Home / CEO / Suami Miskinku Ternyata Tuan Muda / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Suami Miskinku Ternyata Tuan Muda: Chapter 91 - Chapter 100

203 Chapters

90

Yasmin melihat tubuh kecil itu berguncang di atas tempat tidurnya, dia lantas mendekat dan berusah merawat Caca dengan baik."Kita tak punya cukup obat di sini nyonya, apa tak bisa kita ke rumah sakit?" Perawat itu kembali meminta pendapat.Yasmin tak bisa mengambil keputusan, dia tak bisa meninggalkan Nadia sendiri, namun juga tak tega membiarkan Caca sendiri."Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan?" Yasmin cemas dan segera keluar kamar untuk menghubungi Dewi, namun saat Yasmin membuka pintu, tubuhnya ambruk melihat sendiri Rendi sudah berada di depan pintu."Tuan!" Yasmin brerlutut di lantai kamar, bahkan pasrah apabila dirinya akan mendapat hukuman berat."Aku sudah curiga ada yang kamu sembunyikan dariku Yasmin!" Suara dingin Rendi membuat Yasmin gemetar sekarang."Saya minga maaf tuan!" Yasmin tak punya keberanin membela dirinysa sekarang, bahkan bila Rendi memutuskan hal terpahit sekalipun untuknya, dia harus menerima.Rendi masuk ke kamar tamu dan membuat dua perawat di sis
last updateLast Updated : 2023-11-16
Read more

92

Mobil Dewi terparkir di area depan rumah sakit, dirinya lantas segera turun dan berlari masuk ke dalam gedung, tak dapat di pungkiri rasa sesak dan takut kini menyelimuti dirinya."Nyonya Dewi!" Seorang pengawal lelaki Rendi memanggil Dewi sesaat sebelum wanita itu masuk ke dalam lif.Dewi berlari menghampiri pengawal itu, dia menyentuh dadanya sendiri dengan napas tersenggal-senggal.Jalan dari parkirn ke dalam rumah sakit cukup jauh, dia harua memutar satu gedung besar di sebelah gedung tempatnya berada sekarang."Nyonya baik-baik saja?" Lelaki itu bertanya dengan khawatir, dia lantas mengambil minum dari kantung plastik di tangannya. Lelaki itu sepertinya baru saja keluar membelikan minum untuk Rendi yang masih menunggu Caca di ruang perawatan."Dimana Caca?" Dewi kembli bertanya dengan cemas."Di lantai empat nyonya." Jawb lelaki itu singkat, ia lantas membiatkan Dewi minum lebih dulu.Alif terlihat menyusul ke tempat Dewi bersama pengawal papanya sendiri berada."Bagaimana Caca?"
last updateLast Updated : 2023-11-17
Read more

93

Rumah ibu ReniHendra mengusap wajahnya kasar saat mobil milik Dewi dan alif meninggalkan kediaman ibunya, entah kenapa kali ini dia merasa tak suka dengan keputusan Reni memberikan uang dalam jumlah besar itu pada Dewi.Reni kembali ke dalam setelah memastikan mobil putrinya hilang dari pandangam, hatinta berbunga mendapati sang putri yang selama ini di amggap paling nelangsa kini sudah menemukan bahagianya sendiri."Bu, ibu harusnya memikirkan kita juga!" Hendra bicara seolah tak dapat lagi menahan lisannya.Reni yang sudah paham betul watak dua anak lelainya kini duduk di kursi ruang tamu dengan wajah datar."Ibu tau kami sudah habis-habisan sekarang, jika saja ibu mau membantu kami, aku bisa memulai kembali membangun tokoku yang terbakar.""Apa maksudnya ibu harus membantu?" Sinta yang baru saja ikut masuk kini duduk di sisi ibunya."Kamu pikirkan saja sendiri Sin, ibu dapat uang dalam jumlah yang tak sedikit, tapi di berikan ada Dewi untuk di baw ke bank. Ita kalau uang itu kemba
last updateLast Updated : 2023-11-18
Read more

