Home / Romansa / Penyesalan Kakak Angkat / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Penyesalan Kakak Angkat: Chapter 91 - Chapter 100

109 Chapters

Bab 91.

Happy Reading. "Apa maksud kamu Fer!" ucap Zeya tersulut emosi, ia tak terima pulang jauh-jauh dari kota D ke kota A, begitu sampai di rumah justru dihadiahi oleh pembatalan pertunangan Serly dan Rafly. "Sudah, Ze. Jangan terlalu berambisi dengan impian mu itu. Ini semua sudah disepakati bersama secara baik-baik, kerjasama perusahaan kita dengan perusahaan keluarga Rafly juga akan tetap berjalan sebagaimana semestinya. Tolong pikirkan masa depan Serly, jangan melulu egomu yang diutamakan," tukas Fero menjelaskan panjang lebar, mereka berdua tetap memanggil nama satu sama lain akibat pertengkaran kemarin. "Pasti kamu yang berulah 'kan, iya!" kecam Zeya mencengkram lengan Serly yang saat ini sedang menangis. "Sakit, Ma," rintih Serly menahan rasa sakit pada lengannya yang dicengkeram kuat oleh Mamanya. "Zeya, lepas. Kasian Serly kesakitan," Fero membantu Serly agar terlepas dari jeratan sang Mama. Ia sudah berjanji akan menebus kesalahannya selama ini karena sudah mengabaikan Serly
Read more

Bab 92.

Happy Reading. Hari ini Serly masuk kuliah pagi, ia diantar oleh Papanya karena Fero sudah berjanji akan menebus kesalahannya di masa lalu yang sudah mengabaikan Serly, sehingga putrinya itu kekurangan kasih sayang darinya. "Makasih ya, Pa. Sudah nganterin aku ke kampus," ucap Serly tersenyum lembut, ia sangat bahagia mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari Papanya walaupun sedikit terlambat. "Iya, sudah masuk sana. Nanti kamu terlambat," kata Fero membalas senyuman sang putri tercinta. Tangannya terulur mengusap puncak kepala Serly, membuat wanita cantik itu tercengang. Lagi-lagi Serly diberikan kejutan oleh sikap lembut nan hangat dari sang Papa. Ia pun turun dari dalam mobil dan masuk ke kelasnya yang terletak di lantai dua. Fero tidak langsung pulang, ia tetap menunggu Serly di parkiran kampus. Ada seseorang yang dia tunggu kedatangannya, ia yakin kalau orang itu pasti datang ke sana. Apa lagi tadi Serly menolak untuk dijemput olehnya, pasti ada sesuatu yang membuatnya me
Read more

Bab 93.

Happy Reading. Zayla tertawa terbahak-bahak melihat wajah sedih Ansel akibat patah hati karena kesepakatannya bersama Serly. Awalnya Zayla sudah marah-marah kepada Ansel karena tidak tahu pokoknya permasalahannya, yang dia dengar tadi adalah Ansel dan Serly putus hubungan, setelah mendengar penjelasan sang Kakak, ia justru menertawai nasib malang Kakaknya tersebut. "Apa sudah puas ketawanya?" sinis Ansel menatap jengah pada sang adik yang terlihat menikmati kesedihannya. "Ternyata Kakakku ini budak cinta sejati, hahahahhaha," Zayla mencibir sang Kakak yang saat ini mendengus kesal. "Lebih baik kamu pulang, kasian Gabriel pasti merindukan tempat tidurnya," kata Ansel mengalihkan pembicaraan, ia malas jika terus diledek seperti itu oleh adiknya sendiri. "Cieeee, ada yang ngambek nih. Udah enggak perlu galau gitu, besok aku akan ke rumah Serly buat ketemu sama Om Fero," ujar Zayla mengembalikan semangat Ansel yang sempat hilang. "Beneran? Makasih ya, Zay. Kamu memang adik kakak yan
Read more

Bab 94.

