Tubuh Arlo menegang menatap wanita yang dicarinya selama ini. Dia tidak menyangka jika Allie akan mendatanginya dengan cara yang tak terduga. Betapa bodoh dirinya yang tidak mengetahui jika wanita itu adalah salah satu dari ribuan karyawannya.Seringai sinis tergambang jelas di wajahnya, matanya menatap tajam penuh kebencian. Alih-alih mempermalukan Allie seperti yang selama ini dia inginkan, dia memilih bersikap profesional dan pura-pura tak mengenal wanita itu.“Senang bertemu denganmu, Petric. Aku yakin kamu sudah siap dengan presentasimu,” ujar Arlo mengabaikan Allie, mengalihkan tatapannya ke arah pria yang berada di samping wanita itu.“Saya membawa karyawan saya, namanya Allie. Dia yang akan mempresentasikan proposal yang sudah kami ajukan karena ide tersebut awalnya berasal darinya. Saya hanya memberi sedikit bantuan untuk mengembangkannya,” Petric memberi ruang pada Allie untuk memperlihatkan kemampuan wanita itu.Arlo melirik sekilas ke arah Allie, meragukan kemampuan wanita
Read more