Semua Bab TERJEBAK PERNIKAHAN PALSU: Bab 111 - Bab 120

141 Bab

Bab 109

Aris berkali-kali menggelengkan kepala, tersenyum lebar lalu kembali menggeleng. Robot hadiah Dinara berputar-putar di atas meja kerjanya, sementara tangannya tak lepas memegang remote control benda itu, menggerakkannya maju mundur, kiri kanan, sampai ia merasa heran dengan dirinya sendiri.Betapa Dinara benar-benar telah mengalihkan dunianya, membuatnya dengan bodohnya bahkan membawa robot pemberian gadis itu ke Bali ketika Dinara benar-benar tak bisa ikut karena padatnya kegiatan kuliah. Berkali-kali senyuman lebar itu menghiasi wajah Aris ketika ia merasa melakukan hal yang di luar akal sehatnya, memainkan robot di atas meja padahal pekerjaan penting menanti sentuhannya.“Sialan kamu, Nara! Bisa-bisanya bikin otakku jadi error gini!” umpatnya pada robot pemberian Dinara seolah sedang berbicara pada gadis itu.Sudah dua hari Aris dan Alea berada di Bali, masing-masing menempati fasilitas kamar di villa milik Tulip Corp yang suasana romantiskan tak perlu diragukan. Di salah satu kama
Baca selengkapnya

Bab 110

Pagi-pagi Aris sudah berada di Bandara Ngurah Rai. Tadi malam ia tiba-tiba saja menerima kabar dari Pras bahwa Dinara meminta pria kepercayaan mendiang Aldo itu untuk mencari tiket penerbangan pertama ke Pulau Bali.Dinara berniat menyusulnya ke Bali? Bukankah saat menelepon tadi gadis itu dengan detail menceritakan jadwalnya yang padat di kampus? Lalu mengapa tiba-tiba gadis itu meminta Pras mencarikan tiket? Hingga akhirnya Aris memilih kembali menghubungi Dinara tadi malam, dan jawaban gadis itu justru membuatnya tak bisa tidur semalaman.“Nara kangen, Om.”“Nara nggak bisa tidur.”“Pokoknya Nara mau ketemu Om Aris.”“Pras kenapa lapor ke Om, sih? Padahal Nara mau ngasih surprised!”“Kalo gitu om jemput Nara di Bandara, ya.”Suara manja Dinara di telepon terus terngiang-ngiang di kepala Aris dan membuatnya baru bisa terlelap menjelang subuh.Lalu saat gadis itu benar-benar muncul dari pintu kedatangan, senyum lebar Dinara membuat Aris tak bisa menahan diri untuk memeluk lalu menciu
Baca selengkapnya

Bab 111

“Tolong ditangani ya, Alea. Aku benar-benar nggak bisa kerja hari ini.” Aris menelepon Alea, meminta gadis itu untuk menghandle semua pekerjaan hari ini, meski ia tahu bahwa gadis itu kemungkinanan akan sangat kerepotan.“Kalau butuh bantuan kamu bisa minta bantuan anak-anak cabang yang bisa dipercaya,” lanjut Aris bicara.Ia sama sekali tak memberi alasan yang jelas akan ketidakhadirannya hari ini, Aris hanya mengatakan pada Alea bahwa ia sedang tidak fit untuk pekerjaan padat mereka. Pria itu sengaja tak menyebut nama Dinara sebagai alasannya untuk tidak bekerja di tengah padatnya deadline pekerjaannya dan Alea. Aris hanya tak ingin mengganggu mood kerja salah satu orang kepercayaannya itu.“Mas Aris baik-baik saja?”Akan tetapi, Aris lupa bahwa Alea adalah sosok yang dulu begitu perhatian padanya. Meminta Alea untuk menghandle semua pekerjaan tanpa alasan yang jelas tentu saja membuat gadis itu brepikir bahwa Aris mungkin sedang sakit atau kelelahan.“Aku nggak papa, Alea. Cuma sem
Baca selengkapnya

