Home / Romansa / Istri Tuan Muda Lumpuh / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Istri Tuan Muda Lumpuh: Chapter 181 - Chapter 190

224 Chapters

181. Harapan untuk Menjadi Lebih Baik

Arlo terjaga di tengah malam ketika mendengar suara aneh di dapur toko. Curiga ada pencuri yang masuk, dia mengambil pemukul bisbol yang tersandar di ujung kamar dan bergerak tanpa suara menuju dapur.Sesampainya di sana, terlihat seseorang sedang berjongkok mencari sesuatu. Arlo mengangkat pemukul bisbolnya hendak memukul orang tersebut, sedetik sebelum mengayunkannya, orang tersebut berbalik dan mengangkat mukanya, membuat Arlo mengumpat keras.“Apa yang kamu lakukan disini?” tegur Arlo dengan jantung hampir copot karena hampir saja dia memukul Allie dengan pemukul bisbol yang dia pegang.Tak langsung menjawab, Allie melirik ke benda tang Arlo pegang lalu mengambil loyang yang dia cari dan menaruhnya di meja. “Ini tokoku, aku tidak punya kewajiban memberitahumu untuk apa yang akan aku lakukan disini,” jawab Allie dingin.“Paling tidak kabari aku sebelumnya jika kamu ingin kesini tengah malam seperti ini. Aku hampir saja memukulmu dengan benda ini,” geram Arlo sambil memperlihatkan p
Read more

182. Penghinaan yang Diterima

Tiga bulan berlalu dan toko Allie berkembang sangat pesat, bahkan dia tidak percaya dengan jumlah uang yang ada di tabungannya saat ini.Senyum puas terkembang di bibirnya, uang yang seharusnya dikumpulkan dalam setahun, kini bisa didapatkan dalam kurun waktu tiga bulan dan semua itu berkat marketing yang dikembangkan Arlo.Mengingat tentang pria itu, membuat Allie mencuri pandang ke sosok yang kini sedang sibuk merapikan meja karena toko mereka baru saja tutup. Matanya tak lepas dari otot-otot Arlo yang kekar yang membuatnya terlihat maskulin.Selain bentuk tubuh yang mengagumkan, Arlo berwajah tampan dan pintar. Allie tak habis pikir, bagaimana bisa pria sesempurna itu terdampar di tokonya? Mungkinkah Arlo adalah malaikat yang Tuhan kirimkan untuk menolongnya keluar dari kesulitan?Lamunannya buyar ketika melihat pria yang sedang dipikirkannya berjalan mendekat. Dengan cepat dia menutup laptop, lalu berdiri dari meja kerja berusaha menghindar karena pengaruh pria itu semakin hari be
Read more

183. Kamu Seorang Perawan?

“Apakah kamu baik-baik saja?” tanya Arlo sambil menggenggam lembut tangan Allie yang mengepal kuat penuh kemarahan. Sentuhan lembut tersebut seperti air es yang mendinginkan tubuhnya yang mendidih.“Bisakah kamu menyelesaikan pesanannya? Aku butuh waktu untuk menenangkan diri,” pinta Allie.“Tidak masalah,” balas Arlo penuh pengertian.Sampai malam harinya, Allie terus diam dan enggan membicarakan isi hatinya pada siapapun. Tengah malam dia terbangun, mencari sesuatu yang bisa menenangkannya dan membuatnya bisa tidur.Dia mencari bubuk coklat yang ternyata Arlo letakkan di lemari paling atas yang tidak bisa dijangkaunya. Dengan berjinjit, Allie berusaha meraihnya, namun sia-sia saja karena tangannya tak bisa menggapai.Allie terkejut ketika seseorang dari belakang meraih bubuk coklat tersebut dan meletakkan di hadapannya. Dia membalikkan tubuhnya dan membeku ketika wajahnya berhadapan dengan wajah Arlo.“Kamu belum tidur?” tanya Allie sambil menikmati aroma tubuh pria itu yang begitu
Read more

