Home / Rumah Tangga / Istri Bayaran Duda Angkuh / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Istri Bayaran Duda Angkuh: Chapter 41 - Chapter 50

119 Chapters

Part 41 ~

“Kamu jangan main-main denganku Kev.”“Justru aku yang harus mengatakan itu, jangan main-main denganku Vanya. Kamu lihat semua bukti itu, bagian mana yang menunjukan aku main-main.”“Aku dan pria ini tidak ada hubungan apapun, kami hanya bertemu di club, minum dan …”“Tidur bersama,” sahut Kevin.Vanya akan kembali bicara, tapi disela oleh Rara. Dia merasa berada di tengah masalah Kevin dan Vanya dan tidak mau tahu urusan itu. Kalau dilihat dari bukti yang Kevin tunjukan, jelas kalau Vanya memang bersalah.“Kalian bicarakan saja masalah ini berdua, aku tidak mau ikut campur,” ujar Rara sudah berdiri.“Sayang, kamu harus tahu. Jangan sampai salah paham.”“Tidak akan, aku tidak akan salah paham. justru mendengarkan perseteruan kalian malah membuat aku … muak.”“Oke, tunggulah di kamar,” ujar Kevin lalu mencium punggung tangan Rara. Bukan hanya Vanya yang terperangah dengan perlakukan manis Kevin, Rara pun sama.Vanya tidak percaya kalau pria di hadapannya adalah benar Kevin. Selama dia
last updateLast Updated : 2023-12-15
Read more

Part 42 ~ Ancaman Harun

Kedatangan Kamila hanya untuk mampir dan menemui Kevin juga Rara. Karena Kevin tidak ada di tempat, tidak ada yang bisa dilakukan Kamila. Tidak mungkin mengganggu Rara yang sedang bekerja. Sepertinya dia datang di waktu yang tidak tepat.“Kak Rara, seharusnya kamu meminta jabatan yang lebih baik. Masa istri direktur hanya jadi staf keuangan.”“Aku hanya selesaikan sampai akhir bulan ini, pengajuan resign sudah diterima.”“Ah, kalau begitu aku saja yang menggantikan kamu Kak. Gimana?”Rara yang mengantarkan Kamila ke lobby, menghentikan langkahnya mendengar gadis itu ingin menggantikan posisinya sebagai staf keuangan, padahal tadi dia menyarankan untuk posisi yang lebih baik.“Apa aku tidak salah dengar? Kamu baru lulus kuliah di luar negeri, tapi melamar menjadi staf keuangan.”“Aku serius. Memang tujuan aku kesini untuk membicarakan masalah magang. Papi minta aku ikut Kak Kevin, katanya kalau aku sudah siap baru Papi akan berikan posisi yang sesuai.”“Pesan diterima, nanti aku sampai
last updateLast Updated : 2023-12-16
Read more

Part 43 ~ Masa Lalu

“Pak Kevin.”“Iya, aku Kevin. Memang siapa yang berani peluk kamu begini kalau bukan suamimu.”Rara yang sadar sedang berada dalam pelukan Kevin segera menjauh. Rasanya tidak elok bermesraan di kantor, meskipun semua tahu kalau dia adalah istri dari Kevin. Pandangan Rara menatap ke belakang Kevin, memastikan tidak ada sosok Harun di sana.“Hei, ada apa?”“Tidak ada. Pak Kevin sejak kapan di sini?”“Baru saja. Aku pikir kamu belum keluar untuk makan siang, ternyata aku terlambat.”“Saya harus kembali bekerja, jadi ….” Rara menggerakan tanganya seraya mengusir Kevin.“Apa ini, kamu mengusirku. Rara, aku direktur di sini.”“Iya tahu, makanya saya harus kembali bekerja. Siapa tahu ya pak, ada ide brilian dan bisa menghasilkan banyak pundi-pundi keuntungan untuk perusahaan.”Kevin terkekeh kemudian mengusap kepala Rara dan membiarkan istrinya kembali beraktivitas. Paling tidak ia sudah melihat Rara dan bisa mengobati rasa rindunya. Kevin merasa seperti remaja labil yang sedang jatuh cinta,
last updateLast Updated : 2023-12-17
Read more

