Emily tidak khawatir. "Tapi takutnya dia diculik atau bertemu dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-05
Baca selengkapnya

Bab 109. Lamaran Raihan

Bab 109. Lamaran Raihan—oOo—"Kalau boleh saya tahu, apa alasan kamu ingin menyelidiki wanita itu?" Maxime memberanikan diri untuk bertanya. "Aku mencurigai jika wanita bernama Aisyah itu adalah Emily yang tengah menyamar," jawab Axel sambil menikmati wine yang ada di tangannya. Saat ini Axel sudah berada di kamar hotel yang di sewa oleh Maxime, untuk tempat tinggal sementara dirinya dan juga Maxime saat berada di Singapura. Maxime seketika menatap sahabatnya itu. "Bagaimana bisa kamu mengatakan hal itu?"Axel menarik salah satu sudut bibirnya, membentuk sebuah senyum miring. "Tanpa sengaja tadi aku bertemu dengan anak kecil yang mencuri perhatianku." Axel menceritakan kejadian saat dia bertemu dengan Devan. "Aku mendekat ke arah anak kecil itu dan tanpa aku duga, ternyata anak kecil itu sangat mirip denganku. Awalnya aku tidak menyadari kemiripan anak kecil itu, tetapi tiba-tiba ada beberapa tamu dari acara tadi yang mengira jika anak kecil itu adalah anakku.""Memangnya anak keci
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-06
Baca selengkapnya

Bab 110. Kebenaran

Bab 110. Kebenaran—oOo—"Bagaimana, Emily? Apa kamu bersedia menikah denganku?" tanya Raihan. Aku diam sambil menatap wajah Raihan. Aku bingung harus bagaimana, di satu sisi masih terukir nama Axel di dalam hatinya. Namun, di sisi lain ada Raihan yang selama lima tahun ini menemani dia di saat dia susah dan membantu dia membesarkan Devan. Apalagi mengingat permintaan Devan yang menginginkan dia menikah dengan Raihan. Raihan sendiri saat ini tengah menatap manik mata Emily. Dia dengan setia menunggu jawaban dari Emily. Berharap jika perempuan yang sedari dulu ada di hatinya mau menjadi pendamping hidupnya. Emily menundukkan wajah. Dia kemudian menghela napas panjang. Baru saja dia hendak membuka mulutnya untuk menjawab lamaran dari Raihan, Raihan sudah menyela lebih dulu. "Aku tidak menuntut kamu untuk menjawab pertanyaan dari aku sekarang, Emily. Kamu bisa pikirkan lebih dulu jawaban kamu matang-matang, aku akan setia menunggu.""Tapi, Han, aku—""Nggak apa-apa, Emily, aku akan m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status