Home / Romansa / Gelora Hasrat sang Presdir / Chapter 371 - Chapter 380

All Chapters of Gelora Hasrat sang Presdir: Chapter 371 - Chapter 380

441 Chapters

371. Tidur Bersama

Langit hitam dengan jutaan bintang di atas sana, mendadak seperti terbelah dua dengan sambaran kilatan petir yang begitu besar. Ketiga pria di dalam mobil sampai tak bisa berkata-kata mendengar keputusan Rachel yang mendadak dan mencengangkan. Julian Cakrawala yang berjanji akan menjaga Rachel, tentu saja tak terima. “Jangan sembarangan, Rachel! Kau ingin membunuhku!?” bentak Julian. Sungguh, Julian sebenarnya tak mau meninggikan suara di depan anak-anak. Biarpun dia dulu sangat kejam dan masih tersisa kelicikan dalam dirinya, Julian tetap sangat menyukai anak-anak, apalagi keluarganya sendiri. Rachel pun masih seperti anak kecil baginya. Di samping kursi kemudi, Nevan menampar pipinya sendiri. Pendengarannya mungkin salah. Bocah yang dulu selalu bermain bersamanya sejak kecil, mengalami banyak hal dengannya, dan selalu menjadi adik kecilnya, kini mengajak seorang pria tinggal bersama? “Apa kau gila!?” pekik Nevan. Dan pria terakhir diam membeku di tempat. Jiwa Alan Ruiz terasa
last updateLast Updated : 2024-02-24
Read more

372. Diam-Diam Perhatian

‘Siapa ...? Emma? Atau jangan-jangan, ayah mertua punya mata-mata yang menaruh kamera kecil di kantorku?’ Sebelum Alan menjawab pertanyaan Rangga, dia perlu lebih dulu mengetahui apakah Rangga memang benar-benar memata-matai dirinya atau hanya berasumsi? Jika Alan salah menjawab, dia mungkin tak akan bisa bangun lagi keesokan harinya. “Apa kau kehilangan fungsi pita suaramu?” Namun, tak mungkin Alan lari ke kantor dan memeriksa ruangan itu untuk menemukan kamera pengawas tersembunyi. Rangga tak akan membiarkan dirinya jika tak segera menjawab pertanyaan itu. “Tidak. Anda salah paham. Aku belum pernah mencium Rachel ....” “Belum?” geram Rangga. “Jadi, kau berencana untuk menciumnya?” ‘Tentu saja, Ayah! Aku akan mencium dan menggagahi putrimu nanti setelah kami menikah!’ jerit Alan dalam hati. “Benar ....” Alan terbawa suasana oleh pemikirannya. “Tidak- maksudku, aku akan melakukannya setelah kami menikah nanti.” Melihat keringat mengalir di dahi Alan, padahal ruangan itu san
last updateLast Updated : 2024-02-24
Read more

373. Fakta yang Tidak Mengejutkan

Alan tidak terkejut oleh pernyataan Hillary. Dia sudah menduga sejak awal jika Hillary memiliki maksud tersembunyi saat mendekati dirinya. Hanya saja, semudah itu Hillary kelepasan bicara karena pancingan Julian? “Ceroboh,” gumam Alan. “Alan … tidak … bukan itu maksudku. Aku tidak punya rencana buruk begitu. Orang ini yang membuatku terpaksa mengatakan kebohongan yang baru saja aku ucapkan ….” Alan kembali fokus membaca dokumen, begitu pula Rangga. Kedua pria itu bahkan tak peduli dan hanya terkejut oleh suara keras Hillary. “Duduklah, Nona Hillary Smith. Jangan mengganggu orang bekerja. Atau, kau bisa pulang saja untuk menemui kekasihmu itu ....” Julian tersenyum miring, seakan menghina wanita yang saat ini terlihat pucat dan kebingungan. ‘Apa yang harus aku lakukan? Alan pasti sudah tidak mau lagi percaya padaku … bagaimana caranya agar aku bisa bertemu Richard?’ Hillary benar-benar kehilangan akal. Hanya Alan satu-satunya harapan Hillary. Dan harapan itu menghilang karena oran
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more