94. Amarah tuan Rendi

Dewi duduk di dekat mertuanya dengan perlahan, dia tahu sudah berbuat salah dan mungkin mengecewakan Rendi. Alif ikut duduk di sisi papanya, dia jauh lebih tenang sebab sudah begitu hafal bagaimana watak papanya bila marah."Katakan apa yang terjadi?" Rendi mengatakan kalimat yang sama.Dewi menatap mertuanya setelah merasa tenang, menatap suaminya yang diam seakan memberinya kesempatan bicara."Papa ingin dengar bagian mana dulu?" Dewi bertanya pada Rendi.Lelaki tua itu mengerutkan alisnya. "Memang ada berapa bagian yang harusnya aku dengar?""Banyak, tapi mungkin dari kedatangan Caca akan memperjelas semuanya." Kali ini Alif yang bicara, namun setelahnya Dewi meminta suaminya membiarkan dia yang menjelaskan."Aku bisa dengar dari bagian manapun, katakan!" Ucap Rendi tegas."Jika begitu papa harus tau Caca yang datang ke rumah saat kita baru pulang dari perusahaan." Dewi menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi."Dia datang ke rumah?"Dewi mengangguk pelan. "Dia menunggu sendirian di
last updateLast Updated : 2023-11-19
Read more

95. Kedatangan Diana

Pagi menjelang dan Dewi bergegas kembali ke rumahnya. Sejak semalam dia memang berjaga di rumah sakit bersama Alif suaminya. Setelah perdebatan sengit dengan mertuanya, Rendi akhirnya mengalah membiarkan Dewi merawat Caca selama gadis itu sakit."Aku akan pulang dulu sayang, kasihan Nadia sendiri sejak semalam." Dewi sudah bersiap di depan Alif dengan baju semalam masih melekat di badan, namun wangi sabun sudah menguar dari tubuhnya."Kamu sudah mandi, hem?" Alif megang tangan Dewi demgan lembut dan mengecupnya mesra."Iya, aku tak bisa tidur nyenyak semalaman, panas Caca naik begitu tinggi, untungnya pagi tadi dia tak kejang lagi. Aku mandi karena badanku sangat letih." Ucap Dewi lalu duduk sebentar di sisi suaminya, Alif bisa melihat wajah ayu itu kini nampk begitu sayu."Maaf sayang, aku sudah membuatmu bertengkar dengan papa semalam, bukan maksudku ingin begitu hanya saja aku masih terus memikirkan keadaan Caca" Dewi menunjukkan rasa bersalahnya.Sejak semalam Dewi memang tak bisa
last updateLast Updated : 2023-11-20
Read more

96. Arogan

Dewi melepaskan kasar tubuh Diana, menyisakan banyak helaian rambut di tangannya.Dewi lantas membiarkan wanita itu berlari masuk ke dalam rumah."Kejar!" Teriak Yasmin panik"Tidak! Jangan kejar, birkan saja dia ke sana!" Ucapnya sembari menunggu Diana benar-benar masuk ke dalam rumah."Kenapa nyonya tak membiarkan kamu menangkapnya?""Tidak Yasmin, jangan sekarang! Biarkan saja dia bahagia dengan caranya sendiri! Dan aku sudah mendapatkan ini!" Ucap Diana dengan santainya memperlihatkan helai demi helai rambut yang menempel di sela-sela jarinya "Aku tak butuh banyak hal, aku sudah dapat apa yang aku inginkan!" Ucap Dewi lalu ikut masuk ke dalam rumah mertuanya.Di dalm rumah Diana masuk seperti orang gila, mendekati ruang makan yang kini ada Rendi dan Nadia."Dimana anakku!" Dian berteriak kencang, membut Rendi yang tengah menikmati sarpn paginya menatap dengan kesal."Ada apa lagi sekarang?" Rendi mengusap mulutny dengan lap makan dan melihat polah Diana yang arogan."Jika kau mem
last updateLast Updated : 2023-11-22
Read more

97. Waspada

Rendi menatap cucunya masuk ke dalam lif hingg pintu besi itu tertutup, dia lantas memperhatikn Dewi dengan lekat. Rendi mengambil serbet makan di pahanya dan mengusap mulutnya dengan lembut."Papa ingin bicara Wi, papa tunggu di ruang kerja papa." Ucap Rendi lantas menjauh dari kursi makan dan mendorong kursi rodanya ke ruang kerjanya di lantai satu.Dewi mengikuti mertuanya masuk ke dalam ruang kerja, dia merasa sedikit gugup sekaligus bertanya apa yng mungkin terjadi setelah ini."Duduklah!" Ucap Rendi tenang dan meminta Dewi duduk di sofa bersamanya.Dewi duduk di hadapan sang mertua dengan tenang, dia sudah siap dengan segala kemungkin yang mungkin akan terjadi setelah ini."Papa tak akan panjang lebar wi, papa tau kamu wanita baik dan jujur tapi kamu tak tau siapa yang sedang kamu hadapi!" Rendi terlihat khawatir pada langkah yang di ambil menantu perempunnya itu."Diana itu wanita ular Wi, dia bisa menipu siap saja hanya untuk keuntungannya sendiri! Apa kamu tau bagaimana kejam
last updateLast Updated : 2023-11-22
Read more

