Home / Pernikahan / Istri Bayaran Duda Angkuh / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Istri Bayaran Duda Angkuh: Chapter 71 - Chapter 80

119 Chapters

Part 71 ~ Kamu ?

Meski tanpa alasan Kevin sah-sah saja menghubungi Rara, tapi kali ini berbeda. Ia sangat khawatir karena Papi menghubungi akan menyusul ke kantor karena Mami ingin menemuinya. Bahkan sudah berangkat sejak tadi.Sudah lebih dari dua jam, Mihika tidak terlihat di sini. Menduga kalau wanita itu menuju apartemen, tidak masalah karena ada Rara di sana. Masalahnya Mami belum sepenuhnya menerima Rara. Dihubungi berkali-kali, tidak juga ada jawaban.Entah panggilan ke berapa, baru terjawab. Suara Rara terdengar di ujung sana.“Aku nggak pa-pa. Memang harus kenapa?”“Apa kamu bertemu Mami?”“Ah iya, baru saja Mami pulang,” sahut Rara di ujung sana. dari nada suaranya tidak terdengar tertekan atau dalam mood yang tidak baik.“Benarkah, apa yang Mami bicarakan denganmu?”Terdengar hela nafas Rara.“Ya obrolan biasa, baik sekali. Aku lupa kalau harus mengulang dari awal.”“Rara, aku serius. Jangan sembunyikan apapun yang dikatakan Mami apalagi kalau beliau mengancam atau ….”“Pak Kevin tidak bole
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

Part 72 ~ Cemburu

Kamila beranjak duduk mendengar suara yang begitu dia kenal dan beberapa hari ini membuat perasaan dan hidupnya cukup kacau.“Ka-mu, kenapa telepon aku?” tanya Kamila meskipun dalam hati senang dihubungi oleh Slamet.“Kita harus bertemu, ada yang perlu kita bicarakan.”Kamila seakan jual mahal, padahal suara itu begitu dirindukan. Beruntung mereka bicara lewat telepon, karena saat ini wajah Kamila sedang mengulum senyum. Begitulah yang namanya cinta, dimulut boleh saja berkata ketus kenyataannya di hati berbeda.“Bicara apa lagi?”“Tentu saja bicara masalah kita,” sahut Slamet dengan logat jawa medoknya.“Masih peduli dengan urusan kita? Aku pikir kamu sudah sibuk dengan mbak-mbak yang ….”“Jangan mengalihkan pembicaraan, saya sedang bicara masalah kita bukan orang lain,” sahut Slamet menyela ucapan Kamila.“Ya kenyataannya begitu, ada orang lain diantara kita.”“BEsok sore, di tempat biasa,” ucap Slamet lalu mengucap salam mengakhiri pembicaraan.“Halo … Slamet,” pekik Kamila. “Ditut
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

Part 73 ~

“Pak Harun? Kenapa bawa-bawa Pak Harun sih?”“Lalu saya harus bawa siapa?” tanya Slamet sambil bersandar dan bersedekap.“Slamet, nggak lucu deh. Kamu sendiri yang bilang kalau kita bertemu untuk bahas hubungan kita. Jadi jangan bawa orang lain, kecuali memang sudah ada orang lain di hati kamu. Mbak-mbak yang kemarin goda kamu itu ‘kan?”Slamet menatap wajah Rara. Wajah yang begitu menarik, terkadang menggemaskan, marah atau datar mirip dengan kakaknya.“Kok diam, jadi benar sudah ada yang lain makanya kamu cuek. Tau gini ngapain juga aku datang,” keluh Kamila dengan wajah merengut.“Dengarkan dulu jangan langsung ngambek.”“Siapa yang ngambek.”Kamila melayangkan pandangan ke arah lain. Entah kenapa dadanya terasa sesak membayangkan sudah ada pengganti dirinya di hati Slamet. Apa mungkin ini yang dinamakan patah hati, tega sekali. Padahal sampai sekarang cinta Kamila pada Slamet masih sama.“Kamila, jujur saya tidak sanggup memperjuangkan hubungan kita karena tidak ingin kamu terluka
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

