All Chapters of Pesona Istri yang Dicampakkan: Chapter 71 - Chapter 80

200 Chapters

Bab. 71. Minta Tolong

"Tapi, Pa!" Alfin menyanggah, menghentikan kalimat papanya. "Kenapa Papa tidak pernah memberikan Alfin kesempatan untuk bicara? Alfin berhak menentukan pilihan Alfin sendiri, Pa!" Suara Alfin meninggi seiring dengan gemuruh di dadanya. Ia merasa kesal sebab sang Papa selalu memaksakan kehendak padanya."Pilihan yang seperti apa? Kamu mau kembali sama Maira?" Alfin mengangguk karena memang opsi itu yang ada di dalam kepalanya. Sayangnya detik berikutnya Pak Mahendra kembali menunjukkan ketegasannya. "Papa tidak setuju, mau ditaruh mana muka Papa kalau pernikahan kamu batal lagi?" Lagi-lagi Alfin hanya bisa pasrah, harga diri keluarganya jauh lebih tinggi diatas segalanya."Aku setuju, Om. Aku juga nggak mau menanggung malu kalau sampai pernikahan ini batal," sahut Salsa. Gadis itu sudah tidak menangis, ia mengerling Alfin yang tampak melebarkan matanya.Alfin berdecih, menatap Salsa dengan tatapan meremehkan. Dalam pandangan Alfin, Salsa tidak lebih dari seorang wanita murahan.Pak Ma
last updateLast Updated : 2023-10-27
Read more

Bab. 72. Kantong Plastik

"Dokter Rendi! Tunggu, Dok." Alfin berusaha mengejar langkah Rendi hingga pintu mobil dokter itu tertutup. Ia tidak menyerah, menjajari mobil yang mulai melaju sambil mengetuk-ngetuk kaca mobil berharap dokter muda itu mau mendengarnya barang sebentar saja. Alfin hampir tersungkur saat mobil tetap melaju tanpa menghiraukan teriakannya. "Sialan!" Alfin membanting kantong plastik yang tadi dipegangnya. Sedetik kemudian, ia kembali memungutnya karena tersadar barang-barang dalam kantong itu milik anaknya. "Mau ngasih nafkah buat anak sendiri aja, harus ngemis belas kasih kayak gini." Alfin mengeratkan giginya hingga timbul bunyi gemerutuk. "Kalau bukan ide dari Papa, nggak bakal aku mau merendahkan harga diri kayak gini, huh!" Alfin terus menggerutu hingga ia kembali ke mobilnya. Malam itu Alfin membulatkan tekadnya untuk tetap memberikan bentuk nafkah pertama untuk anaknya. Alfin telah melewati perdebatan yang panjang dengan calon istrinya ketika akan membelikan susu untuk anaknya.
last updateLast Updated : 2023-10-29
Read more

Bab 73. Menjelang Hari H

4 hari kemudian ….Satu hari sebelum hari pernikahan Maira dengan Rendi akan dilangsungkan. Hari itu beberapa saudara jauh Pak Cahyo dan Bu Ratih sudah banyak yang berkumpul di rumah Pak Cahyo. Maira sendiri sudah mulai dilarang kemana-mana untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.Pak Cahyo sendiri sudah meminta izin mengambil cuti dari pekerjaannya, demi memantau sendiri bagaimana dekorasi untuk pengantin itu dipasang di ruang tamunya yang cukup luas. "Mas, ini pakai bunga asli semua?" tanya Pak Cahyo pada salah satu ahli dekor yang tengah memegang satu keranjang bunga mawar putih baru petik untuk dipasang di dekor. Ia mengikuti gerak tukang itu naik ke atas dekor dengan tinggi sekitar setengah meter dari lantai."Iya, Pak, bunga asli semua," jawabnya sambil tangannya sibuk merangkai bunga mawar yang disatukan dengan bunga peony berwarna merah jambu, hingga membentuk sekumpulan bunga yang indah. Kemudian laki-laki itu juga melilitkan sulur dedaunan untuk menambah kesan hidup
last updateLast Updated : 2023-10-31
Read more

Bab 74. Sah?

