Semua Bab Terjerat Hasrat Cinta Atasanku: Bab 41 - Bab 50

124 Bab

selamat

"Halo Aldi bagaimana ini Om punya masalah disini. Apakah kamu mau membantu Om?" Tanya petinggi perusahaan kantor cabang.Aldi yang memegang ponsel dan meletakkan di telinga kanannya hanya bisa terdiam mendengar itu, dirinya tak ingin terseret dalam masalah itu namun Aldi harus berkata dengan lemah lembut tanpa menyakiti perasaan orang yang memiliki darah kental dengannya.Dan Aldi tak ingin jika masalah ini akan menjadi pertengkaran dalam keluarganya."Maaf Om untuk saat ini aku tidak bisa membantu karena perusahaan sekarang lagi ketat Aku tak ingin diriku masuk dalam lingkaran hitam perusahan ini." Jawabnya.Aldi tak ingin mengambil resiko itu jika dia tertangkap basah bisa aja dia akan dipenjara bahkan dia harus mengembalikan dana itu dan yang jelas dia akan dipencet.Bekerja di sebuah perusahaan ini adalah impian semua orang dan Aldi tak ingin impian itu sirna karena keserakahan dalam dirinya."Sekali lagi maafkan aku Om aku tidak berani untuk melakukan tindakan jika aku sampai
Baca selengkapnya

sampai rumah

"Weh weh web kenapa ini kenapa berhenti?" seru Sintia sambil terkejut kala Arseno mengerem mendadak kendaraannya.Arseno yang sedang mengemudikan kendaraannya itu langsung bola matanya melirik tajam ke Sintya yang telah duduk di sampingnya. "Katakan sekali lagi aku ingin mendengarnya lagi." seru Arseno.Sintia yang duduk di samping langsung terkejut mendengar itu, dia berpikir kalau dia sudah membangunkan sebuah macan dari tidurnya.Cynthia hanya bisa menelan ludahnya dan melirikkan matanya sedikit ke arah Arseno yang sedang wajahnya merah."Mampus gue gimana ini?" gumamnya dalam hati sambil menggaruk rambutnya yang tak gatal itu.Sintia pun tak berani menatap Arseno, kali ini pandangannya Iya lempar keluar menikmati sebuah pohon yang rindang di balik jendela."Asal kamu tahu kamu jangan berani sama aku, jika kamu berani aku bisa menelan mu bulat-bulat." Ancam Arseno.Arseno pun kini melanjutkan lagi perjalanan kembali menuju rumahnya, sebenarnya Sinthia merasa kesal, kesal badan ju
Baca selengkapnya

Salah bicara

"Kita sidak Oma di kantor perusahaan cabang hanya di kantornya tidak di pabriknya." jawab Sintia ya sambil sedikit mengarang-ngarang cerita.Bu Ratna pun sangat antusias mendengar cerita dari mulut Sintia dia ingin mengetahui lebih jauh apa yang terjadi di sana."Oh ya, setelah itu di kantor cabang bagaimana keadaannya di sana?" Tanya Bu Ratna kembali.Sinthia yang mendengar itu memutarkan kedua bola matanya dia berpikir keras bagaimana caranya Bu Ratna tidak mengetahui apa yang telah terjadi sebenarnya."Ya Bapak cuma minta laporan mingguan dan laporan bulanan sudah itu saja Oma." Jawab kembali Sintya.Lalu Bu Ratna iseng-iseng bertanya kepada Sintia dan sedikit bertanya dengan menggoda. "Kamu tidurnya di hotel mana?" Tanya Bu Ratna kembali. Dengan senyum di sudut bibirnya.Mendengar pertanyaan itu dari Bu Ratna membuat membuat sinthia kesal pasalnya pertama kali datang ke hotel dia hanya mendapatkan satu kamar yang tersisa dengan terpaksa dia sekamar dengan Arseno."Hadeeh oma, ba
Baca selengkapnya

