Semua Bab Istri Bayaran Duda Angkuh: Bab 101 - Bab 110

119 Bab

Part 102 ~ Tragedi

“Rara, kamu ngapain?” tanya Ibu melihat Rara menyiram tanaman.“Nggak apa kali bu, Cuma berdiri arahkan selang doang. Aku bosan dikamar terus.”“Awas langkahmu, sendalnya licin nggak?”“Nggak bu.”Ibu Rara menghela nafasnya pelan, terus mengawasi putrinya. Baru beberapa hari ini Rara terlihat kembali ceria. Setelah kehadiran Mihika dua minggu lalu yang memarahi karena dianggap menyusahkan Kevin membuat wanita hamil itu terpuruk dan sempat jatuh sakit.Sudah lebih dari satu bulan kepergian Kevin ke luar kota dan tidak ada pulang diakhir pekan seperti yang direncanakan. justru Rara bersyukur karena kalau Kevin pulang dan melihat kondisinya yang tidak baik, pasti akan ragu untuk melanjutkan kegiatan di luar kota.“Bu Rara, ini ponselnya berbunyi,” ujar Bik Lela, salah satu asisten rumah tangga.Ibu langsung mengambil alih selang air dan Rara pun menerima ponselnya. Ternyata panggilan telepon dari Kevin. Tidak biasanya melakukan panggilan di waktu sore begini, biasanya malam sebelum istir
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-05
Baca selengkapnya

Part 103 ~ Koma

Rara merasa perjalanan dari rumah ke rumah sakit yang dituju sangat jauh, padahal begitu khawatir dengan kondisi suaminya. Ibu selalu menenangkan agar sabar dan berdoa kalau kondisi Kevin tidak parah. Sebelum berangkat, Arka sudah dihubungi oleh Rara dan mungkin saja dalam perjalanan juga.“Pak, bisa lebih cepat,” ujar Rara pada supir yang mengantarkan ke rumah sakit.“Hati-hati Pak, pastikan kita sampai dengan selamat,” sergah Ibu. “Ra, cepat atau lambat sampai di rumah sakit tidak akan merubah keadaan. Lagi pula Kevin sudah dalam perawatan.”“Saya usahakan tiba lebih cepat dan tetap hati-hati bu,” jawab supir sambil tetap fokus.Sampai di rumah sakit, Rara memeluk lengan ibunya menuju UGD. Kedatangannya memang ditunggu, karena pihak rumah sakit membutuhkan persetujuan tindakan untuk Kevin.“Kondisi suami saya bagaimana Dok?”“Harus segera tindakan Bu, kami akan lakukan operasi karena ada pendarahan dalam dan ada cedera juga. Silahkan tanda tangani berkas yang dibutuhkan.”Rara membu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-06
Baca selengkapnya

Part 104 ~ Karena Kamu

Sudah dua hari Kevin dipindah ke kamar perawatan dengan alat medis terpasang di tubuhnya. Sebenarnya tidak ada hal yang mengkhawatirkan, hanya belum sadar semenjak operasi. Operasinya pun dikatakan berhasil, tapi Kevin masih nyaman menutup matanya.Rara setia menemani, bahkan enggan pulang. supir dan asisten rumah tangga yang kadang bergantian mengantarkan pakaian atau makanan. seperti saat ini, wanita itu duduk di samping ranjang di mana Kevin terbaring. Mengambil alih tugas perawat yang mengelap tubuh suaminya.“Nah, udah segar. Hm, wangi bayi,” ujar Rara lalu terkekeh karena mengoleskan minyak telon di kedua pergelangan dan telapak tangan suaminya.“Mas, anak kita sudah jarang berulah. Paling gerak sebentar-sebentar aja. Kata Ibu sudah mulai mapan ke jalan lahir jadi semakin sulit gerak. Mas bangun dong, katanya mau lihat kelahiran anak kita.”Sejenak hening, hanya terdengar suara mesin medis lalu Rara menghela pelan. Meraih tangan Kevin yang terbebas dari jarum dan selang infus. M
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-08
Baca selengkapnya