Happy Reading. Laudya mulai mengerjapkan mata pertanda sudah siuman dari pingsannya. Kepalanya terasa pusing akibat tidak ada asupan makanan yang masuk ke perutnya, sehingga menyebabkan tubuhnya tak bertenaga dan terus merasa pusing. "Kak!" Serunya begitu melihat sang Kakak yang duduk di sisi ranjang menatap sayu padanya. "Kenapa Kakak ada di kamarku? Memangnya aku kenapa?" cecarnya terus bertanya kepada Randy. "Tadi kamu pingsan, Kakak meminta Edo untuk memeriksa keadaanmu, dan ternyata kamu sedang hamil," ungkap Randy dengan suara bergetar, ia mencoba untuk bertutur kata lembut supaya adiknya tidak tertekan. Walaupun hatinya sangat kecewa dengan kehamilan Laudya, tetapi ia tidak mau menyalahkan adiknya itu karena siapa tahu adiknya hanya korban pelecehan, seperti apa yang dikatakan oleh Edo tadi. Kedua mata Laudya membulat sempurna tatkala mendengar kata hamil dari sang Kakak. "Ha-mil? A-ku hamil?" ucap Laudya terbata-bata. Otaknya mendadak blank karena tak percaya dengan ucapan
Read more

Bab 95.

Happy Reading. Sudah beberapa hari ini nafsu makan Serly naik 180 derajat dari biasanya. Jika hari-hari sebelumnya ia makannya sedikit, jarang ngemil dan tidak suka buah-buahan, sekarang justru sebaliknya. Apa yang tidak disukainya menjadi makanan favoritnya di setiap waktu. "Ser, bukannya beberapa menit yang lalu kamu sudah sarapan, kenapa sekarang makan lagi?" ucap Fero kepada sang putri yang saat ini memakan satu mangkok mie instan. "Bukannya kamu enggak suka makan mie instan?" lanjut Fero keheranan."Tiba-tiba pengen aja, Pa," jawab Serly tetap fokus pada makanannya, yang ada dalam benaknya saat ini hanyalah makanan, makanan dan makanan. "Papa perhatikan akhir-akhir ini nafsu makan kamu meningkat. Semalam Papa juga melihat ada dua bungkus mie instan di tong sampah dekat kulkas di dapur. Enggak mungkin Bi Sri yang makan 'kan?" cecar Fero mengungkapkan apa yang dilihatnya semalam dan beberapa sebelumnya. "Mungkin karena aku kelewat bahagia bisa tinggal serumah sama Papa," cetus
Read more

Bab 96.

Happy Reading. Serly dan Ansel duduk berhadapan yang hanya terhalang meja di tempat yang sudah dijanjikan. Jika wajah Serly nampak murung, maka Ansel kebalikannya. Dia begitu sumringah, senyuman manisnya tak memudar sedikitpun sehingga membuat Serly merasa jengah karenanya. "Berhentilah tersenyum, aku geli melihatnya," ucap Serly membuka obrolan diantara keduanya. "Tidak akan! Sekarang adalah hari paling bahagia untukku, jadi enggak ada yang boleh melarang ku agar berhenti tersenyum," balas Ansel seraya menarik tangan Serly di atas meja lalu mengecupnya sangat dalam. Hati Serly menghangat begitu mendapatkan perlakuan manis dari pria yang dicintainya. "Apa yang harus kita lakukan, Bi?" kata Serly bertanya sangat lirih. Di satu sisi, ia sangat bahagia atas kehamilannya itu. Di sisi lain, Serly takut Papanya kecewa kepadanya dan tak mau lagi menganggapnya sebagai putrinya. "Tentu saja menikah," jawab Ansel cepat. "Pokoknya besok aku dan keluargaku akan melamar mu ke sana. Enggak ada
Read more

Bab 97.

Happy Reading. Rina dan Bagas sangat shock begitu mendengar berita kehamilan Serly dari putranya sendiri. Mereka sama sekali tidak menyangka kalau Ansel bisa berbuat sejauh itu dengan Serly. "Ayo Ma, Pa, lamar Serly buat aku. Pokoknya besok pagi kita harus ke rumahnya dan melakukan prosesi lamaran," rengek Ansel seperti anak kecil yang meminta dibelikan permen. Bug! Plak! "Aduh, sakit, Ma, Pa," ringis Ansel sambil mengusap lengan dan kepalanya karena dicubit dan ditoyor oleh kedua orang tuanya tersebut. "Nakal sekali kamu Ansel. Siapa yang mengajarimu seperti ini, huh! Anak orang dibuat hamil," oceh Rina mengomeli putranya itu, sambil terus menghajarnya. "Pria enggak bermoral, malu-maluin Papa, kamu ya," Bagas kembali menyerang Ansel secara membabi-buta, walaupun pukulannya dan Rina sama sekali tidak berarti apa-apa bagi Ansel. Sebab, mereka cuma memberikan pukulan kecil saja kepada putranya. "Ampun, Ma, Pa. Ini juga salah kalian yang ngelarang aku berhubungan sama Serly, maka
Read more

Bab 98.

