Home / Romansa / TERJEBAK PERNIKAHAN PALSU / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of TERJEBAK PERNIKAHAN PALSU: Chapter 101 - Chapter 110

141 Chapters

Bab 99

Aris menelan ludahnya, menggenggam erat ponsel Dinara seolah hendak menghancurkannya sebelum meraih semua pakaian pilihan Alea yang sudah tersusun rapi, mengambil semuanya lalu membuangnya ke keranjang sampah di sudut ruangan.“Lupakan semua pakaian pilihan Alea! Pilih pakaianmu sendiri yang sesuai dengan inginku! Jangan pakai pakaian-pakaian minimu ini! Kalo Nara nggak punya pakaian lain, tak usah memakai pakaian apa pun hingga Nara mengganti semua pakaian rumah Nara!”Aris melangkah lebar ke arah pintu.“Satu lagi! Aku nggak mau liat kamu hubungi Kenzo lagi! Tanyakan langsung padaku jika ada yang ingin kamu tanyakan! Bukan nanya ke bocah ingusan yang jelas-jelas masih menyukaimu itu!” serunya sebelum berlalu dan beberapa detik selanjutnya Dinara mendengar suara pintu ditutup dengann kasar.Dinara menelan ludahnya, matanya berkabut ketika menyadari kemarahan Aris. Kemarahan yang dulu sering dilihatnya ketika ia melakukan hal-hal nakal yang membuat Aris harus turun tangan, kemarahan y
Read more

Bab 100

Dinara memperhatikan tubuhnya dari pantulan cermin, pakaian rumahan yang dikenakannya terasa begitu aneh di tubuhnya. Ia lalu menyisir rambutnya dengan rapi lalu duduk di sofa menonton drama korea terbaru dengan beberapa bungkus kripik kentang menemani. Ia memang memilih pulang lebih awal hari ini, melewatkan meeting sore dengan tim mahasiswa yang khusus ke Jepang dengan alasan sakit.Alasan yang tentu saja tak mengada-ada, sebab ia kini duduk di sofa sambil memijit kakinya yang terasa pegal, di bagian tumitnya bahkan agak sedikit lecet akibat gesekan high heels setelah berjam-jam ia dan Novi memutari sebuah pusat perbelanjaan untuk menemukan pakaian pengganti yang dimaksud Aris.Ternyata tak semudah itu ia melakukannya meski sudah mengajak Novi menemani. Dinara baru menyadari bahwa selama ini ia tak pernah memilih pakaiannya sendiri, semua sudah tersedia dan kemungkinan semuanya adalah pilihan Maminya yang sepertinya memang sudah sangat mengerti selera berpakaiannya. Maka ketika ia b
Read more

Bab 101

“Hei kalian! Main mesra aja kayaknya.” Sebuah suara menyapa Aris dan Alea, membuat keduanya saling menatap sesaat sebelum Alea membantah dengan mengatakan bahwa hubungan mereka sudah berakhir. Malam ini Aris dan Alea memang sedang memenuhi undangan makan malam salah satu rekan kerja mereka di salah satu stasiun TV swasta dulu, pekerjaan yang ditekuni Aris sebelum dipaksa untuk memegang kekuasaan di Tulip, pekerjaan seni yang mempertemukannya dengan Alea lalu keduanya saling jatuh cinta sebelum akhirnya semua buyar setelah pernikahan Aris dan Dinara. Meja-meja di sebuah kafe sudah tertata rapi, sebuah kue ulang tahun juga sudah ada di tengah-tengah meja karena hari ini mereka memang menghadiri undangan makan malam dalam rangka ulang tahun mantan rekan kerja mereka. Susana akrab begitu terasa kental malam ini, apalagi semua yang ada di sana mengomentari hubungan Alea dan Aris setelah keduanya mengaku sudah berakhir dan Aris pun sudah menikah. Komentar-komentar nyeleneh yang sesekali m
Read more

