"Kau benar-benar ingin? Gak capek, Ca?""Enggak, Amar. Aku mau … soalnya enak."Enak sih enak! Tapi kalau diminta terus begini, ya lemes, lah. Lama-lama pinggang bisa encok.Amar sebenarnya masih ingin beristirahat. Dia masih lelah. Cuma menatap wanita yang ada di hadapannya, lagi-lagi ada hasrat ingin memenuhi semua keinginan wanita itu, makanya dia kembali mengangguk.Bocah kecilku yang lugu. Sekarang sampai sebesar ini kau masih terus saja memaksaku melakukan apa saja yang kau inginkan.Ada geli di dalam diri Amar karena yang dipandangnya sebenarnya adalah seorang wanita cantik, tapi entah kenapa pikirannya juga melayang ke masa-masa dia mengajak putrinya Rania pergi bersama. Mengajak wanita itu pergi bermain. Amar juga tak paham. Satu sisi, dia melihat istrinya sebagai wanita dewasa, tapi disisi lain, dia tidak bisa bersikap layaknya pada seorang istri, tapi lebih memanjakan seperti kepada seorang anak. Sungguh membingungkan bagi dirinya."Aaakh, enak Amar."Rasa-rasanya, kalau ak
Last Updated : 2024-02-05 Read more