Part 44 ~ Pengakuan Vanya

Harun menoleh ke belakang sambil tersenyum sinis. Dia melihat Kevin mengikutinya dan pasti melihat Rara. Ide di kepalanya membuat Harun berimprovisasi membuat sebuah adegan seakan Rara dan dirinya memang pernah melakukan sesuatu di masa lalu. Padahal meskipun pernah berpacaran, tidak pernah ada yang terjadi selain pegang tangan dan itulah yang membuat Harun menjalin hubungan dengan perempuan lain.“Pak Kevin pasti lihat dan dengar semua,” gumam Harun.Dokumen yang akan diserahkan untuk Kevin tentu saja urung diserahkan oleh Harun dan bergegas meninggalkan kantor. Berbeda dengan Kevin yang sudah berada di ruangannya. Mencoba mencerna apa yang tadi dia melihat dan dia dengar.“Rara dan Harun, apa mereka pernah dekat?”“Berciuman panas di lift. Rara pernah lakukan itu? Lalu kepolosannya selama ini ….”“Ada apa ini, setelah Amanda dan Vanya. Apa mungkin Rara juga tidak tulus?”Kevin bergumam tentang Rara, tanpa tahu kalau Harun yang berulah dan membuatnya berpikiran buruk. Mengingat ponse
last updateLast Updated : 2023-12-18
Read more

Part 45 ~ Terhina

Rara menunggu kehadiran Kevin dengan cemas. Saat ini dirinya hamil dan hubungan mereka sepertinya tidak baik, ada sesuatu yang membuat sikap Kevin berubah. Rara berniat menanyakan langsung pada Kevin, juga membahas kehamilannya.“Apa Vanya masih jadi masalah, Pak Kevin jadi serba salah. Ah, kenapa juga mereka punya ide gila dengan menikah setelah bercerai dari aku.”“Tapi Pak Kevin bilang dia tidak suka dengan pengkhianatan dan ingin menjalani pernikahan ini dengan baik. Makanya … ah pusing deh.”Rara menghempaskan tubuhnya ke atas sofa, menoleh pada jam dinding. Ingin menghubungi langsung, tapi khawatir malah mengganggu.“Kenapa aku jadi resah dan gelisah gini ya. Kayak istri yang takut suaminya direbut pelakor. Ih, jangan sampai deh. Semoga dengan kehamilanku ini, Pak Kevin semakin sayang dan rumah tangga kami makin harmonis.”Rara menghela nafas sambil mengusap perutnya yang masih rata. Kemudian memijat dahinya karena kepalanya kembali berdenyut. Berharap Kevin segera datang. Terny
last updateLast Updated : 2023-12-19
Read more

Part 46 ~ Mengalah

Rara sudah berganti piyama dan berada di dapur membuat minuman hangat. Mual yang dia rasakan belum hilang malah semakin menjadi. Baru dua kali meneguk teh hangat, terdengar sensor pintu dan masuklah Kevin. Bukannya pertanyaan kekhawatiran yang keluar dari mulut Kevin, tapi menghardik karena Rara membuatnya sibuk. “Marahmu seperti remaja. Apa susahnya menunggu lalu pulang bersamaku. Aku bahkan dua kali berputar komplek mencari kamu.” Rara kembali menarik nafas dan menghela pelan. Setelah di rumah mertuanya dia menjadi bulan-bulanan hinaan, sekarang Kevin memarahi karena tidak dapat menemukannya. Meskipun Rara menyangsikan kalau Kevin benar mencari dirinya. “Jadi sekarang aku lagi yang salah?” “Diamlah Ra, kepalaku rasanya mau pecah. Kita dalam masalah,” ujar Kevin meninggalkan dapur dan menghempaskan tubuhnya ke atas sofa. Setelah menyandarkan kepala lalu memejamkan mata. Melihat sikap Kevin, Rara pun menghampiri. Dia harus membela diri karena semua tidak semata-mata kesalahannya.
last updateLast Updated : 2023-12-20
Read more

Part 47 ~ Kita Dibohongi

Kevin merasa dunia tidak berpihak dengannya. Disibukan dengan perusahaan di mana ada masalah, salah satu projectnya ternyata mangkrak dan mungkin akan berakhir dengan kerugian. Ditambah masalah Vanya dan hubungannya dengan Rara.Baru saja selesai berdiskusi dengan bagian yang terlibat dengan project, ia dikejutkan dengan kedatangan Amanda -- mantan istrinya. Kecantikan dan penampilan Amanda yang terlihat elegan tidak ada yang menyangsikan hal itu dan wanita itu masih dengan predikat yang sama. Cantik dan berkelas.Sudah hampir jam makan siang, tidak ada alasan bagi kevin untuk mengusir Amanda dengan alasan sibuk atau ada pertemuan di luar. Apalagi kondisi Kevin dengan jas yang sudah digantung menunjukan kalau dia tidak akan ke mana-mana.“Kalau aku lihat, kamu seperti ada masalah?” tanya Amanda sudah duduk di depan meja Kevin bahkan dengan menyilangkan kakinya.“Tidak ada manusia hidup tanpa masalah,” sahut Kevin masih fokus pada layar laptop dan tidak memandang pada sang mantan.Ama
last updateLast Updated : 2023-12-22
Read more

