Sontak mata Kana membulat. "Ada apa, Mba?" tanya pemandu Iola, atensi Kana pun beralih, sementara Iola langsung menutup mulutnya rapat-rapat. "Ti-tidak apa-apa, Bli," ujar Iola mengklarifikasi. "Oke, kita lanjut, ya," ujar pemandu Iola dan Kana. Mereka berdua mengikuti pemandu mereka di belakang. Tepat saat itu, Kana menarik tangan Iola. "Iola, apa maksudmu aku merebut Shein darimu?" bisik Kana. Iola tersentak. Bola matanya bergerak ke kanan dan kiri. "Uhm, i-itu ...." Harusnya tidak begini, kenapa Iola tidak bisa menahan diri sedikit lagi? "Sudahlah! Jangan dibahas lagi!" Suara Iola berubah jadi dingin. Kana sendiri tak bisa protes. Mereka berdua pun fokus melanjutkan kegiatan di lokakarya. Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya perhiasan mereka sudah selesai dibuat. Kana memandang cincin buatannya untuk Ivander. Ia membuat desain cincin elegan pria yang dia ukir dengan ukiran tanaman di pinggirnya serta satu ukiran inisial huruf "I" dengan aksara Bali di tengahnya. Dia
Read more