Semua Bab Diceraikan Suamiku, Dinikahi Adik Iparku : Bab 71 - Bab 80

122 Bab

Meja Operasi

Langit telah gelap oleh kabut ketika Lukman akhirnya tiba di rumah sakit. Dalam suasana yang sarat dengan ketegangan, Lukman melangkah dengan cepat menuju pintu masuk gedung. Langkahnya cepat, namun hatinya berdegup kencang di dalam dadanya. Udara malam yang dingin menyapu wajahnya, mengirimkan getaran yang menggigil.Di dalam gedung yang terang benderang, suasana terasa berbeda. Lampu-lampu sorot yang terang memperjelas setiap sudut ruangan. Suara langkah kaki yang terdengar dari lorong-lorong yang kosong menambah intensitas mengerikan yang menghantui. Di ruang tunggu yang sepi, beberapa bodyguardnya berdiri tegak di sampingnya, mata mereka waspada memperhatikan sekeliling. Lukman duduk di kursi, tatapannya kosong terpancar dalam kegelapan. Bayangan-bayangan tak pasti tentang nasib Andin menghantuinya, menyusup ke dalam pikirannya seperti kabut malam.Sementara itu, di ruang operasi, tim medis bekerja dengan cermat. Ruangan yang steril dipenuhi dengan bau obat-obatan yang menusuk h
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-29
Baca selengkapnya

Dua wanita iblis.

Lukman terbangun dari tidurnya, suara dering telepon yang nyaring. Dia mengucek mata dengan lembut, mencari-cari benda pipih kecilnya sebelum akhirnya menjawab panggilan tersebut."Detektif, apa yang terjadi?" tanyanya dengan suara yang terdengar agak terganggu karena masih mengantuk."Maaf mengganggu di pagi buta seperti ini, tetapi ada sesuatu yang harus aku sampaikan." Suara detektif terdengar serius di ujung telepon.Lukman segera waspada, perasaan kantuknya lenyap seketika. "Apa yang terjadi?""Ada serangan bersenjata di penjara. Sejumlah pria bersenjata berhasil membawa kabur Dewi dari sana," jelas detektif dengan suara yang berat.Lukman terdiam sejenak, terkejut oleh kabar yang diterimanya. Pikirannya berputar cepat, mencoba memproses informasi yang baru saja dia dengar. Sungguh sial. Masalah satu belum selesai, kini timbul masalah lain. Wanita iblis itu kembali kabur."Dewi ... kabur lagi?" tanya Lukman dengan rahang mengeras."Kami sedang dalam upaya pengejaran, tetapi sit
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-29
Baca selengkapnya

Identitas Andin

Lukman duduk di samping tempat tidur Andin, memandang wajahnya yang pucat terbaring tak berdaya di antara seprai putih. Ekspresi wajahnya mencerminkan kecemasan, sementara tangannya mengepal erat lembaran seprai. Dia merasa seakan terisolasi dalam keheningan yang menyelimuti, hanya terpisah oleh jarak yang terbatas dari orang yang dicintainya.Di seberang ranjang pasien, seorang detektif duduk di kursi lipat dengan postur yang tegap, memegang pena di tangan kirinya dan sebuah buku kecil di tangan kanannya. Wajahnya yang serius. Mata detektif itu terfokus pada catatan-catatan yang ia tulis."Andin masih harus dirawat pasca operasi," gumam Lukman dalam keheningan, suaranya terdengar rapuh di dalam ruangan yang sunyi.Detektif mengangguk perlahan, matanya menatap Andin dengan rasa simpati. Wajahnya yang serius dan tegas mulai melunak, seolah memahami beban yang ditanggung oleh Lukman dan Andin dalam situasi yang sulit ini. Dalam keheningan yang memayungi ruangan, kedua pria itu saling
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-29
Baca selengkapnya

Pertanyaan Lukman.