Menjelang pagi, Maira baru saja selesai dengan ritual mandinya. Tepat saat itu seorang perias pengantin masuk ke kamarnya bersama dua orang asistennya yang menarik sebuah koper besar berisi peralatan make up."Langsung aja, ya, Mbak. Mbak bisa duduk di sini," ujar perias senior sambil menyeret satu kursi di depan meja rias. Waktu mereka memang sangat mepet, tidak lebih dari dua jam, pengantin perempuan harus sudah siap. Salah seorang asisten sigap menuntun Maira untuk duduk di kursi itu, dan langsung memasang kip make up untuk menutup tubuh bagian depan Maira. Maira menurut dan turut memperhatikan aktivitas mereka lewat pantulan kaca cermin.Satu asisten lagi mulai mengeluarkan isi koper yang berupa kotak-kotak besar berisi perlengkapan make up. Lalu memasang ring light tepat di depan kaca rias Maira. Sementara itu, Perias senior mulai membersihkan wajah Maira dengan cairan khusus lalu menepuk-nepukkan pelembab ke wajahnya yang sudah terlihat segar. "Buat sederhana aja ya, Mbak. Ngga
last updateLast Updated : 2023-11-02
Read more

Bab 75. Daffa hilang!

Alfin mundur selangkah demi selangkah dengan pandangan lurus ke arah pelaminan. Senyuman kedua mempelai layaknya sebuah ejekan yang memuakkan baginya. Laki-laki dengan setelan jas berwarna navy itu mengepalkan kuat kedua tangannya, aura penuh dendam menguar dari sorot matanya yang tajam. Tidak lama setelah itu, ia segera keluar dari kerumunan para tamu dan berbalik menuju mobilnya.***"Lama banget, sih? Ini bayinya rewel terus dari tadi, untung aja dia mau diem setelah dikasih susu," omel Salsa ketika Alfin baru saja membuka pintu mobil mereka. Gadis itu terus menggerutu,vvvvv namun tetap memegang botol susu yang tengah diminum bayi dalam pangkuannya.Tidak ingin menghiraukan omelan Salsa, mata Alfin justru terfokus pada sesosok bayi mungil dalam pangkuan calon istrinya itu. Tangannya terulur, kemudian mengelus pelan puncak kepala bayi itu dengan senyum mengembang. "Makasih, ya, udah mau bantuin aku. Aku janji bakal nurutin semua keinginan kamu, kalau kamu mau menerima anak ini untu
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more

Bab 76. Mencari Daffa

Maira yang sedang dilanda kecemasan luar biasa atas menghilangnya Daffa, tersentak oleh ucapan Rendi yang dirasa semakin menambah beban di hatinya. Ia menoleh cepat pada Rendi yang tengah mengemudikan mobil yang mereka tumpangi. "Mas ngomong apa, sih?" Maira cepat-cepat membuang napas ketika sadar suaranya terdengar lebih tinggi dari biasanya. Sempat ia melirik ke arah laki-laki yang baru saja sah menjadi suaminya itu. Laki-laki itu tersenyum kecil, membuat Maira merasa bersalah.Buru-buru Maira kembali membuka suara. "Maaf … aku nggak bermaksud—" ucapan Maira terpotong saat Rendi tiba-tiba menoleh. "Nggak apa-apa, Mas bisa maklum …." Rasa bersalah lebih besar bercokol di hati Rendi. Ia merasa tidak becus menjaga Daffa. Baru beberapa jam ia resmi menjadi suami Maira dan disaat bersamaan anaknya menghilang dibawa orang. Ini seperti sebuah pukulan telak bagi Rendi."Nggak seharusnya Mas bicara seperti itu. Daffa dibawa lari papanya, bukan salah Mas Rendi, tapi memang dia saja yang tid
last updateLast Updated : 2023-11-04
Read more

Bab 77. Rekaman CCTV

"Gimana aku mau percaya kamu bisa merawat anakku? Nenangin bayi nangis aja nggak becus!" hardik Alfin dengan tatapan tajam seperti belati yang siap menusuk. Laki-laki arogan itu merebut bayinya dari tangan Salsa yang terdiam membisu. Ia mencoba mengayunkan tubuh bayi kecil itu pelan-pelan. Salsa melirik tajam lalu memiringkan sudut bibirnya, nyatanya lelaki itu juga tidak bisa menenangkan bayinya. "Kayak udah paling jago aja! Sendirinya juga nggak bisa, kan, nenangin anak sendiri," cibir Salsa lalu berdecih. Membuat mimik muka sangat menyebalkan di hadapan Alfin. "Diam!" bentak Alfin dengan suara yang ditahan-tahan. Khawatir bayinya akan semakin menangis jika mendengar ia berbicara keras."Hei! Harusnya kamu sadar diri, Mas! Nenangin bayi nangis aja nggak bisa, sok-sokkan mau ngerawat, pake acara ngerebut pula." Salsa berdiri di depan Alfin dan mengacungkan telunjuknya ke muka Alfin. "Lebih baik balikin aja, bikin repot tau nggak!" Gadis itu menyilangkan tangan di dada. Alfin mend
last updateLast Updated : 2023-11-06
Read more