Bab 102

“Nara boleh bawa mobil sendiri, Om?”Hampir setiap hari pertanyaan itu dilontarkan Dinara sejak Aris menyita kunci mobilnya, membuatnya merasa tak leluasa beraktifitas karena harus tergantung pada Aris ataupun Pras. Dan hampir setiap hari pula, jawaban dari Aris tetaplah tidak, atau hanya gelengan kepala.“Sampai kapan sih hukumannya, Om? Nara janji cuma butuh mobil buat kegiatan kampus.”Aris menyipitkan mata. Nalurinya belum sepenuhnya bisa percaya pada gadis ini, apalagi waktu itu Dinara bahkan masih menghubungi Kenzo hanya sekadar bertanya tentang pakaian yang dipilihkan Alea untuknya. Bayangan Dinara yang mabuk dan hampir polos di bawah kuasa Kenzo masih selalu membuat otaknya mendidih ketika mengingatnya. Maka mengawasi gadis itu secara langsung dengan bantuan Pras masih menjadi pilihan Aris.“Sampai Nara bersikap manis,” jawabnya asal sambil mengacak poni gadis itu.Dan Dinara tahu, jawaban Aris tetap akan tetap ‘tidak’ meski pria itu terlihat begitu bahagia pagi ini.“Ya udah,
Read more

Bab 103

[Om ada meeting sepuluh menit lagi][Ponsel off, bisa ke Pras kalo mau apa-apa][Semoga gak alot dan kelar cepat biar bisa jemput Nara.]Aris sengaja mengirim pesan duluan ke nomor Dinara mengingat permintaan Dinara tadi pagi yang menginginkan dia lah yang mengantar jemput gadis itu hari ini.Deretan pesan itu masuk ke ponsel Dinara saat ia baru saja hendak menghubungi Aris untuk menjemput, membuat Dinara menghentikan langkah.“Kenapa?” Novi yang berjalan di sebelahnya ikut berhenti.“Om Aris masih meeting, belum bisa jemput.”Gadis bertubuh tambun yang menjadi sahabat kental Dinara menatap heran. Meski tak pernah lagi membawa kendaraan sendiri ke kampus, Dinara memang tak memiliki kendala dalan urusan antar jemput, sebab setahu Novi, suami atau sopir Dinara akan lebih dulu menunggu di parkiran sebelum sahabatnya itu keluar kelas.“Tumben.” Novi menggumam.“Lagi nggak pengen dijemput Pras, tadi pagi minta Om Aris yang jemputin tapi katanya masih meeting.”Sang sahabat tersenyum lebar.
Read more

Bab 104

Suara itu masih terdengar bergetar, hingga Aris memeluk tubuh Dinara dan kembali meyakinkan bahwa hari ulang tahunnya bukanlah sesuatu yang penting untuk dirayakan. “Om nggak pernah mengistimewakan hari ulang tahun, Nara. Jadi untuk apa Om kasih tau Nara? Tadi malam juga Om keluar bukan buat ngerayain ulang tahun, tapi menghadiri undangan makan malam teman Om yang kebetulan hari ulang tahun kami di tanggal yang sama.” Penjelasan yang akhirnya disesali Aris.Dinara menarik tubuhnya.“Jadi tadi malam Om keluar untuk ngerayain ulang tahun?”“Ck! Bukan, Nara! Cuma datang ke undangan dinner teman yang kebetulan jura berulang tahun.”“Dan Om nggak ngajakin Nara?”“Gimana mau diajakin. Om masuk kamar aja kamu udah buang muka nggak mau ngeliatin.”Mata Dinara berkabut. “Tapi Nara udah keterlaluan, Om. Nara bahkan nggak tau tanggal lahir Om Aris sampai-sampai yang ngerayain justru orang lain.”“Huhff! Nggak ada yang ngerayain, Nara. Itu cuma ... ahhh sudahlah! Nggak ada yang penting ulang tahu
Read more

Bab 105

“Capek?” tanya Aris ketika Dinara menyandarkan kepala di bahunya sepanjang perjalanan pulang dari birthday dinner yang mendadak malam ini.Protes Dinara padanyalah yang membuat Aris tiba-tiba saja menyuruh Alea dan Pras menyiapkan semua dalam waktu hanya beberapa jam. Beruntung kedua orang kepercayaannya itu sangat bisa diandalkan. Sebuah restoran kelas atas berhasil dibooking Alea sementara Pras memilih dengan jeli orang-orang yang memang membuat makan malam itu menjadi hangat. Sayangnya, Oma Lili tetap tak bisa hadir karena dokter Oky tak merekomendasikan wanita renta itu untuk hadir dan mewakilkannya pada dokter Oky untuk datang dan mengucapkan selamat ulang tahun untuk anak angkatnya.“Hmmm.” Dinara menjawab.“Kalo gitu tidur aja, nanti Om bangunin kalo udah sampai di rumah.”Dinara menurut, bersandar di bahu Aris membuatnya merasa sangat nyaman dan rileks. Akan tetapi momen-momen saat makan malam tadi masih ada yang membekas dan ingin ditanyakan gadis itu.“Om ...,” panggilnya de
Read more