Andin masih terbaring tenang di tempat tidurnya, wajahnya yang pucat terlihat damai di bawah cahaya lembut lampu kamar. Lukman menghela napas lega saat dia melihatnya, merasa lega bahwa dia masih ada di sana.Dia duduk di kursi di samping ranjang Andin, menatap wajahnya dengan penuh kasih sayang. Beberapa menit berlalu, dan tiba-tiba, mata Andin terbuka. Dia menatap Lukman dengan lemah, senyum kecil menyelinap di bibirnya yang pucat."Lukman," bisiknya dengan suara lembut, "Aku merasa sedikit sakit."Lukman menyentuh tangan Andin dengan lembut. "Tenanglah, itu wajar setelah operasi. Biarkan tubuhmu beristirahat, dan sakit itu akan segera berlalu."Andin meringis, mencoba mengatasi rasa sakit yang terasa di bagian tubuhnya yang telah dioperasi. Dia menatap Lukman dengan tatapan yang penuh harap. "Aku takut," bisiknya dengan suara rapuh. Lukman tersenyum lembut. "Kita akan melalui ini bersama-sama."Andin mengangguk, merasa tenang oleh janji Lukman. Dia memejamkan mata sejenak, menc
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-30
Baca selengkapnya

Ingatan yang kacau.

Setelah perbincangan sebelumnya, Andin jadi terngiang-ngiang akan pertanyaan yang diajukan oleh Lukman. "Apakah kamu tahu tentang keluarga kakek dan nenekmu?" tanya Lukman dengan hati-hati. "Dan apakah kamu juga tahu bahwa kedua orang tuamu dulu diusir dari rumah karena sebuah permasalahan sehingga terlihat seperti orang miskin?"Andin terbaring di tempat tidur rumah sakit dengan tatapan kosong yang menatap langit-langit kamar. Dia merasa lelah, fisik dan emosionalnya terasa terkikis oleh peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Dengan menarik napas dalam-dalam, dia mencoba mengumpulkan kekuatan dalam dirinya sebelum menjawab.Menghela napas lagi, Andin merasakan perasaan berat yang menekan dadanya. Dia merasakan setiap detik yang berlalu seperti memperpanjang kekosongan yang ada di dalam dirinya. Dengan mata yang terpejam, Andin mencoba memanggil kembali ingatan-ingatan yang terpendam di sudut-sudut pikirannya. Dia merenung tentang masa lalu yang kelam, tentang rahasia yang tersembu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-30
Baca selengkapnya

Menyusun teka-teki.

Pernyataan detektif barusan menjadikan detak jantung Lukman bak seseorang yang tengah berlari dikejar hewan buas. Perutnya yang telah kenyang seketika terasa seperti diaduk-aduk, akan tetapi mualnya tertahan di sebelah dada hingga menimbulkan rasa sesak yang memenuhi dadanya.Sudah dia duga, semua ini belum usai. Belum juga tersingkap teka-teki di kehidupan masa lalu Andin bersama keluarganya, masalah baru—yang sudah lama sebenarnya hanya saja belum kunjung usai kembali hadir mengoyak ketenangan antara Andin dan Lukman.Ini tidak bisa dibiarkan, Lukman mesti melakukan gerak cepat sebelum apa yang dikatakan detektif terbukti. Dia tidak boleh lengah dan mesti meningkatkan kewaspadaan supaya Andin tidak kembali menjadi korban. Andin tidak boleh mati konyol oleh orang-orang jahat dan serakah dan membuat asuransi jiwa milik wanita itu jatuh ke tangan yang salah.Seketika, bayangan wajah Andin memenuhi pikirannya, merasa iba dan getir atas nasib yang dialami calon istrinya. Lukman yakin kal
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-30
Baca selengkapnya

Percobaan Pembunuhan

Kematian adalah hal yang sukar dihadapi oleh Andin apalagi wanita itu bisa dibilang sedang merajut bahagia dengan Lukman, suaminya yang baik hati dan penyayang.Namun, kalau memang kematian mengantarkannya bertemu dengan kedua orang tua Andin yang telah tiada, maka wanita itu akan menerimanya dengan lapang dada. Andin akan sangat bahagia karena itu berarti dia juga akan lepas dari segala derita dunia."Bangunlah, Nak, kamu bersama kami sekarang. Di sini kamu akan aman."Suara itu sayup terdengar, mengalun merdu hampir seperti sebuah bisikan yang menyapu telinganya. Andin berusaha membuka mata walau sulit sekali rasanya, hingga pada akhirnya sosok yang amat dia rindukan sudah berada di hadapan.Semburat wajah bahagia terpancar dari wajah Andin. Bagaimana tidak, dalam keadaan yang membuatnya tak pernah luput dari masalah dia dipertemukan dengan obat dari segala obat yang tak pernah bisa dia temukan di dunia. Andin bertemu dengan ayah dan ibunya, dua sosok yang seketika membuat dunia ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-30
Baca selengkapnya

