Home / Horor / CARI JASADKU, BU / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of CARI JASADKU, BU: Chapter 1 - Chapter 10

29 Chapters

bab 1

CARI JASADKU, BU"Loh, kamu kok sudah pulang, Sayang?" tanyaku saat melihat Damar yang sedang duduk di kursi bambu depan rumah. Samar-samar tercium aroma melati dan daun pandan dari tubuhnya.Kulihat kulihat bibir Damar yang memucat dan baju Damar yang basah kuyup sementara sore menjelang Maghrib itu cuaca sedang cerah. Aku celingukan mencari sepeda onthel anakku yang biasanya digunakannya untuk pulang pergi ke sekolah. Nihil, sepedanya tidak ada."Hei, kok diam saja. Sepedamu mana?"Damar tetap terdiam dan hanya memandangiku dengan ekspresi yang sulit kulukiskan."Hm, ya sudah. Ayo masuk, Sayang!" Aku membelai pipinya dan menarik tangannya pelan. Ya Tuhan, dingin sekali anak ini. "Kenapa kamu sudah pulang, Sayang? Kamu katanya PERSAMI?" tanyaku bingung. Segera kuambil kan handuk dan ku panaskan air di teko. "Nggak jadi PERSAMI?" tanyaku sambil menambahkan gula dan teh celup ke dalam cangkir.Damar hanya menganggukkan kepalanya lemah. "Ya sudah. Kalau begitu, kamu mandi ya. Ini
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

bab 2

Deggg! Jantungku nyaris berhenti berdetak saat aku melihat penampakan anak yang sedang terbaring di ruang tengahku itu. Aku nyaris memekik dan segera memalingkan wajah ke kiri."Bu, bu Sulis, bagaimana Bu?" tanya Pak Slamet membuatku seolah tersadar kembali. Dengan perlahan dan tubuh gemetar, aku menoleh ke arah jasad itu dan ternyata jasad itu tidak bergerak sama sekali. Kepala nya tetap terbaring di atas kain sarung yang dilipat dengan rapi sebagai pengganti bantal. Aku menghela nafas berat. 'Apakah tadi halusinasi atau benar-benar ada jin di sekitar rumah ini?' batinku. "Silakan mandikan saja jasad anak ini dengan baik. Saya tetap tidak yakin bahwa anak ini adalah anak saya. Karena ada ciri fisik tubuh mereka yang tidak sesuai," sahutku lirih.Terlihat gumaman-gumaman tidak jelas di ruangan ini. "Mungkin karena masih syok dan tidak siap, makanya Bu Sulis menyangkal bahwa jasad ini bukan jasad Damar," sahut salah seorang pelayat. "Kalau begitu, biar jelas siapa jasad ini, lebi
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

bab 3

Aku ingin menjerit sekuat tenaga tapi suaraku tak sedikit pun bisa keluar dari tenggorakan. Aku hanya bisa tercengang dengan jantung yang berdebar kencang melihat Damar di hadapan ku. Anak itu memegang bahuku dengan mulut ternganga dan wajah tanpa mata. Cairan hitam berbau anyir mengalir dari mulutnya. "Ibuuuu, aku rinduuu padamu! Tolong cari jasadku, Bu! Aku kedinginan di sini!" bisiknya lirih. Aku terdiam dan terpaku. Tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku ingin memeluk dan menenangkan nya tapi aku takut. Tunggu, tapi apa katanya tadi, cari jasadku? Berarti Damar sudah ma ti?"Huhuhu!"Anak itu bersuara menangis tanpa air mata. Suara nya bergema memenuhi ruangan kamar.Otakku membeku dan aku tidak bisa berpikir lagi. Antara ragu, takut, dan rindu. Aku ingin mengusirnya tapi di saat yang sama aku ingin menahan dan memeluk nya agar tidak pergi. Ingin membacakan surat pengusir setan, An-Nas, Al-Falaq, dan ayat kursi, tapi mendadak aku lupa semua surat dan ayat yang pernah kuhapal.
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

