Home / CEO / Suami Miskinku Ternyata Tuan Muda / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Suami Miskinku Ternyata Tuan Muda: Chapter 71 - Chapter 80

203 Chapters

71

Dewi tersenyum lega mendengar Alif kini membelanya, dia memang datang kemari bukan tanpa alasan dan jika saja Beni tak lebih dulu membuat asistennya memar, Dewi mungkin masih berpikir ulang untuk datang dan membuat perhitungan."Apa kamu membela wanita ini Askara? kamu lebih membela dia dari pada om mu sendiri?" Beni bertanya dengan wajah tak percaya."Ya, aku kenal siapa istriku om, dia tak akan pernah membuat keputusan besar bila tak ada sebab yang jelas!""Katakan apa alasan mu?" Beni berkacak pinggang menatap Dewi."Aku datang karena apa yang sudah om lakukan pada Yasmin, om memukulnya? memukul seorang wanita?"Beni membelalak, tentu saja dia terkejut, Dewi datang kemari hanya untuk membela asisten yang melayaninya, itu terdengar sangat aneh untuknya yang bahkan tak akan perduli meski orangnya meregang nyawa."Kamu datang hanya untuk membela budakmu?" Ucap Beni setengah meledek."Budak? Yasmin bekerja dengan penuh martabat om dan aku tak pernah membeli manusia sebagai budak. Aku m
last updateLast Updated : 2023-10-21
Read more

72. Pikiran Rendi mulai terbuka

Rendi terdiam, ia tak menyangka wanita yang dia tak suka itu berkorban banyak untuk anak dan cucunya."Ayah punya gaji sedikit, kami tinggal di rumah kecil dengan dua kamar yang juga kecil, kamar Nadia di rumah kakek jauh lebih besar.""Benarkah? Nadia suka tinggal bersama kakek?""Suka, tapi kakek jangan benci ibu Nadia."Rendi terkejut mendengar ucapan Nadia, dia tak menyangka Nadia bisa menilainya begitu, padahal dirinya merasa tak pernah menunjukkan rasa tak sukanya pada Dewi di depan Nadia."Apa ibu cerita sesuatu?" Kedua alis Rendi terangkat menatap Nadia.Gadis kecil itu menggeleng dengan pelan, "Nadia lihat waktu kakek menolak masakan ibu, kenapa kakek nggak suka sama ibu?""Kakek suka dengan iby Nadia.""Iya? kakek bohong.""Nggak sayang, kakek nggak bohong, memang kenapa kakek harus benci ibu Nadia?"Karena kami miskin."Kalimat lirih gadis itu membuat hati Rendi sakit dan tersayat. Kenapa kalimat itu harusnkeluarbdari bibir gadis kecil yang begitu dia sayang ini, Rendi tak
last updateLast Updated : 2023-10-23
Read more

73

Rendi tak lagi mempertanyakan hal itu, dia tau Agus akan mencarikan informasi itu setelah ini."Menurutmu bagaimana Caca bisa sampai di tempat itu gus?""Nyonya Dewi yang membawanya tuan." Agus menjawab tanpa ragu, sebab dia mendapat laporan sendiri saat Caca keluar dari dalam mobil Dewi di luar gedung perusahaan."Dewi? bagaimana bisa dia bertemu Caca?""Saya belum mencari tau tuan.""Apa Diana tau anaknya di sana?""Sepertinya tidak tuan, sebab nyoya Diana juga belum menghubungi saya untuk bertanya, nyonya Diana pasti akan mencari tau lewat saya jika merasa ada yang perlu di cari tau.""Baiklah, ayo gus kita harus bergegas ke sana." Ucapnya ingin segera melihat sendiri apa yang akan di lakukan Beni pada Dewi dan Caca.Agus masih mendorong kursi roda Rendi dan sebuah pesan masuk membuat dia berhenti untuk melihat kembali apa yang terjadi, mata Agus membulat sempurna menyaksikan bagaimana Diana menampar pipi gadis kecil itu."Tuan, tuan harus melihat ini." Ucapnya sedikit gemetar mena
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more

