"Mama, tunggu!"Dan sesaat setelah kepergian Rania, Rich, dia melepaskan toganya dan cepat-cepat menyusul mamanya. Dia melepaskan juga sambil berlari karena memang tidak ingin wanita yang sangat disayanginya Itu kenapa-napa!"Tidak seharusnya kau menyusulku!" ujar Rania yang memang tidak ingin anaknya mengejar."Tidak apa-apa, Mama! Aku akan menemani Mama!""Tapi kan ini adalah hari wisudamu! Kau tetap harus berada di sana!""Wisudaku tidak ada masalah! Justru aku akan sangat bersalah sekali jika Mama tidak ada di sana dan wisuda ini kan hanya untukmu Mama!""Tapi—""Aku tidak punya teman selain Arthur, Mama. Jadi memang ini hanya untuk Mama." Rich meyakinkan lagi.Rich bahkan sempat mengedipkan matanya pada mamanya dan mengecup dahi mamanya karena memang dia sangat menyayangi Wanita itu. Anak itu sangat peduli dan lembut sikapnya. Rich memang agak berbeda dengan Reza, tapi memang dia cukup keras untuk beberapa urusan seperti urusan pekerjaan.Rich tidak mentolerir soal yang satu itu.
"Maaf, Rich. Ini adalah acara besar untukmu, tapi aku menggagalkannya!""Tidak apa-apa, Mama! Lagian cuman acara wisuda saja. Aku sendiri juga tidak pernah datang ke tempat kuliahnya dan tiba-tiba aku bertemu dengan semua dosen, mahasiswa, yang tidak mengenalku. Hehehe ... kurasa, itu memang tidak berguna, ya!"Rich tidak mau membuat mamanya merasa bersalah, makanya dia berkata begitu saat mengendarai mobilnya. Dan sebenarnya bukan dia tidak mau datang kuliah secara normal, tapi memang dia banyak sekali pekerjaan yang harus diurus di perusahaan papanya.Tadi saat berangkat dari rumah, Reza dan Rania menggunakan mobil lain, sedangkan Rich memang menggunakan mobilnya sendiri. Dia sebenarnya sudah punya planning yang sekarang membuat dirinya merasa sedikit menyesal juga meninggalkan rencana itu.Aku sebenarnya ingin pergi bersama dengan Paula nanti di acara makan siang. Aku ingin memperkenalkannya pada keluargaku tapi sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat!Cuma, dia juga sadar kalau
"Aku tahu, kau tidak membutuhkan bantuanku, Reza! Kau bisa melakukan semuanya sendiri tanpa bantuan orang lain. Tapi, di sini aku menekankan kalau aku adalah keluarganya Sita. Aku adalah kakaknya Sita dan aku tahu bagaimana dia selama bertahun-tahun ini membuat masalah besar di keluarga kami yang mempengaruhi kejiwaannya sendiri. Kau benar, dia masuk dalam obsesi besar yang tidak jelas! Makanya,aku mencoba menawarkan padamu untuk bicara dengan Rania sehingga dia tidak perlu berpikir buruk tentangmu. Sita yang salah di sini."Sebenarnya Amar tidak perlu sih, menjelaskan seperti ini kalau Reza memang berpikir panjang dan mau berpikir positif tentang dirinya. Dia juga tidak harus membuat semua orang yang berada di sana jadi memikirkan tentang masalah pribadi mereka.Dan untung saja semua yang dikatakan oleh Amar itu dalam bahasa Indonesia dan mereka semua yang ada di sana kebanyakan tidak mengerti, hanya melihat tegang mimik wajah mereka yang sedang membahas sesuatu yang alot. Entah kala
"Papa, kami hanya teman! Aku hanya membantunya dan tidak lebih dari itu.""Apa yang dikatakan Arthur benar?"Sejenak Reza memperhatikan Arthur. Namun, dia tidak langsung percaya begitu saja. Pandangannya kini beralih pada seorang wanita yang diragukan olehnya saat dia mengangguk."Apa kau tahu, kalau Arthur sudah menikah dengan putriku satu-satunya, Alila?""Tahu, Tuan. Maaf, Tuan. Saya akan menjaga jarak."Tak mau membuat masalah, Caca yang sebenarnya juga pedih mendengar papanya menyebut hanya Alila anak perempuannya, dia memilih pasrah mengangguk. Harapannya, semua permasalahan ini berakhir dengan ucapan maaf yang diucapkannya lirih."Tuan Clarke! Luar biasa bisa melihat Anda hadir di sini! Suatu kehormatan untuk kampus kami, karena kami tidak menyangka donatur nomor satu di kampus ini mau berkunjung pada acara pelepasan murid-murid terbaik kami tahun ini."Dan sang Rektor yang baru saja datang, lalu dia melihat keberadaan Reza, menangkap ini sebagai peluang untuk kembali mengharap
