“Om harus pulang, Nara. Om sudah dua minggu di sini, sudah lebih dari rencana Om semula.” Aris dan Dinara sedang dalam perjalanan ke bandara. Pagi ini Aris akan kembali ke Jakarta setelah dua minggu menghabiskan waktu di Jepang.“Tapi Nara masih kangen, Om.” Dinara menggelayut manja.“Ya udah. Pulang bareng Om, ya.”“Nggak, Om. Nara udah janji mau nyelesaikan tugas Nara di sini. Ini harga diri Nara, Om.”“Ck! Keras kepala!” Aris menyentuh kening Dinara pelan.“Kalo gitu bulan depan ke sini lagi ya, Om.” Dinara masih merengek manja.Aris menggeser duduknya lebih merapat, meletakkan tangannya di atas paha Dinara lalu menatap dalam-dalam mata istri belianya itu. “Om nggak bisa janji, Nara sayang. Aktifitas Om sangat padat, belum lagi Oma yang kata dokter Oki kondisi kesehatannya sedang menurun.” Aris berusaha memberi pengertian, berucap lembut sambil menatap mata Dinara lalu merapikan anak anak rambut di kening gadis itu.Sayangnya, Dinara justru berbalik memunggungi Aris, mengamati jala
Read more