Home / Romansa / TERJEBAK PERNIKAHAN PALSU / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of TERJEBAK PERNIKAHAN PALSU: Chapter 81 - Chapter 90

141 Chapters

Bab 80

Sore ini, Aris pulang lebih awal dari kantornya. Beberapa pekerjaan yang masih tersisa diserahkannya pada Pras, sang asisten setia. Sebuah pesan dari Dinara-lah yang membuatnya bergegas pulang lebih cepat hari ini.[Ada undangan ini. Om bisa hadir nemanin Nara?]Sebuah foto undangan yang dikirim Dinara tadi siang rupanya menggerakkan pikiran Aris untuk datang, apalagi beberapa deret pesan selanjutnya dari Dinara membuatnya tak bisa mengabaikan kegiatan mahasiswi cantik itu.[Kalo Om Aris sibuk Nara nggak maksa. Tapi Nara izin ikut makan malam dengan teman-teman Nara setelah kegiatan, ya.][Makan malam resmi kok, Om. Ada dosen-dosen pembimbing juga.]Aris tak mungkin membiarkan itu. Bayangan Kenzo yang di sekitar Dinara masih selalu mengganggunya. Gegas Aris meninggalkan ruangannya, sudah beberapa hari ini kantor serasa tak berwarna bagi Aris. Alea mengambul cuti untuk beberapa minggu, tak ada gadis cerdas yang masih sering ditatapnya berlama-lama itu. Mungkin kini ia dan Alea memang t
Read more

Bab 81

Melupakan acara dinner setelah pengumuman pertukaran mahasiswa tadi karena tiba-tiba saja merasa rindu pada tempat istimewa yang sering dikunjungi dengan Papinya, Dinara menerima beberapa pesan protes dari temannya malam ini. Setelah pelukan dan kecupan Aris di bawah hamparan langit berbintang tadi terlihat oleh beberapa pengunjung kafe. Aris memang memilih membawa Dinara meninggalkan tempat itu lalu kembali berada di balik setir setelah tadi bertukar tempat dengan Dinara.“Dari tadi sibuk dengan hape mulu kamu, Nara,” protes Aris ketika Dinara lebih banyak menunduk dan berkonsentrasi pada layar ponselnya.“Kita pulang ngelewatin hotel Blue Sky nggak, Om?” Dinara menyebut salah satu hotel bintang lima yang ternama.“Kenapa emang? Mau ajakin Om chek in?”“Ish! Nggak, Om. Teman-teman Nara yang lolos lagi pada dinner di restoran di Blue Sky dan Nara ketinggalan. Tadi padahal Nara udah konfirmasi ikut, cuma tiba-tiba saja keingat tempat favorit Papi tadi pas Om Aris bahas Papi dan mami.”
Read more

Bab 82

“Jadi Om Aris siapa bagimu, Nara?” Aris bertanya serius. Pertanyaan semacam ini selalu menjadi penting bagi Aris. Sebab jawaban Dinara selalu membuat hatinya menyadari posisinya di hadapan gadis itu.“Om Aris ... s-suami Nara, Om.” Jawaban terbata-bata Dinara membuat senyum Aris merekah sempurna. Malam ini, untuk pertama kalinya Dinara tak mengganggapnya sama seperti Aldo, untuk pertama kalinya jawaban Dinara atas pertanyaannya itu memperjelas posisinya bagi gadis itu.“Good girl.”Dinara tersentak ketika Aris tiba-tiba saja menyelipkan telapaknya ke leher belakang Dinara, lalu menarik lembut wajah gadis itu mendekat. “Manis sekali.” Sebuah ciuman lembut di bibir membuat mata Dinara terbelalak.“Om Aris jorok, ih!” Dinara menyeka bibir. “Nara kan masih makan, Om!” protesnya lagi karena Aris menciumnya di bibir yang tentu saja masih menyisakan sisa-sisa makanan di sana.“Makan yang banyak, biar kuat ngadepin malam ini.”Dan rasanya jantung Dinara hampir saja melompat melihat cara Aris
Read more

