All Chapters of Diceraikan Suamiku, Dinikahi Adik Iparku : Chapter 91 - Chapter 100

122 Chapters

Lukman ditahan?

Seno tiba-tiba bangkit dengan wajah yang sudah lebam babak beluk sembari merogoh ponsel di saku celananya, lalu menghubungi nomor polisi, melaporkan bahwa telah terjadi penganiayaan di sebuah kantor dari perusahaan xxx. "Polisi akan segera datang, jadi bersiaplah untuk merasakan apa yang pernah aku rasakan. Yaitu mendekam di balik jeruji besi!" desis Seno pada Lukman yang nafasnya masih tersengal.Lukman tak menggubris perkataan Seno yang langsung keluar dari ruangannya, dia malah sibuk merapikan baju serta dasinya yang berantakan karena menghajar kakaknya. Lukman tak peduli jika dia ditangkap polisi, karena apa yang dia lakukan adalah untuk membela istrinya. Lukman rela masuk penjara kalau memang hal itu akan menolong harga diri, harkat, serta martabat Andin sebagai perempuan. Namun, yang lelaki itu pikirkan adalah Seno. Kalau Lukman masuk penjara, maka Seno, ibunya, serta Dewi akan kembali mengganggu hidup Andin dan membuat istrinya menderita."Hubungi pengacaraku!" perintah Lukm
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

Rasa Bersalah.

Tepat pada saat jam enam sore, Lukman tiba di rumahnya. Andin menyambutnya di ambang pintu dengan wajah cemas karena tidak biasanya sang suami pulang terlambat seperti ini. Hingga mobil yang dinanti-nantikan itu akhirnya datang membuat senyum Andin mengembang.Belum juga Andin bertanya mengenai keterlambatang suaminya, Lukman sudah memeluk Andin membuat wanita itu merasa heran. Andin bertanya ada apa, dia sungguh terkejut dan cemas dengan sikap Lukman yang demikian, tapi Lukman tak menjawab dan malah membenamkan wajahnya di ceruk leher Andin sebab hanya di sanalah tempat ternyaman bagi Lukman untuk meredamkan semua amarahnya.“Kamu kenapa, Sayang?” Andin bertanya sembari balas memeluk Lukman yang belum kunjung bicara. “Coba sini.”Andin memeriksa kening Lukman takut jika lelaki itu sakit apalagi wajahnya terlihat lesu dan sedih sekali. Namun, keningnya tak terasa panas, Lukman baik-baik saja karena memang bukan tubuhnya yang sakit, tapi hatinya.Dia membawa Andin masuk ke dalam lalu m
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

Kamu Sempurna, Andin.

Lukman menyentuh wajah Andin yang menunduk lalu membuat wanita itu menatapnya. Sumpah demi apa pun, Lukman dapat melihat rombongan ketulusan di mata Andin yang berlinang air mat aitu. Dengan perlahan, Lukman mengusap rimbun air menganak sungai di pipi istrinya karena Andin tak pantas menangis. Andin harus bahagia bersama.Namun, dengan semua perlakuan itu jutru membuat tangis Andin semakin pecah, dia tak habis pikir dengan ketulusan lelaki ini. Rasanya ingin sekali menggenggam erat Lukman, tapi Andin sadar kalau dia memiliki kekurangan yang membuatnya tak pantas untuk bertahan.“Bagaimana pun keadaanmu, kamu tetap menjadi yang paling berarti bagiku. Kamu tuh berharga, Andin. Hargamu tak ternilai. Tujuanku menikahimu bukan untuk memiliki anak, tapi untuk melindungi dan menjagamu dari Seno lalu membahagiakanmu, memuliakan kamu karena seorang istri memang harus dimuliakan.” "Tapi, aku bukan wanita yang sempurna, Lukman." Andin tidak bisa lagi menahan sebak di dadanya. "Kata siapa? Kamu
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

