Home / Rumah Tangga / Pesona Istri yang Dicampakkan / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Pesona Istri yang Dicampakkan: Chapter 91 - Chapter 100

200 Chapters

Bab 91. Menemukan Daffa

"Tutup mulutmu, Sa!" Suara bentakan Rendi menggelegar di ruang itu. Salsa berjingkat kaget dan mundur beberapa langkah. Kilatan amarah terpancar jelas pada sorot mata kakak keponakannya. Sebelum ini, Salsa tidak pernah melihat perangai kakaknya seseram itu. Tanpa sadar, Salsa sudah bergidik ngeri. Ternyata benar yang dikatakan orang-orang. Marahnya orang sabar sangat menakutkan. Salsa mengerling pada tiga orang pria lainnya yang tetap berdiri tenang di sebelah tangga. Bahkan, mereka bertiga tidak ada yang berusaha mencegah Rendi berbicara kasar padanya."Katakan dimana anak dan istriku! Di mana lelaki brengsek itu?" kata Rendi setelah lebih tenang. "Aku tidak tahu!" Rendi membalikkan tubuhnya menghadap tiga orang pria yang masih menunggunya memberikan instruksi. "Pak Doni, tolong periksa seluruh ruangan di rumah ini! Saya yakin, anak saya disembunyikan di sini!" "Mas! Kamu nggak bisa asal merintah seperti itu! Ini bukan rumahmu, nggak sopan! Berhenti! Semuanya berhenti!" seru Sal
last updateLast Updated : 2023-11-21
Read more

Bab. 92. Tepat Waktu

"Makan dulu, Mai! Ayo buka mulutmu!" titah Alfin dengan menahan perasaan jengkel sebab wanita itu terus bungkam. Hanya air mata yang terus mengalir dari kelopak matanya. "Apa sih, maumu? Aku udah jaga sikapku untuk tidak semakin menyakitimu, aku udah usaha membuat kamu nyaman sama aku! Apa semua ini masih kurang menjadi bukti kalau aku masih mencintaimu?" tanya Alfin sambil meletakkan piring dengan kasar di meja hingga menimbulkan bunyi benda beradu yang cukup keras.Alfin berkacak pinggang di depan Maira. Menatap lurus pada Maira yang justru membuang pandangannya ke arah lain. "Hei, lihat aku!" Alfin mengangkat dagu Maira hingga tatapan mereka bersirobok. "Bilang sama aku, apa yang harus aku lakukan agar kamu mau kembali padaku?" Kata-kata yang diucapkan Alfin, memang terdengar manis untuk sebagian perempuan. Namun bagi Maira saat itu, ucapan manis Alfin tersebut tak ubahnya seperti belati yang menyayat-nyayat tubuhnya. Sakit dan perih!"Bicara, Mai! Jangan diam aja!" Alfin menekan
last updateLast Updated : 2023-11-22
Read more

Bab 93. Kebahagiaan Yang Sesungguhnya

"Mas Rendi!" "Tolong!""Tolong!"Maira langsung berteriak panik, saat ia mencoba membalik tubuh suaminya, mata lelaki itu telah terpejam rapat dengan wajah memucat. "Mas! Bangun Mas! Mas Rendi!" Maira terus mencoba menepuk-nepuk pipi yang sudah pucat itu dengan tangan gemetaran. Tidak lama setelah itu, terlihat Salsa masuk ke kamar dengan tergesa-gesa. Gadis itu sempat berhenti sejenak sebelum akhirnya mendekat."Hei! Kamu apakan Mas Rendi? Kenapa bisa jadi begini?" sentak Salsa, ketika melihat Maira menangis di samping tubuh Rendi yang tidak sadarkan diri."Tolong bantu aku angkat tubuh Mas Rendi, Mbak," karena panik Maira langsung menarik tangan Salsa begitu saja. Salsa mendelik melihat tangan Maira menarik tangannya tanpa rasa sungkan. Bahkan perempuan itu tidak menjawab pertanyaan darinya.Meskipun ia sangat membenci Maira. Namun Salsa tidak bisa mengabaikan kakaknya begitu saja. Gadis itu menurut, dan membantu memegangi tubuh Rendi. Saat mereka tengah mencoba mengangkat tubuh
last updateLast Updated : 2023-11-24
Read more