Bab 83

“Mas Aris terlalu agresif mungkin. Ya disesuaikan lah, Mas. Nara mungkin belum bisa mengimbangi ritme Mas Aris, jadi ya ngalah dikit.”Wajah Aris memanas mendengar nasihat dokter Oki yang harus dipanggilnya malam-malam karena Dinara tiba-tiba saja pingsan dalam gendongannya. Suasana panik itu sudah berlalu satu jam yang lalu, ketika Aris dengan sekuat tenaga berteriak memanggil siapa saja pekerja yang ada di rumah besar itu saat menyadari bahwa Dinara pingsan.“Non Nara abis nonton film horor, Pak?”“Apa Non Nara baru olahraga?”“Kalo lagi kaget atau ketakutan Non Nara memang sering langsung pingsan begini.”Beberapa pertanyaan sopan namun penasaran dari pekerja senior di rumah Dinara membuat kepala Aris pusing. Tak ada satu pun dugaan pekerja senior itu yang diiyakannya mengingat Dinara bukan sedang mengalami semua itu. Bagaimana mungkin ia mengatakan bahwa Dinara mungkin saja sedang ketakutan berlebihan atas kemauannya malam ini.Aris memang sejak tadi sudah menyiratkan inginnya mal
Read more

Bab 84

[Gimana kabarmu, Alea? Kata Pras kamu minta perpanjangan cuti?]Sebuah pesan masuk ke nomor Alea pagi ini. Kemarin ia memang bercerita pada Pras mengenai kondisi ayahnya yang masih memerlukan dirinya. Keputusannya untuk membawa sang ayah berobat ke Singapura membuat Alea mengorbankan banyak hal. Selain permintaannya pada Aris untuk diberi pinjaman, ia juga masih harus memohon perpanjangan cuti meski tak memiliki keberanian untuk mengatakannya langsung pada Aris.Pras kini menjadi tempatnya bercerita, tempatnya berkeluh kesah ketika Aris bukan lagi miliknya. Pras yang memang sejak awal mengetahui semua yang terjadi antara dirinya dan Aris, maka lelaki mudah itu menjadi orang yang paling tepat untuk Alea berbagi cerita. Namun kini ia justru menyesali mengapa Pras menyampaikan ceritanya pada Aris, salah satunya rencana dan keinginannya untuk memperpanjang waktu cuitnya ini.[Kabarku baik, Mas. Soal perpanjangan cuti, aku nggak akan ajukan kalo emang Mas Aris nggak setuju.]Dari Pras, Ale
Read more

Bab 85

Gelisah menunggu Aris kembali, Dinara memilih menyusul ke ruang kerja Aris. Ia tadi sudah meminta pria itu untuk kembali namun setelah beberapa jam Aris belum juga kembali. Menginap selama beberapa hari di istana Oma Lili membuat Dinara sudah terbiasa dengan kehadiran Aris. Gadis itu bahkan sudah terlelap sekali sebelum kembali terbangun dan belum juga menemukan keberadaan Aris.Apa pria yang tadi salah tingkah saat dipanggilnya sayang itu memang sengaja tak ingin sekamar dengannya? Berkali-kali Dinara meraih ponsel hendak menghubungi Aris setelah kemudian memilih untuk datang ke ruang kerja Aris yang dulunya adalah ruang kerja papinya.Pintu ruang kerja Aris yang tak tertutup rapat membuat Dinara bisa mendengar dengan jelas bahwa di dalam sana Aris sedang berbicara lewat telepon. Awalnya tak ada rasa penasaran pada gadis itu, sebelum kemudian mendengar pembicaraan sepihak Aris pada seseorang di seberang sana yang sedang terhubung dengan Aris lewat telepon.“Tulip butuh orang kayak ka
Read more

Bab 85

“Gila kamu, Nara! Enam bulan itu bukan waktu yang sebentar!”Sarapan pagi Aris dan Dinara pagi ini diwarnai dengan perdebatan mengenai keikutsertaan Dinara dalam pertukaran mahasiswa.“Enam bulan doang, Om! Dan sekali lagi Nara tekankan, Nara nggak akan mundur. Om Aris nggak liat Nara udah susah payah sampai bisa dapat penghargaan nilai tertinggi kemarin?” Dan jawaban Dinara ini pun sudah kesekian kalinya diucapkan gadis itu.Aris mengeraskan rahangnya dengan helaan napas berat berkali-kali. Sudah lama ia tak melihat Dinara yang seperti ini, dan pagi ini sifat keras kepala gadis itu kembali terlihat ketika ia memberi larangan untuk Dinara mengikuti pertukaran mahasiswa.Beberapa bulan yang lalu, ia sering sekali menghadapi Dinara yang seperti ini ketika gadis itu selalu saja menghadirkan masalah karena kenakalan dan pergaulannya di luar sana. Kenakalan yang belakangan disimpulkan Aris sebagai pemberontakan gadis itu akan semua yang sudah terjadi dalam hidupnya. Akan tetapi, beberapa w
Read more

