Pada saat bangun di keesokan harinya, seluruh tulang Elaine pegal dan kesakitan. Sinar matahari menembus ke dalam kamar melewali gorden yang belum tertutup rapat, terik matahari membuat mata Elaine terasa sakit.Elaine dengan refleksnya menutupi cahaya di depan mata dengan tangannya, dia berbalik badan, menempel erat pada dada yang kuat.Dia membuka matanya, paparan di dalam matanya adalah wajah tampan Reyhan yang sudah diperbesar.Reyhan sudah bangun dari tadi, tangannya sedang menahan kepala, berbaring untuk menatapnya.Elaine tersenyum padanya dengan senyuman manja, dia melilitkan tubuhnya bagaikan gurita, "Reyhan, apa kamu mencintaiku?"Mungkin dikarenakan baru saja bangun tidur, sehingga nada suaranya lembut dan manja."Menurutmu?" Reyhan mengangkat alis, tatapannya membawa senyuman."Aku mau dengar darimu.” Elaine melilit tangan pada lehernya, berkata dengan manja."Cinta." Reyhan menatap matanya, dengan tatapan yang menampakkan keseriusan."Aku juga mencintaimu." Elaine melingk
Read more