Daniel menelan ludah kepayahan. Hasrat ingin menyentuh Delotta begitu besar, tapi lagi-lagi akal sehatnya menolak. Punggung tangan yang sedari tadi menelusuri kulit lengan Delotta menggantung di udara. Perlu usaha yang sangat keras untuk mengontrol dirinya dan dia merasa tak sanggup lagi saat melihat mata sayu Delotta yang dipenuhi kabut gairah. "Om?" panggil Delotta, menyaksikan Daniel malah mematung selama beberapa saat. "Kenapa?" Tanpa menjawab pertanyaan gadis itu, Daniel menjatuhkan wajah ke ceruk leher Delotta. Menghirup dalam-dalam aroma vanila di sana. Memabukkan, tapi dia harus menahan. "Om ragu lagi melakukannya?" tanya Delotta sambil mengusap punggung lelaki itu. "Kamu anak Ricko," desah Daniel. Lantas beranjak dari atas Delotta dan berguling di sisi gadis itu. Keduanya lantas berbaring miring saling berhadapan. "Aku nggak bisa melakukan ini. Setiap kali ingin, ada yang berbisik padaku, Otta. Kamu jahat, kamu menodai gadis yang saat kecil pernah kamu timang. Lantas ak
Read more