Arseno memberi tugas

"Yaelah pak gitu aja marah aku kan ingin tahu kamar bapak seperti apa, aku nggak pernah masuk ke sini jadi aku ingin melihat konsep di kamar bapak seperti apa." jawab Sintia yang membuat Arseno sangat begitu kesal padanya."Aku merasa menyesal menyuruhmu untuk masuk ke dalam kamarku." sahut Arseno kepada Sintia yang tengah berdiri di depannya dan menatap dirinya.Mendengar apa ya dikatakan Arseno membuat Sintia tak kalah kesal dari Arseno, Sintia pun memonyongkan bibirnya dia tak terima dengan apa yang dikatakan Arseno."Justru aku yang menyesal telah berusaha mengintip apa yang bapak lakukan." gumamnya dalam hati.Dia tidak berani mengungkapkan apa yang ada di dalam hatinya karena jika dia berani mengungkapkan itu sama saja dengan dia bunuh diri.Dia pun langsung membalikkan badannya dan dia ingin segera untuk keluar dari kamar Arseno, karena merasa jika dirinya tidak dihargai."Mau ke mana kamu?" tanya Arseno yang menghentikan langkah Sintia keluar dari kamar Arseno.Sintia hany
Baca selengkapnya

mengesalkan

Dan dia pun keluar dari kamarnya dan melangkahkan kakinya untuk pergi ke kamarnya sendiri sambil membawa sebuah map pelaporan yang diberikan oleh Arseno.Di dalam kamarnya dia terus membaca sebuah laporan yang berisi banyak angka,Sintia duduk sambil membuka satu persatu lembar demi lembar laporan tersebut.Entah kenapa dirinya merasakan sakit kepala yang tiba-tiba datang menyerang secara mendadak.Sintia pun mengalihkan pandangannya menuju langit di balik jendela kamar yang dan dia menghembuskan nafas panjangnya untuk merelaksasikan apa yang ada di pikirannya.Tidak lupa Sintia memajangkan matanya untuk menetralisir rasa sakit di kepalanya."Hehh Ya Tuhan kenapa kepalaku sakit sekali." ujarnya lirih dari dalam hatinya sendiri.Dan dia pun menggaruk-garukkan kepalanya yang gatal itu karena dia merasa bingung apa yang harus dilakukannya.Dia menatap kembali laporan tersebut dan berusaha mencerna satu persatu setiap kata di dalam laporan tersebut.Sintia untuk menjadi yang mempunyai pote
Baca selengkapnya

terselubung

“Sintia bisa nggak kamu mendengar apa yang saya ucapkan, saya ingin kamu keluar dari kamar saya secepatnya dan jangan membuat ulah lagi dan kerjakan semua tugas yang sudah saya berikan kepadamu secepatnya.” tegas arseno dengan menatap tajam ke arah Sintia.Namun tetap saja Sintia hanya bisa berdiri mematung di hadapan Arseno Sebenarnya dia ingin mengatakan kepada Arseno jika dirinya tak mampu untuk mengerjakan itu namun dia mengurungkan hal itu karena dia takut karena Arseno sudah menampakkan muka garangnya.Arseno sudah tak tahan dia sudah merasa sangat kesal terhadap Sintia yang masih saja berdiri di hadapannya yang mengganggu semua konsentrasi yang ada di otaknya dan Arseno pun mengatakan sekali lagi supaya Sintia keluar dari kamarnya.Arseno pun menghembuskan nafas kasarnya dan dia pun mengeluarkan jumlah kekuatannya untuk menyuruh Sintia keluar dari kamarnya namun sebelum Arseno marah Sintia pun menyetop emosi Arseno.“ tunggu tunggu Pak tunggu jangan marah dulu Sebenarnya aku ke
Baca selengkapnya

Tiara

Entah kenapa sebenarnya bu Ratih tidak terlalu suka kepada Tiara entah apa yang mendasari itu bu Ratih tidak tahu.Bu Ratih hanya bisa tersenyum Getir tanpa menampakan rasa ketidaksukaannya di hadapan Tiara.“Iya Ma aku denger-denger mama membawa seorang wanita masuk ke dalam rumah ini apakah itu benar?” tanya Tiara kepada bu Ratih.Tiara sangat penasaran Siapakah gerangan wanita itu sehingga dia bisa memasuki rumah ini, rumah yang megah dengan banyak fasilitas dan yang jelas siapapun yang masuk ke dalam rumah ini dia pasti akan nyaman dan betah.Tiara yang sedang duduk di tepi tempat tidur bu Ratih dia terus memandang tanpa henti matanya terus menatap ke atas langit-langit kamar bu Ratih, dia membayangkan jika rumah itu akan menjadi miliknya betapa bahagianya dia.Tiba-tiba saja dalam lamunannya dia tersenyum di sudut bibirnya, senyum yang sangat berarti artinya itu apa.“Ya aku telah membawa masuk seorang wanita yang telah menolongku dan aku sangat berterima kasih kepada dirinya dan
Baca selengkapnya

