“Mita?” ulang Maira. Lalu otaknya kembali berputar pada kejadian semalam. Bukankah tadi malam suaminya juga menyebutkan sebuah nama. Maira mengerutkan dahinya, lalu menggeleng kecil. “Yang namanya ‘Mita’ nggak cuma satu,” gumamnya.“Apa?” Wanita yang duduk di sampingnya melayangkan tatapan heran padanya.“Ah, nggak apa-apa, Mbak. Mari kita ukur dulu untuk ukuran gaunnya supaya pas di badan.” ajak Maira ke sebuah ruangan khusus untuk pengukuran badan. “Maaf, tadi kamu bilang apa?” Wanita itu seperti tidak puas dengan jawaban Maira.“Bukan apa-apa, Mbak.” Maira mulai mengambil meteran dan mengukur tubuh wanita itu agar gaun yang dipesan sesuai dengan ukuran tubuhnya.“Jangan lupa, Sabtu saya ambil, ya.”“Iya, siap, Mbak.” Maira tersenyum dan mengangguk. Baru sekali itu rasanya dia melihat wajah secantik wanita di depannya. Putih mulus tanpa cela. Bulu mata lentik alami, tulang hidung yang tinggi, bibir yang kecil namun penuh, rambut bergelombang menggantung di bawah. Benar-benar cantik
Last Updated : 2023-12-31 Read more