"Huh, apa?""Lihat itu!"Mata Alila pun mengarah ke pandangan mata Arthur."Tidak, itu tidak apa-apa, kok. Warnanya biru lebam. Kau bilang tidak sakit? Mau menipuku?" Arthur kesal mendengar jawaban Alila."Ah, jangan kau tekan, itu sakit."Arthur tadi sedikit membungkuk dan menggerakkan jari tangan kirinya untuk memencet bagian yang biru lebam. Kini mendengar pekikan Alila, kepalanya mendongak dengan ekor matanya menatap tajam pada Alila."Nah, sakit kau bilang tidak sakit? Silly girl.""Kau senang bukan, mengatakan aku ini memang bodoh?""Hmm, silly girl. Sudah jangan banyak bicara.""Kau mau bawa aku ke mana?""Tempat tidur, lah," ucap Arthur yang kini membopong Alila menuju tempat tidur berukuran queen dalam kamar itu."Diam di situ. Akan kuobati dulu lututmu.""Ah iya, tapi aku mau baju.""Nanti dulu. Kalau ditutup mana bisa diobati."“Tapi kan yang diobati kaki bukannya ….""Diam, kubilang diam. Jangan turun dari tempat tidur juga," seru Arthur sambil jari telunjuknya menunjuk p
Terakhir Diperbarui : 2024-02-09 Baca selengkapnya