Home / CEO / Suami Miskinku Ternyata Tuan Muda / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Suami Miskinku Ternyata Tuan Muda: Chapter 81 - Chapter 90

203 Chapters

81. Caca dan luka di tubuhnya

Mobil Alif baru tiba di dekat rumah ketika hari hampir gelap, hujan deras sepanjang jalan tk bisa membuat mobilnya melaju cepat kerena terhalang lebatnya hujan. Hingga mobil itu hampir sampai di pintu gerbang rumah mereka, sorot lampu mobil tepat mengenai sisi pagar dan mereka semua melihat gadis kecil sedang berjongkok di sana."Caca! apa itu Caca? " Dewi terpekik melihat gadis itu terduduk dalam gerimis, dia bertanya pda sang suami yang juga belum bisa memastikan siapa yang ada di depan mereka."Sebentar, aku akan lihat dulu"Alif segera turun menghampiri gadis yang bahkan tak sadar jika dirinya sedang di amati. Dia meringkuk dalam tidur dan Alif berjongkok membangunknnya."Caca?" alif menyentuh pundak gadis itu dan tubuh kecilnya ambruk ke tas trotoar."Itu memang Caca!" Dewi membekap mulutnya tak percaya, hujan deras baru saja berhenti dan langit masih menurunkan gerimisnya, namun gadis itu sudah berada di depan rumah mereka, entah sejak kapan dia di sana.Seorang satpam membuka
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more

81. Percakapan jahat

Dewi memutuskan tetap berangkat ke rumah orang tuanya, meninggalkan Nadia dan Caca pada Yasmin dan beberapa pengasuh Nadia serta penjaga rumah dengan belasan asisten rumh tangga."Aku titip anak-anak Yasmin, jngan ada yang datang apa masuk ke rumah ini tanpa izin dariku. Selama aku pergi hanya perawat dari dokter Ridwan yang bisa datang dan masuk." Dewi memberi pesan pada Yasmin sementara dia dan Alif pergi di dampingi Deren dan beberapa pengawal Alif."Apa sudah siap?" Tanya Alif saat keluar dari.lif, dia baru saja berganti baju dan bersiap."Aku hanya mengganti bajuku dan bagimana Nadia?""Dia terbangun saat aku masuk ke kamarnya.""Dia mencariku?" Dewi bertanya dengam cemas, sebab Nadia juga sendang dalam kondisi tak baik setelah melihat kekerasa yang di lakukan Diana pada ibunya."Ya, aku sudah meminta izin dan dia sejutu." Ucapan Alif membuat Dewi merasa tenang sekatang."Apa aku perlu melihat Nadia sebentar sayang?" Dewi meminta pendapat Alif."Tidak perlu, dia bisa jadi manja b
last updateLast Updated : 2023-11-09
Read more

82

Hendra mencoba menghubungi Ratna, namun hingga ia hampir tiba di rumah sang mertua, Ratna samg istri tak juga bisa di hubungi. Mobilnya berhenti di depan gerbang rumah yang nampak tertutup rapat dan lampu teras juga terlihat tak menyala."Apa mereka pergi?" Kalimat itu terucap dari bibir Hendra sendiri.Ia keluar mobil dengan ragu, kompleks rumah sang mertua memang selalu sepi, rumah-rumahndi sana banyak yang kosong karena di tinggal sang empunya bekerja ke luar negeri.Hendra coba kembali menghubungi pinsel Ratna, namun hingga ia kesal sendiri ponsel Ratna bahkan sepertinya tak aktif."Bawa istrimu ke rumah ibu jika tak ingin kamu mendekam juga dalam penjara!" Kalimat Azi masih terngiang dalam kepalanya, Hendra tentu tau ia dalam masalah besar, namun jika kakaknya Dewi bisa memaafkan Aziz, mungkin juga bisa memaafkan dirinya.Kakinya melangkah mendekati gerbang pintu utama, memencet bel rumah hingga beberapa kali namun tetap saja tak ada siapapun keluar."Sepertinya pak Basuki pergi
last updateLast Updated : 2023-11-10
Read more