98. Nadia yang baik hati.

Dewi datang ke kamar Nadia setelah selesai berbicara dengan mertuanya, dia erlu nicara sendiri dengan Nadia sekarang, sekaligus meminta maaf jika dirinya harus berbagi perhatian sekarang.Tok... Tok....Dewi sengaja mengetuk pintu kamar gadis kecilnya itu. Nadia sedang berada di depan meja belajarnya saat Dewi membuka pintu."Boleh ibu masuk sebentar?" Dewi bertanya sebelum melangkahkan kaki.Gadis itu mengangguk pelan dan tersenyum saat ibunya berjalan masuk."Sedang apa sayang?""Sedang bermain bu, ibu tidak pergi?""Nanti ibu pergi sebentar, tapi sebelum pergi ibu ingin bicara dengan anak gadis ibu."Nadia meletakkan pensil gambarnya di meja, lalu menatap sang ibu dengan lekat, gadis ini terlalu cerdas untuk bisa membaca situasi yang ada."Apa ibu akan cerita soal Caca?"Kedua alis Dewi terangkat bersama senyumnya yang hangat, Nadia memang mudah memahami situasi, karenanya dia sadar Diana adalah ancaman saat sebuah pukulan benar-benar mendarat di pipi sang ibu."Apa kita perlu dudu
last updateLast Updated : 2023-11-23
Read more

99. Peringatan dari tuan Rendi

Alif menemani Caca menuju ruang pemeriksaan bersama Deren, dua lelaki ini sama paniknya saat mereka tiba di ruang pemeriksaan. Terlebih ketika akhirnya Caca masuk dalam ruangan yang tak boleh mereka masuki juga."Mohon maaf, silahkan tunggu di luar dulu." Seorang perawat meminta mereka tetap berada di luar.Alif terlihat gusar, takntega juga membiarkan gadis itu sendirian saja."Aku harus menghubungi Dewi!" Alif bicara sendiri, dia lantas mengambil ponsel di dalam saku jaketnya dan segera menghubungi sang istri."Ada apa mas?" Dewi bertanya dengan khawatir dari seberang telepon.l"Aku binggung, Caca di bawa ke ruang pemeriksaan untuk di lakukan pengecekan organ dalamnya dan kami tak boleh masuk!"Ya memang begitu mas." Dewi memjawab sembari tersenyum tipis, dia mendengar nada panik dari suar sang suami." Kamu kapan kemari sayang?" Tanya Alif semakin terdengar panik."Belum tau mas, Sinta juga baru saja telepon memberi kabar akan datang dengan ibu." Dewi menjawab dengan binggung"A_ap
last updateLast Updated : 2023-11-24
Read more

100. Askara Murka

Alif menunggu dengan cemas untuk beberapa saat, namun dia justeru terkejut dengan kedatangan papa nya di ruang tunggu rumah sakit besar itu. Lelaki bertubuh tegap itu lantas berdiri menyambut papanya yang dari jauh sudah di dorong kursi roda oleh Agus."Kenapa papa yang datang kemari? Dimana Dewi?" Alif mencari sosok istrinya di belakang Agus, namun nampaknya Dewi tak ikuy menyertai Rendi."Tak usah tenggak tenggok begitu, istrimu di rumah. Papa yang memintanya tetap di rumah. Kenapa kamu belum berangkat kerja?""Aska menunggu ada yang menjaga Caca."Rendi melihat ke sekitar. "Dimana anak itu sekarang?""Di ruang pemeriksaan pa, kami tidak di bolehkan masuk.""Apa kondisinya separah itu?" Rendi kembali bertanya pada Alif, sebab semalam dia tak terlalu memperhatikan juga."Yasudah, berangkat kerja sana, papa yang akan tunggu Caca di sini."Alif mengerutkan alisnya, tak yakin sang papa bisa menjaga Caca."Heh bocah! Aku masih bisa memberi perintah pada Agus jika kesulitan! Aku mungkin t
last updateLast Updated : 2023-11-24
Read more
PREV
1
...
89101112
...
21
DMCA.com Protection Status