Home / Pernikahan / Istri Bayaran Duda Angkuh / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Istri Bayaran Duda Angkuh: Chapter 91 - Chapter 100

119 Chapters

Part 92 ~ Bertemu Lagi

Sesaat Slamet terdiam mencerna apa yang baru saja dia dengar, sampai akhirnya dia panik mendekat.“Pak Kevin, serius Kamila hamil?”“Kamu tidak senang mendengar hal ini?“Ya Tuhan Kamila, kenapa kamu nggak bilang kalau sedang hamil,” gumam Slamet dan dari nada suaranya jelas menunjukan penyesalan.“Jadi, kamu senang atau sebaliknya?”“Tentu saja saya senang Pak, Kamila mengandung buah cinta kami. Hanya saja ….” Slamet menghela nafasnya. “Apa keluarga kalian mau menerima saya untuk bertanggung jawab?”“Slamet, Kamila sepertinya tidak tahu kalau dia sedang hamil. Sumpah, rasanya aku ingin sekali membenamkan wajahmu di kubangan lumpur dan aku injak terus sampai kamu kesakitan.”“Saya mengerti Pak, kalian pasti kecewa. Tolong jangan pisahkan saya dengan Kamila, tolong Pak Kevin.”Kevin ikut menghela nafas, entah keputusan apa yang akan diambil oleh kedua orangtuanya. Ia hanya berharap yang terbaik untuk pasangan ini. Slamet mengekor langkah Kevin untuk menemui Arka dan Mihika, dengan lang
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

Part 93 ~ Honeymoon

“Sudah Mih, aku tidak selera makan,” ujar Kamila lalu kembali merebahkan diri dan memunggungi Mihika.Sang mami sempat menghela nafas lalu menoleh menatap suaminya yang lebih dulu menghela pelan. padahal baru satu malam berlalu dari janji akan mempertemukan kembali dengan Slamet, tapi Kamila sudah protes dengan tidak mau menikmati menu makannya. Entah memang tidak berselera atau hanya alasan saja.“Sayang, kamu sedang hamil. Ayo makan ya,” bujuk Mihika pelan.“Untuk apa makan, biarkan saja kami kelaparan. Kalian ‘kan memang berencana membuang kehamilan ini.”“Kamila,” tegur Arka dan Mihika menyentuh lengan suaminya agar tidak melanjutkan kalimatnya dan menambah kemarahan Kamila.“Bude Ranti mau jenguk bawa sup kesukaan kamu, gimana kalau sarapannya tunggu bude saja,” usul Mihika.Kamila bergeming. Sejujurnya dia sangat lapar, tapi sengaja berulah agar orangtuanya tidak semena-mena pada Slamet. Sejak kemarin, Slamet belum kelihatan batang hidungnya dan ponsel miliknya juga belum terlih
last updateLast Updated : 2024-02-22
Read more

Part 94 ~ SAH

“Mih, Slamet udah datang belum?”“Belum, ini dimakan dulu dong. Kalaupun Slamet datang, dia mau bertemu Papi bukan bertemu kamu.”“Ck, aku titip soto mie belakang gedung Mih. Pokoknya aku tungguin Slamet bawa soto baru makan.”Mihika menghela pelan, entah harus sabar apa lagi untuk menghadapi putrinya. Sejak tadi siang belum ada makanan yang masuk ke perutnya, hanya jus jeruk dan dua helai roti tawar. Entah alasan apalagi setelah Slamet datang.Saat ini Kamila dan Mihika sudah berada di ruang tengah, dengan posisi Kamila berbaring di sofa dengan pangkuan Mihika sebagai bantalan kepalanya. Menonton TV meskipun tidak terlalu menyimak, karena yang ditunggu Kamila adalah Slamet.Terdengar suara berbincang dari depan dan Bibi yang menyampaikan kalau soto mie pesanan Kamila sudah terhidang di meja.“Slamet sudah datang Bik?”“Sudah Non, sedang ngobrol sama Bapak.”Kamila hendak berdiri, tapi ditahan oleh Mihika. “Mau ke mana?”“Ke depan Mih. Ada Slamet ‘kan.”“Biarkan dia bicara dengan Papi
last updateLast Updated : 2024-02-23
Read more

