All Chapters of OBSESI BARA: Chapter 131 - Chapter 140

166 Chapters

Bab 131. Dibalik Foto

"Jangan-jangan...?"Keduanya saling tukar pandang. "Ada seseorang yang tidak ingin melihat kamu bersama dengan Bara?" tutur Rania berseru. Laila bergeming. "Sangat masuk akal. Karena tidak mungkin jika seseorang itu bertindak sampai sejauh ini, dan memang yang dia lakukan membuat rencananya itu sangat berhasil," ucap Laila membuat Rania mengangguk menyetujui. "Tapi, Kira-kira siapa yang telah melakukan ini? Bukankah perasaan kami dekat belum genap dua bulan? Tapi, kenapa ada yang melakukan hal ini?""Laila? Jika seseorang sudah jatuh cinta, dia gak bakal kenal waktu ataupun tempat. Yang dia tau, dia harus mendapatkan sampai jadi miliknya, begitu!" tutur Rania. Laila menghembuskan nafas gusar. "Hal ini jugalah yang mungkin membuatnya bertekad melakukan sejauh ini. Yang mana, dia mengetahui kelemahan satu-sama lainnya," lanjut Rania lagi membuat Laila melirik. "Ah. Mening kita bicara di dalam, gak enak kalau berdiri saja kan?" Laila terkekeh saat menyadari bahwa mereka masih seti
Read more

Bab 132. Kebenaran Pahit

"Denis..." Suara Rania yang tiba-tiba terdengar membuat Laila dengan cepat mengambil foto tersebut dan beralih duduk kembali di kursinya. Jantung Laila benar-benar berdetak sangat cepat. Ingatan akan selembar foto yang membuat rumah tangganya hancur jelas karena foto tersebut. Foto itulah yang memulainya hingga sampai ke titik ini. Namun, Laila masih heran kenapa gambar dengan gaya ini sama persis dengan gambar yang Mas Bara tunjukan? "Laila? Apa kamu mau makan juga?" tanya Rania yang muncul di balik pintu. "A--ah, a--aku mau pulang aja, Kak." Laila gelagatan. Duh, apa Rania akan curiga? Namun benar saja, Rania nampak heran mendengar gelagatan Laila. "Kenapa?" tanyanya yang mana membuat Laila harus bisa menyembunyikan raut terkejutnya. "Enggak Kak. Ah iya, aku harus cepet-cepet pergi Kak!""Lho? Belum juga lama kan? Kok main pergi-pergi aja sih?" tanya Rania membuat Laila hanya tersenyum tipis. "Se-sebenarnya Laila harus menyelesaikan dulu tugas permasalahan Sharu, Kak. Dan ten
Read more

Bab 133. Sebuah Pengkhianatan

Bara memejamkan matanya saat Laila menancapkan gas dengan kecepatan penuh. Jika hari ini ia akan mati di tangan Laila? Maka ia akan menerimanya. Dan ... Cittttt! Dengan gerakan paling tiba-tiba Laila mengerem tepat saat ujung mobil itu hampir mengenai lutut Bara. Nafasnya kembang kempis, kepalan tangan dalam kemudi masih tercetak jelas akan urat-uratnya. Laila menatap tajam Bara. Sedang Bara masih setia memejamkan matanya. Pelan, ia mengintip lewat celah matanya yang menyipit, takut-takut jika Laila benar-benar akan menabraknya. Namun sebuah senyuman terukir saat Bara menyadari bahwa Laila tidak benar-benar menabraknya. "Laila?!"Bara berseru dan langsung menuju pintu mobil Laila. Namun tidak semudah itu, tepat saat Bara berlari menuju pintu masuk mobil, Laila menancapkan gas tersebut dengan tiba-tiba. Membuat Bara yang mendapat hal itu langsung memegang jantungnya. "Laila?! Argh!" Bara berteriak frustasi saat mobil itu melintas cepat begitu saja. Dengan cepat Bara berlari men
Read more