Bab 94. Kejutan Kecil

Rendi mengernyit sebentar kemudian kembali menyimpan ponselnya, dan membalas tatapan mamanya. "Bicara apa, Ma?" balas rendi. Sempat Rendi melihat ada keraguan yang tercetak di wajah mamanya."Mama mau bicara apa? Maira nggak boleh tahu, ya?" tebak Rendi saat mendapati beberapa kali mamanya mengerling pintu toilet yang tertutup.Bu Rani berdehem pelan, menarik kursi kemudian duduk di samping ranjang. Kali itu Rendi sudah duduk tegak di atas ranjang pasien."Ren, kamu serius mau mengeluarkan dana sebesar itu untuk orang yang bahkan kamu tidak mengenalnya dengan baik?" Bu Rani menatap Rendi dengan sorot mata menuntut penjelasan.Rendi yang langsung paham kemana arah pembicaraan sang mama langsung menimpali, "Rendi serius, Ma. Apa Mama keberatan?" Rendi menatap manik hitam sang mama dengan perasaan kurang enak. Ia telah menggunakan uang tabungannya yang tidak bisa dikatakan sedikit, untuk membayar Tania agar wanita itu bersedia menjadi saksi mata atas perbuatan jahat Alfin terhadap Maira
last updateLast Updated : 2023-11-26
Read more

Bab 95. Meminta Hak

Sementara itu, di lain tempat. Alfin terus berusaha mendebat polisi yang tengah mengintrogasi dirinya. Alfin bersikukuh tidak mengakui kesalahannya. Ia justru menyebut-nyebut nama Tania sebagai dalang di balik peristiwa yang membuatnya harus menceraikan Maira beberapa waktu yang lalu."Saya tidak salah, Pak. Saya juga korban. Ini semua rencana Tania. Seharusnya Bapak juga menangkap dia!" seru Alfin berapi-api. Hari sudah semakin beranjak malam, dan dia belum juga berhasil meloloskan diri dari polisi-polisi itu.Alfin semakin kesal, saat ia mengharapkan Papa dan Mamanya akan segera menyusulnya ke kantor polisi ternyata hanyalah harapan belaka. Harapan itu juga sepertinya harus ia kubur dalam-dalam.Dari sore, semenjak ia digelandang paksa ke kantor polisi hingga menjelang malam, Papa dan Mamanya tak juga menunjukkan batang hidungnya barang sedetik saja. Alfin merasa kedua orang tuanya sudah melupakannya. Mustahil rasanya orang seperti Papanya tidak mendengar kasus yang tengah menimpany
last updateLast Updated : 2023-11-27
Read more

Bab 96. Menjelaskan

Kumandang azan subuh mulai terdengar. Rendi yang terbiasa bangun pagi menggeliat pelan, kemudian meringis ketika merasakan tangannya sedikit kram. Meski begitu, dia tidak berniat untuk menarik lengannya. Karena di sana, Maira tengah meletakkan kepalanya. Perempuan itu berbaring miring memeluk tubuhnya dengan posesif. Sebelah tangan Maira yang berada di atas perutnya menimbulkan sensasi geli bagi Rendi. Rendi menarik napas, dan tersenyum memandangi wajah teduh sang istri. Bayang-bayang percintaan mereka tadi malam kembali terlintas dalam benak. Pelan-pelan Rendi menggeser tubuhnya sedikit miring, lalu mengusap-usap pipi istrinya ketika suara azan telah berhenti. Ia berniat untuk melaksanakan ibadah bersama pagi itu. "Sayang, bangun, yuk … udah subuh," bisik Rendi sambil mengecup pelan pipi Maira.Perempuan itu menggeliat pelan sebelum membuka matanya. "Mas udah bangun?" Selesai mengucapkan itu Maira kembali merekatkan pelukannya pada tubuh sang suami.Rendi sedikit terkejut dengan
last updateLast Updated : 2023-11-29
Read more

Bab 97. Menemui

"Aku nggak ngerti dengan yang Mas maksud 'Sesuatu'." Maira menyipitkan matanya, dari sorot matanya Rendi sangat paham dengan maksud Maira, perempuan itu tengah menuntut penjelasan lebih detail darinya. Rendi menghela napasnya kemudian sedikit menarik tangan Maira, "sini lebih dekat sama, Mas," titahnya sambil merubah posisi duduknya. Meski terlihat ragu, Maira mendekat juga. Bahkan ia tidak menolak saat Rendi berusaha memangku tubuhnya. Jadilah kini Maira duduk di pangkuan Rendi tanpa melepas mukenanya. "Jadi begini, Tania … tidak mau kalau menjadi saksi secara cuma-cuma. Apalagi resiko yang akan dia ambil cukup besar, karena dia salah satu orang yang menginginkan kamu celaka." Rendi menjeda kalimatnya, dan menunduk sebentar.Sedikit banyak Maira mulai paham duduk permasalahannya. Namun begitu, masih banyak pertanyaan yang berkecamuk di dalam kepalanya. Maka dia terus menuntut penjelasan dari suaminya. "Lalu bagaimana dia bisa mau menjadi saksi, Mas? Bukannya dengan dia menjadi saks
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

