Home / Romansa / Istri Kecil Om Dingin / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Istri Kecil Om Dingin: Chapter 121 - Chapter 130

144 Chapters

Bab 121. Menginap

Bab 121. Menginap—oOo—Devan melangkah cepat menuju kamar hotel yang ditempati Axel. Begitu Axel membuka pintunya dan pintu itu terbuka, Devan berlari memasuki kamar tersebut. Di dalam kamar yang luas, Devan merasa seolah-olah sedang memasuki istana. Dekorasi kamar yang mewah, tempat tidur yang empuk, dan pemandangan kota yang indah dari jendela membuat Devan terpesona. Semua itu membuat Devan melupakan Emily dan Axel yang masih berdiri di ambang pintu. Emily yang melihat tingkah Devan geleng-geleng. Dia merasa lucu dengan tingkah putranya itu. Berbeda dengan Axel yang terlihat senang karena Devan menyukai kamarnya. "Sayang, jangan lari-lari," ucap Emily mengingatkan. "Iya, Ma," teriak Devan yang tengah menatap keluar jendela, membuat Emily mengembuskan napas panjang. "Mari."Emily yang tengah fokus pada Devan beralih menatap Axel yang tengah mempersilakan dirinya untuk masuk. Dengan langkah ragu, Emily mulai melangkahkan kakinya memasuki kamar Axel. Axel tersenyum ketika melih
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Bab 122. Mesum

Bab 122. Mesum—oOo—Axel menggendong tubuh mungil Devan. Dia menepuk-nepuk punggung putranya itu dengan lembut. Tidak butuh waktu lama, Devan pun terlelap dalam pelukan ayahnya yang hangat dan nyaman. Merasa Devan sudah terlelap, Axel dengan pelan berjalan menuju tempat tidur. Dengan hati-hati Axel membaringkan tubuh mungil Devan di atas tempat tidur miliknya. Dengan lembut, dia menutupi tubuh putranya dengan selimut agar tetap hangat dalam tidurnya. Tidak lupa Axel mencium puncak kepala Devan dengan lembut. Emily sendiri yang sedari tadi diam sambil mengamati Axel tersenyum tipis. Dia kagum pada Axel yang mampu menidurkan Devan dengan begitu mudah. Padahal, selama lima tahun, mereka tidak pernah bertemu dan mereka baru bertemu beberapa hari ini tetapi mereka bisa begitu dekat. "Apa ini yang dinamakan ikatan batin?" gumam Emily di dalam hati. Jujur saja Emily senang melihat kedekatan Devan dengan Axel. Namun, dia sedih mengingat kenangan pahit lima tahun lalu. "Sedang memikirkan
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more

Bab 123. Membawa Chelsea dan Alfa Ke Singapura

Bab 123. Membawa Chelsea dan Alfa Ke Singapura—oOo—Axel yang sedari tadi tengah duduk di sofa sembari bermain ponsel menatap ke arah pintu kamar mandi. Dia merasa aneh karena sudah cukup lama Emily di dalam sana, tetapi sampai sekarang Emily tidak kunjung keluar. "Emily sedang mandi atau tidur sebenarnya, sih? Kenapa lama sekali?" gerutu Axel saat menyadari jika Emily sudah sangat lama di dalam kamar mandi. Axel beranjak dari duduknya. Dia berjalan menuju pintu kamar mandi. Dia mendekatkan telinga di daun pintu. Axel mengerutkan kedua alisnya saat tidak mendengar suara apapun dari dalam sana. "Kenapa tidak terdengar apapun? Jangan-jangan Emily kenapa-napa?" Axel langsung memegang gagang pintu, ingin memastikan keadaan Emily. Namun, saat dia akan memutar gagang pintu itu, tiba-tiba pintu itu sudah terbuka lebih dulu dan membuat dia terhuyung ke depan. Dan .... Brugh!Axel menabrak tubuh Emily dan membuat dia terjatuh di atas tubuh Emily. Untuk sesaat Axel memejamkan matanya. Namun
last updateLast Updated : 2024-02-22
Read more

