Home / Romansa / Istri Tuan Muda Lumpuh / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Istri Tuan Muda Lumpuh: Chapter 171 - Chapter 180

224 Chapters

171. Haruskah Marah?

“Jika kamu ingin bertarung, tunggu sampai aku keluar dari rumah sakit,” ujar Mattew tak bersahabat saat melihat Axton berjalan mendekati ranjangnya.“Aku sudah tua dan ingin hidup dengan tenang, tidak ada gunanya lagi aku bertarung dan melayani ambisimu,” serang Axton tak mau kalah.“Lalu untuk apa kamu datang ke sini? apakah kamu ingin berdamai denganku karena peternakanmu hampir bangkrut?” ganti Mattew menyerang Axton.“Aku punya istri yang kaya dan berpengaruh, meski aku bangkrut, aku tidak akan mati kelaparan. Apapun yang kamu lakukan padaku, tidak akan membuatku hancur.”Mattew menyeringai sinis mendengar perkataan pria itu, dia tahu harga diri Axton tidak serendah itu dengan berlindung di belakang istrinya. “Lalu apa maumu datang kemari?” tanya Mattew tak ingin berbasa-basi lagi“Geena tidak pernah menikah dengan Alvaro, siapa tahu kamu masih peduli dengan putriku,” terang Axton yang membuat Mattew terperangah tidak percaya.Jantungnya tiba-tiba berdetak sangat cepat, entah kare
Read more

172. Jangan Meninggalkanku Lagi

Geena cukup terguncang dengan kedatangan Mattew. Hidupnya yang mulai tenang dan tertata, kini seperti terkena badai dan terombang-ambing lagi. Jika papanya tahu pria itu menemuinya, maka hidup Mattew akan hancur.Setelah berhasil menenangkan Cole dan menidurkannya, dia meminta pelayan untuk menjaga putranya lalu pergi ke tempat dimana Mattew berada sebelumnya.Kekecewaan meremas hatinya ketika tidak menemukan orang yang dicari karena sepertinya pria itu telah pergi meninggalkannya akibat ketidak jujurannya.“Dia pasti sangat marah padaku dan tidak akan pernah memaafkanku,” gumamnya pada diri sendiri.Sambil menghela nafas panjang, Geena berjalan mendekati laut dengan ombaknya yang lain dan menatap jauh ke birunya air yang tak berujung. Andai saja dia punya kekuatan untuk meraih Mattew, maka dia pasti akan melakukannya, tetapi dia tidak ingin keluarganya dan pria yang dicintainya itu terus berselisih.“Apakah kamu mencariku?” suara bariton yang sangat dikenali mengagetkan Geena.Dia me
Read more

173. Sang Iblis Terusir

Beberapa hari tinggal bersama Geena membuat kesehatan Mattew pulih dengan cepat. Wanita itu memang malaikat penyembuh sekaligus pengendali iblis jahat di dalam dirinya.Setiap hari sebelum matahari terbit, Mattew sudah terbangun. Dia menatap wanita yang terbaring di sampingnya yang tidur pulas dengan tatapan penuh kekaguman. Ketulusan wanita itu berhasil merengkuh hatinya, cintanya memberi kekuatan dan memunculkan sisi baik dalam dirinya.Kekaguman Mattew semakin hari semakin bertambah besar hingga menjadi hal yang tidak ingin dilewatkan.Apalagi saat matahari terbit dari ufuk timur, lalu menyinari wajah cantik Geena. Kecantikannya mengalahkan semua wanita di dunia ini hingga dada Mattew membuncah bergetar dengan gairah yang menghentakkan.Jika kemarin dia tak berani menyentuh Geena karena khawatir jika semua kebahagiaan yang dirasakan hanyalah sebuah mimpi atau ilusi, kini dia mengulurkan tangan untuk menyentuh dan mengusap lembut pipi halus wanita itu.Merasa ada yang menyentuhnya,
Read more