Pertemuan Rendi dan Caca

Dewi menatap dua manik mata Caca dengan penuh rasa iba, dia au begitu banyak hal masih coba di sembunyikan gadis itu, namun Dewi tak tau bagaimana mulai bertanya agar tak membuatnya bersedih."Tapi Caca harus pulang tante." Ucap gadis kecil itu denhan lirih."Caca ingin pulang?"anggukan kecil itu membuat tanya Dewi semakin besar."Mama akan sangat marah kalau Caca tetap tidak ketemu, mama bisa sakiti simbok di rumah nanti.""Simbok?"Caca kembali mengangguk."Mbok yang rawat Caca dari kecil, Caca sayang sama si mbok tante, Caca nggak mau simbok kenapa-kenapa." Ucapnya dengan wajah sendu.Dewi meneteskan air mata mendengar ucapan gadis itu, di tegah rasa takutnya yang besar, Caca bahkan masih memikirka orang lain."Nyonya, tuan Rendi dan nona kecil datang ke mari!" Tiba-tba Yasmin membuka pintu dan memberikan kabar pada Dewi.Dewi berdiri saat pintu di balik punggung Yasmin terbuka, Mertuanya Rendi sudah berdiri membawa putrinya yang tersenyum hangat sekarang."Ibu...." Ucap Nadia, di
last updateLast Updated : 2023-10-26
Read more

75.

Rendi kembali hanya bisa terdiam, sedikit rasa bersalahnya keluar telah memperlakukan Dewi dengan buruk saat pertama datang."Aku tak pernah meminta di mana akan terlahir, begitu pula papa yang begitu beruntung lahir dari keluarga Sanjaya yang sejak awal telah bergelimang harta. Lantas apaa salah Caca?""Aku tak perlu menjawab pertanyaan mu Dewi!""Kenapa tidak?""Itu bukan urusanmu! kamu tak perlu tau bagaimana aku memperlakukan Caca, itu bukan urusanmu!""Itu bukan urusan Dewi memang pa, tapi papa harus tau, gadis itu membawa luka yang menggannga dalam dirinya, bahkan perlakuan buruk Diana sudah membuatnya membenci takdir nya sendiri!" Ucapan Dewi kembali membuat Rendi menatap tajam, namun lelaki paruh baya itu masih enggan menjawab.Dewi berdiri, bermaksud meninggalkan ruangan tempatnya berada sekarang, dia merasa sesak melihat sikap dingin papa mertuanya, baginya lebih baik segera pergi menemui sang suami."Nadia mau main di sini dulu?" Dewi bertanya pada anak gadisnya."Ya bu, ibu
last updateLast Updated : 2023-10-26
Read more

76.

Alif terkejut melihat Dewi sudah ada di sisinya sekarang, lelaki itu kembali melihat ke luar gedung."Apa gadis itu sudah pergi?""Ya, papa memintanya pergi, aku khawatir dia akan terluka di tangan ibunya.""Kenapa kamu bisa berpikir begitu?""Aku merasa kasihan dengan gadis itu, meski baru pertama bertemu tapi entah kenapa aku merasa sangat dekat dengannya." Ucap Dewi dengan jujurAlif terkejut mendengar ucapan istrinya, sebab dirinya juga merasakan sayang pada Caca sejak pertama bertemu."Apakah Diana menyembunyikan sesuatu dari kami? siapa sebenanya Caca dan kenapa Diana seolah takut kami akan mencari tau soal Caca."Pertanyaan itu terus membuat Alif bertanya sendiri, sejak pertemuannya kala itu dengan Diana, wanita itu memang tak pernah menyebut lagi tentang gadis yang dia katakan anaknya dan Rendi."Papa baru saja bicara padaku." Ucapan Dewi membuat Alif menatap istrinya dengan lekat."Sepertinya papa mulai terbuka, meski aku tak. suka caranya memperlakukan Caca, tapi aku bersyuk
last updateLast Updated : 2023-10-28
Read more

77. Pertengkaran

Wajah Beni pucat seketika, dia tak habis pikir, bagaimana rencananya justeru jadi bumerang untuk nya sendiri."Sekarang katakan padaku Beni, jika Lukas mengira gadis kecil itu adalah Nadia itu berarti Lukas ingin mencelakai Nadia?" Rendi menaikkan kedua alisnya dengan tegas."Bu_bukan begitu mas." Beni nampak terbata."Lalu apa? Apa kamu punya alasan yang masuk akal?" Tatapan tajam itu masih meminta penjelasan."Ini hanya salah paham mas, Lukas tak bermaksud membuat masalah aplagi beriat menyakiti Nadia, ini hanya salah paham saja mas." Beni masih terdengar berusaha menjelaskan, tubuhnya nampak binggung sendiri saat coba jelaskan semuanya pada sang kakak."Salah paham? kamu kira aku sebodoh itu? orang tolol saja bahkan bisa menilai anak lelakimu itu memang punya maksud tertentu!"Beni meremas jemarinya dengan kesal, sebab merasa percuma saja dia menutupi segalanya. "Lukas hanya ingin tetap di anggap mas, dia hanya ingin menyuarakan rasa kecewanya." Kini jawaban Beni terdengar dingin.
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more