Penyesalan Lukman

Nafas Lukman masih terengah-engah ketika dia sudah puas meluapkan semua emosinya. Lukman meledak-ledak barusan, membayangkan semua benda yang ada di hadapannya adalah kakaknya sendiri. Kakak yang memiliki sikap dan perilaku seperti iblis yang terkutuk.Ya, Lukman sangat mengutuk semua perbuatan Seno kepada Andin. Andai saja dia tahu semuanya sejak dulu, sudah pasti dia takkan membiarkan Andin menderita lebih lama atau mungkin justru Lukman akan lebih dulu memperistri Andin dibanding kakaknya.Setelah Lukman mampu mengatur nafasnya, dia keluar dari ruangan itu dan menemui Andin yang masih tersedu-sedu karena mengingat masa lalunya bersama Seno. Dengan segenap kasih sayang yang ada dalam hatinya, Lukman memeluk wanita itu dan menciumi wajah Andin yang basah dengan air mata."Lukman, maafkan aku yang tidak jujur sejak awal. Aku minta maaf ... aku takut, Lukman. Kamu terlalu sempurna untuk mengetahui kekuranganku ini, aku tak cukup berani mengatakannya karena aku takut membuatmu kecewa."
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

Lukman, Suami Idaman.

Suasana rumah mewah Lukman terasa sejuk seiring dengan hari yang semakin gelap dan bulan mulai datang memberi terang. Lukman dan Andin masih berada di ruang tengah, berbincang ke sana ke mari mengenai rencana mereka untuk mulai peduli pada anak-anak terlantar.Dengan ide suaminya itu, kepercayaan diri Andin seakan kembali. Benar kata Lukman, kalau mereka tidak bisa menjadi orang tua bagi anak mereka sendiri, maka mereka bisa menjadi orang tua, panutan, dan juga sandaran bagi para anak yang justru malah dibuang oleh orang tua mereka yang dengan berbagai masalah serta alasan tidak menginginkan anak-anak tersebut.Dengan mengobrol seperti ini, Andin jadi sadar kalau kekurangannya hanya sedikit dari penderitaan anak-anak di luar sana. Jika dia hanya memikirkan ketakutannya, takut ditinggalkan dan merasa tidak berguna, maka anak-anak di luar sana justru merasakan hal yang lebih besar.Mereka kesepian, kelaparan, dan memang seharusnya wanita-wanita seperti Andin lah yang mengulurkan tangan
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

Pandangan Lukman.

Suasana pagi Lukman terasa berbeda, kopi yang asapnya masih mengepul dan biasanya menjadi hidangan paling didamba oleh lelaki itu kini seperti kehilangan daya tariknya. Lukman merana, dia merasa hidupnya tak berguna karena belum kunjung bisa mengobati hati Andin yang masih saja merasa tak percaya atas keadaan dirinya sendiri.Malam tadi, Andin bahkan tak mau melayaninya dengan dalih percuma karena dia takkan bisa memberikan Lukman keturunan. Namun meski begitu, bukan berarti Andin akan selamanya mengabaikan suaminya, Andin hanya butuh waktu. Dia butuh merenungi rumah tangganya yang mungkin akan terasa timpang.Pada akhirnya, Lukman merasa bimbang. Dia takut kalau kondisi psikis Andin akan terpengaruh lebih jauh gara-gara keadaan ini. Seharusnya, Lukman mengetahui semuanya dari awal dan ikut merahasiakannya sampai Andin mau dan siap mengatakannya sendiri.Tapi nyatanya Lukman yang dibelakangi. Semua orang termasuk dokter pribadinya tahu perihal kondisi Andin, kecuali dirinya. Kini, Luk
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

Aku tidak akan menceraikanmu.

Puncak dari mencintai adalah merelakan, mengikhlaskan. Itu yang kini sedang Andin rasakan. Dua malam dia merenung, berdiam diri di kamar, mengabaikan suaminya. Banyak yang Andin pikirkan semenjak Lukman tahu keadaannya, banyak yang harus dia pertimbangkan.Meskipun ribuan kata cinta dan pemafhuman sudah Lukman lontarkan setiap saat, akan tetapi Andin tak bisa percaya begitu saja. Andin berpikir kalau semua yang dikatakan Lukman hanya sebuah bentuk rasa kasihan yang membuat Andin malah semakin merasa bersalah.Dengan begitu, Andin tidak ingin dikasihani. Biarlah nasib ini membuka jalan bagi Lukman kalau seandainya dia ingin menikah lagi. Namun, Lukman sendiri sungguh-sungguh dalam mencintai, dia tak mau kehilangan Andin apalagi dalam keadaan terpuruk seperti ini."Andin ...." Suara seseorang yang sedari tadi menguasai pikirannya menyapa. Lukman telah pulang dengan membawa bucket bunga mawar merah berukuran besar yang saat mendekat, wanginya semerbak memenuhi indera penciuman.Andin te
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

Menikahlah lagi, Lukman. Aku ikhlas.