174. Akhir dari Sebuah Perjuangan Panjang

Mattew memberi banyak kejutan mengagumkan dalam kehidupan Geena, salah satunya adalah bisa merawat Cole dengan baik. Anak itu dengan cepat dekat dengan papanya, membuat Geena harus mengakui jika mereka benar-benar sedarah dengan genetik yang sama pula.Kejutan berikutnya ketika Mattew mengajak Geena ke pantai saat hampir tengah malam. Udara saat itu terasa dingin dengan angin cukup kencang. Tadinya Geena ingin menolak ajakan pria itu, tetapi mengingat bagaimana Mattew sudah menolongnya menjaga Cole dan hal itu tidak mudah, Geena akhirnya setuju untuk pergi.Dengan memakai jaket tebal, dia pergi ke pantai bersama Mattew, bergandengan tangan dengan bertelanjang kaki menikmati lembutnya pasir yang menggelitik telapak kaki.Laut begitu gelap dan tak terlihat rupanya, yang terdengar hanya debur ombak yang memecah di pantai. Beruntung bintang di langit bertaburan sangat banyak dan terlihat begitu indah menemani perjalanan mereka sehingga suasana menjadi romantis.Langkah Geena terhenti keti
Read more

175. Keluarga yang Tak Sempurna

Geena menggenggam tangan Mattew ketika mereka tiba di depan kediaman Jackson. Cole berada di dalam gendongan papanya, mengoceh riang seakan tahu jika sebentar lagi dia akan bertemu dengan keluarga besarnya.“Aku pernah berada di posisimu yang terasa berat bertemu dengan keluargaku sendiri. Tenanglah! aku akan selalu bersamamu,” ucap Geena menguatkan Mattew.Pria itu tersenyum lalu mengecup puncak kepala Geena. “Bagaimana jika kita masuk sekarang? mungkin keluargamu sudah menunggu kedatanganmu.”Geena mengangguk lalu membawa Cole dan pria yang dicintainya masuk ke rumah besar yang kadang membuatnya terasa asing. Mereka berjalan ke ruang tengah rumah itu dimana semua orang berkumpul di sana.Dari kejauhan terdengar gelak tawa dari ruangan tersebut. Geena melirik ke arah Mattew yang terlihat tegang dengan rahang yang terus mengeras.“Kita akan segera pulang jika mereka tidak menerimamu disini,” Geena berusaha menenangkan Mattew.“Aku mampu menghadapi mereka, kita akan menyelesaikan acara
Read more

176. Putra Seorang Jackson

Arlo membuang kunci mobil sport mahal dan ponselnya ke dalam kolam ikan yang ada di taman depan rumah yang dia lewati, berjalan kaki menjauh dari kediaman Jackson tanpa keraguan sekaligus tanpa pikir panjang.Sebelum keluar dari gerbang, dia menoleh menatap ke belakang. Tekadnya sudah bulat, dia harus meninggalkan rumah mewah yang memberi kenyamanan selama ini demi mendapatkan kebebasan.Hanya karena dia satu-satunya cucu laki-laki dalam keluarga Jackson, bukan berarti orang tuanya terutama papanya bisa memaksanya menjadi apa yang mereka mau yaitu menjadi penerus keluarga Jackson.Arlo sangat tahu bagaimana papanya bekerja keras untuk menjadi penerus Jackson, bahkan pria itu sampai harus salah paham terhadap grandma-nya dan berselisih selama bertahun-tahun. Namun dirinya bukan Richard Jackson, dia punya kehendak bebas.“Kenapa semua orang di rumah itu tidak pernah belajar dari kesalahan? Apakah mereka lupa dengan penderitaan yang harus Geena dan Britne jalani demi ambisi mereka?” gum
Read more

177. Mengejar Pria Kaya

Allie mengira jika pria yang dia tolong akan segera pergi setelah memakan roti dan menghabiskan coklat panas yang diberikan, tetapi ternyata pria itu masih terus duduk hingga tokonya hampir tutup.Sengaja tidak menegur pria itu, Allie menyibukkan diri dengan membersihkan semua peralatan yang digunakan untuk membuat roti, lalu merapikan daftar pembelian serta menginput data penjualan, berharap pria itu akan sadar diri jika ini sudah larut malam dan seharusnya dia pergi dari toko.Helaan nafas kesal lolos dari mulutnya ketika apa yang diharapkan tidak terjadi, pria yang mengaku bernama Arlo itu malah semakin nyaman berada di tokonya, tidak ada tanda-tanda jika pria itu akan meninggalkan tempatnya.Tidak ingin pulang terlalu malam, Allie menghilangkan rasa sungkan yang dirasakan lalu berjalan mendekati pria itu. “Aku sudah mau tutup, apakah kamu bisa pergi sekarang?”“Tutup? Tidakkah ini masih terlalu pagi untuk menutup toko?” kata Arlo.“Tokoku hanya toko yang menjual roti, bukan bar ya
Read more