Vivian

Bu Ratih yang mendengar itu hanya bisa tersenyum kecut dia benar-benar tidak menyangka jika jawaban Tiara Itu jawaban yang sangat frontal bagi dirinya.Saat mereka sedang ngobrol berdua dengan asyik tiba-tiba ponsel yang berada di dalam tas Tiara sedang berdering dengan kencang dan Tiara pun langsung merogohkan tangannya ke dalam tas itu dan mengambil ponselnya, dia Menatap layar ponselnya dan melihat Siapa orang yang sedang memanggil Panggilan kepada dirinya.“Fifian.” di dalam hati sambil Menatap layar ponsel itu dan Tiara pun segera mengangkat panggilan telepon dari sahabatnya itu.Dan dia meminta izin kepada bu Ratih untuk keluar sebentar dari kamarnya untuk mengangkat panggilan telepon dari sahabatnya itu.“Aku keluar sebentar ya aku mau mengangkat panggilan telepon dari temanku.” ujar Tiara sambil pergi berlalu meninggalkan bu Ratih tanpa menunggu jawaban dari bu Ratih.Lagi-lagi bu Ratih hanya bisa tersenyum getir melihat tingkah Tiara yang baginya itu sangat kurang sopan.Bu
Baca selengkapnya

hati Arseno sedikit melunak

Di sisi lain Sintia yang berada di kamar Arseno tepatnya di ruang kerja yang berada di kamar tersebut,Dia duduk di sofa, dia semula duduk dengan tenang sambil membaca laporan tersebut namun semakin lama duduknya semakin berubah-ubah karena dia merasa bosan akan hal itu.Sintia bosan karena dirinya terus saja membaca laporan itu yang terdapat banyak angka-angka yang sangat tidak masuk di otaknya dan dia pun menghembuskan nafas kesalnya, dia merasa jika pekerjaannya itu akan sulit untuk diselesaikan olehnya.Lalu Sintia melirikan kedua bola matanya menuju Arseno yang tengah duduk di meja kerjanya.Sintia melihat betapa seriusnya Arseno dalam menangani hal tersebut dia sangat sungguh-sungguh dalam bekerja dan dia adalah sosok pemimpin yang sangat bijaksana menurut Sintia.Arseno yang sedang bekerja itu memakai sebuah kacamata minus yang menempel di batang hidungnya dan itu terlihat sangat begitu tampan menurut si Sintia, namun pikiran Sintia yang melayang-layang itu seketika buyar kala
Baca selengkapnya

Di pandu

“Ayo cepat makan sekarang karena hari ini juga kita harus selesai.” seru Arseno yang menyuapi Sintia yang berada di depannya.Arseno makan dengan tenang Mereka pun makan dengan satu piring berdua.Tak ubahnya mereka seperti sepasang kekasih yang saling memadu cinta.Di Sela mereka makan alArseno menyodorkan segelas jus kepada Sintia Dan berharap untuk Sintia meminum jus tersebut.Dibalik sifat Arseno yang sangat begitu dingin, tapi sangat begitu hangat membuat Sintia merasa baper.Apalagi Arseno menyuapkan itu langsung dengan tangannya sendiri.“Ah aku sangat tampak bahagia, emmm.” jerit perasaan Sintia yang sangat bahagia tak terkira yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata lagi.Selang tak beberapa lama akhirnya mereka pun selesai makan dan Sintia pun meringkas semua peralatan makan dan di bawahnya untuk ke dapur.Saat dia keluar dari kamar Arseno dia merasa bahagia, dia membawa segelas dan sepiring di tangannya sambil melompat-lompat kegirangan.“Mimpi apa aku semalam Dia sanga
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status