Part 95 ~ Aku Milikmu

Slamet memasangkan cincin pada jari manis Kamila, disambut senyum oleh perempuan itu. Bahkan dengan sengaja mengangkat tangannya dan memamerkan cincin pada sekeliling yang sedang menatap ke arah mereka.“Nyonya Slamet,” ujar Kamila membuat Slamet mendadak malu, merasa tidak pantas sebagai suami Kamila. Namun, ia berjanji akan membahagiakan istrinya dan menjalani rumah tangga dengan baik.Momen tersebut tentu saja diabadikan bukan hanya oleh EO dadakan yang disiapkan Kevin, tapi juga kerabat dan keluarga yang hadir. Ada pengarah acara yang membimbing Kamila untuk mencium tangan Slamet lalu mendapatkan kecupan di dahi, dilanjutkan dengan sungkeman pada orang tua dari kedua belah pihak.Kini para tamu yang hadir sedang beramah tamah dan menikmati hidangan yang tersedia. ada beberapa perwakilan dari kantor yang diundang oleh Kevin dan juga Slamet.“Siapa sangka, Slamet malah jadi iparan dengan Pak Kevin,” ujar Robert menepuk bahu Slamet.“Iya pak, jodoh tidak kemana.”“Tapi kalau jabatan
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more

Part 96 ~ Hanya Mandi

Kenikmatan yang pernah Slamet dan Kamila reguk karena pengaruh alkohol yang dikonsumsi Kamila, dilakukan tidak sepenuhnya sadar. Kali ini Slamet dan Kamila mengulang kembali dalam keadaan sesadar-sadarnya dan dalam status suami istri.Sentuhan tangan dan bibir yang terus bekerja merasakan kenikmatan yang tersaji, membuat Slamet seperti menggila. Gila karena cinta. Kamila yang berada dalam kungkungan sang pria, hanya bisa mendesah lirih merasakan sensasi kenikmatan yang dirasa.“Sla-met.”“Hm, tahan sayang. Kamu … nikmat banget.”“Slamet ….”Jika tidak ingat kalau Kamila sedang hamil muda, rasanya Slamet ingin begadang untuk mengulang lagi dan lagi penyatuan diri mereka.“Kamila, udah dulu ya. Kasihan yang di sini,” ujar Slamet mengusap perut Kamila yang masih rata.“Jadi kita tidur nih?”“Lah iya, masa upacara. Kamu suka aneh-aneh deh.”Berbeda dengan pasangan Kamila dan Slamet yang baru saja mereguk nikmat dunia, di kamar berbeda ada Kevin dan Rara. Sebenarnya Rara sudah terlelap sej
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

Part 97 ~ Hati-hati

“Loh, ngapain di sini?” tanya Mihika melihat Kamila duduk di sofa beranda rumah. Apalagi saat ini sudah sore bahkan hampir maghrib.“Tunggu Slamet Mih.”“Sudah dihubungi belum? Mungkin masih di jalan,” ujar Mihika berusaha membuat putrinya tenang. Pernah mengalami apa yang dirasakan oleh Kamila, saat masih merasakan hangatnya awal pernikahan bersama Arka. Kekhawatiran ketika pria itu belum pulang atau terlambat pulang juga saat komunikasi mereka terhambat.Kamila hanya mengangguk pelan dengan tatapan menuju gerbang rumah.“Ayo masuk, tunggu di kamar atau di dalam saja. Kamu sedang hamil, tidak baik maghrib ada di luar.”Kamila patuh dan mengekor langkah maminya untuk masuk ke dalam. Menghempaskan tubuhnya pelan di sofa ruang keluarga dan memanggil asisten rumah tangga untuk menghangatkan sup pesanannya.Slamet sudah kembali beraktivitas sejak kemarin, berbeda dengan Kamila yang dilarang untuk melanjutkan magangnya. Setelah melahirkan nanti, dia akan bergabung di perusahaan Arka. Kedat
last updateLast Updated : 2024-02-28
Read more

Part 98 ~ Makan Kamu

“Kamu suka atau ada yang perlu kita renovasi lagi?” tanya Kevin sambil memeluk Rara dari belakang.Rara menggeleng pelan dan mengusap tangan Kevin yang melingkar di perutnya yang membulat. Saat ini pasangan itu sedang mengecek rumah yang akan mereka tempati. Sebagian barang dan pakaian milik keduanya sudah dipindahkan.Belum pindah secara penuh karena masih ada perlengkapan dan furniture yang belum lengkap. Termasuk juga acara syukuran untuk kebaikan mereka ke depannya. Rara sebenarnya tidak masalah walaupun tetap tinggal di apartemen, apalagi unit yang mereka tempati cukup luas. Namun, Kevin memastikan kenyamanan untuk keluarga kecil mereka.Hunian di daerah elite meskipun tidak sebesar milik orangtua Kevin, tapi cukup besar untuk ditempati bersama dengan anak-anak mereka nanti.“Cukup Mas, aku suka kok,” jawab Rara yang sedang berada di balkon kamar menatap ke bawah di mana ada taman, gazebo dan kolam renang.“Bagaimana dengan kamar bayinya?”Rara memutar tubuhnya dan kini mereka sa
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

