Hari ini, Andin melepas keberangkatan suaminya yang akan berangkat bekerja sampai teras rumah. Seperti biasa, Andin memberi lelaki itu senyuman sementara Lukman memberinya kecupan. Semua aktifitas dilakukan layaknya biasa, seperti tidak ada apa-apa. Padahal, dalam hati keduanya sedang ada pergolakan batin yang sama-sama mereka rasakan. Baik Andin maupun Lukman, hati mereka masih merasa berat. Andin dengan rasa bersalah dan rasa insecure-nya, dan Lukman dengan kesulitannya menghadapi Andin yang sulit sekali dia taklukkan. "Nanti mau oleh-oleh apa?" tanya Lukman tetap perhatian. "Hmmm, sepertinya tidak perlu. Aku-" "Coklat saja, ya," potong Lukman. "Coklat katanya bisa memperbaiki mood, aku akan membawakannya untukmu nanti," tukasnya tanpa menunggu jawaban dari sang istri. Andin hanya diam, mengangguk perlahan. Dia tidak akan banyak meminta apalagi membuat banyak penawaran. Sebagai istri yang tidak memiliki rahim, Andin sadar diri, dia hanya menjadi beban di rumah ini. "Aku b
Last Updated : 2024-05-31 Read more