83

Rendi kembali ke kota setelah menjalankan apa yang dia rasa adalah tanggung jawabnya. Sebagai seorang ayah dia pernah gagal membahagiakan sang anak dan kali ini ia berusaha menyingkirkan segala egonya agar tetap bisa dekat dengan anak dam cucunya."Kita langsung pulang tuan?" Agus bertanya dari kursi depan, salah satu orang kepercayaan Rendi itu kali ini menyetirkan mobik tuannya sendiri."Ke apartemen Diana dulu, ada yang ingin aku bicarakan dengannya."Rendi menjawab dengan singkat, setelahnya dia memejamkan mata untuk istirahat sebentar.Menempuh perjalanan kembali cukup lama, mobil Rendi masuk ke area parkir apartemen tempat Diana tinggal.Apartemen ini salah satu bagian dari properti yang Rendi miliki, Diana menerima salah satu unit setelah dirinya jatuh cinta pada wanita ular itu dulu, bahkan melupakan kesetiaan dan janji sucinya pada sang istri yang begitu setia menemaninya sejak awal.Rendi masuk ke dalam gedung dari area parkir, masuk ke dalm lif bersama dengan Agus yang memen
last updateLast Updated : 2023-11-11
Read more

84. makan malam

Dewi berjalan masuk bersama Tri yang terus menempel seperti lintah di dekatnya, mereka lalu berdiri di teras rumah menunggu Alif dan Aziz yang masih ada di tepi jalan."Betah nggak Wi tinggal di rumah metuamu?" Tri bertanya dengan senyum yang di buat-buat, Dewi bahkan bisa membaca sindiran dari kalimatnya itu."Betah mbak, namanya juga pulang ke rumah mertua yang baik, sudah gitu kaya lagi, siapa juga yang nggak betah." Ucap Dewi singkat, ia ingin membuat Tri merasa panas.Tri sempat kehilangan senyumnya sebentar, terkejut mungkin kenapa Dewi bisa menjawab dengan sangat tenang. Setelahnya dia kembali tersenyum dengan licik."Semoga saja keluarga Alif bisa menerima kamu ya Wi, yah maklum saja ya, keluarga kita ini kan dari desa, apa lagi kamu yang mungkin belum terbiasa hidup mewah, takutnya mertumu nggak bisa menerima menantunya."Dewi hanya tersenyum dan memilih mengabaikan omong kosong Tri, dia lalu lebih dulu masuk ke rumah ibunya."Assalamualaikum bu!" Dewi mengucap salam, namun b
last updateLast Updated : 2023-11-12
Read more

85. Kejutan kecil

Dewi menyendokan kuah pada piring Alif dan meletakkan dua potong tempe di atasnya."Kenapa hanya itu makannya mas, masih ada ayam kecap dan lauk lain lho" Adam mendekatkan lauk lain ke arah Alif."Ini saja dam, mas sudah banyak makan daging hari ini." Ucap Alif menjelaskan, membuat wajah Aziz dan Tri kecut setelahnya. Piring mereka sudah bak gundukan anak Krakatau sekarang."Nggak usah di paksa kalau nggak mau dam, mungkin Alif sudah tak bisa makan makanan orang kampung!" Aziz berseloroh dengam asal padahal mulutnya masih penuh dengan makanan, membuat suasana menjadi tak nyaman sekarang."Iya betul mas, makanya nggak doyan makanan begini kan?" Tri menimpali ucapan suaminyaAlif yang sudah sangat hafal watak sang kakak ipar memilih diam mengalah untuk sekarang, sebab dia ingin menikmati masakan ibu mertuanya tanpa gangguan dari Aziz dan sang istri.Dewi yang ingin menjawab akhirnya juga ikut diam setelah tangan Alif menyentuhnya agar juga menahan diri dan menjaga perasaan ibu.Mereka l
last updateLast Updated : 2023-11-13
Read more

86. kedatangan Hendra

Dewi menatap Alif dengan senyum, melalui ponselnya Alif lantas meminta Deren memberikan tas hitam di dalam mobil mereka. Deren yang sejak tadi menunggu di mobil datang dengan tas yang Alif inginkan."Kami punya hadiah kecil untuk kalian." Ucap Dewi tak sabar, ia keluarkan map biru dan meletakkannya di atas tikar."Ini hadiah dari kami untuk kalin berdua." Alif menyodorkan map itu di depan Sinta dan Adam, mereka lantas membelalak ketika sadar bahwa sebuah sertifikat tanah dan rumah ada di dalamnya."Mbak, mas, apa ini?" Adam mengambil sertifikat itu dan membukannya, wajahnya terlihat begitu terkejut setelahnya."Ini maksudnya apa mbak?" Adam bertanya heran."Itu hadiah dari kami untuk kalian." Ucap Dewi menjelaskan, dia tau adik dan iparnya terkejut melihat semua yang Dewi lakukan."Tapi kenapa mbak? Kami tak meminta ini sebagai hadiah mbak." Adam napak tak bisa menerima pemberian Dewi dan Alif, sementara Aziz dan Tri menatap tak suka pada Adam sekarang."Jangan salah paham dam, Sinta
last updateLast Updated : 2023-11-13
Read more