Bab 106

Aris baru saja mencapai pinggiran kolam renang. Pria itu mengusap wajahnya yang basah, sedangkan salah satu tangannya berpegangan pada tepian kolam. Sejak bangun pagi tadi, ia memang sudah merasa gerah sehingga memilih menceburkan diri.“Good morning, Baby,” sapanya dengan senyum khasnya ketika Dinara terlihat menghampiri kolam.“Nggak dingin, Om?”Aris kembali ke dalam air, meliuk-liuk seperti ikan lalu kembali lagi ke tepi mendekati Dinara yang kini sudah duduk di kursi menghadap kolam.“Justru karena ini perlu didinginkan makanya Om nyebur pagi-pagi.” Tanpa segan pria itu menunjuk pusat tubuhnya.Dinara buru-buru memalingkan wajah, menyembuyikan semburat hangat di pipinya, sementara Aris yang selalu suka melihat pipi merona Dinara hanya menikmati pemandangan menarik itu dari jarak beberapa meter. Pipi merah dan sikap malu-malu Dinara itulah yang tadi malam membuatnya tak tahan untuk tak meminta lebih, sayangnya di saat ia sudah berada di puncak gairah, saat itu pula ia mendapat kab
Read more

Bab 107

[Nara tunggu di sini ya, Om.]Aris sedang di dalam lift bersama Alea dan Pras ketika membaca pesan disertai foto yang dikirim Dinara. Gadis itu sepertinya sedang berada di sebuah kafe jika dilihat dari foto yang terkirim ke ponsel Aris. Alis pria itu bergerak naik, pengalaman pernah menjemput Dinara di sebuah kafe yang ternyata gadis itu sedang berada bersama Kenzo dan teman Dinara yang lain segera melintas di kepala Aris.Tak ingin membuang waktu, Aris segera memanggil nomor Dinara.“Kafe mana itu?” Ia sama sekali tak memedulikan Pras dan Alea yang memilih berpura-pura tak mendengar.“Bareng siapa?” tanyanya lagi ketika mendengar jawaban Dinara dari seberang.“Bukan sama Kenzo lagi, kan?”Dan pertanyaan itu mau tak mau menimbulkan senyum terkulum di wajah Alea dan Pras. Kedua orang kepercayaannya itu tentu tahu mengenai insiden memalukan Dinara di rumah Pras waktu itu. Alea dan Pras saling pandang sedetik, sebelum memilih kembali berpura-pura tak mendengar.“Kalian udah nyari tau sem
Read more

Bab 108

Dinara mengedarkan pandang ke seisi kafe yang memang banyak diisi oleh mahasiswa sepertinya, mengingat kafe ini tertelak masih di area kampus. Beberapa dari pengunjung memang terlihat memperhatikan mereka.“Pasti Nara dikira jalan sama Om Om lagi,” keluhnya.“Harusnya kamu bangga. Liat aja cewek-cewek seumuran kamu itu dari tadi ngeliatin Om terus,” ujar Aris, sementara tangannya bergerak membuka kotak yang tadi diberikan Dinara.“Apa ini? Robot?!” Alisnya bertaut memperhatikan isi kotak pemberian Dinara tadi.“Iya.” Dinara tersenyum. “Tau nggak kenapa Nara kasih robot?”Aris menggeleng.“Robot itu buat nemanin Om nanti kalo Nara di Jepang, biar Om Aris nggak kesepian.”Mata Aris mengerjap, memperhatikan robot di tangannya lalu menatap Dinara. Hatinya selalu saja tak nyaman jika Dinara membahas tentang keberangkatannya.“Udah makannya?” tanya Aris.Dinara mengangguk.Aris melirik arlojinya. “Ayo,” ajaknya. “Om mau ngajak Nara nonton malam ini.”“Nonton?”“Hm. Om udah beli tiketnya.”*
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status