“Ra,” tegur Kevin karena istrinya terlihat melamun dan tidak mendengarkan kelanjutan ucapannya.“Eh, iya Mas.”“Atau kamu ikut aja, aku jadi lebih tenang. Kita bisa pulang ke Jakarta dua minggu sekali atau ketika dekat dengan hari perkiraan kelahiran.”“Jangan Mas, aku nggak pa-pa kok. Kalau aku ikut, bukannya malah bikin nggak konsen ya. Karena akan pikirin aku bosen atau nggak, apalagi di sana kita tidak ada saudara.”“Iya, tapi ….”“Mas, aku nggak masalah untuk sementara kita jauhan. Sudah konsekuensinya bagian dari tanggung jawab pekerjaan kamu dan aku sebagai istri hanya bisa mendukung. Kalaupun aku setuju ikut, belum tentu Ibu akan kasih ijin. Mamih juga sama. Dua bulan lagi, aku akan sabar kok. Akhir pekan kita masih bisa bertemu.”Kevin mengusap perut Rara, meski lega karena Rara akhirnya paham. namun, masih ada yang mengganjal di hatinya karena akan melewatkan kesenangannya berinteraksi dengan janin di perut sang istri.“Gimana shopping bareng Mami, aman?”“Aman Mas, aku mala
Last Updated : 2024-03-01 Read more