bab 4

Mobil pak Slamet melaju meninggalkan rumahku dan aku terkejut saat melihat Damar tanpa mata yang berpegangan di bemper belakang mobil Pak Slamet sambil 'menatap' dan menyeringai ke arahku!Aku terkejut dan mengucek mataku lalu melihat ke arah mobil pak Slamet dan ternyata Danang sudah menghilang. Aku menghela nafas dan duduk di anak tangga yang terbuat dari adukan semen dengan menopang dagu pada tangan kiri serta bersandar pada tembok rumah, mencoba memikirkan apa yang baru saja terjadi seharian ini. Tapi semakin dipikirkan, bukannya ketemu jawabannya, justru kepalaku terasa semakin pening. Nyeri ini seakan menggigiti kepalaku. Desau angin malam membuat pikiran ku semakin gelisah membayangkan apa yang sebenarnya sudah terjadi pada Damar. "Assalamualaikum."Aku nyaris berjingkat saat mendengar suara salam. Dengan segera aku menoleh ke asal suara dan tampak lah mbok Darmi dan Surti, anak angkat mbok Darmi satu-satunya yang masih berusia 19 tahun. "M-mbok Darmi?" tanyaku kelu. Saking
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

bab 5

Beberapa saat gadis itu berada di dalam kamar mandi, mendadak terdengar jeritan nya. "Aaaaaaargggghhhh! Jangaaaaan!!!"Suara Surti begitu keras, sehingga aku dan mbok Darmi terkejut dan saling berpandangan. Kami sontak berdiri dan menuju ke kamar mandi. Mbok Darmi menggedor pintu kamar mandiku yang terbuat dari seng sehingga terdengar berisik."Sur! Surti! Kamu ngapain di dalam? Ayo keluar dari kamar mandi!"Suasana hening sejenak. Tapi entah kenapa bulu kudukku meremang. Mendadak terdengar suara tangisan yang menyayat dari mulut Surti. "Tolong aku, Bu! Cari jasadku, Bu! Mereka jahat! Huhuhuhu!Aku menelan ludah. Hanya satu pikiran yang terlintas di benakku. Surti kesurupan!"Sulis, apa kamu keberatan kalau pintu ini kudobrak? Sepertinya Surti kesurupan!""Iya, Mbok. Dobrak saja. Daripada ada apa-apa dengan Surti," sahutku. "Lagi pula kayu tempat menempelnya engsel pintu ini sudah aus dan keropos, pasti mudah untuk mendobraknya."Mbok Darmi menatapku. "Ayo bantu aku, Lis."Aku me
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

bab 6

POV penulis "Waalaikumsalam, pak Eko. Apa pak Eko mempunyai kenalan seorang polisi? Damar hilang dan sampai sekarang belum pulang ke rumah.""Astaghfirullah! Jadi Damar hilang, Bu?""Benar, Pak. Damar hilang dan belum ditemukan sampai sekarang. Saya bingung harus mencari kemana," sahut Sulis nyaris putus asa. Suasana di seberang telepon hening sejenak. Tapi terdengar secara samar, pak Eko seperti berbicara dengan orang di samping nya."Hm, besok kami akan ke rumah Damar setelah acara Persami ini selesai, Bu. Walaupun mungkin Damar tidak hilang di sekolah, tapi kami pihak sekolah juga ingin ikut serta membantu mencari anggota sekolah yang hilang. Kalau tentang anggota polisi, kebetulan sepupu saya adalah salah satu anggota polres. Saya akan mengajak saudara sepupu saya untuk ke rumah Damar juga.""Terimakasih, Pak. Terima kasih sekali. Saya akan sangat menantikan kehadiran bapak dan ibu guru Damar," sahut Sulis lega. Jujur saja saat ada seseorang yang bisa dipercaya mau membantunya,
last updateLast Updated : 2023-09-22
Read more

bab 7

Sulis seketika terkesiap mendengar penuturan guru pembina Pramuka tersebut. Tapi secercah harapan muncul dengan keterangan dari pak Eko. "Apa benar yang bapak katakan barusan?" tanya Sulis menegaskan. "Iya benar. Untuk lebih jelas dan detailnya, saya akan langsung datang dengan sepupu saya nanti. Saya telepon hanya untuk memastikan kalau Bu Sulis ada di rumah," sahut Pak Eko. "Iya saya ada di rumah, Pak. Saya tunggu kedatangan nya," sahutku. Pak Eko lalu mengakhiri panggilan telepon. Mbok Darmi menatapku dengan pandangan penuh tanda tanya. "Siapa yang telepon, Lis?" "Guru Pramuka Damar, Mbok. Oh ya, ayo makan, Mbok? Masa aku makan sendiri."Mbok Darmi terdiam lalu menarik kursi kayu di hadapannya dan mendudukinya. "Kamu beneran bisa makan dengan menggendong anak kamu?""Bisa, Mbok. Aku sudah biasa melakukan nya."Mbok Darmi terdiam sejenak. "Kalau tentang yang guru Damar, kapan mereka akan kemari?""Nanti, mbok. Saya juga tidak bertanya jam pastinya."Aku melanjutkan makan dan
last updateLast Updated : 2023-09-22
Read more

