Semua Bab Mengejar Cinta Dokter Dingin: Bab 31 - Bab 40

78 Bab

31. Bimbang

“DOR!” Sebuah tepukan diiringi teriakan nyaring membuyarkan lamunan Leanna. “Kamu kenapa pagi-pagi kok melamun di sini?” tanya Arvian dengan senyum cerianya saat melihat Leanna baru memasuki lobi gedung.“Suaminya selingkuh kali! Tuh, lihat wajahnya merengut begitu,” sahut Alvaro asal.“Sembarangan! Suami aku bukan tipe yang seperti itu tahu!” sungut Leanna jengkel.“Bercanda, Leanna,” kata Alvaro santai sambil merangkul Leanna dan menyeretnya menuju lift.“Hei, Alva! Kenapa kamu sembarangan merangkul Leanna? Lepas! Cuma aku yang boleh merangkul dia seperti itu!” teriak Arvian sambil mengejar keduanya sampai ke dalam lift.“Jangan pelit dong, Vian! Aku juga suka tipe wanita seperti Leanna. Lucu!”Arvian dengan cepat menjitak kepala Alvaro sambil menarik lengan Leanna menjauh dari sepupunya itu. “Cari saja di tempat lain, jangan Leanna. Tidak cocok sama kamu yang playboy!” sungut Arvian jengkel.“Memangnya kamu cocok sama dia? Buktinya dia nikah sama orang lain, bukan sama kamu!” Kata-
Baca selengkapnya

32. Telat Jemput

Sejak semalam sikap Reynald membuat Leanna heran sekaligus bingung. Bahkan semenjak bangun tidur pria itu sudah menginterogasi Leanna tentang jam kerjanya. Pria itu bahkan nyaris menelepon Nico agar menghubungi pimpinan Leanna di stasiun TV VO-Channel untuk meminta pengurangan jam kerja untuk istrinya kalau saja wanita itu tidak memohon dan berjanji tidak akan bekerja hingga larut malam.“Telepon saya kalau kamu sudah selesai bekerja. Saya sendiri yang akan menjemput kamu nanti,” kata Reynald saat pria itu tiba di dapur minimalis apartemennya dan duduk di meja minibar yang berfungsi sebagai meja makan.“Iya, Dok. Dokter sudah bilang begitu dari semalam,” jawab Leanna di sela-sela kegiatan memasaknya.Pria itu hanya mengangguk pelan sambil menyesap kopi hitam kesukaannya. Sesekali memperhatikan Leanna yang sedang memasak. Seragam TV VO-Channel yang dikenakan Leanna justru membuat pesonanya sendiri. Rambut yang dicepol asal itu terlihat kontras dengan wajah oval Leanna dan berhasil menc
Baca selengkapnya

33. Cemburu

Sepanjang perjalanan pulang, Leanna hanya diam membisu. Beberapa kali Reynald mengucapkan permintaan maaf sambil terus membujuk Leanna yang sedang merajuk. Bahkan saat mereka sampai di apartemen pun, Leanna masih merengut kesal tanpa menanggapi satu pun permintaan maaf Reynald. Wanita itu dengan cueknya berjalan mendahului Reynald masuk ke dalam kamar mereka.“Kamu masih marah sama saya?” tanya Reynald berusaha menyejajari langkah Leanna sambil menatapnya.“Saya kan tidak sengaja. Tiba-tiba saja tim saya buat acara penyambutan rekan baru untuk Rysha. Tidak mungkin saya tidak ikut. Apalagi ada beberapa senior.”Leanna hanya mendesah pelan. Mendengar alasan yang diucapkan Reynald, entah kenapa membuat Leanna semakin kesal dengan pria itu.“Maaf, ya. Lain kali saya tidak akan membuatmu menunggu lagi.” Reynald masih berusaha membujuk Leanna yang masih bungkam. “Leanna ….”Melihat wanita di hadapannya masih diam membisu, Reynald menarik lengan Leanna dan membuat wanita itu berdiri menghada
Baca selengkapnya

