Share

Bab 93. Hamil?

Author: Saraswati_5
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Sudah satu minggu setelah kematian Om Gunawan. Emily masih terlihat murung. Namun, bagaimana pun Emily tetap mulai menjalankan aktivitasnya kembali. Dia harus kuliah, kematian om-nya itu tidak boleh membuat dirinya terus-menerus bersedih. Jika dia terus bersedih, yang ada nanti kedua orang tua dan om-nya akan sedih di atas sana.

"Gimana kabar kamu, Emily?" tanya Winda saat bertemu Emily di kantin kampus.

"Aku baik." Emily tersenyum tipis. "Kalian sendiri gimana kabarnya?" tanyanya balik.

"Kita juga baik. Maafin kita ya, Emily. Kita sama sekali nggak tahu kalau Om kamu meninggal," ucap Rara dengan wajah menyesal.

"Iya nggak apa-apa. Aku juga baru tahu waktu malamnya, setelah pulang dari Swiss. Aku bahkan nggak bisa ikut mengantar jenazah Om Gunawan ke peristirahatan terakhir," ucap Emily dengan wajah sedih.

Winda mengelus punggung Emily dengan lembut. "Kita sempet kaget waktu denger loh, Emily."

"Iya, aku juga," jawab Emily dengan wajah yang masih sedih.

"Sabar ya, Emily. Aku yakin
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 94. Diikuti Orang Tidak Dikenal

    Tidak berselang lama, Rara kembali menghampiri Emily dan Winda. Kedua sahabatnya itu menatap Rara dengan tanda tanya. Mereka pikir Rara tidak mendapatkan apa yang tadi ingin dia beli, pasalnya Rara datang dengan tangan kosong. "Nggak dapet, ya, Ra?" tanya Winda sambil menatap ke arah kedua tangan Rara lalu kembali menatap wajah Rara. "Dapat," jawab Rara sambil mengambil sesuatu dari tas miliknya. "Nih." Rara memberikan benda yang baru saja dia beli. Emily menautkan alisnya kala melihat isi di dalam kantong plastik di tangannya. "Kok malah obat demam?" tanya Emily tidak paham. Rara menatap ke sekeliling. Melihat Rara yang terlihat seperti itu, baik Emily dan Winda juga ikut-ikutan menatap ke sekeliling. "Kamu kenapa, sih, Ra?" tanya Winda yang melihat kelakuan temannya yang aneh. Rara menatap Winda lalu beralih menatap Emily. "Sebaiknya sekarang kita ke rumah aku aja, yuk. Takutnya nanti ada yang denger." Bukannya menjawab pertanyaan Winda, Rara malah mengajak kedua sahabatnya unt

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 95. Positif Hamil

    Bab 95. Positif HamilEmily yang berada di dalam kamar mandi, masih diam. Dia memandangi bungkus testpack yang ada di tangannya. Dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apa iya dia harus mengecek apa dia sedang hamil atau tidak? Jika dia tidak mengeceknya maka dia tidak bisa tahu apa ada janin yang tengah berkembang di dalam rahimnya atau tidak. Namun, jika dia mengeceknya, dia takut dengan hasilnya. Dia takut jika Axel akan meninggalkan dirinya setelah dia melahirkan anak mereka nantinya. Walaupun Axel sudah mengatakan jika dia sangat mencintai dan tidak akan meninggalkan dirinya nanti, tetapi Emily masih takut. Apalagi surat perjanjian yang mereka buat sampai sekarang masih di tangan Axel dan Emily tidak tahu apa surat perjanjian itu sudah dimusnahkan atau masih disimpan oleh Axel. Emily memejamkan kedua matanya. Dia sangat bimbang. Namun, saat dia tengah bimbang tiba-tiba Emily dikejutkan dengan suara ketukan pintu kamar mandi. Tok ... tok ... tok .... "Emily, sudah belum?" ta

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 96. Axel dan Emily

    Bab 96. Axel dan EmilyHingga larut malam, Axel tidak kunjung pulang. Dia bahkan tidak memberi kabar pada Emily, membuat Emily resah, takut jika suaminya kenapa-napa. Emily terus menunggu Axel pulang. Namun, karena Axel tidak kunjung pulang, Emily memutuskan untuk tidur lebih dulu. Hingga akhirnya pada saat jam dua dini hari, Emily merasakan seseorang memeluk dirinya dari belakang. Emily membuka matanya. Dia menoleh ke belakang dan melihat Axel yang tengah memeluk dirinya dengan wajah yang di taruh ke leher bagian belakangnya. "Om baru pulang?" tanya Emily dengan suara khas orang baru bangun tidur sambil mengubah posisinya untuk menghadap ke arah Axel. "Hm," jawab Axel sambil mengeratkan pelukannya. "Kenapa pesan dari aku nggak Om balas?" tanya Emily lagi sambil mengusap-usap rambut Axel dengan lembut. "Hari ini sibuk sekali. Ponselku tertinggal di ruangan."Emily mengangguk mengerti. Dia berusaha percaya dengan apa yang suaminya itu katakan. "Pasti capek banget ya?"Axel mengang