178. Butuh Pria Kaya

Arlo merasa baru saja tidur tetapi harus kembali terbangun ketika mendengar bunyi berisik di dapur toko. Dirinya yang tidur di ruang istirahat yang letaknya ada di samping dapur merasa terganggu.Dengan kesal dia menutup telinga dengan bantal, berharap bunyi berisik itu akan berkurang agar dia bisa tidur kembali, sayangnya apa yang diharapkan tidak terjadi karena bunyi itu masih saja mengganggu tidurnya.Sambil mengumpat keras, dia terduduk dan membuka mata, baru saja ingin berteriak marah, Arlo tersadar jika dirinya saat ini tidak berada di kamarnya sendiri.Sisa efek minuman beralkohol yang dia minum semalam membuat kepalanya berpikir lebih lambat saat mengingat apa yang terjadi.“Ah ya ... aku bukan seorang Jackson lagi,” gumam Arlo setelah ingat apa yang semalam dia lakukan, entah harus merasa senang atau menyesal karena pergi dari rumah nyamannya, dimana dia biasa bangun siang dan dilayani.Sambil menyeret kakinya malas, Arlo pergi ke dapur untuk memeriksa apa yang sebenarnya ter
Read more

179. Permasalahan Keluarga

Allie baru saja sampai rumah ketika mamanya masuk ke kamar untuk bicara dengan putrinya. “Bagaimana dengan toko rotimu?” tanya Alfina basa-basi.“Semua baik-baik saja, aku sedang mengembangkan rasa dan jenis baru karena yang terakhir laku keras,” jawab Allie.“Apakah kamu tidak berpikir untuk bekerja di sebuah perusahaan? Daripada bertahan dengan toko roti yang tidak seberapa itu?”“Maksud mama apa?” Allie memastikan arah pertanyaan mamanya.“Jika kamu bekerja di perusahaan, gajimu akan lebih pasti dan lebih besar dari apa yang kamu dapatkan sekarang, relasimu juga akan bertambah banyak dan kamu bisa mendapatkan calon suami dengan keuangan yang baik. Mama bisa bicara dengan Besse agar mencarikanmu tempat di perusahaan dia bekerja,” terang Alfina.“Aku punya impian sendiri dan impianku berbeda dengan impian Besse. Jangan membandingkan aku dengan putri tirimu itu.”“Allie! Jaga perkataanmu! Jangan sampai papamu mendengarnya,” tegur Alfina.“Papa dan Besse seringkali memprovokasi dengan
Read more

180. Terusir Tanpa Perasaan

Allie menutup mata ketika sesuatu yang panas dan lembab bergerak di permukaan bibirnya. Ini adalah pertama kali baginya berciuman dengan seorang pria. Desiran menggetarkan merayap ke dalam hatinya. Tidak tahu apa yang harus dia lakukan, Allie membungkam mulutnya canggung.Mengerti akan kecanggungan tersebut, tangan Arlo meraih dagu Allie dan menekannya, membantu untuk membuka mulutnya. Desahan lembut lolos dari mulut Allie ketika Arlo menelusup masuk dan menjelajahinya.Bibir mereka menyatu alami dan bergerak dengan naluri, lembut tanpa menggebu namun mampu membangunkan semua indera.Ciuman tersebut membuat oksigen di paru-paru keduanya menipis, otak pun kekurangan pasokan oksigen hingga membuat kepala Allie yang tadinya sudah berputar, semakin berdenyut.“Arlo, aku ...” perkataan Allie tidak terselesaikan ketika kesadarannya menghilang.Arlo tersenyum menatap Allie yang jatuh di pelukannya. “Sangat manis, kenapa aku tidak menyadarinya saat melihatmu pertama kali?” gumamnya yang kemud
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
23
DMCA.com Protection Status