34. Luapan Emosi

Leanna menghentikan langkahnya ketika tatapannya beradu dengan tatapan Reynald yang kini sedang berdiri di depan pintu restoran dengan salah satu tangan berada di dalam saku celana. Wajah pria itu terlihat dingin dan rahangnya mengeras tanda pria itu sedang marah. Matanya menatap tajam pada pria yang berdiri di sebelah Leanna.“Leanna, ayo pulang!” perintah Reynald dengan nada dingin yang mungkin bisa membekukan satu kota. Pria itu segera menarik lengan Leanna menuju parkiran. Leanna hanya bisa melambaikan tangannya pelan pada Arvian dan Nindy karena Reynald menariknya dengan cepat.Pria sedingin es di samping Leanna itu tidak bersuara sedikit pun, membuat suasana mobil sedingin freezer lemari pendingin. Leanna nyaris bergidik saat melihat raut wajah Reynald sewaktu menariknya pergi dari hotel barusan. Pria itu mengetatkan rahangnya menahan emosi yang entah apa itu.Leanna juga sempat melihat tatapan khawatir Arvian begitu Reynald menariknya pergi. Bahkan sekarang Leanna hanya berani
Baca selengkapnya

35. Seperti Roller Coster

Leanna terbangun dalam dekapan yang membuatnya nyaman dan tidur nyenyak semalam. Lengan Reynald masih melingkar erat di pinggang Leanna. Tubuh wanita itu bahkan menegang di balik selimut, tetapi begitu teringat apa yang telah terjadi semalam membuatnya berusaha menyembunyikan wajah pada dada bidang pria itu.“Kamu sudah bangun, Leanna?” Reynald mengecup puncak kepala Leanna sambil mengetatkan pelukannya. “Apa punggungmu sakit? Kenapa kaku begini?” Sentuhan pria itu sempat membuat Leanna bergidik. Leanna menggeleng pelan masih dengan menyembunyikan wajahnya.“Kamu kenapa?” tanya pria itu lagi berusaha mengangkat wajah Leanna yang disembunyikan di dadanya.“Aku malu, Dokter!” sahut Leanna pelan“Malu kenapa?”“Dokter jangan lihat aku. Pokoknya aku malu!” Leanna semakin membenamkan wajahnya di dada bidang Reynald.“Loh, kenapa? Kamu kelihatan cantik kalau bangun tidur begini.”Reynald mengangkat wajah Leanna perlahan. Menatapnya sambil tersenyum kemudian mencium bibirnya lembut.“Kalau w
Baca selengkapnya

36. Sebentuk Kehidupan

Hanya dalam sekejap saja mobil Reynald dan Ardant berhenti tepat di depan halte bus tempat Leanna menunggu. Reynald menghampiri istrinya yang berusaha menahan panik dan memberi aba-aba agar Laila bisa bernapas teratur. Kemudian menarik wanita itu sedikit menepi agar Rysha dan Ardant bisa segera memeriksa keadaan Laila.Leanna memeluk gadis kecil yang terlihat khawatir menatap keadaan bundanya. Berusaha menenangkan gadis kecil bernama Vanya itu dan meyakinkan kalau sang bunda akan baik-baik saja.“Kita harus segera membawanya ke rumah sakit, Rey! Bisa kamu telepon Dokter Vira untuk stand by? Aku pikir dia akan segera melahirkan,” kata Rysha sambil membantu Laila masuk ke dalam mobil Reynald.Reynald mengangguk. Segera menelepon rekan sejawatnya yang dimaksud sambil masuk ke dalam mobil dan segera melajukannya ke rumah sakit.“Bertahanlah sedikit lagi. Mereka sudah siap di depan pintu IGD!” kata Reynald saat melihat Leanna dan Rysha membantu Laila bergantian melalui kaca spion.Sesekali
Baca selengkapnya

37. Rival

Semenjak tinggal di rumah Kakek, Reynald sering kali menghabiskan waktu di ruang kerja sang kakek untuk membantunya menyelesaikan beberapa masalah bisnis mereka. Tidak jarang Reynald membawa beberapa berkas pekerjaan Kakek ke kamar dan mempelajarinya hingga larut malam.“Dokter, mau kubuatkan kopi?” tanya Leanna begitu pria itu masuk ke dalam kamar dengan membawa setumpuk berkas yang harus diperiksanya.Pria itu hanya menjawab dengan sebuah senyuman dan anggukan pelan.“Kalau begitu, aku buatkan dulu. Tunggu sebentar, ya.”“Leanna ….”“Ya.”Reynald menarik lengan Leanna pelan kemudian mengecup bibir wanita itu sekilas sambil tersenyum. “Maaf kalau belakangan ini aku sibuk sekali.” Reynald menatap lembut Leanna seakan merasa bersalah.“Tidak apa-apa. Aku mengerti, kok.” Leanna hanya tersenyum simpul kemudian kembali melangkah menuju dapur untuk membuat secangkir kopi kesukaan suaminya itu.Walaupun Leanna tidak tahu segala macam hal tentang bisnis, tetapi sepertinya ada hal serius yang
Baca selengkapnya