Hari ini, Andin melepas keberangkatan suaminya yang akan berangkat bekerja sampai teras rumah. Seperti biasa, Andin memberi lelaki itu senyuman sementara Lukman memberinya kecupan. Semua aktifitas dilakukan layaknya biasa, seperti tidak ada apa-apa. Padahal, dalam hati keduanya sedang ada pergolakan batin yang sama-sama mereka rasakan. Baik Andin maupun Lukman, hati mereka masih merasa berat. Andin dengan rasa bersalah dan rasa insecure-nya, dan Lukman dengan kesulitannya menghadapi Andin yang sulit sekali dia taklukkan. "Nanti mau oleh-oleh apa?" tanya Lukman tetap perhatian. "Hmmm, sepertinya tidak perlu. Aku-" "Coklat saja, ya," potong Lukman. "Coklat katanya bisa memperbaiki mood, aku akan membawakannya untukmu nanti," tukasnya tanpa menunggu jawaban dari sang istri. Andin hanya diam, mengangguk perlahan. Dia tidak akan banyak meminta apalagi membuat banyak penawaran. Sebagai istri yang tidak memiliki rahim, Andin sadar diri, dia hanya menjadi beban di rumah ini. "Aku b
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

Asal-usul Andin

Cinta ... bisa membuat ego menjadi luruh dan tiada guna. Meski dalam hati ada sesuatu yang mengganjal dan belum puas diutarakan, tapi jika cinta sudah mendominasi, semua itu akan hilang, berubah menjadi kata pengertian.Seperti yang dirasakan Andin dan Lukman yang kini telah mendapatkan kesepakatan untuk rumah tangga mereka, kesepakatan tak tertulis juga tak terucap pasca kemarahan Lukman pada Andin yang membuat wanita itu akhirnya yakin, kalau Lukman memang sungguh-sungguh dengan ucapannya.Demi terjaganya keharmonisan rumah tangga mereka, Andin mulai membiasakan diri dengan keadaannya dan kembali melayani suaminya dengan baik. Semenjak kemarahan Lukman hari itu, Andin tidak pernah lagi membahas mengenai keadaan dirinya yang tidak bisa memiliki anak terlebih Lukman juga tidak pernah menyinggung hal tersebut.Keduanya mulai merangkai kemesraan lagi, mencoba mengembalikan gairah cinta mereka yang selalu bergelora pada saat-saat hal itu pertama dilakukan, supaya ikatan rumah tangga yang
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

Keluarga asli Andin

"Jadi, kamu benar-benar tidak tahu atau lupa, sih?" tanya Lukman lagi.Andin mendesah, meniup poninya karena kesal mendengar sang suami terus saja menanyakan hal yang sama sejak tadi. Selama ini, Andin sudah mengubur pertanyaan itu dalam-dalam karena semakin dia bertanya, semakin dia penasaran, semakin gelap juga pengetahuannya mengenai pria itu."Aku sungguh tidak tahu, entah pernah bertemu atau tidak, aku lupa. Tapi sepertinya tidak karena kalau pernah aku pasti ingat walau setitik saja," tegas Andin."Jadi, intinya kamu tidak tahu, begitu?" ulang Lukman dan Andin hanya menggeleng tanpa bicara apa-apa lagi.Lukman hanya bisa terdiam melihat gelengan Andin yang sudah dia tanya berkali-kali mengenai pria setengah baya--yang kalau sekarang mungkin sudah tua renta karena foto itu adalah foto lawas yang masih Andin simpan sebagai kenang-kenangan.Namun, dari foto itu Lukman bisa mengambil banyak kesimpulan yang sangat menentukan arah masa depan Andin sebagai seseorang yang sebenarnya mas
last updateLast Updated : 2024-06-04
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status