Ketegangan

Nafas Lukman terengah-engah tatkala menatap dokter gadungan yang kini dapat terlihat jelas wajahnya. Hampir saja Lukman kembali melayangkan pukulan terhadap sang dokter, akan tetapi suara teriakan Andin menghentikan tangannya yang sudah terayun."Stop! Stop, Lukman, stop!!" teriak Andin.Wanita itu sangat panik atas apa yang telah terjadi barusan padahal baru saja Andin bermimpi sesuatu hal yang indah, yakni bermimpi bertemu orang tuanya. Namun, semua mimpi itu ternyata adalah sebuah peringatan seperti apa yang dikatakan ayah dan ibunya bahwa ada sesuatu hal yang lebih berat yang akan terjadi dalam hidup Andin.Andin tidak habis pikir, mengapa di rumah sakit sebesar ini bisa ada dokter gadungan yang hendak menghabisi nyawa pasien? Seketika, Andin teringat akan Dewi dan ibunya. Apa mungkin dokter gadungan ini juga merupakan suruhan mereka?!"Aku harus menghabisi dia, Andin, dia hampir saja melenyapkanmu!" ujar Lukman dengan lantang."Ya, tapi kamu tidak bisa main hakim sendiri, Lukman!
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-30
Baca selengkapnya

"Keselamatanmu, yang utama."

“Dia sudah mati!” kata petugas keamanan saat memeriksa nadi dokter gadungan itu.Semua yang ada di sana membekap mulut mereka, tak habis pikir dengan apa yang dilakukan dokter gadungan ini sampai nekad menghabisi nyawanya sendiri hanya karena tidak mau membocorkan identitas orang yang telah menyuruhnya m*mbunuh Andin.Degup jantung Andin memacu dengan sangat cepat, kejadian ini benar-benar membuatnya syok dan menjadi tidak tenang. Apa yang telah dikorbankan orang-orang jahat itu sehingga dokter gadungan ini rela kehilangan nyawa dengan cara tragis hanya demi menjaga identitas rahasia mereka?Sungguh naas, Dewi dan ibunya sangat keterlaluan.“Saat di ruang rawat tadi, dia memang berkata bahwa lebih baik mati daripada harus membocorkan semuanya.” Lukman tersenyum sinis. “Ini benar-benar luar biasa, penjahat itu sangat licin dan licik, dan sebuah keuntungan besar bagi mereka karena ternyata rumah sakit yang didatangi mereka adalah rumah sakit yang minim pengamanan sehingga bisa-bisanya a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-30
Baca selengkapnya

Sikap romantis Lukman

"Boneka? Ya ampun, lucu sekali."Andin mengambil boneka teddy bear berukuran kecil itu dengan raut wajah bahagia. Rasanya sudah lama sekali dia tidak merasakan perasaan seperti ini di mana hatinya seperti dilambungkan setinggi mungkin padahal dia hanya diberi sebuah boneka berukuran kecil.Namun, ini bukan tentang boneka dan juga ukuran. Ini semua tentang sebuah perasaan dan penghargaan terhadap pasangan. Meskipun pada awalnya Andin menikah dengan Lukman hanya sebatas paksaan, tapi justru pernikahan terpaksa inilah yang membuat Andin bisa menemukan kebahagiaan.Bagaimana Lukman berusaha menjaganya, mengorbankan banyak hal, dan juga memberikan arti cinta yang sesungguhnya. Ah, apa mungkin Andin sudah mulai jatuh cinta kepada lelaki di hadapannya ini?"Aku bingung mau beli oleh-oleh apa hingga saat melewati toko boneka aku pikir bagus juga kalau membeli bonek untukmu. Kamu suka?" Lukman bertanya dengan penuh perhatian.Andin mengangguk. "Suka. Ini sangat lucu. Imut." "Imut? Ini terlalu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
13
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status