Part 74 ~ Cemburu 2

Kamila mempersiapkan perlengkapan untuk besok dengan malas. Kalau boleh memilih ia ingin tetap berada di kantor dan esok harinya bisa menikmati libur dengan kegiatan dan rencananya sendiri. Sebelumnya Kamila akan senang dan menyambut gembira ketika keluarganya mengadakan liburan, tapi itu dulu saat dia dan Kevin kecil dan terakhir sebelum Kamila kuliah.Semenjak hubungan dengan Slamet bermasalah, Kamila mulai aktif di grup sahabat SMAnya. Karena banyak waktu sendiri, dimanfaatkan hanya untuk bermedia sosial. Seperti kali ini, setelah selesai mempersiapkan satu buah ransel berisi pakaian dan kebutuhan lain. Gadis itu berbaring sambil fokus menatap layar ponsel.Padahal kegiatan yang dibahas satu grup yang isinya beberapa perempuan manakala mereka pernah satu kelas di bangu SMA, tidak terlalu positif. Bahkan kali ini mereka sedang menuju club malam dan mengajak Kamila bergabung.“Hah, mending tidur deh. Biar besok tetap sehat dan waras menghadapi kehidupan,” gumam Kamila lalu meletakan
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

Part 75 ~ Macam-macam

Slamet geram sendiri, dikatakan cemburu memang betul dan Harun ini seperti tidak tahu malu dan tidak tahu tempat. Jelas-jelas mereka berada di tengah acara, malah berbisik pada Kamila.“Kamu senang didekati Harun?”“Ya nggak lah, justru aku bawa mobil sendiri karena ogah berangkat bareng dia.”“Kalian di tengah acara, dia malah berbisik denganmu. Pokoknya hati-hati dengannya,” seru Slamet. “Saya ke dalam lagi, kamu nyusul ya … jangan kelamaan di sini.”Beberapa jam berlalu rasanya tubuh Kamila pegal karena harus duduk terus, bahkan kepalanya pusing menyimak rapat karena banyak hal yang belum dikuasai. Akhirnya rapat di break dan dimulai lagi nanti malam. Masih ada waktu dua jam untuk rehat.“Kamila, mau ikut ke pantai?”“Hm, kayaknya aku ke kamar saja. Agak kurang sehat, kepalaku pening.”“Aku duluan ya, bawa kunci juga kok,” ujar rekan satu kamar Kamila.Terlihat Harun sedang berbincang dengan rekannya, sempat melirik ke arah Kamila. Dari pada keburu diajak keluar, Kamila bergegas me
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

Part 76 ~ Karena Mabuk

Dering ponsel terdengar mengganggu, membuat Kamila mengerang dan akhirnya terjaga. Mulutnya sempat mengumpat pelan karena masih didera kantuk. Setelah makan hampir tengah malam dan dilarang Slamet untuk langsung tidur, apalagi Harun yang bersikap menakutkan karena mabuk. Kamila dan Slamet sempat berbincang di pinggir pantai menyewa salah satu saung.Pukul tiga pagi, Slamet mengajak Kamila masuk. Selain angin yang semakin dingin, Slamet tidak biasa begadang. Yang mencengangkan Kamila mengatakan kalau tanggung, karena sebentar lagi subuh.“Iya, sabar,” ujar Kamila sambil meraba nakas mencari ponselnya.“Halo,” sapa Kamila masih dengan mata terpejam bahkan tidak tahu siapa yang menghubungi.“Ck, lama sekali. Jangan bilang kamu masih tidur?”Suara Arka, perlahan Kamila terjaga sempurna lalu menguap.“Masih ngantuk Pih bukan masih tidur.”“Jam berapa kamu pulang?”Kamila menggaruk kepalanya, entah jam berapa dia tidak terlalu menyimak susunan acara rapat kerja yang diadakan.“Mungkin sore.
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

Part 77 ~ Lakukan!

Slamet mendudukan Kamila di atas ranjang, lalu menutup pintu kamar dan menguncinya. Dari aroma yang menguar dari nafas gadis itu membuktikan kalau ia benar mabuk. Slamet bingung harus melakukan apa pada orang mabuk, karena dia sendiri belum pernah sampai begitu.“Kamila, aku harus gimana? Aku antar pulang saja ya,” ujar Slamet sambil berdiri menatap Kamila yang merebahkan diri.Penampilan Kamila sangat menggoda dengan dress pendek tanpa lengan, juga make up dan heels yang dipakai membuatnya terlihat begitu seksi.“Mana Indri, kamu sembunyikan perempuan itu di mana?” Kamila beranjak duduk sambil menunjuk Slamet.“Indri siapa? Saya dari pas datang langsung tidur dan bangun karena kamu ketuk pintu.”“Dasar nggak peka, kalau tadi di club nggak kabur sudah pasti mereka macam-macam sama aku. Kamu nggak ada pedulinya banget sih.”“Kamu ke club?”“Iya, gara-gara kamu. Kalau aku nggak kesel sama perempuan itu, nggak bakal aku ikutan temen-temen yang hidupnya sudah rusak.”Slamet mengusap wajah
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

Part 78 ~ Kamila ....