bab 8

Pak Raden menghela nafas panjang. "Kalau begitu kuburan anak itu harus dibongkar dan mayatnya harus dikeluarkan karena keluarga anak itu juga sedang mencarinya!" Sulis terhenyak. 'Bongkar makam? Hal itu tidak pernah dilakukan di desa ini. Bisa-bisa dia dan polisi ini diprotes oleh warga desa. Bagaimana ini?' batin Sulis bingung. "Tapi pak, di desa ini tidak pernah ada makam dibongkar. Saya takut kalau ada makam yang dibongkar, akan menimbulkan pro dan kontra. Lagipula, belum tentu anak yang hilang itu adalah anak dari tetangga sebelah kan?" tanya Sulis ragu. Pak Raden menatap Sulis dengan serius. "Bu Sulis, ibu sudah memastikan sendiri kan kalau anak yang ditemukan di rumah ini adalah anak yang sama dengan yang ada di galeri ponsel saya, hal itu bisa menjadi alasan kuat bagi kepolisian untuk membongkar makam anak itu. Saya akan pulang ke polres dan kembali ke desa ini segera. Saya akan berusaha membantu bu Sulis dan orang-orang yang anaknya hilang. Saya curiga ada sesuatu yang leb
last updateLast Updated : 2023-09-22
Read more

bab 9

Tapi alangkah terkejutnya Sulis, saat dia melihat bunga tujuh rupa dalam nampan yang telah layu, dua botol kendi dari tanah liat, dan kemenyan dalam sebuah tempayan kecil dari tanah liat yang apinya telah padam. Sulis menelan ludah. "Hah? Ada apa ini di kamar mbok Darmi? Bukan kah benda-benda ini adalah barang-barang yang biasanya dipakai oleh dukun di tivi-tivi?" gumam Sulis kaget. Dia semakin berjinjit agar bisa melihat sekeliling nya kamar mbok Darmi untuk mencari petunjuk. "Lha kok sepi. Kemana mbok Darmi membawa Adinda?" gumam Sulis kelu. Berbagai pikiran buruk melintas di dalam kepalanya. Sulis bermaksud untuk membuka jendela kamar itu saat kakinya terpeleset.Bruggghhh! "Awwww!!"Sulis memekik saat pant*tnya terjatuh di tanah. Dia mendesis kesakitan saat berusaha berdiri dari tempatnya terjatuh. Perempuan itu mengibas-ngibaskan rok nya lalu kembali ke teras rumahnya yang hanya berjarak dua ratus meter dari rumah mbok Darmi. Dengan lemas, Sulis duduk di anak tangga rumahny
last updateLast Updated : 2023-09-22
Read more

bab 10

Sulis segera membaca ayat kursi, surat Al-Ikhlas, An-Nas dan Al-Falaq bersamaan dengan dada berdebar. Dan bacaannya semakin keras saat bola api itu melaju ke arahnya dengan cepat!"Allahuakbar!" pekik Sulis seraya memejamkan mata dan berjongkok di samping ranjang Adinda. "Ibu!"Mendadak terdengar suara Damar yang muncul di hadapan Sulis. Damar yang muncul tanpa mata itu berdiri dan merentangkan kedua tangannya seolah menghalangi banaspati untuk menyerang ibunya. Mulut Damar membentuk huruf 0 dan meniupkan angin yang keluar dari mulutnya sehingga mengusir banaspati itu. Banaspati itu berbalik dari hadapan Damar lalu melayang-layang di sekitar kamar Sulis. Sulis memperhatikan banaspati itu dengan tegang. Dia teruskan membaca ayat kursi dan surat-surat pendek lainnya yang dihapalnya di luar kepala. Bahkan Damar pun ikut membacanya. Tak berapa lama berselang, banaspati itu terbang keluar dari kamar Sulis.Sulis menghela nafas lega. Sosok yang mirip Damar di hadapan nya membalikkan bada
last updateLast Updated : 2023-09-22
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status