87

"Jangan pura-pura bodoh, bukankah kamu juga tau siapa yang membakar rumahku? Ya aku memang membakar rumah kalian, aku benci dengan semua yang kalian miliki, aku benci Alif yang kaya bahkan lebih kaya dariku, karena itulah aku bakar rumah kalian, tapi sekarang kalian bakar rumah dan keluargaku juga!""Kami tak melakukan apapapun!" Alif menyangkal dengan lihai, toh mereka tak punya bukti untuk menuduhnya melakukan kejahatan"Jangan bohong! Aku tau kalian yang membuat aku bangkrut dan miskin!"Dewi tersenyum kecut mendengar ucapan Hendra. "Jika mas Alif memang melakukan semua kejahatan itu aku bersyukur, setidaknya aku tak perlu membalasmu dengan tanganku sendiri!" Ucap Dewi dengan angkuhnya, dia tak ingin lagi kalah dengan sikap sombong adiknya itu."Ibu dengar bagaimana sombongnya anakmu ini, dia bahkan senang saat aku jatuh miskin, ibu masih mau membelanya?""Apa mas Hendra punya bukti?" Sinta kini bertanya, dia tak mengerti mana yang harus di percaya."Bukti? Tokoku sudah hangus masi
last updateLast Updated : 2023-11-14
Read more

88. Hati Dewi yang sakit

Alif mengikuti dari belakang dan masuk juga ke dalam mobil, setelahnya mereka membuka pintu kaca dan melambaikan tangan sebelum mobil berjalan di ikuti satu mobil lain di belakang mereka."Kamu senang memberi mereka pelajara?" Alif bertanya pada Dewi saat mobil mereka mulai berjalan."Ya, aku sangat senang. Tapi kamu harus jelaskan kebakaran di rumah Hendra itu ulah siapa. Aku tak mudah di bohong i mas!" Ucap Dewi dengan mata tajam, membuat Alif terkejut dan menelan ludah takut.Alif merasa sangat lelah sekarang, dia tak lagi punya tenaga untuk berdebat jika Dewi meminta penjelasan lagi dan lagi."Tapi mungkin tidak hari ini, aku sedang senang dan tak ingin berdebat panjang. Kamu tau sayang, marah ternyata butuh tenaga yang sangat banyak." Dewi tiba-tiba saja merangkul tubuh suaminya, meletakkan kepalanya di dada lelaki tampan itu dan berusaha melepaskan segala beban yang dia tanggung.Alif terseyum lepas, dia kira dirinya harus menjelaskan panjang lebar sekarang, tapi ternyata Dewi j
last updateLast Updated : 2023-11-14
Read more

89

"Menurutmu apa yang harus aku lakukan pada perempuan tak tau malu itu gus?" Rendi bertanya pada sekertarisnya, mereka masih berada di dalam lif menuju parkiran di apatemen Diana."Saya tidak yakin tuan, tapi sepertinya menyelamatkan Caca jauh lebih penting." Agus memberikan jawaban sesuai apa yang dia pikirkan."Kenapa aku harus menyelamatkan gadis itu?""Sebab dia tetap anak kandung tuan besar." Ucap Agus menjelaskan.Bagi Agus terasa sangat konyol jika kita membenci sesuatu lantas melibatkan hal lain sebagai bentuk pelampiasan akan kesalahan sendiri.Rendi hanya diam tak lagi menanggapi, setelahnya Agus mendorong kursi roda itu ke dekat mobil dan membantu tuannya masuk ke dalam, mereka lantas meninggalkan apartemen Diana dan pulang ke rumah Rendi.Sepanjang jalan Rendi hanya diam, banyak hal yang dia pikirkan sekarang, dia tak tau bagaimana harua meluruskan benang kusam yng terlanjur di tariknya jadi satu. Tak butuh waktu lama mobil Rendi sudah tiba di rumahnya sendiri."Ada apa?" R
last updateLast Updated : 2023-11-15
Read more
PREV
1
...
7891011
...
21
DMCA.com Protection Status