Kaisar masih duduk di tepi tempat tidur, mendekatkan tubuhnya pada Kanaya, Mata mereka bertemu dalam tatapan yang mendalam, ada sesuatu yang berbeda di sana, perasaan yang tak terungkapkan. Kaisar mengulurkan tangannya, menyentuh pipi Kanaya dengan lembut, dan jantung Kanaya berdebar semakin cepat. “Naya …” suara Kaisar serak tapi pelan, nyaris berbisik. “Aku mencintaimu, dan aku ingin kita bisa menjalani pernikahan ini dengan ... sepenuhnya.” Kanaya mengerjap, perasaannya campur aduk antara bingung dan hati yang menghangat. Ia menunduk, tidak sanggup menatap mata Kaisar terlalu lama. “Mas … aku … aku belum siap,” ucapnya dengan suara pelan, nyaris tersendat. Kaisar mengangguk pelan, mencoba memahami. “Aku mengerti, Naya. Aku nggak akan memaksamu. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku ada di sini untukmu, kapan pun kamu siap.” Kanaya mengangkat wajahnya perlahan, menatap Kaisar dengan sedikit rasa bersalah. “Maaf, Mas … aku tahu kita sudah sah sebagai suami istri, tapi … aku masih m
Last Updated : 2024-10-08 Read more