“Jadi Om Aris siapa bagimu, Nara?” Aris bertanya serius. Pertanyaan semacam ini selalu menjadi penting bagi Aris. Sebab jawaban Dinara selalu membuat hatinya menyadari posisinya di hadapan gadis itu.“Om Aris ... s-suami Nara, Om.” Jawaban terbata-bata Dinara membuat senyum Aris merekah sempurna. Malam ini, untuk pertama kalinya Dinara tak mengganggapnya sama seperti Aldo, untuk pertama kalinya jawaban Dinara atas pertanyaannya itu memperjelas posisinya bagi gadis itu.“Good girl.”Dinara tersentak ketika Aris tiba-tiba saja menyelipkan telapaknya ke leher belakang Dinara, lalu menarik lembut wajah gadis itu mendekat. “Manis sekali.” Sebuah ciuman lembut di bibir membuat mata Dinara terbelalak.“Om Aris jorok, ih!” Dinara menyeka bibir. “Nara kan masih makan, Om!” protesnya lagi karena Aris menciumnya di bibir yang tentu saja masih menyisakan sisa-sisa makanan di sana.“Makan yang banyak, biar kuat ngadepin malam ini.”Dan rasanya jantung Dinara hampir saja melompat melihat cara Aris
Terakhir Diperbarui : 2023-10-06 Baca selengkapnya