Bab 86

Bersama Dinara rupanya akan lebih menguras tenaganya, berbeda dengan saat ia bersama Alea. Karena saat bersama Alea, justru dialah yang menjadi pusat perhatian gadis itu. Alea bisa mengatur semua tentangnya, memahami semua inginnya, menyiapkan semua kebutuhannya. Bersama Alea ia bisa bermanja dan menikmati kedewasaan gadis itu. Tapi bersama Dinara sebaliknya, gadis dua puluh tahun itulah yang bermanja. Mungkin hidupnya memang akan lebih berat bersama Dinara, tetapi kini ia justru merindukan kemanjaan gadis itu.“Udah dulu ya, Nara. Om ada tamu.” Aris bergerak hendak mengakhiri panggilan ketika mendengar ketukan di pintu ruang kerjanya.“Om.”Gerakan Aris terhenti ketika masih mendengar Dinara memanggil.“Maafin Nara. Tadinya Nara pikir Om Aris akan bangga kalo Nara lulus pertukaran mahasiswa itu. Nara belajar mati-matian ikut tes itu waktu Om Aris lagi di Bali supaya Nara bisa bikin Om Aris bangga, sebagai ucapan terima kasih Nara karena Om Aris udah bekerja dan berjuang untuk Tulip.”
Read more

Bab 87

Suasana cozy terasa kental begitu Dinara menginjakkan kakinya di sebuah Twin House, sebuah coffeeshop yang menjadi venue sebuah acara anniversary. Selain kenyamanan yang tercipta sejak tiba di Twin House, genggaman tangan Aris juga menjadi salah satu sumber rasa nyaman di dada Dinara. Bagaimana tidak, pria yang bergaya casual semi formal itu mengalirkan rasa hangat pada telapak tangan lebar yang sejak tadi menggenggam erat tangan Dinara.Sebuah sambutan dari pemilik acara malam ini semakin membuat rasa nyaman itu mengalir mengisi dada Dinara, sepasang suami istri yang terlihat begitu mesra. Pria tampan yang tak pernah lepas menatap mata sang istri, dan wanita cantik yang kelihatan bersinar dengan senyuman tak pernah putus menghiasi wajah cantiknya. Ucapan selamat datang dan perkenalan singkat bagi Dinara begitu berkesan. Ia lalu mengingat bagaimana malam itu Aris tiba-tiba meneleponnya dari Bali lalu menyatakan rasa rindunya setelah bertemu dengan pasangan ini.“Om Aris bener.” Dinara
Read more

Bab 88

“Ini di mana, Om?” Dinara mengerjapkan mata.Sepanjang jalan setelah semburat merah menghiasi pipi Dinara tadi, gadis itu memang memilih tak lagi bicara banyak hingga kemudian tertidur. Lalu saat Aris menepuk lembut pipinya, Dinara menggeliat dan memindai sekitar, menyadari bahwa Aris membawanya ke sebuah tempat asing.“Ini panti asuhan.”“Panti asuhan?” Dinara mengeryitkan keningnya.Aris tersenyum getir, ini tentu pertama kalinya Dinara menginjakkan kaki di tempat seperti ini. Tempat di mana asal usul Aris berada.“Maaf bawa Nara ke sini.” Aris menggumam. “Om hanya sedang kangen keluarga. Tadi ... di perayaan Mas Ivan, Om ngeliat bagaimana mereka dikelilingi keluarga yang saling memeluk. Dan itu bikin Om tiba-tiba saja merindukan asal-usul Om.” Aris menghela napas, menatap bangunan panti yang sudah banyak sekali mengalami perubahan.Sejak hidupnya mapan apalagi sejak memegang Tulip, Aris memang tak pernah putus mentransfer uang dalam jumlah yang tak sedikit untuk ‘rumah masa kecilny
Read more
PREV
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status