Part 105 ~ Aku Menunggu

Rara memilin jemarinya mendengarkan Arka bicara. Kondisi Kevin yang bisa jadi akan membaik, kalau mendapatkan perawatan dengan teknis dan teknologi terbaru dan itu tidak ada di negara ini. Arka dan Mihika sepakat membawa Kevin ke Singapura untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan yang lebih baik.Konsultasi dengan dokter serta rekomendasi perjalanan dan kepastian selama dalam pesawat Kevin akan aman serta petugas yang akan mendampingi sudah ditentukan.“Kapan berangkat pih?” tanya Rara dengan suara bergetar menahan tangis.“Secepatnya, masih ada yang sedang kami urus.”“Saya ingin ikut.”“Kamu sadar dong Ra, kalau kamu ikut malah menyusahkan kami,” cetus Mihika dan Rara langsung menunduk menyusut air mata yang akhirnya luluh.“Mihika,” tegur Arka.Tentu saja Rara paham, dia akan menyusahkan kalau ikut serta. Bisa saja malah melahirkan di sana, karena tidak tahu selama berapa lama pengobatan akan dilakukan. Namun, Rara ingin tetap mendampingi dan ada saat Kevin membuka matanya.Bukan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-10
Baca selengkapnya

Part 106 ~ Sadar

Sudah lebih dari satu minggu Kevin mendapatkan perawatan di Singapura, Rara hanya mendapatkan kabar dari Arka. Tidak berani terus menerus menghubungi pria itu, hanya sesekali atau menunggu dikabari. Kondisi Rara tidak lebih baik, tidak bersemangat dan lemah.Kamila tidak bisa mensupport kakak iparnya karena sedang kurang sehat dan fokus pada kehamilannya juga. Hanya Ibu yang setia mendampingi dan terus menyemangati wanita itu.“Kita jalan-jalan, ke taman kompleks aja,” ajak Ibu pagi ini ketika menyibak tirai gorden dan membuka pintu balkon agar ada pertukaran udara.“Nanti aja Bu, aku masih ….”“Ra, kamu harus semangat. Jangan sampai kelelahan saat melahirkan nanti. Ibu tunggu di bawah, kita keluar kamu harus gerakan tubuh kamu.”Mau tidak mau Rara turun dari ranjangnya, membersihkan diri dan mengganti pakaian dengan setelan maternity. Mengikuti keinginan Ibu yang juga kebutuhannya, berjalan menuju taman di tengah kompleks. Dengan perut yang sudah begitu membola, jalan sebentar pun me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-11
Baca selengkapnya

Part 107 ~ Aku Kenal Rara

“Ahhh.” Rara meringis sambil mengusap perutnya, sejak semalam beberapa kali merasakan sakit di bawah perut. Hal yang biasa dirasakan Ibu hamil trimester ketiga apalagi mendekati hari perkiraan lahir.Kontraksi palsu. Bedanya kontraksi yang dirasakan oleh Rara lumayan sering sejak tadi malam. Bahkan cukup membuat tidak nyaman dan tidak bisa tidur nyenyak.“Ra, sarapan dikamar saja ya.”“Jangan bu, bentar aku keluar. Ini masih agak kencang dan sesak.” Rara mengatur nafasnya, sesuai yang diajarkan di kelas hamil. dengan perut membola memang membuat nafasnya agak sesak.Ibu ikut duduk di samping Rara, mengusap perut di mana ada calon cucunya.“Sudah ada kabar dari mertuamu?”“Belum bu, sepertinya mereka sedang sibuk. Papi pasti kabari kalau ada kemajuan berarti, kalau aku hubungi terus malah nggak enak.”“Iya juga, jangan berhenti berharap dan berdoa ya.” Rara mengangguk pelan.Sedangkan di tempat berbeda, Kevin sudah membuka matanya. Meski masih dalam kondisi bingung dan belum bisa mengg
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-12
Baca selengkapnya

Part 108 ~ Baby Girl

Kevin merasakan dilema dan memilih diam, tapi berusaha untuk semangat dan mengikuti terapi dan proses yang harus ditempuh agar kembali bugar. Tidak ingin berseteru dengan Maminya dan tetap membela Rara.Dia menganggap kalau ucapan sang Mami menyudutkan dan menyalahkan Rara, hanya karena rasa sayang seorang ibu pada putranya. Bukan karena ingin membuat dirinya dan Rara akhirnya berpisah. Meskipun kadang jengkel karena Mihika masih saja melarang dirinya menghubungi Rara.“Kamu boleh bertemu Rara kalau fisik kamu sudah pulih. Mami hampir gila melihat kondisi kamu kemarin Kevin, tidak berdaya dan tidak sadar.”Kevin menghela nafasnya. baru saja selesai dengan terapi otot dan syaraf agar tubuhnya kembali bugar dan bisa bergerak normal. Untuk luka dalam dan pendarahan yang pernah terjadi bahkan sampai dilakukan operasi, sudah dinyatakan aman.“Aku kangen Rara, Mih.”“Fokus saja pada penyembuhan kamu, Rara tahu kamu sudah lebih baik jadi dia tidak akan khawatir.”“Bayi kami, apa sudah lahir?
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-13
Baca selengkapnya