374. Percikan

Mau dibaca berulang-ulang pun, isi tulisan pada dokumen di tangan Hillary tak akan berubah. Ucapan Rachel waktu itu bukan hanya omong kosong semata. Rasanya begitu sakit dalam dada hingga Hillary tak dapat mengeluarkan air mata. Namun, hatinya menangis darah oleh pengkhianatan sang kekasih. Hillary masih tak ingin percaya jika cinta pertamanya hanyalah penipu yang dikirim sang paman, yang entah bagaimana wajahnya. Hillary bahkan tak dapat mengingat sosok Nathan dengan jelas. Hillary masih mencoba menyangkal fakta itu dengan berbagai alasan .... Apakah Nathan menjebak Richard untuk membalas Asher yang telah melarang orang itu kembali ke negaranya? Ataukah Richard memiliki sejumlah hutang tanpa Hillary ketahui sehingga menjual aset yang dipinjamnya kepada orang suruhan Nathan tanpa disadari? Hillary akhirnya menyimpulkan satu hal meski tak begitu yakin, ‘Paman Nathan pasti telah menipu Richard.’ Setelah Asher pulang, semua pengawal Smith Group ditarik keluar dari kediaman Hillary.
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

375. Hadiah Pertama

“T-tidak, aku tidak menatapmu!” sanggah Hillary seraya memalingkan wajah.Hillary mengingat lagi hari-hari yang dilaluinya bersama Alan Ruiz. Sejak dulu, Alan selalu bersikap baik padanya walaupun Hillary tahu jika Alan tak menyukai dirinya.Andaikan dulu Hillary mau melihat Alan sebagai seorang pria yang akan menjadi suami di masa depan, mungkin dia tak akan terjebak cinta pertama yang begitu menyakitkan.Seandainya Hillary mau membuka telinga pada setiap ucapan dan nasihat orang-orang di sekitarnya atau apabila dia menolak permintaan Alan untuk memutuskan pertunangan mereka ... hari ini tak akan pernah terjadi.Namun, semua hanya tinggal pengandaian yang tak akan mungkin bisa terjadi. Semua sudah terlambat.Meski marah dan sakit hati kepada Richard, Hillary tak menyanggah jika hatinya masih berharap, bahwa kenyataan yang baru saja didengarnya merupakan kesalahan atau hanya sekedar mimpi belaka.“Terima kasih, Alan, sungguh ...,” ucap Hillary tulus untuk pertama kalinya kepada Alan Ru
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

376. Pesta Kelulusan

Pupus sudah bayangan indah Alan Ruiz tentang pertunangan dengan Rachel. Alih-alih Alan dan Rachel, perusahaan Keluarga Ruiz dan Cakrawala yang bertunangan. Rangga memberikan proposal kerja sama langsung kepada Benjamin siang tadi. Alan belum diberi tahu sang ayah dan baru tahu sekarang. “Aku kira, kita akan bertunangan hari ini, Kak Alan ...,” ujar Rachel kecewa. ‘Oh, pemikiran kami ternyata sama!’ Alan sudah cukup bahagia oleh ikatan batin mereka yang semakin kuat dengan adanya kesamaan pikiran. “Belum waktunya, Rachel. Kau bahkan belum resmi lulus sekolah.” Alan terkekeh pelan. “Setidaknya, Kak Alan tidak akan kabur jika kita bertunangan lebih dulu ....” Sekali lagi, Rachel memikirkan hal yang sama dengan Alan. “Justru Kakak yang khawatir kalau kau akan berubah setelah kuliah dan bertemu banyak lelaki lain.” “Aku selalu menepati kata-kataku, Kak! Jangan meremehkanku!” Rachel mengerucutkan bibirnya. Di ruang makan kediaman Cakrawala, sejoli yang dimabuk asmara itu saling melem
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

377. Luka yang Mendatangkan Anugerah

“Mau ke mana, Rachel? Acara ini dibuat khusus oleh Asher untukmu.” Rangga mencegah Rachel saat akan keluar dari ruangan pesta. “Kak Alan ada di rumah sakit, Ayah. Aku harus ke sana sekarang,” balas Rachel panik. “Apa yang terjadi?” Rachel menggeleng sambil melepaskan tangan Rangga yang mencengkeram lengannya. “Aku juga tidak tahu. Karena itu, aku akan ikut Paman Theo ke rumah sakit sekarang untuk mencari tahu. Jangan halangi aku, Ayah.” Mana bisa Rangga menghalangi putrinya yang terlihat sangat mencemaskan Alan. Sejujurnya, mendengar Alan masuk rumah sakit, Rangga pun juga sedikit khawatir. “Ayah akan menemanimu.” Rangga menatap Vina sarat makna. “Tunggu di sini bersama Laura dan Julian. Aku akan menjemputmu nanti.” Asher yang mendengar kabar itu dari Theo pun ikut ke rumah sakit. Bukan hanya Alan saja yang ada di rumah sakit itu, Hillary juga ada di sana. Sampai di rumah sakit tersebut, Alan Ruiz sedang berbaring di ranjang dengan petugas medis yang sedang membalut perutnya. Hi
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

