“Ta–tapi … uang itu sudah habis terpakai, Mbak.” Suara Riana bergetar, kedua tangannya mencengkram tali tas di depan tubuhnya sambil menunduk.Mata Bu Rani membulat, syok. “Sudah habis? Kamu gunakan untuk apa, An? Uang itu nggak sedikit, loh! Jangan main-main kamu!” hardik Bu Rani. Riana semakin menundukkan kepalanya. “Aku nggak mau tahu. Pokoknya, uang itu harus kamu kembalikan!” tekan Bu Rani, menunjuk wajah Riana. Menghela napas besar lalu kembali duduk di sofa. ***Satu Minggu kemudian ….“Ada apa ini? Kenapa baju-bajunya pada diambil?” Maira baru saja sampai di butik. Seminggu ini, dia menjadi lebih rajin berangkat pagi-pagi. Semenjak butik itu tidak utuh menjadi milik mama mertuanya, Maira menjadi lebih waspada akan keberlangsungan butik itu.“Maaf, Bu Mai. Kata Bu Nastiti, ini mau diganti dengan model-model terbaru.” kata salah satu karyawan butik mencoba menjelaskan. Memandang Maira dengan sorot mata serba salah.“Apa?” Maira terkejut, “Baru beberapa hari bergabung, sudah be
Last Updated : 2024-02-12 Read more