Happy Reading. "A-aku ada perlu sama Papa, boleh bicara sebentar," suara Serly terdengar begitu lirih, sikapnya tersebut mengundang tanda tanya di benak Fero. "Boleh, di bawah saja ya, sekalian Papa mau ambil air minum ke dapur," Fero melangkah lebih dulu menuruni anak tangga, sedangkan Serly mengikutinya dari belakang, ia sangat cemas karena mulai berpikir negatif tentang respon Papanya nanti. Kini, Ayah dan anak itu sudah duduk berhadapan di ruang keluarga. Yeah, hanya berdua, sebab Zeya masih marah dan enggan pulang ke sana. "Ada apa, Ser. Katakan sama Papa," ucap Fero menatap putrinya yang duduk gelisah di hadapannya. "Em, Pa ... Besok Ansel sama keluarganya mau ke sini," cetus Serly sangat berhati-hati, dadanya bergemuruh hebat, kedua tangannya sudah basah oleh keringat dingin. Fero mengerutkan keningnya tanda tak mengerti dengan ucapan Serly barusan. "Ansel dan keluarganya mau ke sini? Buat apa?" cicit Fero mengulang perkataan Serly barusan. Walaupun ia sudah dapat menerka
Read more

Bab 99.

Happy Reading. Serly mendengar adanya keributan di bawah sana, ia menempelkan telinganya ke pintu kamar, memastikan apa benar terjadi keributan di bawah. "Keluarga macam apa ini, jangan sampai putri kita menikah dengan salah satu keturunannya, bisa gila dia jika hidup dalam keluarga tak moral sepertinya," Zeya menunjuk wajah Rina sambil berkacak pinggang. Mendengar ucapan Zeya yang teramat pedas di telinganya dan juga sikap arogannya tersebut, membuat darah Rina mendidih. "Tentu saja keluarga kami enggak seperti keluarga kalian. Kami bahagia walaupun sama-sama bekerja, perhatian tetap tercurah kepada anak-anak kami sehingga mereka tidak kekurangan kasih sayang sedikitpun. Sedangkan kalian? Sangat egois! Justru Serly akan bahagia mempunyai keluarga baru yang harmonis seperti kami dan terlepas dari orang tua toxic seperti kalian," kecam Rina panjang lebar. Ucapannya barusan seperti bom atom yang meledak begitu saja di ruangan keluarga itu. Serly membulatkan mata sempurna karena men
Read more

Bab 100.

Happy Reading. Satu minggu berlalu .... Hari ini adalah hari pernikahan Serly yang diadakan secara meriah. Pernikahan yang seharusnya membawa kebahagiaan bagi sang mempelai justru sebaliknya. Wajah Serly menunjukkan kesedihan terdalam karena dijodohkan dengan pria yang tak dikenal, ia tidak diberikan kesempatan untuk melihat wajah calon suaminya tersebut sampai sekarang acara pernikahan sudah dimulai. Serly menaiki altar pernikahan diantar oleh Papanya ke atas sana untuk diberikan kepada sang calon suami. Kepala Serly menunduk dalam karena tidak sanggup melihat sosok pria yang katanya bersedia menerimanya dan juga calon anaknya. Saat tangannya disambut hangat oleh calon suaminya itu, Serly masih tetap menundukkan kepala. Hingga akhirnya sebuah suara yang sangat familiar di telinga Serly, membuat wanita cantik itu mendongak secara spontan. Kedua matanya membulat sempurna tatkala melihat sosok siapa yang menjadi calon suaminya itu. "Ansel ...," lirihnya sambil menatap wajah Ansel y
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status