Bab 98. Membatalkan Perjanjian

Rendi segera mencari tempat untuk memarkirkan mobilnya, saat mobil benar-benar sudah berhenti. Sempat ia mendengar suara Maira yang mengagumi tempat itu. "Wah, indah sekali, Mas!" Rendi tersenyum senang mendengar itu. Ia kemudian menoleh pada istrinya dan mendapati perubahan pada raut wajah perempuan itu. Rendi melihat ke sekitar dan ia menemukan seseorang tengah berdiri tidak jauh dari tempat mobil mereka parkir. Rendi yakin, orang itulah yang menyebabkan perubahan ekspresi wajah Maira.Rendi cepat-cepat membuka pintu mobil dan keluar. Sedikit berlari untuk memutari badan mobil dan membukakan pintu untuk istrinya. "Ayo, sepertinya kita sudah ditunggu." Rendi menahan pintu mobil sampai Maira keluar, raut wajah perempuan itu tetap kaku. Rendi segera menutup kembali pintu mobil dan memberikan lengannya untuk digamit Maira. Perempuan itu menurut dan meraih lengannya."Santai aja. Mas, nggak akan biarin siapapun untuk mengusikmu," kata Rendi sambil terus berjalan penuh percaya diri ke
last updateLast Updated : 2023-12-01
Read more

Bab 99. Kunjungan Dari Pak Mahendra

Beberapa orang yang mendengar suara Tania menoleh ke arah mereka dengan berbagai macam tatapan. Ada yang menatap dengan rasa penasaran, ada pula yang menatap dengan sorot mata menghakimi."Dasar manusia nggak punya hati! Siapa yang salah, siapa yang disalahkan?" cibir Maira memutar bola matanya. "Kamu!" Tania mendelik seketika itu, jari telunjuknya langsung menunjuk-nunjuk wajah Maira. Suasana mendadak memanas. Tania semakin tidak terima. Maira yang dulu ia kenal sebagai wanita lemah, yang selalu berada di bawah tekanannya, kini seolah perempuan bermata bulat itu bangkit untuk membalasnya. "Beraninya kamu mengataiku nggak punya hati!" Gigi Tania gemeretak karena geram."Sudah! Mbak bisa diam, nggak?" tanya Rendi masih berusaha bersikap baik di depan wanita berambut pirang itu. Sementara Maira terlihat duduk tenang sambil menyilangkan tangan di depan dada. Sudah cukup baginya untuk mengalah pada wanita berambut pirang itu. Kini sudah saatnya ia bangkit melawan. Apalagi, kini di sampin
last updateLast Updated : 2023-12-03
Read more

Bab 100. Kedatangan Riana

Kunjungan Pak Mahendra ke rutan pagi itu, rupanya menjadi salah satu jalan yang melancarkan jalannya proses hukuman Alfin, Salsa dan Tania. Tidak ada upaya dari pihak Pak Mahendra untuk naik banding. Pria paruh baya itu benar-benar telah memutuskan untuk angkat tangan dengan segala permasalahan yang dialami Alfin–putranya. Begitu juga dengan keluarga Tania, mereka cukup tahu diri untuk tidak menuntut hukuman Tania diringankan. Berkat pertolongan Rendi, perlahan usaha mereka kembali bangkit. Walaupun belum sejaya dulu, namun hasil dari usaha mereka sudah bisa mencukupi kebutuhan harian mereka. Hanya Riana–mamanya Salsa, yang tidak terima anaknya ikut terseret kasus penculikan bayi itu. Setelah satu minggu Salsa ditahan, barulah Riana kembali tanah air. Awalnya dia menyepelekan kasus itu, dan percaya bahwa Rendi dan mamanya akan menolong Salsa keluar dari tahanan. Namun, ternyata ia salah mengira. Wanita itu marah besar, saat mengetahui sebab awal yang menyebabkan Salsa masuk penjar
last updateLast Updated : 2023-12-05
Read more
PREV
1
...
89101112
...
20
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status