Bab 134. Dalang Yang Sebenarnya

Bara benar-benar frustasi ia kehilangan jejak istrinya yang entah lewat jalan mana. Tapi perasaan dirinya terus lurus ke depan, tidak ada belokan, tapi, kenapa Bara tidak bisa menemukan Laila? Namun saat beberapa ke depannya hanya jalan buntu yang Bara lihat. "Sial!" Bara membanting kemudi dengan keras. Memijit keningnya karena frustasi. "Itu berarti tadi Laila masih di sana? Hanya saja aku tidak melihatnya? Menyebalkan!"Tidak ada gunanya ia menyalurkan dengan hanya marah-marah saja. Sesegera mungkin ia harus menyelesaikan permasalahan ini. Jika tidak, tentu istrinya akan pergi darinya. Tidak! Itu tidak akan terjadi! Dengan cepat Bar memutar balikan jalannya. Sedikit susah karena jalan tidak terlalu besar, membuatnya harus ekstra sabar untuk membelokkan. Sesampainya selesai, dengan cepat Bara melajukan kembali mobilnya. Sekarang urusannya adalah Silvy! Ciitttt! Suara rem yang begitu nyaring membuat Pak Adhi yang tengah mengantuk dengan mata merem-melek, harus terperangah te
Read more

Bab 135. Sebuah Kekecewaan

Sudah hampir seharian ini Laila mendekam di kamarnya. Dan sekarang pagi telah tiba membuat Laila mau tak mau harus pergi bekerja. Sesungguhnya ia sudah tidak punya tenaga untuk pergi bekerja. Namun karena sudah satu kali bolos membuatnya takut terkena sanksi. Dengan begitu, mau tidak mau ya harus dipaksakan. Walau tau bahwa hari ini adalah ulang tahun pernikahan Laila dan Bara, sebisa mungkin Laila akan berusaha menerimanya dengan ikhlas. Menerima kenyataan bahwa mereka tidak lagi bersama. Ah! Bukan hanya hati yang ikut lelah, pikirannya pun sangat-sangat lelah! "Huffft!" Laila membuang nafas dalam-dalam saat ia beranjak dari kasurnya. "Tidak apa Laila! Kamu pasti kuat!" ucapnya menguatkan diri. "Sudahlah! Toh semua akan berjalan sesuai takdirnya bukan?" ucapnya lagi yang kemudian mengambil handuk. Beringsut pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan badan yang terasa lengket. Satu jam kemudian... Laila telah siap-siap dengan pakaian kerjanya. Sekarang hanya tinggal memakai b
Read more

Bab 136. Rumit

"Mas kecewa sama kamu La ... Mas benar-benar kecewa..." Lirih. Bara berucap lirih dengan tatapan sendu. Hal yang membuat Laila langsung terdiam. Menatap Bara dengan tubuh yang terasa lemas. "Mas ke sini hanya untuk meminta maaf pada kamu Laila. Mas ingin memperbaiki hubungan kita! Yang kamu lihat kemarin pun bukan sepenuhnya kebenaran! Tapi, kebenarannya adalah Silvy! Wanita itu yang ternyata sudah membuat foto itu seakan kamu sendiri yang ada di dalamnya!" Bara bergerak mundur. Ia menatap Laila dengan pancaran tidak percaya. "Mas hanya ingin memperbaiki semuanya Laila ... hanya itu!"Laila memalingkan wajahnya dari tatapan Bara saat satu butir air matanya jatuh begitu saja.Mata Laila terpejam dengan tangisan yang mulai luruh. "Mas memang salah Laila ... mas salah! Tapi Mas ingin memperbaiki semuanya. Hanya itu ... tapi kamu, bahkan tidak memberi Mas kesempatan untuk berbicara ... ""Mas ... benar-benar kecewa sama kamu La ..." Bara berhenti dari gerakannya. Tatapannya masih menat
Read more

Bab 137. Bu Rahayu

Mata Laila sudah terbelalak saja, sedang Asyam malah senyum-senyum sendiri. Disatukan seperti ini jelas membuat jantung Asyam berdetak dua kali lebih cepat. "Bu? Ma--maaf, tapi ... " Laila melepaskan pelukannya lebih dahulu. Terasa tidak nyaman karena berdekatan dengan jarak menempel pada Asyam. "Maaf, Laila bukan istrinya Asyam!" ujar Laila membuat Bu Rahayu nampak heran. "Lho?" tanyanya. Pasalnya keduanya itu memang seperti pasangan suami-istri yang romantis. Cocok lagi. "Bukan, Bu. Saya masih lajang..." Asyam berujar membuat lirikan Laila menoleh padanya. Asyam menggaruk tengkuknya saat ditatap sedemikian lekat oleh Laila, jelas hal yang membuatnya jadi salah tingkah. "Oalaahhh, tak kira kalian itu suami-istri, ternyata bukan toh..." Bu Rahayu terkikik kecil, sedang Laila hanya mampu tersenyum. Asyam? Dia hanya merasakan canggung saja."Terus? Anak Ibu?" tanya Bu Rahayu membuat pandangan Laila dan Asyam saling bertukar. "Eum, gimana kalau kita bicara di tempat lain saja Bu? K
Read more

