Andin masih terbaring tenang di tempat tidurnya, wajahnya yang pucat terlihat damai di bawah cahaya lembut lampu kamar. Lukman menghela napas lega saat dia melihatnya, merasa lega bahwa dia masih ada di sana.Dia duduk di kursi di samping ranjang Andin, menatap wajahnya dengan penuh kasih sayang. Beberapa menit berlalu, dan tiba-tiba, mata Andin terbuka. Dia menatap Lukman dengan lemah, senyum kecil menyelinap di bibirnya yang pucat."Lukman," bisiknya dengan suara lembut, "Aku merasa sedikit sakit."Lukman menyentuh tangan Andin dengan lembut. "Tenanglah, itu wajar setelah operasi. Biarkan tubuhmu beristirahat, dan sakit itu akan segera berlalu."Andin meringis, mencoba mengatasi rasa sakit yang terasa di bagian tubuhnya yang telah dioperasi. Dia menatap Lukman dengan tatapan yang penuh harap. "Aku takut," bisiknya dengan suara rapuh. Lukman tersenyum lembut. "Kita akan melalui ini bersama-sama."Andin mengangguk, merasa tenang oleh janji Lukman. Dia memejamkan mata sejenak, menc
Terakhir Diperbarui : 2024-05-30 Baca selengkapnya