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 97. Melakukan Kembali

    Bab 97. Melakukan KembaliBeberapa saat kemudian, Emily keluar dari dalam kamar mandi. Dia melihat ke arah tempat tidur, tidak ada Axel di sana. Dia kemudian menatap ke sekeliling kamar, tetapi tetap Emily tidak mendapat keberadaan Axel. "Ke mana Om Axel?" tanya Emily pada dirinya sendiri saat tidak mendapati Axel di kamar mereka. Wajah Emily langsung murung, padahal dia baru saja senang karena Axel mengatakan akan menghabiskan waktu seharian ini bersama dirinya. Namun, dia saat ini sudah tidak berada di kamar. Emily mengembuskan napas pasrah. Dia kemudian duduk di pinggiran tempat tidur. "Apa aku hanya pemuas ranjangnya saja, setelah dia puas maka dia akan pergi begitu saja.""Sadar Emily, dari awal 'kan kamu menang seperti itu. Lebih baik kamu jangan begitu terhanyut dengan perlakuan manis Om Axel. Dia mungkin hanya ingin bermain-main dengan kamu saja, Emily," ucap Emily berbicara pada dirinya sendiri. "Lebih baik sekarang kamu memakai baju, kasian janin yang ada di dalam kandung

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 98. Axel Selingkuh

    Bab 98. Axel Selingkuh—oOo—Jam menunjukkan pukul dua belas siang lebih dua puluh tiga menit. Axel dan Emily baru saja selesai melakukan kegiatan panasnya. Dengan napas yang masih sama-sama memburu, Axel mencium kening Emily. "Terima kasih, Sayang. Aku sangat puas," ucap Axel setelah mencium kening Emily. Emily hanya mengangguk pelan. "Kamu istirahat dulu, nanti kalau sudah baru kamu mandi."Emily kembali mengangguk. Axel tersenyum, setelahnya dia langsung menyelimuti tubuh Emily dan beranjak ke kamar mandi. Sementara Emily memutuskan untuk memejamkan matanya. Namun, baru saja Emily ingin memejamkan matanya, tiba-tiba dia kembali membuka matanya saat mendengar suara dering ponsel milik Axel. Awalnya, Emily ingin mengabaikan dering ponsel suaminya itu, tetapi saat ponsel itu terus berdering Emily akhirnya mengambil ponsel itu, berniat untuk menjawab telepon itu. Namun, baru dia hendak menekan tombol untuk menjawab telepon itu, tetapi telepon itu sudah mati lebih dulu. Emily menautk

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 99. Bertemu Raihan

    Di saat Emily baru saja keluar dari ATM, tanpa sengaja seseorang menabrak Emily hingga membuat Emily terjatuh. Dengan segera orang itu berjongkok dan membantu Emily untuk berdiri. Namun, orang yang menabrak Emily terdiam saat melihat orang yang sudah dia tabrak. "Emily?" gumam orang itu. Emily mendongak dan melihat orang yang sudah menabrak dirinya. Dia membulatkan kedua bola matanya, tidak percaya. "Raihan?" Panggil Emily sangat pelan, saat mengenali orang di hadapannya adalah Raihan. Orang yang pernah mengisi hatinya dulu. Raihan sendiri menatap Emily dengan tatapan tidak percaya. Tidak percaya bisa bertemu dengan orang yang dia cintai, orang yang beberapa bulan ini berusaha Raihan lupakan tetapi belum berhasil. Semakin dia berusaha melupakan Emily, semakin besar pula rasa yang ada di hatinya. Dengan segera Raihan membantu Emily untuk bangun. "Kamu tidak apa-apa, Emily?" tanya Raihan masih dengan tangan yang memegang kedua bahu Emily. Emily menggeleng. "A-aku nggak apa-apa," ja