Part 99 ~ Kembali Dengan Selamat

“Ra,” tegur Kevin karena istrinya terlihat melamun dan tidak mendengarkan kelanjutan ucapannya.“Eh, iya Mas.”“Atau kamu ikut aja, aku jadi lebih tenang. Kita bisa pulang ke Jakarta dua minggu sekali atau ketika dekat dengan hari perkiraan kelahiran.”“Jangan Mas, aku nggak pa-pa kok. Kalau aku ikut, bukannya malah bikin nggak konsen ya. Karena akan pikirin aku bosen atau nggak, apalagi di sana kita tidak ada saudara.”“Iya, tapi ….”“Mas, aku nggak masalah untuk sementara kita jauhan. Sudah konsekuensinya bagian dari tanggung jawab pekerjaan kamu dan aku sebagai istri hanya bisa mendukung. Kalaupun aku setuju ikut, belum tentu Ibu akan kasih ijin. Mamih juga sama. Dua bulan lagi, aku akan sabar kok. Akhir pekan kita masih bisa bertemu.”Kevin mengusap perut Rara, meski lega karena Rara akhirnya paham. namun, masih ada yang mengganjal di hatinya karena akan melewatkan kesenangannya berinteraksi dengan janin di perut sang istri.“Gimana shopping bareng Mami, aman?”“Aman Mas, aku mala
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more

Part 100 ~ Karena Rindu

Sudah lebih dari satu minggu Kevin dan Rara terpisah, melepas rindu hanya lewat panggilan video. Saling tatap dan meluapkan perasaan. Kevin menyampaikan kondisi di sana tidak mengkhawatirkan seperti yang dia duga. Bahkan akan lebih cepat kembali ke Jakarta. Hanya saja menunda kepulangan saat weekend.“Iya, Mas. Aku nggak pa-pa, serius.”“Tapi aku yang kenapa-kenapa. Kangen banget sayang, ternyata benar ya kalau rindu itu … berat.”Rara tertawa membuat Kevin semakin gemas.“Anak kita nggak rewel ‘kan?”“Nggak mas, paling gerak-gerak dikit. Masih aman dan wajarlah.”“Ra, kalau kamu ke sini. Gimana?”Rara menggelengkan kepalanya pelan, usulan Kevin tidak akan disetujui oleh orang tua mereka. apalagi memasuki trimester ketiga, membutuhkan surat dokter untuk melakukan perjalanan menggunakan pesawat terbang.“Nggak bisa ya?” tanya Kevin lagi.“Sabar.”Panggilan video pun berakhir dan Rara sudah merebahkan diri di ranjangnya. Kadang Rara tidur bersama Ibunya ketika tidak bisa memejamkan mata
last updateLast Updated : 2024-03-02
Read more

Part 101 ~ Tidak Pantas

Mihika langsung pergi setelah bicara dengan Rara, bahkan tidak sempat bertemu atau menyapa besannya. Rara masih berada di ruangan Kevin, berusaha mencerna dan berpikir apa yang salah sampai dia disalahkan.Berkesimpulan kalau Mihika bersikap begitu karena sayang pada dirinya juga Kevin dan berusaha tidak membenci Ibu mertuanya.“Ra, ibu mertuamu sudah pulang?” tanya Ibu masih berdiri di tengah pintu.“Iya Bu, sepertinya bergegas karena ada keperluan lain.”“Ibu belum sempat ketemu, tadi lagi di dapur. Apa ada masalah?”“Tidak ada Bu.” Rara beranjak dan menghampiri Ibunya. “Sudah matang belum, aku sudah lapar.”“Sudah, tunggu di meja makan. Ajak Kamila juga,” seru Ibu dan disambut Rara dengan anggukan kepala.Rara pun mengajak Kamila makan siang. Padahal sedang selonjoran di sofa, tapi mendengar makanan gegas ia beranjak dan menuju meja makan.“Kak, Mami sudah pulang?”“Iya.”“Cepat amat, ada apa sih kayaknya serius.”“Oh, obrolin kakakmu. Pengen cepat pulang dia.”“Ya iyalah, udah buc
last updateLast Updated : 2024-03-04
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status