“Hm.” Slamet hanya bergumam saja.Kamila menarik selimut dan menutupi tubuhnya berusaha mengingat apa yang terjadi. Kemarin dia bersama teman lalu mendatangi club dan mabuk. Termasuk ulahnya menggoda Slamet yang akhirnya terjadilah adegan dewasa itu.Dengan agak menunduk Kamila melihat banyak jejak cinta di tubuhnya, tentu saja ulah Slamet. Saat dia bergeser meskipun dengan mendesis karena merasa tidak nyaman, terlihat noda di sprei. Noda keperawanannya.Alih-alih sedih atau takut, Kamila lega karena yang melakukannya Slamet. Tidak bisa dibayangkan kalau kemarin dia tidak kabur dari club, mungkin kejadiannya akan berbeda.“Slamet, bangun,” ujar Kamila sambil mengguncang tubuh pria itu. Bahkan Kamila mengulum senyum melihat tubuh Slamet, menurutnya bok0ng pria itu sangat seksi.Astaga Kamila, kenapa pikiranmu mesum sekali, ucap Kamila dalam hati.Terdengar dering ponselnya, Kamila menatap sekeliling mencari tas di mana ponselnya berada. Ternyata tasnya ada di lantai, tidak mungkin ia t
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

Part 79 ~ Belum Saatnya

“Ada masalah?” tanya Rara, melihat Kevin sempat bergumam sambil menatap layar ponselnya.“Oh tidak, hanya masalah kecil. Sudah bisa diatasi.”Kevin tersenyum lalu mengusap kepala Rara dan kembali berbincang dengan istri juga Ibu mertuanya. Tidak menduga kalau Kamila bisa berada di club malam dan bergaul dengan perempuan-perempuan itu. dalam video yang dikirimkan Bobby, terlihat Kamila memasuki private room juga beberapa pria.Lebih baik Kamila bergaul dengan Slamet yang polos dibandingkan dengan teman-teman yang pergaulannya buruk. Kevin berharap kalau Kamila tidak akan terjerumus dalam pergaulan bebas. Selesai makan siang, ketiganya memutuskan pulang.Pikiran Kevin tertuju pada Kamila, apalagi orangtuanya menitipkan gadis itu padanya. Sedangkan semalam, terbukti Kamila malah berada di club malam.“Sayang, sepertinya aku harus pulang. Aku harus Pastikan Kamila ada di rumah,” ujar Kevin.“Loh, kamu bilang sudah pulang?”“Iya, tapi dia belum menjawab teleponku. Papi dan Mami sedang kelu
last updateLast Updated : 2024-02-06
Read more

Part 80 ~ Gangguan

“Slamet, ayo cepat,” ajak Kamila lalu menarik tangan Slamet agar segera berdiri“Eh, nanti dulu. Aku belum pesan taksi,” seru Slamet bergegas memasukan ponsel ke dalam saku dan ikut berjalan cepat bersama Kamila.Pasangan itu berniat mendatangi kediaman teman Kamila untuk mengambil mobil dan meninggalkan motor Slamet di parkiran basement. Tidak ingin ke gap Kevin dan dipaksa pulang bersama, maka Kamila mengajak segera pergi.Beruntung ada taksi kosong yang lewat dan perjalanan menuju tempat tinggal teman Kamila lebih dari satu jam, apalagi saat ini termasuk waktu traffic di mana orang pulang dari aktivitas. Slamet dan Kamila menunggu si tuan rumah dan sudah dipersilahkan duduk di sofa beranda.“Eh, kemana aja lo baru ke sini?”“Sibuk, aku mau ambil mobil ya,” ujar Kamila.“Kenapa sih malah kabur, mau diajak happy nggak mau. Nanti malam mau ikut lagi nggak, mau ke club nanti malam.”Kamila menggelengkan kepalanya. Teman Kamila berdecak melihat penolakan itu lalu menatap Slamet dan meng
last updateLast Updated : 2024-02-08
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status