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 100. Kepergian Emily

    Bab 100. Kepergian Emily—oOo—"Han, apa boleh aku minta sesuatu dari kamu?" tanya Emily sambil menatap Raihan dengan penuh harap. Melihat tatapan Emily, hati Raihan merasa sakit. "Apa?" tanyanya. "Bawa aku pergi dari sini."Raihan melebarkan kedua bola matanya, tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Bagaimana mungkin Emily meminta hal itu padahal Emily sudah memiliki suami. "Kamu bicara apa, Emily? Kalau bicara jangan ngaco," balas Raihan sambil terkekeh. Dia menganggap Emily tengah bercanda. "Aku serius, Han. Tolong bawa aku pergi dari sini. Aku ingin pergi jauh dari sini."Raihan menggelengkan kepalanya. Dia kemudian beranjak dari duduknya, tetapi Emily ikut beranjak dari duduknya juga. "Aku mohon, Han, please."Raihan menatap manik mata Emily mencari kebenaran di sana. Dia hanya takut jika Emily tengah bercanda yang bisa mengakibatkan dirinya semakin sulit. Namun, Raihan perhatikan tidak ada kebohongan di mata Emily. Emily terlihat sangat serius dengan permintaanny

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 101. Benar-benar Pergi

    Bab 101. Benar-benar Pergi—oOo—"Cepat cari Chelsea sekarang juga!" ucap Axel dengan penuh rasa emosi. Maxime menatap Axel dengan satu alis yang terangkat. "Apa tidak sebaiknya kita cari Emily lebih dulu, Xel? Untuk urusan Chelsea, kita bisa tangani nanti."Axel yang tengah emosi tersadar. Benar juga yang dikatakan oleh Maxime, dia harus mencari istri kecilnya lebih dulu, jika tidak mungkin dia akan kehilangan Emily. "Baiklah, kalau begitu cepat lacak ponsel Emily." Perintah Axel. Maxime mengangguk, dengan segera dia melacak ponsel Emily yang sengaja sudah di masukan cip agar saat Emily pergi Axel bisa dengan mudah mengetahui keberadaannya. "Nona Emily saat ini berada di sebuah kafe di kota X," ucap Maxime saat layar ponselnya sudah menunjukkan keberadaan Emily. "Bagaimana bisa dia sudah sangat jauh?" tanya Axel tidak percaya. Pasalnya untuk ke kota X, membutuhkan waktu hampir dua jam, sementara jika di hitung dari saat ini, ini baru 3 jam. "Apa itu artinya Emily pergi setelah tad

Latest chapter

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 144. Terima Kasih

    Bab 144. Terima Kasih—oOo—Emily merasa seperti sedang berada di dalam mimpi saat melihat Raihan berdiri di tengah-tengah pesta yang diadakan oleh Axel. Pria itu tampak begitu tampan dengan jas yang dipakainya, menunjukkan postur tubuh yang atletis.Selama lima tahun ini, Raihan telah menjadi teman yang setia bagi Emily, selalu ada di sisinya baik dalam suka maupun duka. Walaupun sering kali Emily menolak perasaan Raihan karena Emily hanya menganggap Raihan sebagai seorang sahabat, tetapi pria itu tidak marah dan pergi meninggalkannya. Emily teringat saat mereka berdua merawat Devan, anaknya bersama Axel. Ketika dia sedih dan hampir putus asa karena menduga Axel berselingkuh dengan Chelsea. Raihan selalu ada untuk menghiburnya dan mendukungnya, membuatnya merasa tidak sendirian. "Raihan ...," gumam Emily pelan, tak mampu menyembunyikan perasaan terharu dan takjubnya. Emily menatap Raihan dengan mata yang mulai berkaca-kaca.Perlahan, Emily turun dari panggung dan berjalan menuju Rai

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 143. Emily Valerie, Istri Saya.

    Bab 143. Emily Valerie, Istri Saya. —oOo—Emily menatap gedung megah di depannya, tempat acara pesta yang akan mereka datangi bersama Axel. Hatinya tiba-tiba tidak karuan, dia merasa akan ada sesuatu yang terjadi di dalam pesta tersebut. Namun, dia juga tidak tahu apa itu. "Ayo," ajak Axel sambil tersenyum. Dia mengulurkan tangannya untuk digandeng oleh Emily. Emily menghela napas. Dia kemudian melingkarkan tangannya di lengan kiri Axel, sementara tangan kanan Axel, dia gunakan untuk menggendong DevanSedangkan Devan yang berada di gendongan Axel terlihat begitu bahagia bisa diajak Axel ke acara ini.Begitu memasuki gedung, seketika semua mata tertuju pada Axel yang tampil gagah bersama Emily dan Devan. Para tamu yang hadir, terutama para wanita, tidak bisa menahan rasa penasaran mereka. Mereka saling bertanya-tanya di antara bisikan, "Siapa gerangan wanita bercadar yang bersama Axel? Dan siapa anak kecil yang digendongnya?" tanya salah satu tamu undangan. "Entahlah, aku juga baru p