Bab 112

Tiga hari menjelang keberangkatannya ke Jepang, Dinara memilih menginap di istana Oma Lili. Menemani wanita tua itu nyaris dua puluh empat jam karena Dinara memilih menginap di kamar Oma Lili dan mengabaikan Aris. Aris sendiri hanya datang sesekali karena sengaja memberi ruang dan waktu bagi Dinara dan Oma Lili. Bagi pria itu, perhatian Dinara pada Oma Lili adalah sebuah kemajuan yang membanggakan.Bahkan karena benar-benar ingin membiarkan Dinara menghabiskan waktu bersama Oma Lili, Aris memberi izin pada gadis itu untuk kembali membawa mobilnya, agar Dinara bisa menyesuaikan sendiri aktifitasnya di luar dan kebersamaannya dengan Oma Lili. Aris sendiri memilih tetap berada di rumahnya karena tak yakin bisa membiarkan Dinara bersama Oma Lili sepanjang malam jika itu turut berada di sana.Di hari ketiga, barulah pria itu pulang ke rumah ibu angkatnya. Besok adalah jadwal keberangkatan Dinara, dan tentu saja bukan hanya Oma Lili yang butuh bersama gadis itu. Karena di malam ketiga, mala
Baca selengkapnya

Bab 113

Ada tangis di wajah cantik Alea, dan Aris bisa melihat itu dengan sangat jelas, meski gadis itu sepertinya enggan memahami pertanyaannya lewat tatapan mata seperti biasa. Rooftop ini memang istimewa, bukan hanya bagi Aris tapi juga bagi Alea. Dulu, saat mereka harus diam-diam memadu kasih karena harus menyembunyikan hubungan keduanya, rooftop ini menjadi saksi bagaimana Aris dan Alea datang ke sana hanya untuk sekadar saling memeluk atau mencium. Lalu rooftop ini pula yang menjadi saksi bagaimana Aris dan Alea akhirnya saling berkomitmen untuk berpisah demi banyak hal.Dan pagi ini ... rooftop kembali menjadi tujuan meski kini bukan lagi saling berjanji untuk datang ke sana. Aris hanya ingin melepaskan kegundahannya pagi ini, setelah melepas Dinara pergi ke belahan dunia yang jauh darinya. Semementara Alea ... ia tak tahu sama sekali jika gadis itu juga sedang berasa di sini, entah untuk kegundahan yang mana.Aris melangkah pelan, ingin menghampiri dan mungkin saja bertanya kenapa Ale
Baca selengkapnya

Bab 114

Sebulan sudah kepergian Dinara, sebulan pula Alea dan Pras harus menerima perlakuan semena-mena Aris. Sebulan pula Alea menyadari bahwa pria yang pernah mencintainya itu kini telah berpaling sepenuhnya. Alea mungkin menjadi orang yang paling memahami Aris, bahkan bisa mengerti bahasa pria itu hanya dari tatapan mata teduh Aris.Sebulan ini pula hubungan Alea dengan Pras semakin dekat. Pras, pria muda yang ternyata menjadi penolong Alea ketika sang ayah yang tengah berjuang melawan penyakitnya kembali menggaungkan perjodohan. Masih seperti yang dulu, sang ayah ingin sekali melihat Alea menikah seperti adik-adiknya yang telah terlebih dahulu menjalani perjodohan oleh sang ayah.Lalu Pras datang sebagai penolong, ketika Alea memintanya untuk mengaku sebagai kekasih Alea di depan sang ayah, meski setelah itu masalah lain kembali terjadi, yaitu saat sang ayah yang semakin lemah kini menuntut keduanya untuk segera meresmikan hubungan.Sementara Aris justru semakin frustasi, bukan hanya kar
Baca selengkapnya

Bab 115

[Bisa temani Oma hari ini?]Sebuah pesan dari dokter Oki masuk ke kotak pesan Aris hari ini. Dokter Oki memang sudah sangat akbar dengan keluarga Oma Lili, maka terkadang dokter cantik itu sudah terlihat seperti anggota keluarga Oma Lili. Wanita pemilik Tulip Corp itu pun memperlakukan dokter Oki seperti keluarga sendiri.[Jam berapa? Aku masih meeting dua jam kedepan.]Aris membalas tanpa bertanya lagi menemani ibu angkatnya itu untuk apa dan ke mana. Aris tahu jika sudah berurusan dengan dokter Oki, sudah pasti itu adalah untuk urusan chek up kesehatan sang ibu angkat.[Satu jam dari sekarang. Aku tak bisa menemani, ada tindakan operasi di waktu bersamaan.]Aris mengumpat. Pilihan antara pekerjaan dan Oma Lili memang akan selalu membuatnya gundah. Ada tanggung jawab besar yang sedang diembannya di Tulip, tetapi Oma Lili tentu saja bukan hal bisa diabaikannya. Jika dalam kondisi seperti ini, Aris akan selalu merasa sangat terbebani. Sendirian menjadi tumpuan keluarga padahal ia hanya
Baca selengkapnya