Bab 138. Kabar Gembira

"Entah siapa yang salah. Tapi, Mas Bara selalu berpikir bahwa memang Ibunya tidak pernah perduli padanya. Dengan begitu, dia siap melawan kasus ini sampai ke hukum. Mas Bara akan siap berdalih apapun agar bisa menjadikan Sharu sebagai anak angkatnya ... Bu?" Laila menggenggam tangan yang nampak sudah keriputan ini. "Mungkin ini salah, tapi ... kesalahan ini bukan sepenuhnya salah Mas Bara, kan? Dia hanya ingin menjadikan Sharu sebagai anak angkatnya. Dia sangat menginginkan hal itu, sampai-sampai memintaku untuk membantunya ke jalur hukum. Hanya saja aku menolak permintaannya itu saat mengetahui siapa Ibu asli dari Sharu. Dan saat itu ... hubungan kami mulai melenggang. Beberapa masalah bahkan datang silih berganti. Laila tidak tahu apa yang harus Laila lakukan tapi ... jika menurut Ibu ini salah maka---""Enggak Laila, suami kamu enggak salah." Bu Rahayu langsung menyela. "Dan apa yang dia lakukan pun, itu tidak salah ..." Bu Rahayu menghela nafas pelan, sedang Laila masih menatap l
Read more

Bab 139. Dilamar?

Derrtttt DerrrtttSuara dering ponsel yang begitu nyaring membuat mata yang terpejam itu harus tergerak sudah. Dengan segera ia mengambil ponsel dengan mata yang masih mengantuk. "Laila?! Ini saya, ayok bangun!" Suara yang begitu familiar membuat Laila langsung membuka matanya. Hah! Bahkan mendengar suara nyaringnya saja sudah cukup membuatnya terbangun. Dia menatap ponselnya lebih dahulu. Bu Rahayu. Pantas saja. Namun yang jadi masalahnya... Ini masih jam 02.00!! "Laila cepat bangun! Ayo, saya nungguin kamu di luar nih ... " ucapnya dengan menggebu-gebu. Laila memijit pelipisnya frustasi. Biasanya ia bangun jam 4, itupun karena pekerjaan yang akhir-akhir ini selalu menumpuk. Namun sekarang, belum saja ia tidur 7 jam, tapi malah sudah terbangun. Ah iya. Lagipula semalam ia menunggu pesan dari Bara. Berharap lelaki itu membalas pesannya. Namun tidak, lelaki itu bahkan tidak aktif. Pesan yang ia kirim masih centang satu abu-abu. "Laila ... ? Aduh, ayo dong ... kita olahraga! Sa
Read more

Bab 140. Kegilaan Asyam

Laila tersenyum dalam menerima buket bunga tersebut. Hal yang jelas membuat Asyam tersenyum lebar. Sorak tepuk tangan menggema di dalam ruangan tersebut. Saling bersiul bahkan ada yang mengatakan cie-cie di dalamnya. Nampak heboh, ricuh! Laila terdiam, dia masih setia tersenyum ke arah Asyam. "Berdiri, Syam. Jangan seperti itu!" ujar Laila membuat Asyam dengan segera beranjak berdiri. "Terima kasih, Zahra. Aku---aku benar-benar tidak menyangka kau akan menerima hal ini?" tanya Asyam dengan wajah yang amat kentara bahagia. Laila hanya tersenyum simpul. Memeluk buket bunga tersebut dengan tatapan binar. Beberapa jam kemudian. Saat semuanya membaik seperti biasa. Laila yang tengah berjalan menuju ruangannya dengan sesama rekan yang ada di sampingnya tersenyum saat di depannya Asyam tengah berjalan. "Syam?" panggil Laila tiba-tiba. Hal yang jelas membuat Asyam berhenti saat itu juga. "Ekhem, aku pergi duluan..." Wanita di sebelah Laila tiba-tiba menyenggol bahunya. Membuat Laila t
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status