184. Aku Bahagia

“A-aku ...?” gumam Allie gagap penuh ketegangan. “Sungguh memalukan,” lanjutnya sambil menggigit bibir, menandakan jika tebakan Arlo adalah benar.Pertanyaan menuduh Arlo membuatnya mengira jika pria itu kecewa dengan keadaannya dan mungkin akan meninggalkannya begitu saja, namun dia terkesiap ketika Arlo malah menekan tubuhnya semakin tenggelam memenuhi inti miliknya.“Apakah aku menyakitimu?” Tangan Arlo mengusap pipinya lembut dengan tatapan hangat menggetarkan.Kegugupan Allie lenyap berganti sensasi yang merayap di bawah perut, dia menggeleng menjawab pertanyaan pria itu. “Aku baik-baik saja, hanya sedikit terkejut dengan hentakanmu.”“Maaf jika aku bersikap sedikit kasar, aku tidak tahu jika ini kali pertama untukmu.” Terlihat tatapan rasa bersalah dari mata pria itu.“Jangan membuatku malu dengan memberikan tatapan itu! apakah kita sudah selesai?” tanya Allie begitu polos.Kening Arlo mengerut meresponnya. “Selesai? Kita bahkan belum memulainya, Sayang.”“Sayang ...?” ulang All
Read more

185. Tanggung Jawab yang Tidak Bisa Diihindari

“Arlo sudah terlalu lama pergi, dia bukan pria yang mudah menyerah. Jika kamu tidak segera bertindak, kamu akan kehilangannya,” ucap Kimberly mengingatkan suaminya.“Kenapa dia begitu keras kepala, tidak sadarkah jika dia adalah satu-satunya penerus keluarga Jackson?” geram Richard mengingat sikap putranya yang membangkang.Kimberly menggenggam tangan suaminya dan mengusapnya lembut. “Sikap keras kepala dan karakternya menurun darimu, jadi aku rasa kamu punya cara untuk menarik perhatiannya. Semakin kamu menekannya, dia akan semakin bertahan. Dia tidak mudah dikalahkan dan ancaman membuatnya semakin kuat. Aku rasa kamu sangat mengerti akan hal itu karena itu yang kamu lakukan saat mama mengasingkanmu ke Woodstock.”“Itu karena ada kamu di sampingku yang memberiku kekuatan untuk bisa bertahan hingga aku berhasil menentang semuanya termasuk keputusan Johana,” sanggah Richard.Kimberly mengangguk penuh arti membuat Richard memikirkan kembali perkataannya. Tatapan pria itu melebar ketika
Read more

186. Tamu Tak Diundang

Allie menatap pria yang tidur di sebelahnya dengan penuh kekaguman, dia tidak menyangka jika pria gelandangan yang dia pekerjakan kini menjadi kekasihnya dan hubungan mereka sudah berjalan sebulan lebih semenjak dirinya menyerahkan mahkotanya pada pria tersebut.Jari Allie menelusuri hidung mancung dan bibir tebal Arlo, mengingat lagi bagaimana bibir itu menggoda dan memanjakannya, membuat inti miliknya berdenyut hangat merasakan sisa kenikmatan yang direguknya.“Apakah kamu sedang menggodaku?” suara parau Arlo mengagetkan Allie. Dengan cepat dia menarik tangannya tetapi Arlo menangkapnya.“Sejak kapan kamu sudah bangun?” tanya Allie menyembunyikan rasa malu.“Aku sudah bangun sebelum kamu bangun,” jawab Arlo membuat Allie semakin malu.“Kenapa kamu diam saja? aku mengira kamu masih tidur,” gerutu Allie sambil mengerucutkan bibirnya kesal.Arlo tertawa, lalu menarik Allie masuk ke dalam pelukannya.“Lepaskan aku!” seru Allie sambil memukul pelan dada Arlo melampiaskan kekesalannya.“A
Read more

187. Terlalu Tinggi untuk Diraih

“Kamu siapa?” tanya Allie waspada.“Bolehkah aku duduk?” pria itu balik bertanya, mengabaikan pertanyaan Allie.Tak bisa menolak, Allie mempersilahkan pria itu untuk duduk di salah satu kursi pengunjung tokonya, sedangkan dirinya berdiri masih dengan sikap waspada.“Kamu bisa bergabung denganku Nona karena sepertinya pembicaraan kita akan cukup lama,” pria itu mengajak Allie untuk duduk bersama.“Aku tidak punya waktu cukup lama menanggapimu karena aku harus pergi,” tolak Allie.“Percayalah jika apa yang aku katakan lebih penting dari apa yang harus kamu kerjakan,” tanggap pria itu dengan rasa percaya diri yang tinggi.Awalnya Allie tampak ragu untuk duduk, namun akhirnya dia memantapkan hati untuk duduk dan menanggapi apa yang orang asing itu mau darinya. “Apa yang ingin kamu bicarakan?”“Namaku Richard Jackson,” ucap pria itu membuat Allie sempat berpikir jika apa yang akan mereka bicarakan adalah tentang Besse yang bekerja di perusahaan Jackson.“Sepertinya kamu salah orang karena
Read more