Part 109 ~ Baby Blues

“Kevin.”Entah sudah berapa kali Mihika menegur Kevin yang melamun dan akhirnya tersadar. Hari ini perasaannya tidak tenang, wajah Rara selalu terbayang. Dalam benak Kevin memikirkan, apa mungkin istrinya akan melahirkan.“Kamu dengar Mami ‘kan?”Kevin hanya mengangguk lalu kembali berbaring dan menatap langit-langit kamar. Mihika kembali membuka suara, mengeluhkan dirinya yang hari ini tidak fokus saat terapi dan obat yang harus diminum pun disentuh.“Katanya mau cepat pulang, tapi semangat untuk sembuh low lagi.”“Aku ingin bicara dengan Rara Mih.”“KEvin, sabarlah dulu. Yang penting sekarang adalah kesehatan kamu. Ayo bangun, minum obatmu.”Kevin pun patuh, ingin segera pulih dan diperkenankan kembali ke Jakarta. Membujuk ibunya untuk menghubungi Rara tidak berhasil, ia pun berdalih ingin menghubungi bawahannya untuk mengetahui kondisi perusahaan.“Tidak usah khawatir, Papi kamu pulang salah satunya karena urusan ini.”“Kenapa aku merasa Mami sengaja menjauhkan aku dari Rara.”“Kam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-15
Baca selengkapnya

Part 110 ~ Ancaman

“Kak Rara,” panggil Kamila dengan suara lirih.Rara menyadari kehadiran Kamila, segera ia mengusap air matanya. Berharap Kamila tidak melihat apa yang barusan terjadi.“Kak Rara,” ucap Kamila ikut duduk di samping kakak iparnya. Mengusap punggung wanita itu sambil menatap bayi dalam pelukannya. “Slamet,” panggil Kamila memberi kode dengan lirikan matanya.Seakan paham dengan maksud sang istri, Slamet yang sejak tadi mengekor langkah istrinya langsung menghampiri Rara dan mengambil alih bayi dalam gendongan wanita itu. Menjauh lalu duduk di sofa sambil menggoyang pelan agar sang bayi tidak menangis.“Kak Rara, kenapa?”“Kamila, aku … aku rindu Mas Kevin. Kenapa aku tidak bisa menghubungi siapapun. Apa memang aku sudah tidak diinginkan lagi.”“Kak Rara kenapa bicara begitu.” Kamila memeluk Rara dari samping, berusaha meyakinkan kalau yang diucapkan Rara tidak benar. Bagaimana mungkin dia merasa tidak diinginkan, ada masalah apa sampai wanita itu begitu sedih.“Tunggu! Kak Rara tidak bis
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-16
Baca selengkapnya

Part 111 ~ Bertemu Kamu

“Ada apa Mih?” tanya Kevin melihat Mihika yang terlihat bingung dan khawatir.“Hah, tidak. Tidak ada apa-apa. Mami harus temui dokter untuk kepastian kapan kamu bisa pulang.”Mihika meninggalkan Kevin. Apa yang dikatakan oleh Kamila, ada benarnya. Bagaimana kalau Rara malah meninggalkan Kevin seperti waktu itu. Lalu bagaimana dengan anak mereka atau cucunya. Kalau Kevin tahu ia sengaja membatasi komunikasi Rara sudah pasti akan marah dan kecewa.Solusinya adalah mereka harus segera kembali ke Jakarta, apalagi Rara sudah melahirkan. Entah apa reaksi Kevin saat tahu anaknya sudah lahir bahkan tanpa dikabari. Sejak kemarin kondisi Kevin bisa dikatakan sudah lebih baik. Selang infus sudah tidak dilepas dan sudah bisa berjalan seperti biasa.“Kemajuan yang luar biasa, saya izinkan untuk saudara Kevin pulang ke Jakarta. Silahkan konsultasi dengan dokter di sana, kecuali ada keluhan berarti.”“Jadi Kevin sudah benar-benar sembuh, dok?”“Seperti yang anda lihat, kondisinya sudah pulih. Hasil
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status