Tanpa diduga, Bara justru berjalan melewati Kara dan meninggalkannya di depan lift tanpa sepatah katapun terucap dari mulutnya.Hal itu membuat Kara hanya bisa menggigit bibir bawahya menahan rasa sesak di dadanya. Hatinya sangat sakit bagaikan ditusuk oleh ribuan jarum yang membuatnya terasa nyeri dan perih.'Itulah yang dirasakannya ketika kau meninggalkanya, Ra." batin Kara.Kara berjalab masuk ke dalam lift dan setelah pintu lift tertutup Kara mulai meneteskan air matanya tanpa suara.CEKLEKBara masuk ke dalam kamar perawatan Reena dan memamerkan seulas senyum, meskipun sedikit dipaksakan."Halo Reena, halo Bu," sapa Bara pada Reena."Dasar kakak durhaka, kenapa kau tak menyapaku, hah? Apa kau tidak melihat adikmu yang tampan ini, di sini?" celetuk Xavier dengan senyum mengejek di bibirnya.Namun Bara hanya diam dan tak meladeni ucaoannya, dia justru mengalihkan pandangannya dan melihat ke arah Berta, "Halo, Nyonya Berta," sapa Bara."Halo, Bara. Bagaimana kabarmu?" tanya Berta.
Read more