PLAAAAK!"Sudah sesuai dengan dugaanku. Kau pasti akan melampiaskan semua kemarahanmu padaku di dalam apartemen,karena tidak ada lagi yang bisa menguntit di sini."Sepanjang acara wisuda bisa terlihat kalau Arthur lebih banyak diam dan dia hanya tersenyum seadanya saja jika ada temannya yang menyapa di acara tersebut.Ayahnya sendiri tidak bisa datang, karena ada beberapa urusan yang harus diselesaikan. Tapi dia tetap harus berusaha terlihat baik dengan teman-temannya dan memperkenalkan Alila sebagai istrinya.Arthur juga mendapatkan ucapan selamat dari beberapa temannya, karena dia dipilih untuk memberikan speech di acara wisuda. Orang yang harus melakukannya yaitu Caca, sudah tidak ada lagi. Dan namanya hilang dari catatan wisuda. Rich yang juga diharapkan tidak ada di sana. Jadi dialah yang terpaksa mengisinya. Untung saja, Arthur sudah terbiasa bicara di depan banyak orang sehingga dia tidak gugup.Apa yang disampaikannya juga cukup membangun dan membakar semangat para peserta wis
"Tentu saja mencari Caca!""Arthur, tapi kita sudah menikah!""Kau pikir aku melakukan yang tadi itu padamu membuatku melupakan pesona Caca dan jatuh cinta padamu? Ssssh! Jangan mimpi Alila!"Arthur, pergi begitu saja meninggalkan apartemennya tanpa peduli sama sekali dengan wanita yang kini masih berada di sofa ruang tamunya.Dia terburu-buru mengeluarkan handphonenya dan berjalan cepat menuju lift sambil berusaha untuk menghubungi seseorang.Arthur: Aku ingin kau melihat CCTV kampusku. Cek, ke mana perginya Caca. Kau mengenal wajahnya,bukan? Jadi lakukan sekarang!Arthur menghubungi anak buahnya dan dia tidak berbasa-basi karena memang, dari tadi yang dikhawatirkannya adalah keberadaan Caca. Sungguh merasa bersalah dirinya karena tidak bisa membela caca. Arthur tahu semua luka Alila adalah perbuatannya dan dia sungguh tidak menyangka ini akan menjadi masalah untuk Caca!"Sial!"Sambil memukul setir mobilnya, Arthur yang kini sedang terjebak antrian di lampu lalu lintas, mendadak mer
"Kalau aku mengangkatnya khawatir papamu akan salah paham denganku!"Beberapa jam sebelumnya saat ada telepon masuk ke dalam handphone Rania, dia agak cemas. Tak yakin dengan pilihan yang harus dipilihnya"Tapi kalau Mama nggak angkat mungkin dia ingin ngasih tahu informasi yang penting? Atau Mama ingin aku yang mengangkatnya? Karena dia adalah saudara wanita itu kan Mama? Mungkin dia tahu sesuatu dan ingin bilang sama Mama?"Rich masih ingat tentang Amar karena dia pernah bertanya pada Rania dan papanya saat mereka makan malam bersama di malam pernikahan Alila dan Arthur. Makanya dia sampai ke kesimpulan seperti itu."Kau benar Rich. Kurasa aku akan mengangkatnya."Setelah meyakinkan pilihannya, Rania kini memencet handphonenya dan akhirnya bicara dengan seseorang yang sudah lama dikenalnya ituRania: Amar ada yang bisa kubantu?Amar: Rania, ada beberapa hal yang ingin kubicarakan padamu. Jika kau mau bertemu denganku.Rania: Kami sedang menuju ke airport. Kalau kau ingin bicara kau
"Tidak, tapi ya, aku sebenarnya juga penasaran bagaimana dia bisa sampai menikah dengan kakakmu karena yang kutahu Caca sebenarnya jatuh cinta pada orang lain. Tapi, fokusku bukan ke sana. Aku rasa dia punya kehidupan sendiri dan aku tidak boleh ikut campur.""Lalu apa yang kau inginkan?"Sejujurnya Sita sendiri malas menanggapi orang di hadapannya karena dia datang bukan untuk diinterogasi tapi untuk minum kopi dan merilekskan pikirannya.Tapi ada seseorang yang sudah menghampirinya dan bertanya macam-macam padanya dan ini membuatnya malas."Aku tadi melihat perseteruanmu dengan keluarga Clarke. Dan aku hanya ingin tahu apa kau benar-benar punya masa lalu dengan Reza Clarke?""Apa urusanmu?"Sita bukan orang yang mudah cerita tentang satu masalah pada orang asing yang baru ditemui olehnya.Dia tentu ingin tahu apa motifnya ditanya-tanya begini."Aku tidak menyukai anggota keluarga itu. Terutama adik dari Rich dan kurasa aku bisa membantumu jika kau ingin bersama dengan Reza Clarke."