188. Hidupku Tak Sama Lagi

“Perkataanmu sangat mengecewakan, apakah itu artinya apa yang kamu katakan selama ini padaku hanyalah kebohongan belaka?” tanya Arlo dengan hati terluka.“Aku tenggelam dalam gairah yang kamu sulutkan, larut dalam rasa yang belum pernah aku rasakan sebelumnya, hal tersebut membuatku tidak bisa berpikir jernih. Setiap hari aku hanya menginginkan kepuasan darimu, tetapi kini aku sadar jika apa yang terjadi diantara kita adalah sebuah kesalahan,” terang Allie, menyembunyikan hatinya yang lebih terluka dibanding luka yang harus Arlo tanggung.“Kesalahan ...? sungguh tak bisa ku percaya jika perkataan itu muncul dari mulutmu. Aku salah menilaimu, Allie. Kamu tidak beda jauh dengan wanita-wanita di luar sana yang hanya menilai kebahagiaan dari sebuah materi.”Kini Arlo benar-benar terluka dengan sikap Allie, dia tidak menyangka akan tertipu dengan sikap polos Allie.“Semua wanita di dunia ini sama saja, tak terkecuali aku,” ucap Allie ketus.“Aku pastikan kamu akan menyesali keputusanmu har
Read more

189. Berita Mengejutkan

“Jadi kamu sudah kembali ke keluarga Jackson? Bagaimana rasanya memimpin perusahaan besar dengan ribuan karyawan?” tanya Britne Hogan pada sepupunya lewat sambungan telepon.“Tidak perlu mengejekmu, nasibku lebih baik darimu yang hidup dalam pelarian,” Arlo membalas sindiran sepupunya.Britne terdiam sejenak sebelum menanggapinya. “Bagaimana kabar saudara kembarku, Geena?”“Dia sudah bahagia bersama Mattew dan kamu sudah memiliki keponakan yang tampan. Apakah kamu tidak ingin pulang untuk berkumpul dengan keluargamu? kasihan uncle Axton dan aunty Inggrid, mereka selalu bersedih jika mengingatmu. Tidak ada gunanya terus bersembunyi saat semuanya sudah berjalan dengan baik,” Arlo berusaha membujuk sepupunya.“Aku masih butuh waktu, ada banyak hal yang belum bisa aku ungkapkan. Berhentilah berbicara tentangku, aku ingin mendengar tentangmu,” Britne mencoba mengalihkan pembicaraan.“Tidak ada hal menarik yang bisa aku bicarakan,” Arlo memilih menutup diri.“Apa yang membuatmu kembali ke k
Read more

190. Terlalu Dekat Untuk Disadari

Besse berjalan melenggak-lenggok dengan gaya menggoda. Semenjak putra pemilik perusahaan Jackson mengambil alih kekuasaan, dia sangat berambisi untuk bisa mendapatkan pria itu.Dia tidak ingat jika pria itu adalah pria yang pernah dia temui dan hina saat Arlo masih bekerja di toko roti tempat saudara tirinya.“Jangan pernah berusaha menggoda Tuan Jackson! Hanya aku yang boleh mendekatinya,” ujarnya pada teman-teman sekantor dengan penuh rasa percaya diri.“Dasar wanita jalang!” gumam salah satu wanita sambil mencibir.“Apa kamu bilang? Kamu yang jalang! aku tahu kamu selalu berusaha menggoda Tuan Jackson dengan dandanan norak itu, beruntung Tuan Jackson tidak tertarik dengan wanita kampungan sepertimu, dia lebih tertarik dengan wanita elegan sepertiku,” balas Besse dengan nada tak kalah sengit.“Kamu ...!” seru wanita yang Besse hina sambil melayangkan tangan hendak menamparnya, tetapi terhenti ketika sekretaris Arlo muncul dan memanggil nama Besse.“Nona Besse, Tuan Jackson ingin ber
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
23
DMCA.com Protection Status