38. Seperti Seorang Terasing

Tuan Darwin Rahardjo seperti enggan berlama-lama menatap Leanna. Pria paruh baya itu memilih segera memalingkan wajahnya dan menatap Reynald kemudian mengajak Kakek Antony bergabung dengan rekannya yang lain. “Tony, sebaiknya kita berbincang di depan saja dengan Bratayuda!”“Baik. Mari kita ke depan!” sahut Kakek Antony sambil tersenyum.“Kamu juga ikut kami, Rey!” titah pria paruh baya itu dengan intonasi tak bisa dibantah kemudian berjalan bersama Rysha mendahului mereka. Leanna sempat melihat ekspresi Rysha yang sepertinya terlihat senang sekali memiliki lebih banyak waktu bersama Reynald di pesta ini.“Kamu tidak apa-apa kan menunggu di sini?” tanya Reynald pada Leanna.“Iya, tidak apa-apa. Lagi pula aku tidak akan paham jika yang kalian bicarakan tentang bisnis,” jawab Leanna sambil tersenyum miris. Walaupun sedikit kecewa, tetapi sebisa mungkin dia bersikap biasa saja.“Telepon aku jika terjadi sesuatu, oke?” kata Reynald lagi yang dijawab dengan anggukan pelan oleh Leanna.Seka
Baca selengkapnya

39. Love You, Doc!

“Sepertinya kamu senang hari ini? Apalagi penyanyi dan artis terkenal itu bersedia menemanimu selama pesta berlangsung,” sindir Reynald sambil melepas dasinya kemudian memasukkan salah satu tangannya ke dalam kantong celana tanda dia dalam mode serius. Mendengar sindiran yang tajam seperti itu semakin membuat hati Leanna panas. Wanita itu pun mendongak balas menatap Reynald. Kekesalannya sudah di ubun-ubun kepalanya dan siap meledak kapan saja. “Maksud Dokter apa? Dokter cemburu sama Arvian?” tanya Leanna tanpa basa-basi. Nada suaranya kini mulai terdengar ketus dan itu membuat Reynald semakin memicingkan matanya tidak suka. “Saya cuma ingin mengingatkanmu saja. Di pesta itu semua mengenal keluarga kita, setidaknya kamu bisa menjaga sikapmu di sana. Jangan sampai orang berpikiran yang tidak-tidak begitu melihatmu bersama pria lain.” Walaupun pria itu mengucapkannya dengan nada yang dibuat selembut mungkin, tetapi nyatanya masih terdengar dingin di telinga Leanna. Leanna mendesah pe
Baca selengkapnya

40. Gosip Yang Menyeruak

Sedari pagi media infotainment dihebohkan oleh berita tentang kedekatan Arvian dengan seorang wanita. Entah dari mana gosip itu bermula, tetapi wanita yang bersama Arvian pada foto yang beredar luas itu terlihat seperti sosok Leanna. Hal ini membuat kehebohan di stasiun TV VO-Channel tempat Leanna bekerja.“Leanna, apa berita ini benar?” tanya Nindy sambil menunjukkan laman berita infotainment terkini di layar ponselnya dengan suara rendah berbisik.“Kok bisa?”“Apanya yang kok bisa? Jadi benar kamu sama Arvian ….”“Ya tidak mungkin, lah!”“Terus kenapa bisa muncul berita seperti ini?”“Mana aku tahu. Kami memang pergi ke pesta malam itu, tapi aku pergi dengan Kakek dan suamiku. Lagi pula di sana Arvian diundang sebagai pengisi acara, kok. Makanya kami kebetulan bertemu di sana,” jelas Leanna dengan suara yang tak kalah rendah, takut terdengar orang-orang di sekelilingnya yang masih heboh membicarakan siapa gadis beruntung yang mendapat perhatian Arvian.“Tapi di foto ini kalian duduk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status