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 142. Kembali Ke Mansion

    Bab 142. Kembali Ke Mansion—oOo—Sudah dua hari Emily dan Axel berada di villa. Mereka semua menikmati kebersamaan mereka. Seperti saat ini, Emily dan Chrisa tengah menatap Devan yang tengah membakar ikan yang mereka pancing bersama Axel dan Maxime. Kebetulan kesehatan Tuan Del Piero sudah lebih baik, jadi mereka bisa di villa hingga beberapa hari. Senyum terpancar di bibir Emily kala melihat Devan yang terlihat bahagia bersama Axel. Devan terlihat sangat menikmati kebersamaannya dengan Papanya. "Mama!" Devan melambaikan tangannya pada Emily. Emily tersenyum lalu membalas lambaian tangan putranya. "Devan terlihat sangat bahagia ya?" ucap Chrisa yang terus menatap ke arah Devan. "Iya.""Setelah ini rencana kamu apa? Apa kamu dan Devan akan kembali ke Singapura?" tanya Chrisa menoleh dan menatap Emily. Emily mengembuskan napas berat. "Aku juga tidak tahu, Kak."Chrisa yang melihat Emily mengembuskan napas mengusap baju Emily. "Aku tahu lima tahun lalu kamu kecewa dengan Tuan Muda.

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 141. Bikin Anak

    Bab 141. Bikin Anak—oOo—"Bagaimana?" tanya Axel pada bodyguard yang membukakan pintu mobil untuknya. "Semuanya aman, Tuan Muda.""Bagus." Axel kemudian memberi kode pada bodyguard itu untuk pergi dari sana. Sementara Emily yang melihat Axel dengan bodyguard tadi menautkan alisnya dan betanya di dalam hati. "Apa yang Om Axel bicarakan pada bodyguard tadi? Kenapa bisik-bisik," gumam Emily pelan. Axel berbalik, menatap Emily. Dengan segera Axel bejalan mendekat ke arah istri kecilnya. "Ayo," ajak Axel sambil menggandeng tangan Annisa. "Tadi Om bicara apa sama dia?" Emily memberanikan diri untuk bertanya. Ya, lebih baik dia bertanya bukan? Daripada dia penasaran. "Bukan hal penting, sebaiknya sekarang kita ke sana.""Jika itu bukan hal penting, kenapa Mas bicara dengan dia. Bukannya bisa bicara sama Kak Maxime saja, ya?" Emily tidak mau kalah. Axel mengembuskan napa panjang. "Karena itu—""MAMA!!" Axel bernapas lega saat mendengar teriakan Devan. Karena teriakan itu, dia tidak per

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 140. Menyusul Devan

    Bab 140. Menyusul Devan —oOo— "Jadi gimana?" tanya Axel sambil menatap istri kecilnya. "Om denger sendiri tadi," jawab Emily membuat Axel memicingkan matanya. "Kamu bilang apa tadi?" Emily menutup mulutnya, menyadari akan kesalahannya tadi. Dia kemudian langsung mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya ke atas dan membentuk dua jarinya itu menyerupai huruf 'v'. "Maaf, Mas." Axel mendengkus. Ingin marah, tetapi dia tidak tega dan pada akhirnya membuat Axel memalingkan wajahnya ke arah lain. "Jadi sekarang kita mau makan di mana?" tanya Axel. "Terserah Mas aja, aku udah nggak berselera," ucap Emily sedih, pasalnya dia tidak bisa makan siang bersama Devan. Bukan karena Devan tidak ingin makan siang bersama dia, tetapi Emily yang tidak tega jika harus membuat Devan menunggu sekitar dua jam agar mereka bisa makan bersama, mengingat saat ini Devan berada di Villa yang berada di Puncak Bogor. Alhasil Emily menyuruh Devan untuk makan siang bersama Chrissa dan Maxime saja. Axel m