Part 48 ~ Kehilangan

Ayah dan Ibu Rara hanya bisa terpaku mendengarkan penuturan orangtua Kevin, kalau pernikahan anak-anak mereka hanya karena perjanjian. Bahkan Mihika mengatakan Rara rela menjadi istri bayaran dari Kevin, hanya karena uang. Terasa dada kiri Iwan sakit bahkan terasa semakin sesak mendengarkan kenyataan yang terjadi.Ibu Rara pun sama kecewanya, wanita itu menunduk dan sempat menyusut air matanya. Rara tidak menjual dirinya, tapi harga dirinya. Tidak pernah pasangan itu mendidik Rara sampai harus melakukan hal itu. Menjadikan pernikahan sebuah permainan. Apa hidup di Jakarta terlalu berat dan kejam sampai Rara harus mengambil langkah itu atau memang mereka terlalu banyak permintaan pada Rara.“Kami tahu Bapak dan Ibu tidak menyangka, tapi itulah kenyataannya,” ujar Mihika.“Kalian pasti lelah, biar supir kami mengantar ke hotel untuk istirahat,” usul Arka.“Oh, tidak perlu Pak Arka. Sepertinya kami langsung pamit saja,” ujar Iwan tidak ingin berlama di sana, dia malu. Wajahnya sudah core
last updateLast Updated : 2023-12-24
Read more

Part 49 ~ Kenyataan

Sudah enam hari kepergian Ayahnya dan Rara masih tampak murung dengan wajah sendu. Ibu Rara khawatir dengan kesehatan putrinya, apalagi apapun yang dikonsumsi akan keluar lagi. Sempat mengusulkan untuk mengantar ke dokter, tapi Rara menolak.Beberapa orang kerabat baru selesai membereskan tikar dan karpet selepas acara doa. Rara sudah berada di kamarnya. Terdengar percakapan ibu lalu menutup pintu dan menguncinya.“Ra, sudah tidur,” panggil ibu.“Belum bu.”Pintu terbuka, Rara kembali ke ranjangnya diikuti wanita paruh baya yang sudah melahirkannya ke dunia.“Ra, Ibu perlu penjelasan dari kamu,” ujar Ibu lirih lalu mengusap punggung Rara.Mau tidak mau, Rara pun beranjak dan duduk bersila dengan tatapan menunduk. Ibu mengusap kepala Rara dengan sayang. Menanyakan apa yang terjadi dengan pernikahannya bersama Kevin.“Maafkan Rara bu.”“Ibu ingin dengar langsung dari kamu.”“Jadi, Ibu dan Ayah benar ke Jakarta?” tanya Rara menatap ibunya yang dijawab dengan menganggukan kepala.Rara me
last updateLast Updated : 2023-12-25
Read more

Part 50 ~ Merasa Bersalah (1)

“Rara yang aku kenal tidak begitu,” ujar Slamet.Kamila pun menganggukan kepala. Meski belum lama mengenal kakak iparnya, dia tahu Rara perempuan baik. Terlihat dari sikap dan cara bicara. Berbeda dengan Vanya, sahabatnya. Sudah jelas skandal dan berita buruk yang beredar tentang wanita itu. “Jadi gimana dong? Aku kayaknya nggak bisa diam aja.”“Temui kakakmu, sampaikan alasan kamu membela Rara. Siapa tahu hati Pak Kevin terketuk dan menyadari kesalahannya.”“Aku doang yang bela Kak Rara, katanya kamu sahabatan kok diam aja.”“Ck.” Slamet menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bukannya tidak ingin membela dan memperjuangkan Rara, tapi berhadapan dengan Kevin tentu saja nyalinya ciut. Apalagi sekarang dia dekat dengan Kamila adik dari pria itu.“Aku mau ke ruangan Kak Kevin, tidak mau tahu kamu harus ikut,” ujar Kamila mengancam Slamet kemudian berlalu.“Kamila, bukan begitu. Masalahnya rumit.”Kamila sudah masuk ke dalam lift dengan tangan bersedekap menunggu Slamet. Pria itu berdecak
last updateLast Updated : 2023-12-26
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status