Bab 78. Mendatangi

Siang menjelang sore, mereka baru mendapatkan petunjuk dari semua rekaman CCTV yang telah berhasil dikumpulkan dari berbagai tempat. Mobil yang dikendarai Alfin terdeteksi masuk ke sebuah apartemen yang jaraknya lumayan jauh dari tempat mereka. Rendi sangat bersyukur ketika orang-orang kepercayaannya dapat diandalkan. Hanya membutuhkan waktu beberapa jam saja, mereka sudah dapat mengumpulkan semua rekaman CCTV itu.Saat itu juga, Maira langsung meminta untuk segera menyusul kemana perginya mobil Alfin. Hingga akhirnya mereka kini sudah berada dalam perjalanan menuju apartemen itu.Sebuah perdebatan kecil mewarnai hari pertama mereka menjadi sepasang suami istri siang itu."Kita mampir makan dulu, ya. Kesehatan kita juga harus dijaga," ujar Rendi, menoleh Maira sebentar lalu kembali fokus dengan kemudinya.Namun, Maira menggeleng tegas. "Nggak, Mas. Gimana aku bisa enak-enak makan? Sedangkan anakku aja nggak tahu gimana keadaannya saat ini. Mas pikir aku bisa setenang itu menikmati mak
last updateLast Updated : 2023-11-07
Read more

Bab 79. Botol Susu

Alfin memasang air muka waspada ketika tiba-tiba bel apartemennya berbunyi. Begitu pula dengan Salsa yang ikutan panik. Gadis itu mendekati tubuh Alfin dan bersembunyi di belakang tubuh laki-laki itu."Aduh, Mas. Jangan-jangan mereka udah lapor polisi, bagaimana ini? Aku nggak mau ikut-ikutan kalau sampai dipenjara," rengek Salsa sambil meremas kemeja bagian belakang Alfin."Udah-udah, nggak usah ngomong macem-macem, bawa Daffa ke kamar. Kunci dari dalam. Jangan keluar kalau aku belum panggil kamu." Alfin memberikan instruksi. Lelaki itu memutar tubuh dan menyerahkan Daffa pada Salsa. "T–tapi, Mas … aku takut," kata Salsa sambil menerima tubuh Daffa yang Alfin sodorkan padanya."Kamu tenang aja! Ada aku, Sa. Aku yang akan maju. Udah cepetan bawa Daffa ke kamar. Jangan lupa kunci dari dalam. Cepetan!" perintah Alfin saat bel apartemennya kembali berbunyi. Ia sedikit mendorong tubuh Salsa untuk segera masuk ke kamar. Setelah memastikan Salsa masuk dan telah mengunci kamar dari dalam. A
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more

Bab 80. Ancaman Rendi

"Daffa …!""Daffa …!""Pintunya dikunci? Pasti Daffa ada di dalam, kan? Sama siapa? Ayo cepat buka pintunya!" Terdengar suara perempuan berteriak sambil menggedor-gedor pintu kamar. Salsa tahu itu pasti suara Maira. Berjingkat-jingkat Salsa membawa Daffa ke pojok kamar, sedikit menjauh dari pintu. Dia meringkuk di sana sambil berusaha menutup kedua telinga bayi itu dengan tangannya."Sudah aku bilang, Daffa nggak ada di sini! Bisa rusak pintu itu kamu pukul-pukul!" Salsa semakin menajamkan telinga saat suara Alfin mendekat. Ia harus tanggap dengan situasi. Bisa saja Alfin membuka kamar itu dengan kunci lain jika terdesak. Buru-buru Salsa kembali ke arah pintu, dan mencabut kunci yang masih menggantung di pintu agar tidak menimbulkan kecurigaan, jika Alfin terpaksa harus membuka pintu itu. Otaknya terus berpikir, kemana dia harus sembunyi jika pintu itu benar-benar terbuka. Salsa sepenuhnya sadar bahwa dirinya telah diperalat oleh lelaki arogan itu. ***"Aku nggak percaya! Buka pintu
last updateLast Updated : 2023-11-09
Read more
PREV
1
...
678910
...
20
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status