Bab 124. Bertemu Seseorang

Bab 124. Bertemu Seseorang—oOo—Emily mengerjapkan kedua bola matanya saat sinar matahari masuk ke matanya dari sela-sela gorden. Dia membuka matanya dan melihat wajah tampan seorang pria yang berjarak beberapa senti dari wajahnya. Namun, detik berikutnya Emily melebarkan kedua matanya saat menyadari siapa pria di hadapannya itu. Dengan segera Emily bangun dari tidurnya dan turun dari tempat tidur, membuat pria yang tengah tertidur terbangun dan menatap Emily dengan tatapan bingung. "Ada apa?" tanya Axel dengan suara serak khas orang baru bangun tidur. "Ke-kenapa Om tidur di situ?" jerit Emily. Axel bangun dan menyandarkan punggungnya pada kepala tempat tidurnya. "Kalau aku tidak tidur di sini, lalu aku harus tidur di mana? Tidak mungkin 'kan aku tidur di sofa pendek itu," tunjuk Axel menggunakan matanya. Emily menoleh ke arah sofa yang ditatap Axel. Jika dilihat memang Axel tidak mungkin tidur di sana, pasti Axel tidak bisa tidur dengan nyaman jika tidur di sana. "Ta-tapi seharus
last updateLast Updated : 2024-02-23
Read more

Bab 125. Pengakuan

Bab 125. Pengakuan—oOo—"Ada apa?" tanya Axel ketika Emily menghentikan langkahnya. Emily menatap manik mata Axel. "Om tidak berniat buruk padaku dan Devan 'kan?"Axel menautkan alisnya. Dia kemudian tertawa dengan sangat kerasnya membuat semua orang yang ada di sana melihat ke arah Tuan Muda mereka dengan tatapan bingung. Mereka juga terpana karena setelah belum pernah melihat Tuan Muda mereka tertawa dengan kerasnya selama mereka bekerja dengan Tuan Muda mereka itu. Sementara Emily yang melihat Axel tertawa dengan kerasnya menautkan alisnya. "Apa pertanyaanku ada yang lucu?" tanya Emily. Axel menghentikan tawanya. Dia kemudian menatap Devan dan tersenyum pada putranya itu. "Lihatlah Mamamu Devan, dia sangat lucu. Mana mungkin Papa berniat buruk pada kalian. Kamu dan Mamamu ini adalah hidup Papa, bisa-bisanya Mamamu berpikiran seperti itu," gumam Axel yang langsung membuat Devan terkekeh. Wajah Emily memerah karena ucapan Axel. Bukankah wajar jika dia berpikiran seperti itu? Pasa
last updateLast Updated : 2024-02-24
Read more

Bab 126. Kebenaran Yang Mengejutkan

Bab 126. Kebenaran Yang Mengejutkan—oOo—"Siapa? Siapa orang yang telah merencakan semua itu?" tanya Emily sambil menatap Axel. "Dia Alice, tante kamu."Emily menggelengkan kepalanya. "Tidak, itu tidak mungkin. Tidak mungkin Tante Alice yang merencanakan itu semua, pasti Om salah.""Terserah kamu mau percaya atau tidak, tetapi aku mengatakan semua ini bukan tanpa bukti. Aku memiliki bukti kejahatan yang dilakukan Alice." Axel kemudian memanggil salah satu pengawalnya, menyuruh dia untuk mengambil tab miliknya di dalam mobil. Tidak lama pengawal tadi datang dengan tab du tangannya. Dia langsung memberikan tab tersebut pada Axel, lalu pergi setelah Axel menerima tab itu dan memberinya kode untuk pergi dari sana. Axel kemudian mengutak-atik tab miliknya. Setelah layar tab menunjukkan apa yang dia cari, Axel memberikan tab nya itu pada Emily. Emily menerima tab Axel yang masih menyala. "Lihatlah, setelah itu kamu bisa menilai apa aku berbohong atau tudak."Emily menatap layar tab. Awa
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

Bab 127. Mengkhawatirkan Raihan

Bab 127. Mengkhawatirkan Raihan—oOo—"Mama, apa benar yang dikatakan Papa?" teriak Devan yang baru saja masuk ke dalam kamar di mana Emily berada, membuat Emily menoleh dan menatap putranya itu. "Ada apa, Sayang?" tanya Emily sambil menyamakan tinggi badannya dengan Devan. Devan mengatur napas dan menatap Emily. "Papa bilang, kita hari ini bakal menginap di sini, apa benar?" tanya Dengan."Belum pasti, tapi sepertinya begitu.""Kenapa Mama bilang seperti itu?" tanya bocah yang baru berumur hampir lima tahun itu. "Mama harus telepon dan kasih kabar pada Nenek dan Kakek dulu biar mereka nggak khawatirin kita," balas Emily. Devan mengangguk. "Jangan lupa kasih tahu Daddy juga, Ma."Mendengar ucapan Devan membuat tubuh Emily menegang. Dia memang harus memberitahu Raihan, dia juga harus menceritakan semua yang terjadi hari ini pada Raihan, menceritakan semua kesalahan pahaman yang terjadi selama ini. Namun, sepertinya dia tidak bisa memberi tahu Raihan melalui telepon, dia harus mengat
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