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 139. Kegilaan Axel

    Bab 139. Kegilaan Axel —oOo— Emily menatap Axel yang kini tengah mengemudikan mobilnya. Dia menatap Axel tidak percaya, tidak percaya dengan apa yang telah Axel lakukan. Dia mengingat kejadian beberapa saat yang lalu, di mana dia tengah menatap Marcel yang berada di taman. "Kenapa Om lakukan itu sama Kak Marcel?" tanya Emily saat sudah duduk di dalam mobil. Axel berbalik, memposisikan dirinya untuk berhadapan dengan Emily. Detik selanjutnya dia menatap manik mata Emily dengan lekat. "Karena ...." "Karena apa?" "Karena dia sudah berani ingin menyentuh sesuatu yang sudah menjadi milikku." Emily mengerutkan dahinya, dia merasa tidak paham dengan apa yang baru saja Axel katakan. Maksudnya apa coba? Menyentuh sesuatu yang sudah menjadi miliknya? "Maksud, Om, apa?" Axel menyentuh pipi Emily yang terhalang niqab dan mengusap lembut pipi istri kecilnya. "Dia sudah berani menyentuh kamu satu hari sebelum kamu ke mansion." Emily melebarkan kedua matanya, dia tidak menyangka jika Axel

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 138. Rumah Sakit Jiwa

    Ban 138. Rumah Sakit Jiwa—oOo—Emily melihat gedung di mana Axel menghentikan mobilnya. Dia kemudian beralih menatap Axel. "Kenapa kita ke sini, Om?" tanya Emily bingung. Axel balas menatap Emily. "Nanti kamu juga akan tahu." Axel kemudian keluar dari dalam mobil disusul dengan Emily. Axel berjalan mendekat ke arah Emily. "Ayo," ajak Axel sambil menggandeng tangan istri kecilnya. Emily berjalan mengikuti langkah kaki Axel. Sesekali pandangannya menatap ke arah sekeliling dan melihat begitu banyak orang-orang yang berada di sana dengan kondisi tidak normal. Di dalam hati Emily, dia bertanya-tanya kenapa Axel membawanya ke rumah sakit jiwa ini. Padahal Emily meminta Axel untuk mempertemukannya dengan Alice dan Marcel, tetapi kenapa Axel malah membawa dia ke sini? Siapa yang sakit jiwa? Langkah kaki Emily terhenti saat tiba-tiba seorang wanita dengan pakaian serba putih mendekat ke arahnya dan Axel. "Selamat siang, Tuan Axel?" sapa wanita itu saat sudah berada di hadapan Axel. Axel

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 137. Menagih Janji

    Bab 137. Menagih Janji —oOo— Emily mengerjapkan matanya saat merasa tenggorokannya kering. Dengan perlahan Emily membuka matanya dan merasa terkejut saat sudah di suguhi pemandangan yang membuat wajahnya merah. "Selamat pagi," sapa Axel dengan senyum di bibirnya. Emily dengan segera memalingkan wajahnya ke arah lain saat melihat Axel yang tengah duduk di tepi tempat tidur dengan penampilan yang membuat siapa saja wanita yang melihatnya akan tergoda dan malu. Bagaimana tidak? Saat ini penampilan Axel sangat menggoda, dengan rambut dan tubuh bagian atas yang masih basah tengah duduk di samping Emily dengan senyum menawannya. Apalagi tetesan air yang jatuh dari rambut ke roti sobek milik Axel, membuat kesan seksi semakin keluar dari tubuh Axel. "Kak Maxime sudah ngasih kabar belum, Om?" tanya Emily tanpa menatap Axel. "Dalam islam, tidak baik jika bicara dengan suami tanpa menatap suami." Emily mendengkus kesal. Dia bertanya-tanya kenapa Axel sekarang jadi paham tentang hal seperti

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 136. Penyatuan Setelah Lima Tahun

    Bab 136. Penyatuan Setelah Lima Tahun —oOo— Emily memejamkan matanya, merasakan setiap lumatan yang Axel lakukan. Sesekali dia mendesah saat lidah Axel berusaha masuk ke dalam mulutnya, menjelajah setiap rongga mulutnya. Hingga tanpa sadar saat ini dirinya dan Axel sudah berada di atas tempat tidur dengan posisi di mana Emily di bawah tubuh Axel. Axel melepas pagutannya saat merasakan Emily mulai kehabisan napas. Dia kemudian menatap manik mata Emily yang mulai berkabut. Dia mengusap lembut pipi Emily dan bibir Emily yang sudah berubah merah akibat ulahnya. "Bolehkan?" tanya Axel dengan suara berat saat sudah tidak bisa menahan rasa yang sudah lama dia pendam. Mendengar satu kata yang keluar dari bibir Axel, Emily perlahan membuka matanya. Dapat Emily lihat ada kabut gairah di mata Axel, kabut yang selama lima tahun ini tidak Emily lihat. Emily bingung harus menjawab bagaimana. Melihat tidak ada jawaban dari Emily membuat Axel berpikir jika Emily menyetujui apa yang akan dia la

DMCA.com Protection Status