378. Bantuan yang Tidak Membantu

“Apa yang sedang Kak Alan pikirkan? Maksudku, aku akan memanggilkan perawat jika Kakak butuh bantuan!” Rachel kini semakin mengerti kekhawatiran Rangga. Alan hanya memiliki wajah awet muda, tetapi cara pikirnya memang benar-benar seperti pria dewasa pada umumnya. Namun, sisi Alan yang dewasa cukup menantang dan menimbulkan rasa penasaran. Rachel justru menyukainya. “Tapi, kalau memang Kak Alan butuh bantuanku, aku terpaksa membantu Kakak,” sambung Rachel menggoda. Dia senang sekali melihat wajah Alan merah padam. “Keluar sekarang, Rachel!” seru Alan tak ingin lagi menunda untuk mengosongkan kandung kemihnya. Rachel terkekeh-kekeh sambil berjalan cepat keluar dari kamar. Dia menunggu di depan pintu agar tak ada perawat atau dokter wanita yang bisa masuk ke dalam. Akan tetapi, siluet kepala Rachel terlihat di kaca kecil pada pintu. Alan tak nyaman mengeluarkan desakan itu di sana. Tak ingin pula Rachel mendengarkan suaranya yang mungkin menembus sampai keluar pintu. Dengan susah p
last updateLast Updated : 2024-02-28
Read more

379. Asher yang Diabaikan

Tak hanya Asher, Rangga pun tiba-tiba merenunglan ucapan Julian. Bagaimana jika Rachel akan menderita karena dia tak mau menerima Alan? Apakah Rangga akan kehilangan senyuman anak gadisnya? ‘Haruskah aku mengikat hubungan mereka lebih dulu? Apa tidak terlalu dini mereka bertunangan?’ batin Rangga bimbang. Rencana Rangga langsung berubah tatkala melihat anak gadisnya bersenda gurau dengan Alan Ruiz. Dadanya terasa sesak karena patah hati. Harusnya, Rachel masih banyak tertawa hanya untuknya. Bersama dirinya dan Vina. Bukan bersama pria itu! “Rachel, kita pulang sekarang!” tegas Rangga. Rachel yang sebelumnya tersenyum sambil bercanda ria dengan Alan, langsung menunjukkan matanya yang berembun. Rangga heran, sejak kapan Rachel pandai bersandiwara? “Kak Alan sedang sakit dan butuh bantuanku, Ayah!” “Rachel, kau pulang saja dulu. Kakak tidak-” “Kak Alan bahkan kesulitan bergerak dengan bebas! Bagaimana kalau Kak Alan jatuh, lalu lukanya semakin parah?” sela Rachel. Meski tahu putr
last updateLast Updated : 2024-02-28
Read more

380. Pemenang Utama

“Aku melakukan itu ada alasannya, Kak Julian!” dalih Laura. Ketika Asher bercerita tentang aset-aset Hillary yang telah dimiliki Nathan, Laura menceritakan hal tersebut kepada Julian. Meski Asher juga memberi tahu dirinya kemudian. Salah satu dari dokumen kepemilikan itu merupakan anak cabang Smith Group yang masih menjalin kerja sama dengan perusahaan tempat Celine bekerja. Mendengar bahwa Asher akan menemui Nathan yang tinggal di rumah Celine, Laura tentunya menjadi semakin resah. Kegelisahan lain terpicu oleh Celine yang lebih sering berkunjung di kantor Asher karena kerja sama perusahaan mereka. Padahal, Celine bisa berdiskusi dengan Hillary. Meski Celine juga mengatakan tak akan merayu Asher lagi, tapi Laura masih curiga. Biar bagaimanapun, Asher pernah menyayangi Celine. Laura tak ingin mereka sering-sering bertemu. Mungkin Celine sesekali merindukan Asher, pikir Laura. Semua orang berhak merindukan sosok yang pernah dicinta. Akan tetapi, Laura tak menyukainya. Selama ini
last updateLast Updated : 2024-02-28
Read more
PREV
1
...
3637383940
...
45
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status