Bab 128. Merelakan

Bab 128. Merelakan—oOo—Axel mengepalkan telapak tangannya ketika membaca pesan yang dikirimkan Emily. Dia merasa cemburu dengan perhatian yang diberikan Emily pada Axel. Namun, dia juga merasa lega karena Emily hanya menganggap Raihan sebagai seorang sahabat. Axel kemudian kembali menatap layar ponsel Emily, membaca pesan yang dikirim Raihan. "Maaf Emily, aku baru bisa balas pesan dari kamu. Tadi saat kamu menelepon aku sedang rapat.""Aku tidak marah ataupun kecewa sama kamu, untuk apa aku marah? Bahkan kamu tidak berbuat kesalahan 'kan, he-he-he.""Aku masih ada di Malaysia, Emily. Mungkin sekitar satu minggu lagi aku baru bisa pulang. Gimana kabarnya Devan? Dia baik-baik saja 'kan?""Kamu mau bicara apa? Bilang aja."Axel mengembalikan layar ponsel Emily ke beranda depan, dia menaruh ponsel Emily di atas nakas. Kemudian dia duduk di tepi tempat tidur, mengelus wajah Emily dengan lembut lalu ikut berbaring di sebelah Emily sembari memeluk tubuh mungil istri kecilnya itu. —oOo—Se
last updateLast Updated : 2024-02-28
Read more

Bab 129. Kembali Ke Rumah Aisyah

Bab 129. Kembali Ke Rumah Aisyah—oOo—Emily menatap Devan yang terlihat sangat bahagia. Dia saat ini tengah bermain dengan Maxime dan beberapa bodyguard setelah tadi dia makan siang. Di saat Emily sedang menatap Devan, Emily kepikiran dengan Chelsea dan Alfa yang mendadak tidak terlihat. Apa mereka sudah pergi? Ke mana mereka pergi? Kenapa dia tidak tahu? "Kak Maxime!"Maxime yang tengah bermain dengan Devan menoleh ke arah Emily. "Devan, Om ke sana dulu ya, Mama kamu manggil," pamit Maxime pada Devan. Devan mengangguk dengan senyum di bibirnya. "Iya, tapi jangan lama-lama ya, Om?""Iya, Om nggak akan lama kok." Maxime beralih pada ketiga bodyguard yang bersama Devan. "Kalian berdua jaga, Tuan Muda Kecil, jangan sampai dia kenapa-napa.""Baik, Pak!" jawab ketiga bodyguard yang bersama Devan. Maxime mengangguk. Dia pergi meninggalkan Devan dan mendekat pada Emily. "Nona memanggil saya?" tanya Maxime ketika sudah berada di depan Emily. "Duduk dulu, Kak." Emily menyuruh Maxime untuk
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

Bab 130. Kembali Ke Indonesia

Bab 130. Kembali Ke Indonesia—oOo—"Eneng kok pulang? Bukankah Eneng mau tinggal di sana?" tanya Sarah sambil menatap Emily. Emily sedikit terkejut. Dia bertanya-tanya bagaimana bisa Sarah tahu jika dia dan Devan akan tinggal di rumah tadi? Bukankah tadi Emily belum memberi kabar pada siapa-siapa. Di saat dia tengah bertanya-tanya, tiba-tiba ponselnya berdering. Dengan segera Emily mengambil ponselnya, dia tertegun saat melihat siapa yang menelepon. "Kak Chrisa?" Emily sangat terkejut saat Chrisa menghubungi nomor ponselnya, padahal Emily belum pernah menghubungi atau dihubungi oleh Chrisa maupun orang lain selain Axel. Lalu dari mana, Chrisnandi tahu nomor ponselnya?"Siapa, Neng?" tanya Sarah ketika melihat Emily terdiam. "Seseorang yang sudah aku anggap sebagai Kakak," jawab Emily, "Nek, apa aku boleh minta tolong?""Minta tolong apa, Neng?""Tolong bawa Devan ke dalam kamar, aku akan mengangkat telepon dulu."Sarah mengangguk. "Baik, Neng," jawab Sarah, "ayo, Den, kita ke kamar
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status