Bab 116

Senyuman di wajah keriput Oma Lili membuat Aris tak menyesal meninggalkan pekerjaannya hari ini. Dokter Oki masih terus menerornya untuk menemani Oma Lili hari ini dan membuat Aris akhirnya kembali harus mengandalkan Pras dan Alea, kedua orang kepercayaannya yang belakangan membuat Aris selalu muak melihat kebersamaan mereka. Komitmen Alea dan Pras yang sedang berpura-pura menjadi sepasang kekasih kerap kali membuat Aris mencibir keduanya.Masih ada sisa cinta itu di dadanya, masih ada perasaan itu untuk Alea. Aris tak pernah memungkiri itu meskipun ia sudah tak berniat untuk mengejar Alea setelah komitmennya pada Dinara. Tetapi hatinya masih tetap panas membara ketika melihat interaksi Alea dan Pras.“Dokter Oki yang nyuruh?” Oma Lili menyambut kedatangan Aris.Aris membalas senyuman ibu angkatnya. “Bukan, Ma. Aris memang mau nemanin.” Ia tentu tak ingin Oma Lili menganggapnya terpaksa.“Sebenarnya Mama sehat, Ris. Tapi mumpung dokter Matt lagi di Jakarta mending sekalian kontrol rut
Baca selengkapnya

Bab 117

“Om Aris!” Dinara memlompat menyambut lalu ternganga ketika menyadari kehadiran Aris. Pekikan yang membuat para penghuni lainnya ikut memperhatikan tamu mereka.“Ini beneran Om Aris?” Dinara masih bertanya. “Apa aku berhalusinasi, hey!” tanya Dinara lagi pada rekannya yang lain.Aris mengangguk meyakinkan, tetapi Dinara kembali menunjuk sosok lainnya. “Siapa dia? Kenapa sama cewek, Om?”“Oh, dia guide yang disewa Pras, Nara.”“Ngapain nyewa guide, Om? Kenapa nggak kasih tau Nara aja biar Nara yang jemput?”“Kalo gitu namanya bukan surprised, Nara.”Sementara beberapa teman Dinara sudah sibuk membuka oleh-oleh darinya.“Tapi nggak harus yang cewek juga kali guidenya, Om.”“Ya nggak tau tuh Pras.”Dinara masih menatap tak suka pada sang gadis, sementara Aris menyelesaikan upah gadis itu.“Pake dikasih du
Baca selengkapnya

Bab 118

Dua hari berada di Jepang, dua hari pula Dinara tertawan di sebuah kamar tipe suite hotel kelas iinternasional. Dinara benar-benar dibuat kewalahan oleh stamina Aris yang seolah tak ada habisnya. Meski begitu, Aris memperlakukannya dengan sangat lembut. Aris membantu membersihkan tubuhnya dengan sangat hati-hati meski akhirnya pria itu pula lah yang kembali mengacak acak dirinya. Aris menggendongnya ke sudut mana saja di kamar suite dan menciptakan keromantisan hingga suasana panas di setiap sudut kamar. Aris memanjakan lidahnya dengan makanan makanan enak yang entah bagaimana selalu datang tepat waktu di saat Dinara mulai merasa lapar. Seperti pagi ini ketika sarapan paginya kembali tertata di atas meja saji di tempat tidur hotel.“Makan yang banyak. Kamu kurusan, Nara.” Dan setiap kali makanan itu datang, Aris selalu mengomentari tubuhnya yang memang terlihat lebih kurusan dibanding ketika ia masih di Jakarta.Dinara bukan tak menyadari itu. Berada di neg
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status