Rendi menganggukkan kepalanya. “Oke, deal, ya.” katanya seraya mengulurkan jari kelingking. Maira mencebikkan bibirnya. “Seperti anak kecil, deh, Mas!” Namun, ia tidak menolak untuk menautkan jari kelingkingnya juga. Rupanya, janji tinggal lah janji. Pagi itu, Rendi baru saja masuk ke dalam ruangannya. Baru saja ia duduk di kursinya sambil memeriksa ponsel, bermaksud mengirimkan pesan pada sang istri.Tanpa mengetuk pintu, Mita langsung membuka daun pintu ruangannya dan nyelonong masuk. Randi tersentak, ponsel mahal di tangannya nyaris terjatuh ke lantai.“Biasakan kalau masuk ruangan orang lain, ketuk pintu dulu!” Rendi berbicara tanpa menatap wanita cantik yang telah duduk di hadapannya. “Ehm, iya, Maaf.” Mita duduk dengan wajah tanpa rasa bersalah. “Mau apa lagi? Kalau tidak berkepentingan. Tolong jangan ganggu saya. Sebentar lagi jam praktek, saya buka.” tegas Rendi masih dengan kepala menunduk memperhatikan rekapan daftar pasien. “Ini.” Mita menyodorkan sebuah kertas kecil b
Last Updated : 2024-01-14 Read more