78. Keberanian nyonya Askara

Rendi menatap langit dari taman di samping lantai tiga, lima tahun lalu ia sengaja membangun taman kecil disana untuk mengenang kepergian istri nya. Setiap kali merasa begitu rapuh, taman anggrek dengan gemericik airnya itu mampu membuat Rendi merasa tak hidup sendiri.Sementara Dewi hanya terdiam duduk di kursi dekat kolam air yang tak terlalu besar itu, menikmati juga taman kecil yang bahkan baru dia tau keberadaanya."Taman ini adalah tempatku mengenang ibu Askara, wanita yang aku cintai namun juga ku sakiti berkali-kali."Dewi mendengar dalam diam setiap kalimat yang akan keluar dari bibir mertua nya."Anggrek bulan dan semua bunga di taman ini adalah bunga kesayangannya, bunga yang bisa dia tatap berjam-jam dalam diam."Dewi belum bicara, dia tau papa mertua nya hanya butuh di dengar sekarang ini, dia bahkan larut dalam pikirannya sendiri sekarang. Mengapa damai tak lantas datang pada keluarga kecil nya? di tempat lama dia harus menahan sesaak atas sikap kedua saudara lelakinya,
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more

79

Diana ambruk ke lantai terbatuk-batuk, tak lagi punya kekuatan melawan segala hal yang Dewi katakan sekarang, dia hanya sanggup menatap wanita itu dengan napas tersenggal. Diana kesal melihat Dewi pergi menjauh, dia berdiri sempoyongan dan berusaha mengejar Dewi."Jangan campuri urusanku wanita sialan! urus saja dirimu sendiri!" Ucapnya berusaha meninggikan suaranya.Dewi menghentikan langkahnya dan berbalik, kali ini dia tak bisa lagi menahan diri."Aku akan terus mencampuri urusanmu Diana, hinggga aku temukan celah membawa pergi Caca dari wanita gila sepertimu, kamu tak pantas di sebut ibu!" Ucapnnya dengan tatapan nyalang."Aku yang melahirkan Caca, bagaiman bisa aku tak jadi ibunya?" Diana tersenyum dengan percaya diri."Untuk jadi ibu kamu tak hanya butuh melahirkan bayi dari perutmu Diana, dirimu sendiri yang memberikan nilai itu padamu, sayang nya aku tak melihat nilai baik itu!"Diana tak bisa lagi bersikap baik, wanita itu lantas menatp Dewi dengan tatap nyalang."Kamu hanya
last updateLast Updated : 2023-11-06
Read more

80. Tamu istimewa

Rendi kini duduk di ruang tamu keluarga Dewi, dua wanita yangenyambutnya tadi berpamitan ke belakng sebentar, memberikan waktu baginya untuk menatap lebih lekat rumah sederhana yang kini dia datangi.Sebuah foto keluarga menarik perhatiannya. Foto itu terpasang kokoh di salah satu dinding ruang tamu. Rendi menarik kursi rodanya mendekati bingkai keemasan besar di dinding itu, merhatikan seksama sang pengantin, wajah pengantin wanita begitu mirip dengan gadis muda yang menyambutnya di pintu. Namun tatapannya lekat menatap paras lain yang begitu dia kenali. Wajah Rendi terdiam tanpa senyuman saat melihat wajah sang putra berdiri di antara yang lain. Alif hanya menggenakan kemeja batik sederhana, begitu kontras dengan dua lelaki lain yang gagah mengenakan jas dengan warna senada sementara Dewi juga hanya memakai gamis sederhana tanpa baju seragam seperti yang lain."Di minum dulu pak kopinya." Ucap Sinta sembari menyuguhkan secangkir kopi ke atas meja.Rendi tersenyum dan menarik kembali
last updateLast Updated : 2023-11-07
Read more
PREV
1
...
678910
...
21
DMCA.com Protection Status